Home / Rumah Tangga / Undangan Pernikahan Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Undangan Pernikahan Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

107 Chapters

Bab 21

Judul: Undangan pernikahan suamikuPart: 21.***Aku lembur lagi malam ini. Tetapi tentunya ketiga pegawaiku juga ikut lembur."Mbak, kita harus buat seperti apa kue yang harganya 5 juta ini?" tanya Tuti bingung."Buat tujuh tingkat. Setiap hiasannya harus hati-hati! Kerjakan dengan maksimal. Wanita itu sangat cerewet, jadi kita harus membungkamnya dengan kepuasan," jelasku.Mengangguk semua yang medengar ucapanku.Nona Moli itu meminta riasan kue memakai warna hijau. Harus hijau yang mencolok.Aku memadukannya dengan warna putih. Karena Moli tak mau ditambah warna lain.Hampir memakan waktu 3 jam mengerjakan kue pesanan Moli. Kini malam semakin larut, akhirnya ketiga pegawaiku yang muda-muda dan cantik ini pun pulang..Ke-esokan harinya.Mas Arfin dan calon istrinya itu datang. Moli tampak puas dengan hasil tangan kami. "Wah, cantik sekali. Kalian memang luar biasa," pujinya.Tersenyum aku menoleh ke arah Asni, Tuti, dan Siti."Terima kasih, Nona Moli. Kepuasan pelanggan adalah tan
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 22

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 22.***POV Arifin.Hari itu setelah Lita menyombongkan keberhasilannya, aku merasa terhina. Aku bertekat akan memikat wanita kaya, yang jauh lebih kaya darinya dan Nia.Ketampananku ini tentunya jadi modal utama.Di suatu jalan, aku melihat mobil mewah berhenti. Tampak pula seorang wanita sedang kebingungan.Aku menghampiri. Ternyata wanita itu adalah seorang janda kaya. Walau usianya 14 tahun lebih tua dariku.Sebisa mungkin aku mencoba menarik simpatinya, dan berhasil. Wanita mana yang mampu menolak pesonaku?Lita super cuek pada masanya itu, pun jatuh hati padaku. Apa lagi hanya seorang janda tua.Moli, aku memanggilnya dengan sebutan Nona Moli. Itu adalah permintaannya.Sehari mengenal, dia langsung klepek-klepek minta dinikahi.Aku dan Nona Moli akhirnya mengatur acara secepat mungkin. Nona Moli punya segalanya, apa pun bisa dikerjakan dengan cepat.Keluarga Nona Moli tak ada yang berani membantahnya, karena harya harta yang dipunya se
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 23

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 23.***POV Lita.Aku terpaku dengan pertanyaan Eza.Kenapa ia menanyakan tentang kecemburuanku?Apa mungkin Eza merasa, kalau sikapku menunjukkan suka padanya?Ah, Eza ...."Apa hakku untuk cemburu?" Bergetar suaraku saat ini."Iya, juga. Saya yang berharap berlebihan," ucap Eza diiringi dengan hembusan nafas kasar."Maksudmu?" tanyaku. Aku benar-benar sedang tak ingin menebak sendiri."Bukan apa-apa, Lit. Ya sudah, kita pulang yuk!"Aku mengangguk sambil berdiri. Kini aku dan Eza masuk ke dalam mobil masing-masing, dan berlalu.Di perjalanan pulang, aku masih memikirkan maksud dari pertanyaan Eza tadi.Tetapi dia tak menjawabnya. Lelaki soleh itu sungguh membuat resah hatiku..Hari berganti ....Sore ini tiba-tiba Mas Arifin datang ke toko. Tetapi ia hanya seorang diri, tak membawa Nona Moli."Ada yang bisa dibantu?" tanyaku datar."Santai saja dong, Lit. Mas ke sini cuma mau mengunjungi Salman, dan memberikan ini ...."Dua kantong plas
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 24

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 24.***Merah wajahku ketika menatap Ayah tengah tersenyum sambil memainkan matanya."Ayah," lirihku sambil menunduk malu.Langkah Ayah semakin mendekat ke arah kami. Bahkan Eza pun tampak gugup dan salah tingkah."Nak Eza, jika ucapanmu tadi hanyalah candaan semata, mohon jangan diulangi lagi. Takutnya putri saya benar-benar menaruh harapan. Namun, jika ucapanmu itu adalah benar, maka saya akan merestui," ujar Ayah dengan lembut.Bergetar tubuhku, tak kusangka Ayah akan mengatakan hal itu. "Maafkan saya, Om. Tidak sopan rasanya saya mengatakan hal penting ini di luaran rumah, dan tanpa adanya Om. Tadi saya hanya ingin mencoba mencari tahu tentang jawaban Lita. Akan tetapi saya serius. Saya akan datang ke sini bersama orang tua saya," papar Eza.Bergeming aku mendengarnya.Mimpikah aku?Seorang Eza benar-benar ingin meminangku?Ya, Allah ... Terima kasih."Aku menunggu kedatanganmu, Za."Berlari aku ke dalam setelah mengucapkan itu. Masuk ak
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Bab 25

Judul: Undangan pernikahan suamiku.***Waktu yang berjalan begitu cepat, membawa aku di dalam ruangan persidangan.Laporan Mas Arifin sangat berkembang dengan pesat. Aku hadir bersama Eza dan juga Ayah. Sedangkan Salman aku tinggal dengan ketiga pegawaiku.Hakim mulai melakukan mediasi kepada kedua belah pihak dari kami.Kemudian, Mas Arifin dipersilakan membaca tuntutan hak asuhnya terhadap Salman.Kalimat demi kalimat terlontar, diiringi dengan pengacara ternama yang ia bayar. Serta dukungan dari Nona Moli.Namun, aku tentunya tak mau kalah. Aku adalah seorang ibu. Siapa yang lebih berhak daripadaku?"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Saya menentang keras semua permohonan hak asuh putra saya di alihkan pada penggugat. Karena saya selama ini merawat dan menghidupi Salman dengan baik serta berkecukupan. Saya adalah seorang Ibu, apakah ada yang lebih baik dari seorang Ibu dalam mengurus Anak? Apakah penggugat berprilaku baik? Apakah penggugat pernah menafkahi putranya selama ini
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 26

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 26.***Selesai makan malam, kami bertiga ingin segera pulang. Namun, lagi-lagi Mas Arifin dan Nona Moli menghentikan langkahku."Lit, tunggu!" ucap Mas Arifin."Apa lagi?" ketusku.Nona Moli tampak menatapku dari atas hingga ke bawah. Kemudian beralih menatap Mas Arifin.Entah apa maksudnya, aku tak mengerti."Biarkan Salman ikut kami malam ini. Mas Arifin sangat merindukannya," sambung Nona Moli.Menggeleng aku dengan cepat, bahkan Salman langsung menggenggam tanganku."Salman tidak mau. Nenek galak!" hardik putraku.Aku menahan tawa ketika sebutan Nenek dilontarkan Salman."Lancang, kamu! Bisa-bisanya memanggilku Nenek!" bentak Nona Moli.Salman semakin ketakutan padanya. Kini Salman memeluk pinggangku."Jangan berteriak pada Anakku! Dengan sikapmu yang begini, apakah mungkin bisa menyayangi Salman? Tentunya tidak, kau hanya tergila-gila pada kepuasan nafsumu yang kau dapatkan dari pria ini!"Geram sudah aku. Tak bisa aku menahan emosiku. U
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Bab 27

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 27.***Hari ini aku dan suamiku pergi ke kantor polisi. Pak Agus serta kepala sekolah Salman juga turut hadir. Kami membuat laporan, dan langsung ditindak lanjuti.Semua bukti juga sudah aku berikan. Kini aku hanya tinggal menunggu hasil penyelidikan.Kami pulang setelah selesai. .Di rumah, Ayah langsung bertanya. "Bagaimana, Nak?""Polisi akan menyelidiki, Yah.""Baguslah kalau begitu."Tiba-tiba ponsel suamiku berdering, entah panggilan dari siapa.Saat panggilan dijawabnya, terdengar seperti bicara pada Nia. Tak lama panggilan itu ditutupnya, setelah berkata oke."Ummi, semua urusan sudah selesai kan? Abi harus ke kantor. Kalau ada sesuatu kabari saja Abi," ujarnya sambil berdiri.Aku mengangguk pelan. Biarkan saja Eza pergi. Aku akan mencaritahu tentang sikap Nia saat di kantor.Jika terbukti Nia masih mencoba mencari perhatian pada suamiku, maka aku akan meminta Eza segera keluar dari perusahan itu..Seperginya Eza, aku pun bersiap-
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Bab 28

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 28.***Aku dan suamiku sudah menerima hasil tes obat tersebut.Seorang dokter kepercayaanku telah melakukan pemeriksaan. Ternyata obat itu adalah jenis obat tidur dengan dosis yang tinggi. Jika seseorang mengkonsumsinya maka akan tertidur dengan cepat dan tak akan sadar walau ada kebakaran pun disekitarnya.Setelah mendapat bukti hasil yang sudah tertulis resmi, aku dan Eza segera kembali mendatangi keluarga Nia.Dalam perjalanan, aku bertanya-tanya pada suamiku. "Untuk apa Nia memeberikan obat tidur padamu, Bi? Bahkan di jam kerja pula.""Entahlah, Mi. Hanya Nia dan Tuhan saja yang tahu jawabannya," sahut suamiku."Lalu, apa tindakan Abi selanjutnya?" tanyaku lagi."Abi akan mengundurkan diri dari perusahaan itu. Bukankah itu yang Ummi mau?""Tentu saja, Bi. Tapi apakah hanya sekedar mengundurkan diri?""Tidak istri Abi yang jelita. Masalah ini akan tetap kita adili."Tersenyum aku sembari menyenderkan kepala di lengannya."Masih siang, Umm
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Bab 29

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 29.***Tiga hari berlalu ....Pihak kepolisian benar-benar tak mendapat informasi tentang keberadaan Nia.Aku sudah pasrah, setidaknya Nia sudah pergi jauh dari kota ini. Namun, Salman masih selalu aku awasi. Tak mau kejadian yang sama terulang kembali.Orang-orang suruhan Nona Moli dan Mas Arifin juga belum berhasil menemukan jejak Nia. Sepertinya Nia menggunakan identitas palsu saat keluar dari kota ini. Sedangkan Om Ridwan dan Tante Misna mengaku tidak tahu dengan kepergian Nia.Keduanya juga bersikap seolah-olah sedih karena mengkhawatirkan Nia. Namun, aku tak percaya.Menurutku, orang tua Nia sengaja ingin menutupi."Biarkan saja, Ummi. Orang yang bersembunyi membawa kesalahan, hidupnya tidak akan tenang," ucap Eza dengan lembut."Benar, Bi. Yang terpenting sekarang, keluarga kita tidak ada lagi yang mengusik," sahutku.Kini suamiku membantu meringankan tugasku di toko. Kami mengolahnya bersama. Sedangkan hasil dari ternak sapi milik Ez
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 30

Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 30.***POV Arifin.Sebulan sudah aku mendekati Sari, Adik ipar dari mantan istriku itu.Sari wanita cantik yang masih polos. Aku mudah saja menjerat hatinya.Saat itu pertemuan dengan Melda kembali terjadi, Sari ikut bersama kami.Namun, aku tidak tertarik lagi pada Melda. Bagiku Sari lebih menggoda. Penampilannya yang tertutup, mengingatkan aku pada Lita.Setelah berhasil mendapat simpatinya, aku membuatnya mabuk kepayang dengan pesonaku. Hubungan kami berjalan dengan begitu mesra, hingga kemarin aku mengundang Sari untuk datang ke kantor. Naasnya Moli malah memasang mata-mata. Aku ketangkap basah sedang bermesraan dengan Sari.Saat ini aku sedang mengemasi barang-barangku. Moli meminta aku angkat kaki dari rumah mewahnya ini.Perusahaan yang sudah dialihkan atas namaku, dapat diambilnya lagi. Moli memang pintar, aku tak bisa memperdayanya."Cepat keluar dari sini! Kau adalah lelaki yang tak tahu terima kasih! Bersiap-siaplah untuk kembali
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status