Share

Bab 21

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-28 01:34:36

Judul: Undangan pernikahan suamiku

Part: 21.

***

Aku lembur lagi malam ini. Tetapi tentunya ketiga pegawaiku juga ikut lembur.

"Mbak, kita harus buat seperti apa kue yang harganya 5 juta ini?" tanya Tuti bingung.

"Buat tujuh tingkat. Setiap hiasannya harus hati-hati! Kerjakan dengan maksimal. Wanita itu sangat cerewet, jadi kita harus membungkamnya dengan kepuasan," jelasku.

Mengangguk semua yang medengar ucapanku.

Nona Moli itu meminta riasan kue memakai warna hijau. Harus hijau yang mencolok.

Aku memadukannya dengan warna putih. Karena Moli tak mau ditambah warna lain.

Hampir memakan waktu 3 jam mengerjakan kue pesanan Moli. Kini malam semakin larut, akhirnya ketiga pegawaiku yang muda-muda dan cantik ini pun pulang.

.

Ke-esokan harinya.

Mas Arfin dan calon istrinya itu datang. Moli tampak puas dengan hasil tangan kami.

"Wah, cantik sekali. Kalian memang luar biasa," pujinya.

Tersenyum aku menoleh ke arah Asni, Tuti, dan Siti.

"Terima kasih, Nona Moli. Kepuasan pelanggan adalah tan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
agak berlebihan sih, mana mgk Arifin lgs bs dpt Molly yg tajir. pertu sih pertu. tp masa ama kang parkir
goodnovel comment avatar
Teh Nimaz
tolng hadirkan lagi laki laki yg lebih dari si eza min.. pokoknya lebih kaya dn lbh baik... buat jodoh nya lita. gedek aq pas kmren si eza mo dektin si pelakor sma lita.. hidih sok iye
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 22

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 22.***POV Arifin.Hari itu setelah Lita menyombongkan keberhasilannya, aku merasa terhina. Aku bertekat akan memikat wanita kaya, yang jauh lebih kaya darinya dan Nia.Ketampananku ini tentunya jadi modal utama.Di suatu jalan, aku melihat mobil mewah berhenti. Tampak pula seorang wanita sedang kebingungan.Aku menghampiri. Ternyata wanita itu adalah seorang janda kaya. Walau usianya 14 tahun lebih tua dariku.Sebisa mungkin aku mencoba menarik simpatinya, dan berhasil. Wanita mana yang mampu menolak pesonaku?Lita super cuek pada masanya itu, pun jatuh hati padaku. Apa lagi hanya seorang janda tua.Moli, aku memanggilnya dengan sebutan Nona Moli. Itu adalah permintaannya.Sehari mengenal, dia langsung klepek-klepek minta dinikahi.Aku dan Nona Moli akhirnya mengatur acara secepat mungkin. Nona Moli punya segalanya, apa pun bisa dikerjakan dengan cepat.Keluarga Nona Moli tak ada yang berani membantahnya, karena harya harta yang dipunya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 23

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 23.***POV Lita.Aku terpaku dengan pertanyaan Eza.Kenapa ia menanyakan tentang kecemburuanku?Apa mungkin Eza merasa, kalau sikapku menunjukkan suka padanya?Ah, Eza ...."Apa hakku untuk cemburu?" Bergetar suaraku saat ini."Iya, juga. Saya yang berharap berlebihan," ucap Eza diiringi dengan hembusan nafas kasar."Maksudmu?" tanyaku. Aku benar-benar sedang tak ingin menebak sendiri."Bukan apa-apa, Lit. Ya sudah, kita pulang yuk!"Aku mengangguk sambil berdiri. Kini aku dan Eza masuk ke dalam mobil masing-masing, dan berlalu.Di perjalanan pulang, aku masih memikirkan maksud dari pertanyaan Eza tadi.Tetapi dia tak menjawabnya. Lelaki soleh itu sungguh membuat resah hatiku..Hari berganti ....Sore ini tiba-tiba Mas Arifin datang ke toko. Tetapi ia hanya seorang diri, tak membawa Nona Moli."Ada yang bisa dibantu?" tanyaku datar."Santai saja dong, Lit. Mas ke sini cuma mau mengunjungi Salman, dan memberikan ini ...."Dua kantong plas

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 24

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 24.***Merah wajahku ketika menatap Ayah tengah tersenyum sambil memainkan matanya."Ayah," lirihku sambil menunduk malu.Langkah Ayah semakin mendekat ke arah kami. Bahkan Eza pun tampak gugup dan salah tingkah."Nak Eza, jika ucapanmu tadi hanyalah candaan semata, mohon jangan diulangi lagi. Takutnya putri saya benar-benar menaruh harapan. Namun, jika ucapanmu itu adalah benar, maka saya akan merestui," ujar Ayah dengan lembut.Bergetar tubuhku, tak kusangka Ayah akan mengatakan hal itu. "Maafkan saya, Om. Tidak sopan rasanya saya mengatakan hal penting ini di luaran rumah, dan tanpa adanya Om. Tadi saya hanya ingin mencoba mencari tahu tentang jawaban Lita. Akan tetapi saya serius. Saya akan datang ke sini bersama orang tua saya," papar Eza.Bergeming aku mendengarnya.Mimpikah aku?Seorang Eza benar-benar ingin meminangku?Ya, Allah ... Terima kasih."Aku menunggu kedatanganmu, Za."Berlari aku ke dalam setelah mengucapkan itu. Masuk ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 25

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.***Waktu yang berjalan begitu cepat, membawa aku di dalam ruangan persidangan.Laporan Mas Arifin sangat berkembang dengan pesat. Aku hadir bersama Eza dan juga Ayah. Sedangkan Salman aku tinggal dengan ketiga pegawaiku.Hakim mulai melakukan mediasi kepada kedua belah pihak dari kami.Kemudian, Mas Arifin dipersilakan membaca tuntutan hak asuhnya terhadap Salman.Kalimat demi kalimat terlontar, diiringi dengan pengacara ternama yang ia bayar. Serta dukungan dari Nona Moli.Namun, aku tentunya tak mau kalah. Aku adalah seorang ibu. Siapa yang lebih berhak daripadaku?"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Saya menentang keras semua permohonan hak asuh putra saya di alihkan pada penggugat. Karena saya selama ini merawat dan menghidupi Salman dengan baik serta berkecukupan. Saya adalah seorang Ibu, apakah ada yang lebih baik dari seorang Ibu dalam mengurus Anak? Apakah penggugat berprilaku baik? Apakah penggugat pernah menafkahi putranya selama ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 26

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 26.***Selesai makan malam, kami bertiga ingin segera pulang. Namun, lagi-lagi Mas Arifin dan Nona Moli menghentikan langkahku."Lit, tunggu!" ucap Mas Arifin."Apa lagi?" ketusku.Nona Moli tampak menatapku dari atas hingga ke bawah. Kemudian beralih menatap Mas Arifin.Entah apa maksudnya, aku tak mengerti."Biarkan Salman ikut kami malam ini. Mas Arifin sangat merindukannya," sambung Nona Moli.Menggeleng aku dengan cepat, bahkan Salman langsung menggenggam tanganku."Salman tidak mau. Nenek galak!" hardik putraku.Aku menahan tawa ketika sebutan Nenek dilontarkan Salman."Lancang, kamu! Bisa-bisanya memanggilku Nenek!" bentak Nona Moli.Salman semakin ketakutan padanya. Kini Salman memeluk pinggangku."Jangan berteriak pada Anakku! Dengan sikapmu yang begini, apakah mungkin bisa menyayangi Salman? Tentunya tidak, kau hanya tergila-gila pada kepuasan nafsumu yang kau dapatkan dari pria ini!"Geram sudah aku. Tak bisa aku menahan emosiku. U

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 27

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 27.***Hari ini aku dan suamiku pergi ke kantor polisi. Pak Agus serta kepala sekolah Salman juga turut hadir. Kami membuat laporan, dan langsung ditindak lanjuti.Semua bukti juga sudah aku berikan. Kini aku hanya tinggal menunggu hasil penyelidikan.Kami pulang setelah selesai. .Di rumah, Ayah langsung bertanya. "Bagaimana, Nak?""Polisi akan menyelidiki, Yah.""Baguslah kalau begitu."Tiba-tiba ponsel suamiku berdering, entah panggilan dari siapa.Saat panggilan dijawabnya, terdengar seperti bicara pada Nia. Tak lama panggilan itu ditutupnya, setelah berkata oke."Ummi, semua urusan sudah selesai kan? Abi harus ke kantor. Kalau ada sesuatu kabari saja Abi," ujarnya sambil berdiri.Aku mengangguk pelan. Biarkan saja Eza pergi. Aku akan mencaritahu tentang sikap Nia saat di kantor.Jika terbukti Nia masih mencoba mencari perhatian pada suamiku, maka aku akan meminta Eza segera keluar dari perusahan itu..Seperginya Eza, aku pun bersiap-

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 28

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 28.***Aku dan suamiku sudah menerima hasil tes obat tersebut.Seorang dokter kepercayaanku telah melakukan pemeriksaan. Ternyata obat itu adalah jenis obat tidur dengan dosis yang tinggi. Jika seseorang mengkonsumsinya maka akan tertidur dengan cepat dan tak akan sadar walau ada kebakaran pun disekitarnya.Setelah mendapat bukti hasil yang sudah tertulis resmi, aku dan Eza segera kembali mendatangi keluarga Nia.Dalam perjalanan, aku bertanya-tanya pada suamiku. "Untuk apa Nia memeberikan obat tidur padamu, Bi? Bahkan di jam kerja pula.""Entahlah, Mi. Hanya Nia dan Tuhan saja yang tahu jawabannya," sahut suamiku."Lalu, apa tindakan Abi selanjutnya?" tanyaku lagi."Abi akan mengundurkan diri dari perusahaan itu. Bukankah itu yang Ummi mau?""Tentu saja, Bi. Tapi apakah hanya sekedar mengundurkan diri?""Tidak istri Abi yang jelita. Masalah ini akan tetap kita adili."Tersenyum aku sembari menyenderkan kepala di lengannya."Masih siang, Umm

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 29

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 29.***Tiga hari berlalu ....Pihak kepolisian benar-benar tak mendapat informasi tentang keberadaan Nia.Aku sudah pasrah, setidaknya Nia sudah pergi jauh dari kota ini. Namun, Salman masih selalu aku awasi. Tak mau kejadian yang sama terulang kembali.Orang-orang suruhan Nona Moli dan Mas Arifin juga belum berhasil menemukan jejak Nia. Sepertinya Nia menggunakan identitas palsu saat keluar dari kota ini. Sedangkan Om Ridwan dan Tante Misna mengaku tidak tahu dengan kepergian Nia.Keduanya juga bersikap seolah-olah sedih karena mengkhawatirkan Nia. Namun, aku tak percaya.Menurutku, orang tua Nia sengaja ingin menutupi."Biarkan saja, Ummi. Orang yang bersembunyi membawa kesalahan, hidupnya tidak akan tenang," ucap Eza dengan lembut."Benar, Bi. Yang terpenting sekarang, keluarga kita tidak ada lagi yang mengusik," sahutku.Kini suamiku membantu meringankan tugasku di toko. Kami mengolahnya bersama. Sedangkan hasil dari ternak sapi milik Ez

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08

Bab terbaru

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 107

    BonusJudul: Ayah terhebatku.Di tahun 2000 silam, Ayahku mengalami kerugian besar pada usahanya, hingga bisnis yang sedang ia kelola itu harus ditutup.Aku pada masa itu masih sangat kecil, tapi aku dapat mengingatnya. Sejak kejadian itu, Ayah kembali banting tulang demi bisa menghidupi kami anak-anaknya.Dia bekerja apa saja asal menghasilkan uang dan masih halal. Sekarang, usiaku sudah 27 tahun, aku belum menikah. Akan tetapi, aku sudah memiliki kekasih, walau kami hanya berhubungan dari jarak jauh. Namanya, Riyan. Dia tinggal di kota Aceh, dan berkerja di kota Medan sebagai salah staf Bank swasta. Sedangkan aku tinggal di kota Jambi.Riyan menelponku. "Halo, Lyanna! Tadi aku sudah bicara pada Bunda. Beliau bilang, keluarga akan siap datang ke kotamu Minggu depan. Bagaimana? Apa kamu juga siap menerima kehadiran kami?" Aku menarik lekuk bibirku tersenyum. Tentu saja aku siap dan senang mendengar kabar bahagia ini."Aku InsyaAllah, siap. Hem, tapi aku harus bicara dulu pada Ayah

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 106

    ***POV Syarla.Malam ini aku merasa gelisah. Mungkin karena tak ada suamiku di rumah. Mas Roy ke luar kota memenuhi undangan dari rekan bisnisnya.Akan tetapi, perasaanku kali ini semakin tak enak. Aku merasa was-was dan seperti ada yang memperhatikan setiap langkahku.Brak!Aku terperanjat saat mendengar suara pecahan sesuatu di ruangan depan.Dengan langkah yang ragu, aku memberanikan diri keluar untuk memastikan."Bik Atun," lirihku sambil berjalan.Asisten rumah tangga yang baru bekerja tadi pagi itu tak terlihat. Aku semakin gemetar ketika derap kaki dari luar terdengar begitu jelas.Kaca depan rumah ini pecah berkeping-keping. Aku ketakutan hingga melakukan panggilan suara ke nomor Mas Roy.Suamiku tak menjawab telepon dariku. Aku terus mengulang-ngulangnya. Namun, tetap saja tak ada jawaban.Kini, aku kembali berlari ke dalam kamar. Aku memeluk lututku sendiri menahan getar yang semakin mengguncang tubuhku.Sebuah pesan aku kirimkan pada Mas Roy, berharap ia membacanya dan seg

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 105

    ***Aku pulang dengan melaporkan tentang apa yang aku lihat tadi. Kini, pihak kepolisian langsung bergegas menuju tempat yang aku ceritakan.Aku tak mau tinggal diam. Aku memilih untuk ikut memastikan.Perjalanan yang cukup jauh menyita banyak waktu. Saat ini terik matahari semakin tinggi, dan akhirnya aku kembali sampai di depan bangunan tua itu.Dua lelaki yang sempat menghalangi langkahku sebelumnya, kini sudah tak terlihat batang hidungnya. "Tuan Roy, apa benar ini tempatnya?" tanya penyidik."Benar, Pak. Tadi saya sempat melihat mobil Papa mertua saya berhenti di depan sini. Kemudian saya tidak tahu lagi karena ada dua preman yang menghadang saya," paparku."Baiklah. Kita akan mengecek ke dalam bersama-sama."Aku mengangguk setuju dan segera melangkah mengimbangi team penyidik..Sampai di dalam, bangunan tua itu sangat kotor dan penuh debu. Sepertinya memang sudah lama tak berpenghuni. Seluruh ruangan kami telusuri. Hasilnya sungguh mengecewakan, karena tak ada siapa-siapa yan

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 104

    ***Semalam aku tak tidur karena memikirkan masalah ini. Hingga pagi tiba, aku langsung bergegas ke kantor untuk menanyakan pada Melodi tentang undangan seminar kemarin."Mel, siapa yang memberikan undangan atas nama Wily Group itu?" tanyaku serius."Saya tidak kenal, Tuan. Namun, ia mengaku disuruh mengantarkan amanah undangan itu saja," ujar Melodi."Kalau begitu beri kabar pada Pak Wily, katakan padanya saya ingin bertemu!" titahku."Baik, Tuan."Melodi berlalu dari hadapanku. Detik berikutnya aku juga pergi ke kantor polisi untuk memastikan perkembangan tentang kasus hilangnya istriku..Sampai di sana."Sepertinya asisten rumah tanggamu terlibat, Tuan Roy. Semua cctv di area rumahmu mati dan tak berfungsi, bukan? Sekarang kita bisa memulai penyelidikan dari kediaman ART Tuan Roy itu," terang penyidik.Aku menelan ludah getir. Sungguh tak disangka kalau Bik Atun juga terlibat dalam masalah ini."Saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya, Pak. Bahkan saya juga tak tahu apa-apa tent

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 103

    ***POV Roy.Aku pulang ke rumah setelah semua urusan kantor selesai, pun urusan dengan Broto. Syarla menyambutku dengan senyum terindah di wajahnya. Sungguh, saat ini hanya Syarla yang mampu mendamaikan hatiku yang sedang kepanasan karena dendam membara yang semakin menyala."Syarla, besok saya ada tugas ke luar kota. Apa kamu tidak masalah jika saya tinggal di rumah?" tanyaku dengan berat hati.Ya, besok aku akan menghadiri seminar penting. Sejujurnya aku tak mau meninggalkan Syarla, tapi aku juga tak ingin membuat citra perusahaanku buruk hanya karena satu kali ketidak hadiranku di sana."Hm, berapa lama, Mas? Aku takut Mas merindukanku nantinya," goda istri cantikku itu.Aku tersenyum sambil mencolek hidung mancungnya. Syarla tampak menggemaskan. Aku pastinya memang merindukan dirinya ketika berjauhan."Cuma dua hari, Syarla. Saya akan mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantumu di rumah, sekaligus untuk menemanimu agar tak sendirian," ujarku."Baiklah, Mas. Kalau begitu

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 102

    ***POV Roy.Malam ini aku merasa begitu bahagia. Ternyata dicintai dan mencintai begini syahdunya.Hatiku telah bertaut sepenuhnya pada hati Syarla. Ketulusannya mampu melunakkan kerasnya egoku yang selama ini membara..Dan pagi harinya, aku melangkah menuju pintu saat kudengar suara bel berbunyi.Seperti biasa, si pengganggu datang tanpa rasa malu."Tuan, saya nggak terima dengan perbuatan Tuan terhadap saya!" hardik Bianca yang langsung menyerangku.Di sampingnya, ada Mama Mia yang ikut serta mengantarkan putri tercintanya melabrakku."Benar, Nak Roy! Harusnya Nak Roy tak melakukan itu pada Bianca. Kesalahan apa pun yang dibuat Papanya di masa lalu, tak sama sekali berhubungan dengan Bianca," sambung Mama Mia.Aku mengukir senyum miris melihat Ibu dan Anak yang tak tahu diri ini."Lalu? Apa peduli saya?" ujarku tenang."Tuan Roy jahat! Saya nggak mau menanggung malu. Pokoknya Tuan Roy harus tanggung jawab!" Bianca meninggikan intonasi suaranya.Sepagi ini suasana rumahku sudah dib

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 101

    ***POV Syarla.Hari ini aku mengikuti semua kemauan suamiku. Termasuk menemaninya ke rumah orang tuaku.Acara sudah digelar meriah di sana. Pernikahan Mas Roy dengan Kak Bianca akan segera terlaksana. Namun, aku sudah tahu, bukan pernikahan yang dilandasi rasa cinta.Melainkan hanya untuk membalas dendam. Sama seperti ia menikahiku. Begitu pula niatnya menikahi Kak Bianca.Sampai di rumah Papa, aku kembali terpaku melihat sikapnya yang meminta penghulu untuk pergi. Entah apa yang sedang direncanakannya. Aku sendiri sudah lelah untuk berpikir bahkan untuk berontak."Tuan, jawab! Kenapa Tuan diam saja!" Kak Bianca mulai berteriak dengan panik. Aku yang berada di samping Mas Roy hanya bisa menyaksikan tanpa berani membuka suara."Baiklah, Bianca. Saya akan menjawab semua pertanyaanmu, juga pertanyaan kedua orang tuamu," papar Mas Roy.Semua tamu yang hadir ikut menyimak dan menatap serius ke arah kami. Mereka juga tentunya sudah tahu kalau aku adalah istri Mas Roy. Namun, dengan terb

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 100

    ***POV Roy.Pagi ini aku singgah ke rumah Broto. Sengaja aku memenuhi permintaan Bianca yang mengajak aku untuk membicarakan perihal pernikahan.Tak disangka di tengah pembahasan kami, tiba-tiba Syarla datang. Ia histeris mengatakan bahwa aku hanyalah ingin membalas dendam.Aku terdiam. Dari mana dia tahu akan rencanaku?Beruntungnya Bianca tak percaya dan hal itu membuat Syarla bertambah histeris.Istriku yang malang tersungkur ke lantai dengan kondisi yang tampak melemah."Syarla!" teriakku berlari ke arahnya.Namun, Syarla memberi isyarat agar aku tak mendekat."Cukup, Tuan Roy yang terhormat! Jangan berpura-pura lagi! Aku sudah muak!" hardiknya.Aku menelan ludah getir. Syarla tidak memanggilku dengan sebutan 'Mas' kali ini."Baguslah kalau kau sadar diri," sambung Bianca.Sekilas aku menoleh ke arah Broto yang tampak menunduk. Ia terlihat serba salah. Dasar lelaki tak berguna. Padahal jelas-jelas Syarla juga putri kandungnya. Kebencianku bertambah menjadi berlipat ganda pada l

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 99

    ***POV Syarla.Hatiku sakit sekali ketika pedas kalimat suamiku mengatakan bahwa aku terlalu percaya diri.Ya, aku memang beranggapan kalau Mas Roy sudah mulai mencintaiku. Namun ternyata aku salah.Aku masih tak mengerti kenapa ia mempertahankan pernikahan ini sedangkan di hatinya ada Kak Bianca.Rasanya aku ingin menyerah. Takdir selalu saja mempermainkan hidupku.Sebagai seorang anak, Papa membedakan aku dengan Kak Bianca. Sedangkan Mama, beliau selalu berkata aku adalah duri dalam hidupnya. Kehadiranku dianggap menambah luka hati Mama, sebab Ibuku adalah istri kedua Papa.Begitu cerita yang aku dengar dari mereka. Untuk kejelasannya aku tak tahu pasti. Karena Ibu pergi sewaktu aku masih bayi. Cantik parasnya hanya dapat aku kenali lewat gambar saja..Waktu berjalan, bel rumah berbunyi. Aku berlari membukakan pintu dengan cepat."Kenapa matamu sembab?" tanya Mas Roy menatapku dengan sedikit heran.Aku menggeleng dan berlalu ke dalam."Syarla, tunggu!" Langkahku terhenti. Sesak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status