Share

Bab 24

Judul: Undangan pernikahan suamiku.

Part: 24.

***

Merah wajahku ketika menatap Ayah tengah tersenyum sambil memainkan matanya.

"Ayah," lirihku sambil menunduk malu.

Langkah Ayah semakin mendekat ke arah kami. Bahkan Eza pun tampak gugup dan salah tingkah.

"Nak Eza, jika ucapanmu tadi hanyalah candaan semata, mohon jangan diulangi lagi. Takutnya putri saya benar-benar menaruh harapan. Namun, jika ucapanmu itu adalah benar, maka saya akan merestui," ujar Ayah dengan lembut.

Bergetar tubuhku, tak kusangka Ayah akan mengatakan hal itu.

"Maafkan saya, Om. Tidak sopan rasanya saya mengatakan hal penting ini di luaran rumah, dan tanpa adanya Om. Tadi saya hanya ingin mencoba mencari tahu tentang jawaban Lita. Akan tetapi saya serius. Saya akan datang ke sini bersama orang tua saya," papar Eza.

Bergeming aku mendengarnya.

Mimpikah aku?

Seorang Eza benar-benar ingin meminangku?

Ya, Allah ... Terima kasih.

"Aku menunggu kedatanganmu, Za."

Berlari aku ke dalam setelah mengucapkan itu.

Masuk ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status