Semua Bab Penjara Cinta Tuan Billionare : Bab 111 - Bab 120

143 Bab

Lembaran Baru

“Kau jangan gila, Dominique! Apa kami berdua masih belum cukup untukmu?” dengus Will. Kesal sang istri kesayangan melirik laki-laki lain.“Habis kalian juga sih. Aku kelaparan masih dilarang makan. Mungkin ucapan grandma barusan aku akan memikirkan—““Tidak. Aku makan, makan. Mana yang harus aku makan?” Haiden meraih ayam siap saji yang akan masuk kemulutnya.‘Yes berhasil.’Dia tersenyum ketika berhasil mengelabui kedua suaminya.“Aku akan membersihkan diri, apa kalian mau membantu?” dia melirik para suami setelah mereka selesai makan.“Biarkan aku yang membantu, oke?”Will maju lebih dulu. Dia merasa sang istri masih memiliki satu hutang dengannya.“Stop.”Dia baru akan melihat satu suaminya akan membuka suara.“Mulai hari ini aku tidak mau kalian bertengkar. Kalau kalian masih bertengkar aku akan ikut grandma dan mengikuti semua yang grandma inginkan,” ancamnya.‘Sudah berani dia mengancamku.’ Haiden mendengus kesal.‘Rupanya ada kemajuan istriku ini. Dia mulai menggunakan kekuasaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Menjemput Terry

"Tapi, Grandma, aku sungguh kangen dengannya," Richard mencubit kedua pipinya karena gemas. Membuat dua orang dihadapannya seakan memuntahkan lahar. "Kau!" delik mereka."Wo--wo, tenanglah. Aku cuma bercanda dan--"CuuupppDengan sengaja kembali Richard membakar kedua orang dihadapannya. "Chard!""Ok, oke. Sudah malam, aku kembali ke hotel," dia masih mengelus kedua pipi sang mantan tunangan."Hei, kalian, aku peringatkan. Sekali lagi kalian membuat tunangan-ku--,""Chard, apa sih?""Ssstt, kau diam saja. Jika aku sampai mendengar lagi, dia menangis. Aku akan langsung membawanya pergi tanpa persetujuan dari kalian," tatapan kini terlihat serius. Tidak seperti barusan yang terlihat setengah bercanda. "Ayo, Grandma, kita pergi!" menggandeng lengan sang nenek meninggalkan wajah kemurkaan pada kedua suami Dominique. "Cih, bisa-bisa kau di jodohkan dengan orang seperti itu," cibir Will. "Sudahlah, Will, aku sangat lelah dan mengantuk sekarang. Kita kan harus kembali lagi besok pagi un
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Suami Cadangan

Dia merengut kesal. Bahkan ketika para suami mencoba menyentuh lengannya, dia menghempaskan. "Sayang, aku mohon malam ini jangan ke kamarnya, ya!" Haiden bersuara memohon pada istrinya. Boro-boro dia menjawab. Hanya desisan saja yang terdengar. "Sayang, kami akan bergantian dan pelan-pelan asalkan kau izinkan," Will maju membuka suara. Bernegosiasi. Ceklek"Mommy, Mommy, kenapa lama sekali?" anak itu keluar di ikuti sang pengasuhnya. Menghentikan aksi mereka. "Maaf, Nyonya. Tapi, Tuan Muda mencari anda dan tidak mau tidur jika tidak mendengarkan Nyonya bercerita," desak sang pengasuh. Dia kewalahan karena sang anak mengamuk. Melemparkan semua barang-barang di kamar. "Tuh, kalian lihat sendiri. Anakku ini tidak bisa tidur kalau belum mendengarkanku bercerita,"Mengusap kepala sang anak dan memberikannya pelukan. 'Hahahaha, bagus sekali anakku. Kau memang bisa kuandalkan.'Grep"Aku akan langsung membawamu ketika dia sudah tidur. Jadi, jangan paksa lagi kami untuk bernegosiasi,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Kabar Bahagia

"Mom, kapan aku bisa bersekolah?” Terry berkata saat mereka memulai sarapannya. Meraka saling berpandangan ketika dia mengutarakan keinginannya.“Bersekolah? Apa kau disana sudah mulai bersekolah?” Haiden bertanya sambil menatapnya.“Uhm, mom pernah mendaftarkan. Namun, Aku hanya beberapa bulan saja bersekolah karena Aku harus bolak balik kontrol rumah sakit.”“Kau ingin bersekolah disini, sayang?” Dominique bertanya.“Yeah, Mom. Sepertinya Aku akan betah tinggal disini. Lagipula, aku pun sudah tak sabar menantikan kehadiran adikku,” ucapnya tersenyum sambil mengunyah makanan yang sedang dia makan.“Baik, Mom akan antar kamu untuk daftar sekolah lagi dan sepulangnya nanti kita bisa membeli semua perlengkapan yang kau butuhkan,” Dominique tak kalah semangat. Dia bisa berjalan-jalan keluar sambil menemani Terry.“Aku izinkan asal kau pergi dengan beberapa pengawal. Aku tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu lagi,” Will ikut bersuara ketika istrinya mengeluarkan ide keluar rumah.“Wil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Ice Cream

"Mereka? Apa sudah gila?" Kedua istri menggeleng tak percaya melihat tingkah suaminya. "Sayang, kau benar-benar hamil!" seru Ramon berjalan lebih dahulu. Menarik istrinya kepelukan. "Gantian, gantian, aku juga mau memberikan selamat padanya," John sewot. Kalah cepat oleh rivalnya. "Aw,""Ma-maaf, sayang. Aku terlalu gembira!" Ramon melepaskan pelukannya saat mendengar istrinya meringis. Dia memeluknya terlalu erat. "Kau, pelan-pelan sedikit. Dia itu sudah tidak boleh sembarangan bergerak. Ingat sudah ada seseorang dalam perutnya," John mengelus pelan perut istrinya yang belum buncit sama sekali. "Iya, aku juga tahu. Apa ada yang sedang kau inginkan, sayang?"Ramon memegang erat tangan istrinya. Menatapnya penuh binar. "Aku mau pulang ke kontrakanku dan tak di ganggu oleh kalian, apa boleh?"Berkata tanpa dosa. Membuka keduanya memelototi wajahnya. "Ish, tadi katanya suruh bilang apa yang sedang aku inginkan," mengerucutkan bibir dengan kesal. Menghempaskan tangan Ramon yang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Rasa Khawatir

Satu buah pesan masuk pada ponselnya. Matanya seketika melebar, dengan panik dia menghubungi seseorang dan bergegas pergi dari ruang kerjanya setelah dia tahu siapa yang mengiriminya pesan. 'Nomor yang anda tuju sedang berada diluar servis area, silahkan hubungi beberapa saat lagi.' Suara veronica call membuat hatinya tambah tak karuan.Dia menarik keluar paksa salah satu pengawalnya yang sedang berada di kursi kemudi. Dia mengambil alih sembarang mobilnya. Lokasi keberadaan seorang pun langsung dia dapat pantau saat mesin pengintai orang di nyalakan untuk mencari keberadaan seseorang."Ya, Tuan." Suara dari seberang telpon menjawabnya. "Cepat temukan dimana keberadaan istrinya, sekarang!" Perintahnya penuh tekanan. Dan langsung mematikan panggilannya tanpa mendengar jawaban dari seberang sana. Mobil seperti berada dalam lintasan balap. Melaju kencang dan cepat. Menerobos tanpa memandang apapun yang ada di hadapannya. "Lain kali kita pergi lagi ya, sayangnya!" Dominique baru saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Menjadi Benalu

Beberapa bulan berlalu. Berjalan dengan tenang. Tak ada lagi peristiwa yang membuat mereka khawatir. Terry sudah mulai bersekolah, tentu saja mendapatkan pengawalan dari perintah suaminya walaupun secara diam-diam. Di hari libur sekolahnya bahkan dia menyempatkan diri untuk mendekor kamar untuk adik tersayang yang akan segera lahir. Dia sudah selayaknya kakak yang tak sabar menantikan adiknya lahir ke muka bumi. Penuh binar dan semangat.Kedua ayah calon bayi tak diizinkan untuk membantu. Semua perlengkapan, baju, dekorasi, dia sendiri yang mengatur dan memilihkan. Ibunya hanya bisa tersenyum saat melihat tiga orang pria sedang berebut memerintah para pelayan untuk meletakkan dan mendekor ruangan. Ketika satu berkata ini, yang satu berkata itu, dan satu lagi berkata huh. Membuat para pelayan menggelengkan kepala saat melihat tingkah tuan besar dan tuan mudanya tidak mau saling mengalah.“Kau tidak melupakan janji kita ‘kan?” suara di ujung telpon membuat senyuman istrinya melebar. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Siapa Dirimu

Matanya membulat tajam menyaksikan dua orang menyeret paksa orang yang sangat dicintainya. Dia berlari kencang untuk mencegahnya. Namun, kerumunan orang seakan menutupi keberadaannya. Dia tak bisa mejangkau dengan cepat. Mereka begitu rapi dan menghilang begitu saja dari hadapannya. "Apa yang harus aku lakukan? Argghhh!"Dia berteriak menyalahkan dirinya. Dalam kepanikan, dia mencoba tenang. Dia mencoba menguasi dirinya agar terlihat waras. Tangannya merogoh ponsel dengan keyakinan yang meragu dia menghubunginya. "Ada apa? Apa kau belum cukup dengan kedatangan istriku sampai kau ingin pamer dan menyombongkan diri secara langsung denganku."Jawaban yang sangat menusuk kalbu yang dia dapatkan. Mungkin dia tak bisa menyalahkan si penerima telpon karena hingga saat ini, dia secara langsung masih menjadi jarum kecil yang menusuk dan menganggu ketenangannya. "Apa kau benar-benar memiliki musuh yang sangat banyak hingga--," belum sempat dia melanjutkan ucapannya dari seberang telpon di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Tempat Menyebalkan

“Huhuhu, sa-sakit sekali!” dia menangis. Rasa nyeri begitu terasa di setiap kulitnya. “Di sini masih sakit, sayang?” dia meniup perlahan lengan istrinya yang sudah di berikan salep pereda nyeri.BrakkSuara bantingan kursi terhempas ke tembok. Membuat istri dan anak sambil memeluk. Kesadaran mereka kembali sepenuhnya.‘Di mana aku? Siapa orang itu?’ Berpacu dengan pikirannya. Mencoba menebak-nebak situasi yang sedang terjadi.“Bisakah kau jelaskan sekarang, siapa dia?” bagai bidikan busur panah yang sudah mematri titik sasaran lelaki itu menatapnya.“Dia, istriku, Pah. Hanya itu yang bisa aku katakan. Dan, dia sedang mengandung anakku!”Krak ceklak krek krekDor dor dorTiga peluru langsung bersarang di salah satu tubuh anak buah mereka. Membuatnya ambruk di lantai. Darah segar mengalir dengan sangat deras.Dominique menutup mata anaknya. Memeluknya erat dengan kondisi tubuhnya yang bergetar. Perutnya bahkan bergejolak dengan tak karuan, ingin rasanya dia muntahkan keluar semua. Namu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Jangan Sentuh-sentuh Aku

“Lepaskan aku, Will! Aku belum selesai berbicara!” hardiknya penuh penekanan.Dia mencoba meronta dalam pelukan suaminya. Tak ingin suaminya membawa pergi dari tempat yang membuatnya penuh dengan pertanyaan.Will tetap tak menggubris kemauan istrinya kali ini. Dia tak ingin istrinya terluka atau terkena masalah yang tak dia inginkan.“Kita bicarakan di rumah ya, sayang. Aku akan jelaskan semuannya padamu. Aku berjanji,” suarany melemah. Memohon pengertian istrinya.Dia menurunkan istrinya perlahan, “Tidak, aku tidak mau! Aku mau sekarang. Kau jelaskan sejelas-jelasnya atau aku akan masuk kembali ke dalam!” dengan suara setengah berteriak membuat Will serba salah.Dia merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk istrinya tahu. Tahu apapun kebenaran yang telah dia sembunyikan selama ini. Apa saja yang sudah dia tutupi, dia tak ingin kebahagiaanya terenggut paksa lebih cepat dari semua yang sudah dia rencankan.“Aku mohon sayang, percayalah padaku. Aku mohon!” dia mengiba. Dia mengingink
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status