Home / CEO / Penjara Cinta Tuan Billionare / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Penjara Cinta Tuan Billionare : Chapter 121 - Chapter 130

143 Chapters

Perpisahan

Haiden melirik wajah rivalnya yang terlihat frustasi. Menggandeng istrinya masuk ke dalam."Aku sudah menyiapkan sup hangat untukmu, kau coba dulu ya," ucap Haiden mengusap punggung lengan istrinya. Dia masih dapat merasakan tangan istrinya dingin karena udara malam dan entah apa yang terjadi padanya. Dia masih belum mau bertanya sebelum istinya sendiri yang berbicra."Biarkan aku membersihkan diri dulu, Iden!" dia melepaskan perlahan tangan suaminya dan masuk ke kamarnya. Matanya sedikit melirik kearah Will. Jelas masih tersimpan banyak kekesalan dari wajahnya."Apa yang terjadi?" Haiden membalikan tubuhnya. Menatap serius rivalnya, meminta penjelasan sejelas-jelasnya."Sepertinya rencana satu tahun-ku di percepat. Aku akan atur semuanya dengan sebaik mungkin. Aku akan usahakan tidak membuatnya terluka!"Srek Haiden menarik kedua kerah baju Will. Dia bahkan tak perduli dengan semua luka yang mengering di wajah rivalnya. Baginya ucapan Will barusan langusng mengusik hatinya."Apa mak
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Kenyataan Pahit

Dominique seperti tersambar petir di tengah malam yang tak hujan ketika mendengar pengakuan suaminya. Pengakuan yang masih membuatnya tak percaya. Atau mungkin suaminya sekarang sedang bermain-main dengannya.“Huh, ayolah, Will. Jangan bercanda, kau tahu kan aku paling tak suka bercanda apalagi menyangkut soal adik kembarku itu!” Dominique berkata sangat tegas. Wajahnya terlihat begitu serius. Haiden langsung bereaksi dengan tubuhnya, dia tak tenang saat Will mulai mengungakapkan kebenaran.“Aku tidak sedang bercanda, sayang. Kali ini aku serius, jadi-“PlekDominique seketika melepaskan gengaman tanganya. Dia beranjak duduk sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri.“Maafkan aku, sayang. Aku akan jelaskan semuanya. Aku mohon, kau mau mendengarnya. Itu hanya sebuah kecelakaan!”Dominique langsung memicing tajam wajah suaminya. Dia bahkan dengan mudah dan berkata seolah tak merasa bersalah ketika membuat nyawa seseorang lenyap. Apa yang beberapa jam lalu dia lihat entah
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Janda Serempak

"Pergilah Will, aku mohon. Aku sungguh tak ingin membuat perhitungan denganmu. Aku hanya memintamu pergi dari sisiku dan aku berharap kau bisa melepaskanku!" ucapnya penuh penekanan. Dia pun merasa sakit. Sakitnya berlipat-lipat. "Kau tahu itu tidak mungkin sayang. Aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. Apapun, apapun sayang akan aku lakukan asalkan kau tidak meminta itu!" Will bersikeras. Walaupun dia tahu kemungkinan seperti itu teramat kecil. "Ceraikan aku, Will! Setelah anak ini lahir. Aku akan menjaga dan merawat anak ini dengan penuh kasih sayang, percayalah aku tidak akan mungkin melukai anakku sendiri!" Segenap hati Dominique berkata. Dia sudah tak mampu lagi berpikir. Dia hanya ingin menebus rasa bersalah pada adiknya karena telah mencintai orang yang salah. "Aku tidak mungkin menceraikanmu, sayang. Aku tidak pernah sekali pun berbohong dengan hatiku. Aku sungguh-sungguh mencintaimu!" tegasnya. Namun, Dominique memalingkan wajahnya yang bercucuran air mata. Dia tak ingin
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Merindukanmu

"Kau boleh menawan dan memerintahkan apapun padaku, Pah, tapi jangan kau sentuh istri dan anakku. Aku akan melakukan apapun demi mereka. Aku bahkan tak perduli jika harus menentangmu! Aku bersedia menyerahkan nyawaku untuk mereka!” Willy memberikan penekanan dengan tegas pada ayahnya. Dia tak ingin seorang pun menyentuh atau melukai istrinya.“Bedebah bodoh! Kau gila sampai berani memberontak denganku. Kau sudah tak mendengarkan apapun perintahku. Wanita itu sungguh telah membuatmu buta!” dia tak mau kalah berperang mulut dengan ayahnya.“Bukan dia yang merubahku, Pah. Namun, aku sendiri yang sudah jatuh cinta dengannya. Aku tak pernah memiliki perasaan seperti ini sebelumnya kepada seorang wanita. Hanya melihatnya tersenyum sudah membuat seluruh hidup dan jiwaku bahagia. Aku mohon, Pah jangan usik apapun lagi. Sudah cukup aku menyakitinya!” pinta anaknya dengan wajah penuh permohonan kepada ayahnya."Ck, ck, kau memang benar-benar sudah diperdaya wanita itu. Dia sudah mencuci otakmu!
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Periksa Ke Dokter

“Jadi apa rencana kalian sebenarnya?” John berkata serius saat dia sedang di beranda kamar mereka.“Tuan Baron sedang merencankan sesuatu untuk nyonya Dominique. Namun, kami belum tahu apa rancananya. Kami datang hanya untuk memberitahu agar kalian lebih waspada!”“Huh, aku rasa masalah ini pasti tuan Haiden sudah tahu. Dia pasti akan segera mengambil tindakan. Apalagi ini menyangkut keselamatan nyonya Dominique!”“Aku tahu, masalahnya sekarang adalah kehamilan istri kita, nyonya dan Diana tak berbeda jauh. Aku hanya takut pikiran kalian terpecah saja!” Ramon mengungkapkan pemikiran daruratnya.“Kau benar.” John tampak berfikir dengan apa yang teman seperjuangannya katakan.“Lalu, apa kau akan tetap meninggalkan istrimu hanya karena alasan seperti itu. Jika kau memang ingin meninggalkannya. Resmikan saja, ceraikan dia!” kini John bersuara kembali. Dia pun ingin kepastian agar istrinya tak lagi berharap.“Sial! Kau bahkan terang-terangan membahas ini denganku. Aku tidak akan mungkin m
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Peristiwa Memilukan

“John!” teriak Haiden. Dia baru saja memapah istrinya turun dari mobil. Konsentrasinya sedikit terpecah. Dia fokus terhadap istri dan istri temannya.Sophie dan Diana saling menatap saat Haiden mengerahkan seluruh pengawalnya.“Cari mereka, sekarang!” Haiden meradang dengan segala kemarahannya. Dia gagal melindungi istrinya.“Ada apa, Tuan?” John menghampiri tuannya yang terlihat kacau.“Hubungi Ramon, katakan padanya, aku gagal melindungi istriku!” perintahnya. Tanpa ragu John segera menghubungi Ramon. John memberi kode pada beberapa pengawal untuk membawa Sophie dan Diana masuk ke dalam rumah sakit.“Kawal mereka!” perintah John.“Ada apa sayang? Apa yang terjadi? Dimana Dominique?” Sophie bertanya dengan penuh khawatir."Kalian masuk lebih dahulu, nanti aku akan menyusul!" dia memberi kode keras agar pengawal segera membawa masuk wanita-wanita itu. "Tapi sayang," Sophie menolak masuk. Bersikeras memegang tangan suaminya. Cuuppp"Aku tidak akan lama, masuklah dulu, sayang. Aku ak
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Kompak Melahirkan

Evakuasi berlangsung secara dramatis. Will berhasil menarik tubuh istrinya keluar dengan selamat. Mereka pun berpelukan sambil menangis.Dominique membuang semua rasa ego. Rasa bencinya pada Will. Yang dia pikirkan tadi hanyalah dia sangat takut apabila dia tak bisa melihat suaminya itu. "Huhuhu, aku takut sekali, Will. Aku takut!" tangisannya pecah. Meraung sangat keras. "Sudah, sudah, kau sudah tidak apa-apa. Aku ada disini!" Will berusaha menenangkan istrinya. "Jangan tinggalkan aku lagi, Will. Aku mohon, jangan tinggalkan aku! Huhuhu!" dia masih saja menangis tersedu, tak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh suaminya itu.Suara bantingan keras terdengar saat para pengawal melepaskan pegangan mereka pada mobil yang terjungkal terbalik itu.“Will, tolong, masih ada orang di dalam. Tolong dia!” pinta istrinya terus memegangi perutnya yang makin menjadi. Mulas tak tertahankan.“Biarkan dia mati. Dia pantas menerima hukuman itu!” suara Will berang. Dia bahkan tak sudi memalingkan
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Setelah Melahirkan

"Keluarga Nyonya Dominique!" sapa suster saat Haiden dan Willy menghampirinya. "Iya!" keduanya menyahut. Suster menatap secara bergantian Haiden dan Willy. Mereka tersenyum kecut karena tahu apa yang di pikiran suster itu. "Kami, ayah biologis-nya!" sahut mereka kompak. Membuat suster tadi mengecutkan bibirnya. "Ada apa, Sus? Apa istri kami baik-baik saja?" Haiden yang sudah masa bodo dengan pikiran suster itu tentang mereka. Dia memberikan delikan pada suster tadi sebagai peringatan. "Ba-baik, ah, bayinya lahir kembar couple, Tuan!" suster tadi segera tersadar akan posisinya. Dia sedang dalam waktu bekerja bukan cemburu karena memiliki dua suami yang sangat tampan. Keduanya kembali saling memandang. Kembar Couple? Berarti ada kemungkinan? "Tolong lakukan test DNA pada mereka dan ambil darah kami juga untuk berkas laporannya!" Suster tadi menaikan kedua alisnya. "Kami hanya ingin tahu, mana dari mereka yang anak kami!" Willy menjawab kebingungan dari suster tadi. Sepertinya di
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Permohonan Maaf

“Apa aku perduli. Lupakan semuanya. Aku sudah mengurus surat perceraian kita dan aku sudah keluar dari keluarga Abraham jadi kau tak perlu beralasan apapun atas apa yang kau lakukan adalah kesalahanku. Dan, aku peringatkan, sekali lagi kau menyentuhnya. Aku pastikan akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!” Justin meradang setelah tahu istrinya melakukan penculikan terhadap Dominique. Wanita yang masih sangat dia cintai sampai saat ini.Haiden membanting pintu dengan keras. Menerobos masuk pada pertengkaran mereka. Justin baru saja menolehkan wajahnya saat Haiden dengan sangat cepat melayangkan tinjunya berkali-kali. Willy yang mengekori dan juga sempat mencuri dengar sedikit pertengkaran mereka akan melakukan hal yang sama. Namun, yang dia lakukan sekarang adalah melerai Haiden saat memukuli Justin mati-matian.“Brengsek! Rupaya kau pelakunya!” emosinya masih belum mereda. Dia mengumpat kasar Justin. Monica terkejut dengan kedatangan dua orang yang memasuki ruang perawatannya.Justin
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

Kumpul Keluarga

“Hah, sudahlah. Aku malas. Bantu aku,” dia meraih lengan suaminya agar bisa membenarkan posisinya. Menjadi tiduran.“Kapan aku bisa melihat anakku?” baru saja Dominique berbicara, dua suster masuk ke ruangan mereka. Di ekori oleh Haiden. Dia pun penasaran melihat anaknya.“Maaf, Nyonya Dominique, putra dan putri anda sepertinya haus,” ucap mereka yang sudah berada di dekat ranjangnya.“Ah, baiklah, kemarikan, Sus!” Dominique meminta salah satu dari mereka. Dia belum bisa kalau harus menyusui kedua bayi tersebut.Saat bersamaan Baron dan Markus masuk. Mereka masuk dengan membawa banyak paper bag. Dominique meliriknya saat dia menyerahkan satu bayinya agar bergantian pada suster tadi.Tak lama Marina dan Simon pun masuk membawa Terry yang tadi meminta di jemput. Dia ingin melihat ibu dan adiknya yang baru lahir. Ruangan pun menjadi ramai.“Ck, ck, ck, apa yang kau lakukan, Pah?” Will sepertinya masih belum bisa memaafkan sikap ayahnya.“Dasar anak kurang ajar! Aku datang membawakan had
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status