Semua Bab Penjara Cinta Tuan Billionare : Bab 101 - Bab 110

143 Bab

Tamu Kehormatan

Mereka berbalik dan menatap arah suara. Di lihatnya sepasang laki-laki dan perempuan sedang menatap mereka dengan terkejut. Apalagi bawaan yang dibawa oleh sang wanita berceceran di lantai. "Papa, Mama? Sedang apa kalian disini?" ucap Haiden membuat mereka yang sedang bersitegang berhenti. Mata mereka langsung tertuju pada Dominique. Menatapnya dengan perasaan yang tak bisa di jelaskan. Tubuhnya sedikit bergetar dan tegang ketika mendapatkan tatapan tersebut. Will segera merengkuhnya kedalam pelukan. Dia tahu ini pertama kali istrinya bertemu dengan orang tua Haiden. Haiden menahan rasa tak enak di hidungnya. Dia menarik nafas panjang dan segera membawa orangtuanya ke ruang keluarga. Dominique dan Will mengikutinya. "Kenapa tidak memberitahuku kalian mau datang? John bisa menjemputnya kalau kalian bilang padaku."Mereka masih tak bergeming. Masih menatap kearah Dominique yang terus tertunduk. Will mengalungkan tangannya di pinggiran istrinya dan menarik tubuhnya agar dekat denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Pendengar Setia

"Selamat malam Tuan Besar Simon dan Nyonya Marina," sapa John memberi hormat saat melihat majikan besarnya tengah duduk di meja makan. "Selamat malam juga John? Dari mana saja kau?" Marina langsung menyambut hangat sapanya. "Saya menjemput istri dulu, Nyonya," liriknya pada Sophie. "Istri? Wow kapan kau menikah? Kau bahkan tak mengundang kami pada acara pernikahan-mu?" Marina menatap Sophie yang terlihat canggung akan kehadiran mereka.“Beliau Tuan dan Nyonya Besar Aramgyan, sapalah,” ucap John pada istrinya.“Se-selamat malam, sa-ya, Sophie, Tuan, Nyonya,” kikuk Sophie dibuatnya. Dia membungkuk dan memberi hormat menyapa mereka.“Tidak usah sungkan. Kemarilah, duduk bersama kami,” ucapnya hangat menyambut Sophie.Dia berjalan mendekati meja makan. Diliriknya sang teman tak jauh beda dengannya. Syok dengan kedatangan mendadak mereka.Yang duduk hanya para wanita. Tentu saja. Para pria hanya menatap mereka, apalagi Haiden dan sang ayah mertua yang terus mengusap hidung saat mencium
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Bukan Boneka

"Kami pamit dulu ya, sayang. Lain kali kami akan mampir lagi kesini," Marina memeluk tubuh sang menantu saat dia akan berpamitan."Sudah sangat malam Ma, kenapa kalian tidak menginap saja?" Dominique yang enggan berpisah dengan sang ibu mertua."Hohoho, jangan sekarang ya. Ada yang akan marah denganku kalau malam ini aku menginap disini," sang ibu mertua menaikan satu alisnya kepada sang ayah mertua. Sang menantu hanya bisa melihat tingkah sang mertua yang tetap terlihat mesra walaupun di usia mereka yang tak muda lagi."Ehem, sudah jangan lama-lama. Aku sudah sangat lelah dan mengantuk," sang ayah mertua berdeham. Menarik tubuh sang ibu mertua dari pelukan sang menantu."Kau cemburu? Dia ini anak menantu kita sendiri loh."“Aku tidak cemburu, aku bilang sangat lelah. Kau mengerti!” sang ayah mertua memalingkan wajah yang memerah.Purf Haiden terkekeh sinis melihat tingkah sang ayah. Mereka terlihat mesra seperti anak muda. Dominique dan kedua suami mengantar kepergian orangtuanya sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Interogasi Mati Kutu

Sophie bergegas. Dia berdandan seadanya. Dia tak ingin kedua suaminya mengerjai dan membuatnya datang terlambat bekerja.“Kau sudah mulai bekerja hari ini, Sop?”Dia berpapasan dengan Dominique saat dia sibuk memesan ojek online.“Uhm. Apa kau mau sesuatu? Akan membawakannya untukmu?”“Apa ya? Oh ya, belikan aku blueberry chese saja. Aku kangen banget makan itu,”“Oke. Kau mau berapa banyak pun aku belikan,” Sophie tersenyum melihat teman seperjuangannya yang sedang mengelus perut.“Auntie berangkat kerja dulu ya sayang, hati-hati di rumah dan jaga mama ya,” Sophie yang reflek ikutan mengelus perut temannya itu. Seraya dia berbicara dengan anak kecil.Kejadian itu dilihat oleh kedua suaminya. “Makanya jangan kasih kendor. Kau pun bisa segera memilikinya,” ucap sang suami angkuhnya.“Cih! Pintarnya. Mulutmu itu manis sekali seperti racun,” dengus Sophie menarik ujung satu ujung bibirnya. Kesal disindir olehnya.Ddrrtzz ddrrtzz“Baik pak, tunggu sebentar ya!” Sophie mengakhir pembicara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Digrebek

“Se-selamat siang, Pak John,” Bu Ririn setengah berlari dari cake shop setelah melihat John menerobos masuk. Dia menatap istrinya dengan tatapan tajam. Menghujam langusng kedasar jantungnya. Membuat kakinya bergetar lemas.Dia hampir saja limbung jika tangannya tak memegang orang disebelahnya. Namun, kemurkaan terpancar oleh macan yang sedang kelaparan itu. Dia melotot dengan sangat menakutkan.John yang selalu terlihat ramah pada saat kedatangan ke toko, sekarang berubah menjadi seperti gemuruh awan yang menghitam di atas kepalanya.“Kau masih saja tidak kemari?” tunjuknya pada Sophie. Membuat gadis itu bergetar ketakutan.Dia melangkah perlahan menghampiri sang suami yang sudah terlihat murka.“Se-selamat siang, Pak John. Apa ada hal urgent sampai anda datang?”Bu Ririn maju kembali. Dia merasa lalai. Karena saat atasannya masuk dia sedang sibuk dengan display barang.“Kau kembalilah bekerja. Aku sedang ada urusan dengannya,” ucapnya. Bahkan tidak menoleh. Dia terus menatap wajah S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Gulali Kapas

“Semua sudah saya taruh didalam mobil Anda, Tuan.”Salah satu staff yang menghampiri John ketika mereka akan memasuki mobil. Dia hanya mengangguk dan membukakan pintu untuk istrinya.“Apa yang mereka bicarakan?” istrinya yang penasaran langsung bertanya saat pantatnya menempel dikursi.Dia tidak menjawab hanya memberi kode ke kursi dibelakangnya dan memutar stir kemudi. Matanya membulat lebar ketika dia melihat beberapa kantong paper bag sudah tersusun rapi.“Apa itu?”“Katanya kau ingin membungkus makanan tadi, ehm,”“Se-sebanyak itu? Tapi, tadi kan yang dikamar?”“Ssst,” istrinya merasa sang suami tidak akan menuruti keinginan selewatnya. Dia bahkan terlihat cuek saat dirinya meminta tadi.“Lalu? Apa kau nanti tidak akan menjemputku?”“Akan akan usahakan! Tapi, jika memang tak sempat aku akan menyuruh salah seorang supir untuk menjemputmu?”“Ah, tidak usah saja. Kalau kau memang ada hal yang lebih mendesak, tidak usah. Lagian aku juga bisa naik ojek online pulangnya,” baru saja dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Kita Akan Merawatnya

Jiwanya seakan terbang. Seperti kapas. Dia terlihat tak bertenaga.Dia masih belum menjawab pertanyaan suaminya yang duduk disamping ranjang dan terlihat begitu khawatir.“Bagaimana dengan kondisi kandungannya, Dok?” Will sangat cemas dengan kondisi sang istri dan anak dalam kandungan istrinya.“Untungnya tidak ada yang terjadi hal yang serius. Kondisinya sangat baik dan sang janin sepertinya lebih kuat dari sang ibu,” dokter melihat kondisi Doninique. Yang sudah terlihat frustasi.BrakkSophie menerobos masuk. Dia sudah melihat dua suami temannya dan sang suami tengah bergelut dengan benda pipih ditelinganya.“Dom-Domi,” dia memeluk temannya dengan erat dan menangis sesegukan kembali.Tak berapa lama kedua orangtua Haiden, Diana dan Carlos pun berada ditengah mereka. Mereka menayaksikan keterpurukan seorang Dominique. Menangis tanpa henti, seolah menyalahkan dirinya sendiri.“Ada apa ini Haiden? Apa kau bisa menjelaskan kepadaku?” suara sakras sang ayah menggema diruangan itu. Bahk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Kedatangan Grandma

Haiden memapah tubuh sang istri perlahan turun dari ranjang. Bahkan dia masih dapat merasakan tubuh sang istri bergetar. Ketakutan.Will membukakan pintu memberikan mereka jalan. Dia pun sangat ingin mendampingi sang istri. Saat dia melewati masa sulit.Namun, untuk saat ini dia mencoba mengerti dan tak ikut andil dalam bagian pengal kisah sang istri. Dia tahu, saat ini sang istri sedang tak membutuhkannya. Walau ingin. Tetapi, bukan dia.Dominique hanya bisa menatap seorang anak yang sedang terbaring lemah tak berdaya. Dari balik kaca dia terus memandangi anak itu. Anak dengan tubuh berselang infus pada hidung dan tubuhnya.Anak itu benar-benar telihat lemah dan tak berdaya. “Pemakaman telah dilakukan, Tuan. Tuan besar dan nyonya saja yang menghadiri,” lapor John pada Haiden. Membuat kembali air mata istrinya mengalir.‘Ya Tuhan, aku bahkan tidak mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih padanya. Aku benar-benar wanita jahat.’Will merengkuh tubuh sang istri yang setengah limbun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Berakhir Indah

“Apa mereka menindasmu? Katakan saja dengan grandma, walau keluarga kita tidak seperti dahulu. Nama Fernando siapa yang tak mengenalnya,” Rose yang meyakini sang cucu ditindas oleh sang mertua. Menyombongkan nama besar suaminya yang sudah tiada.“Pah, Mah ... ini Nenek-ku, Rose,” ucap sang menantu memperkanalkan sang nenek.“Nenekmu? Kau tidak sedang membohongi kami kan? Bukankah kau hanya seorang perempuan yang bekerja di toko kue?” sang ayah mertua terlihat tak mempercayai ucapan sang menantu. Terlihat meremehkan. Dia hanya menyelidiki tenteng menantunya sampai sejauh itu.“Dia, putri William Estimo, cucu tunggalku,” sang nenek yang menjawab pertanyaan dari sang mertua.Matanya membulat tak percaya. Bagi sang ayah mertua siapa yang tidak tahu nama besar keluarga Fernando. Disegani berbagai kalangan pebisnis dan bangsawan.“Maafkan saya, Nyonya Fernando, saya sangat terlambat mengetahui,” sang mertua menatap sang menantu penuh penyesalan.“Jadi, kalau aku tidak datang kau akan mengu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya

Dipaksa Bercerai

"Arrgghh, si-siapa?" melepaskan perlahan orang yang memeluknya. "Richard? Kau?"Dominique segera menariknya ke lorong. Diikuti Diana dan Sophie yang penasaran dengan orang tersebut. 'Siapa lagi nih? Temanku ini banyak sekali pria dihidupnya.'"Sedang apa kau disini? Bukankah kau sedang sibuk mempersiapkan konsermu?" dia bertanya. Namun, Richard seolah tak mendengarkan. Dia memeriksa kondisi tubuhnya."Chard? Kau mendengarku?" dia menghentikan aktivitas tangannya yang sedang melakukan pemeriksaan. Dia memutar tubuhnya kedepan kebelakang. "Apa yang terluka? Dimana?" wajahnya terlihat pucat dan frustasi. Dia baru saja sampai dan meninggalkan segala kegiatannya ketika sang grandma memberikannya kabar. Kabar bahwa tunangan yang tidak jadi menikah dengannya mengalami kecelakaan. Dia meninggalkan semua demi seorang Dominique."Aku tidak apa-apa, Chard. I'm ok. You see," dia setengah berteriak karena sang mantan tunangan masih belum menggubrisnya.Setelah mendengar langsung ucapan darinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status