Bab 38Seperti Inikah Rasanya Dicintai?Putri Fahda memang keterlaluan, tapi mas Ibra sama sekali tidak mengejar wanita itu. Dia justru membawaku keluar dari ruangan demi menghindari keributan yang lebih besar. Diiringi dengan anggukan pangeran Emir dan putri Azizah, aku dan mas Ibra keluar dari ruangan itu, menuju ruang kerja mas Ibra dengan diiringi oleh mbak Ranti tentunya."Saya benar-benar nggak ngerti, Bu. Putri bangsawan kok kelakuannya barbar kayak gitu," keluh mbak Ranti. Wanita itu membantu melepas kerudung yang melekat di kepalaku. Kerudung yang basah, bahkan bajuku pun juga basah, karena air yang ditumpahkan oleh putri Fahda."Nggak apa-apa, Mbak. Dimaklumi saja. Kalau kita berada di posisi dia, mungkin juga akan melakukan hal yang serupa. Mungkin dia merasa calon suaminya direbut oleh saya," sahutku seraya meraih paper bag yang ditaruh mas Ibra di ranjang."Cuma nggak segitunya juga kali, Bu. Seorang putri kan harusnya memiliki sikap yang elegan, ya, meskipun berada di
Baca selengkapnya