Home / Romansa / The Seductive Revenge / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of The Seductive Revenge: Chapter 71 - Chapter 80

154 Chapters

71. I Can' t Deal This Sexual Tension

Syukurlah hari ini Jelita tidak terlambat sampai di gedung Jason Pierce & Partners Law Firm, kantornya. Pertama-tama ia menghadap Jason Pierce, bosnya, untuk membicarakan masalah pembatalan pemecatan dirinya di firma hukum itu.Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jelita masih memikirkan ucapan Dexter yang mengatakan bahwa Dionne telah mengetahui tentang perasaan Dexter padanya, dan juga tentang Jelita yang semalam berada di apartemen Dexter. Apakah benar-benar ada seorang wanita di dunia ini yang merelakan prianya tidur dengan wanita lain? Tidak mungkin kan? Pasti Dexter berbohong! Meskipun Jelita tidak melihat kebohongan di wajah Dexter saat mengucapkannya. Tapi mana mungkin Dionne tahu bahwa kekasihnya bercinta dengan wanita lain dan tidak masalah dengan itu, kecuali Dionne tidak mencintai Dexter. Yang mana rasanya itu juga tidak mungkin, karena semua orang bisa melihat bagaimana wanita itu memberikan tatapan penuh cinta tiap kali b
Read more

72. About Dexter and Dionne

Jelita memacu mobilnya menuju rumah kediaman William Green dengan kecepatan sedang. Setelah tadi pagi Heaven mengiriminya pesan untuk meminta bertemu, ia pun berjanji akan memenuhinya. Namun alih-alih bertemu di tempat umum, ibunda Dexter itu malah mengajak Jelita untuk bertemu di rumahnya.Berbagai pikiran memenuhi kepala Jelita saat berada di perjalanan menuju ke sana. Mereka sudah terlalu lama tidak berbincang, sejak Jelita memutuskan pertunangan dengan Dexter sepuluh tahun yang lalu. Setelah itu, hanya beberapa kali saja ia bertemu dengan Heaven. William dan Heaven datang di pernikahan Jelita dengan Zikri, dan ikut melayat saat suaminya itu meninggal. Setelahnya, Heaven sempat datang beberapa kali untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada Jelita yang terpuruk dan depresi berat pasca meninggalnya Zikri. Hanya itu. Dan sekarang tiba-tiba saja wanita itu memintanya untuk datang ke rumahnya? Well, Jelita yakin
Read more

73. The Truth Behind

Jelita buru-buru pamit dari kediaman William Green sebelum hari semakin gelap. Ia pun terpaksa menolak tawaran Heaven untuk makan malam bersama di rumahnya, karena rindu dan ingin cepat bertemu anak-anaknya setelah malam kemarin sama sekali tidak pulang ke rumah. Baru saja Jelita mengemudikan mobilnya keluar dari kompleks perumahan kalangan atas itu menuju ke jalan raya, tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah memotong jalan dan menghadang di depannya. Jelita segera menginjak rem dengan mendadak sambil mengumpat kesal. Tadinya ia bermaksud untuk keluar dari mobilnya untuk melabrak si sedan Maserati yang dengan kurang ajar telah memblokir jalannya, namun gerakannya sontak terhenti ketika melihat sesosok lelaki berpostur tinggi atletis yang keluar dari pintu penumpang. Cih. Ternyata dia! Ia menatap Dexter yang sedang berjalan dengan langkah pasti menuju ke arah mobilnya. Sepertinya lelaki itu sengaja meninggalkan jasnya
Read more

74. Shocking News

Jelita memutar kedua matanya dan berdecak malas mendengar penjelasan Dexter barusan yang terdengar tidak masuk akal baginya. "Kamu pasti berbohong, kan? Dexter, aku benar-benar kecewa padamu!" lugasnya dengan mata memicing penuh kesal."Aku berkata yang sejujurnya. Silahkan tanyakan pada Dionne jika kamu tidak percaya," timpal Dexter sambil melirik Jelita sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya. Jelita mendengus gusar, namun mau tak mau ia pun memikirkan kemungkinan itu. Benarkah janin dalam kandungan Dionne bukan anak dari Dexter? Lalu anak siapa? Tapi bukankah menurut Heaven mereka berdua berpacaran selama di Australia?"Kami berdua sepakat untuk menganut open relationship," tukas Dexter tiba-tiba, membuat lamunan Jelita pun seketika buyar dan melongo karena kaget.WHAT THE~~Fokus Jelita sekarang benar-benar hanya tertuju ke wajah Dexter, mencari tahu apakah lelaki ini benar-benar serius atau cuma be
Read more

75. Off Work Application

"Aku mau cuti."Dexter mengerutkan keningnya sambil menatap Jelita bingung. "Cuti?" ulangnya. "Bukankah soal itu seharusnya kamu tanyakan kepada Jason selaku atasan langsung?" Jelita berdecih sambil memalingkan wajahnya ke samping. "Jason akan mengijinkan jika kamu juga mengijinkan," sahut Jelita sambil cemberut.Ia tahu pria bule atasannya itu sebenarnya keberatan Jelita cuti di saat pekerjaan sedang begitu banyaknya. Namun sekaligus juga tak tega menolak karena beberapa minggu belakangan ini pekerjaan memang begitu berat. Maka Jason pun sengaja melemparkan permintaan Jelita itu kepada Dexter, mungkin ia berharap CEO Alpha Green itu akan tega menolaknya dengan tegas.Dexter mengetuk-ketukkan pulpennya di atas surat ijin cuti milik Jelita yang membutuhkan tanda tangannya. "Tiga hari? Memangnya apa yang akan kamu lakukan selama tiga hari itu?"'Dasar bos kepo,' batin Jelita kesal. "Mmh... belum tahu juga
Read more

76. I Love Him So Much

Sesampainya di rumah, Aireen menyambut Jelita dengan riang gembira. Hujan ciuman bertubi-tubi dialamatkan anak perempuannya itu di wajah Jelita, karena terlalu bahagia melihat mamanya yang tumben-tumbenan sudah pulang pukul dua siang "Aireen kok nggak bobo siang?" tanya Jelita sambil terkikik menahan geli karena sekarang anaknya itu malah ndusel-ndusel manja di ketiaknya. "Baru mau bobo, terus denger suara mobil mama," sahut anak itu sambil menggelayut di gendongan Jelita. "Axel nakal, ma. Tadi manjat-manjat pohon mangga di belakang rumah! Terus kecapean akhirnya bobo duluan!" cebiknya mengadu. Kepala anak itu sekarang sudah rebah di bahu Jelita."Ma, bobo sama Aireen, ya?" "Mama mau mandi dulu, Sayang. Aireen bobo sama mbak Dara aja, ya?" bujuk Jelita. Aireen manyun, namun tidak membantah. Segera ia pun turun dari gendongan Jelita dan merentangkan tangannya kepada pengasuhnya. "Mbak Dara, gendong!" Jelita hanya te
Read more

77. My Cherry Pie

Jelita masih mengatur napasnya yang berhembus tak beraturan setelah dua kali pelepasannya yang dahsyat. Dexter benar-benar melahap dan menghirup tubuhnya.Bahkan baru kali ini Jelita merasakan orgasme dari ketinggian beberapa ribu kaki, di dalam helikopter, dan bersama anak-anaknya yang duduk di barisan depan! Untung saja mereka terlalu sibuk mengamati pemandangan di sekitar, sehingga tidak ada yang menoleh ke belakang melihat Jelita dan Dexter yang sedang berbuat tidak senonoh.Setelah merapikan bajunya dan menghapus jejak-jejak pelepasan panasnya, Jelita mendelik serta memukul bahu keras Dexter sesaat sebelum helikopter mereka mendarat di Nusa Lembongan. Ia sangat jengkel kepada Dexter. Lelaki itu benar-benar tidak tahu tempat!Dexter hanya terkekeh pelan, merasa sangat puas karena Jelita yang tak mampu menolak sentuhannya. "Ini baru permulaan, cherry pie. Aku akan terus merayumu di tempat-tempat yang tidak akan pernah kamu
Read more

78. Dream Beach

"Jadi bagaimana, apa kamu mau menjadi istriku?" tanya Dexter lembut. Dekapannya yang semakin terasa erat mengungkung tubuh Jelita dan membuat wanita itu mengernyit."Tak perlu sampai begitu, Dexter. Hubungan kita sudah terlalu rumit, sudah terlalu banyak hati yang tersakiti selama ini," tukas Jelita pelan sambil menelan ludah."Kamu menyakitiku karena berselingkuh dengan Wiona, lalu aku pun telah membuatmu hancur dengan menikahi Zikri. Dan sekarang kita akan membuat Dionne makin menderita jika bersama. Lagipula... sejujurnya hingga detik ini aku masih belum bisa melupakan Zikri." Jelita berusaha mengucapkan semua itu dengan santai, namun getaran di dalam suaranya tak pelak mencerminkan betapa hebatnya emosi yang sedang berkecamuk di dalam hatinya.Dexter masih belum melepaskan pelukannya dari tubuh Jelita, namun wanita itu bisa merasakan desahan berat napasnya yang seakan memikul begitu banyak beban. "Jadi kita akan terus sepe
Read more

79. Sex On The Beach

Bab 21+***Axel dan Aireen sedang duduk di atas pasir lembut keemasan. Mereka berteduh di bawah payung besar yang dibawa oleh Dara sambil sibuk menikmati es krim.Sementara Dexter dan Jelita memutuskan untuk jalan-jalan santai di sepanjang garis pantai sambil mengobrol. Namun kenyataannya, sudah beberapa menit berjalan dan tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka. Hanya debur ombak dan desau angin semilir yang terdengar, namun Jelita justru sangat menikmati keheningan ini. Suara alam yang hadir menemani mereka membuat batinnya terasa damai.Dexter mendehem pelan dan melirik Jelita yang terlihat masih asyik dengan lamunannya. Wajah cantiknya terus menunduk, seakan menekuri pasir coklat keemasan yang membuat kaki tanpa alas itu sedikit terbenam.Senyum Dexter terkembang perlahan saat ia meraih tangan Jelita dan menggenggamnya erat. Sejenak wanita itu terlihat kaget, namun detik selanjutnya ia hanya menatap Dexter sambi
Read more

80. A Heart That's Hurt

"Kenapa dengan mataku?"Sudah satu jam Dionne tidak dapat fokus mengerjakan sketsa desainnya, padahal ia harus menyelesaikan belasan desain untuk fashion show tunggal label butiknya Urban Dictionary di Singapore enam bulan lagi. Dan enam bulan bukanlah waktu yang lama, karena Dionne Graham adalah seorang desainer yang terkenal sangat perfeksionis, untuk satu desain saja bisa menghabiskan waktu satu bulan agar benar-benar bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginannya. Aneh sekali. Saat ia sedang konsentrasi dan fokus menggambar desain, tiba-tiba saja pandangannya mendadak buram dan tidak jelas. Berulangkali ia mengucek-ucek matanya, namun masih saja buram. 'Apa karena aku kelelahan? Tidak juga... aku tidak merasa lelah ataupun pusing. Mungkin sepertinya aku harus ke dokter mata untuk memeriksakannya.'Dionne akhirnya memutuskan untuk menyudahi pekerjaannya menggambar sketsa dan segera meraih ponselnya. Ia bermaksud me
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
DMCA.com Protection Status