Home / Romansa / The Seductive Revenge / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of The Seductive Revenge: Chapter 51 - Chapter 60

154 Chapters

51. The Revenge Rising ; Jelita Kanaya

*BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA...Dexter berusaha menyelesaikan meeting mingguan dan penandatanganan berkas-berkas untuk hari ini dengan secepat mungkin karena ia ingin bertemu dengan Jelita. Damned it! Dexter benar-benar kesal karena wanita itu terus-menerus menghindarinya sepanjang hari ini. Dexter sengaja meminta Jason untuk datang ke Gedung Alpha Green dalam meeting yang membahas klausul perjanjian kerjasama dengan salah satu perusahaan. Hanya alasan, tentu saja. Dexter sudah paham semua poin-poin yang tertera di dalam perjanjian itu. Ia hanya ingin bertemu dengan Jelita, ingin memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. Dexter tak bisa menampik perasaan was-was yang membuatnya resah atas keselamatan Jelita, pasca penculikannya semalam. Diam-diam, Ia juga menugaskan Nero dan beberapa bodyguard untuk mengikuti Jelita setiap hari, dan melaporkan semua aktivitasnya.Dexter tak peduli jika ia dianggap berlebiha
Read more

52. Chasing Jelita

Jelita berlari secepat mungkin menuju lokasi dimana mobilnya terparkir. Ia benar-benar tidak berani menoleh lagi ke belakang, dan hanya fokus untuk melarikan diri dari Dexter.'Dexter sialan! Keluarga Green sialan! Kenapa aku harus kembali bertemu dengan mereka?! Selama sepuluh tahun ini hidupku begitu tenang dan damai tanpa keluarga Green, dan tiba-tiba sekarang aku harus menghadapi mereka lagi!'Jelita pun memacu mobilnya seperti kesetanan, sebelum akhirnya ia merasa aman dari Dexter. Ia menghentikan mobil di sebuah parkiran minimarket, lalu menangis sejadi-jadinya. Jelita bahkan tidak tahu alasan kenapa ia menangis, cairan bening itu tiba-tiba keluar begitu saja dari sudut matanya.Mungkin karena ia takut pada Dexter... dan Jelita tidak tahu harus berbuat apa untuk mengalahkan kekuasaan keluarga Green. Mereka sangat menakutkan!Farrel memang jahat, menculik dan berniat memperkosa Jelita. Tapi seharusnya dia diprose
Read more

53. Confession Under The Beautiful Night Sky

"Ya, Mr. Green? A-ada apa?" suara seseorang yang terdengar takut-takut, menjawab sambungan video call Dexter. Suara yang familier itu pun membuat Jelita sontak membelalakkan matanya.Itu suara Farrel! Jelita tidak akan pernah melupakan suara berat yang menjengkelkan itu. Suara orang yang telah menculiknya!"Aku hanya ingin memastikan kalau semuanya baik-baik saja." Nada suara Dexter pun berubah menjadi dingin, dan pertanyaan selanjutnya malah tersirat seperti ada nada yang mengancam di dalamnya. "Apa ada masalah di sana?" "Tidak, Mr. Green. Semuanya baik-baik saja," jawab Farrel yang terdengar agak gugup. "Saya... saya mengerjakan semua tugas yang Anda berikan, Mr. Green." "Good. Bagaimana dengan Alaska? Betah?" tanya Dexter dengan seringai puas di bibirnya."Y-ya, saya betah di sini... Dingin, tapi suasananya tenang dan alamnya indah," sahut Farrel lagi. Jelita pun membelalak kaget. Apa dia tidak
Read more

54. Confession Part 2

*FLASHBACK ENAM TAHUN YANG LALU(Melbourne, Australia)Dexter terlihat masih sibuk berkutat dengan materi-materi presentasinya. Besok malam ASX (Australian Stock Exchange / Bursa Efek Australia) kembali memintanya menjadi pembicara mengenai saham dalam sebuah seminar dengan durasi selama tiga jam. Sebagai pialang saham sukses dan cukup dikenal dengan sepak terjangnya yang luar biasa di usia yang masih muda, Dexter memang beberapa kali diminta oleh beberapa bursa efek untuk membagikan ilmu serta tips spekulasi seputar trading dan investasi di dunia saham. Sedikit lagi materi presentasinya akan segera selesai, namun suara dering ponselnya membuat Dexter berpaling dari laptop ke samping meja kerja, dimana ponsel itu tergeletak.Ada nomor tidak dikenal tertera di layar ponsel, namun Dexter tetap menerimanya karena bisa jadi itu adalah perwakilan dari ASX yang menanyakan kesiapan materi untuk seminar malam ini.Karena
Read more

55. Let Me Be Your Shoulder To Cry

"Aku hanya berandai-andai. Jika saja sesuatu terjadi padaku di masa depan, maukah kamu mendampingi Jelita sebagai tempatnya untuk bersandar, Dexter?"--Zikri Gerhana Sutomiharjo--***Jelita pun tercenung. Zikri... berkata seperti itu? Zikri suaminya? Tapi... kenapa? Kenapa dia masih saja tidak percaya bahwa Jelita hanya mencintainya? Hati yang belum sembuh dari rasa kehilangan kini makin terasa nyeri, seakan luka baru telah tumbuh di atas luka lama itu. Jiwanya pun kembali terkoyak hanya dengan mengingat Zikri, suaminya, cinta terakhirnya. Jelita memejamkan matanya yang mulai terasa lembab itu sambil mendesah. Rasanya masih sama meskipun lima tahun telah berlalu. Selalu ada rasa sesak di dada yang tak tertahankan saat rindunya tak terbalaskan. Zikri berada begitu dekat di hati dan pikiran Jelita, tapi wanita itu tak akan dapat lagi menyentuhnya.Apa yang diceritakan oleh Dexter barusan tak pelak m
Read more

56. Crazy Rich Corporate Lunch

Makan malam di rumah keluarga Sutomiharjo hari ini terasa begitu berbeda dengan kehadiran Dexter Green yang satu meja dengan Dirga, Jelita dan kedua anak kembarnya. Aura seorang CEO yang terpancar dari lelaki itu terasa amat jelas saat berbincang santai dengan Dirga Sutomiharjo mengenai seluk-beluk dunia bisnis. Diam-diam Jelita pun melirik papa mertuanya itu, dan seketika hatinya mencelos. Melihat betapa berbinarnya sorot mata Dirga saat berdiskusi dengan Dexter tentang segala hal, membuat Jelita merasakan hatinya tercubit dan nyeri karena sedih. Ia tahu bahwa lelaki berusia lima puluh tahun itu sebenarnya merindukan Zikri, anaknya. Berbincang santai, menceritakan seluruh kegiatan hari ini sambil makan di meja makan adalah salah satu kebiasaan Dirga dan Zikri dulu. Mungkin sekarang Dirga bahkan sedang membayangkan bahwa dirinya sedang berbincang dengan Zikri, bukan Dexter.Dan beda Dirga, beda pula halnya dengan Axel, anak
Read more

57. Unbelievable Dexter

Suara gemuruh tepuk tangan mengiringi ayunan langkah pasti dari seorang Dexter Green. Sosoknya yang tinggi dan proporsional terlihat berkelas, dengan jas abu tua dan vest di dalamnya yang dijahit sempurna mengikuti lekuk tubuh maskulinnya. Ia berjalan dengan tenang dan penuh wibawa, seakan setiap lebar langkahnya penuh dengan perhitungan yang cukup rumit."Selamat siang, para hadirin, rekan kerja serta teman-teman sekalian. Selamat datang di Alpha Dream Cruise!" riuh tepuk tangan pun kembali terdengar bersahut-sahutan ketika suara tegas itu terdengar di seluruh penjuru."Siang ini, perkenankanlah saya selaku CEO dari Alpha Green mengucapkan terima kasih, atas kinerja dan dedikasi Anda semua selama satu bulan pertama perubahan organisasi di perusahaan Alpha Green.""Saya tahu, banyak dari Anda yang mungkin terpaksa lembur berhari-hari karena padatnya pekerjaan akhir-akhir ini. Dan saya juga tahu jika beberapa dari Anda pasti diam-diam me
Read more

58. Tipsy Time

Jelita tersenyum menatap mata sipit dan senyum berlesung pipinya yang manis. Not bad. Wajah oriental lelaki ini tampan juga. "Minum? Tapi... bukannya sekarang masih jam kerja ya?" tanya Jelita.Lelaki itu hanya mengedikkan bahunya dengan santai. "Bukankah Mr. CEO menyuruh kita untuk bersenang-senang?" ia pun balik bertanya, mengacu pada pidato Dexter sebelumnya."Humh... Benar juga. Let's drink, then!" sahut Jelita sambil tersenyum.Si Finance pun melambaikan tangannya kepada bartender untuk memesan minuman."Sex on the beach," tukas Jelita, menyebut sebuah nama cocktail sambil mengerling menggoda si Finance. Minuman itu memang sering dijadikan bahan flirting, karena namanya yang menimbulkan banyak arti."Nice choice," ucap lelaki itu sambil tersenyum dan memandangi bibir Jelita yang sensual. Ia pun akhirnya memesan minuman yang sama juga."Apa yang kamu lakukan sendirian di sini?" tanya si Finance m
Read more

59. Will You Be My Partner In Bed, Dexter?

Kelakuan Jelita makin parah gaess... sekali lagi jangan takjub ya wkwkwk***"Kamu tidak membawaku ke dalam kamar?" tanya Jelita heran pada Samuel.Ketika Samuel berhasil memenangkan tantangan minum dari Jelita, lelaki itu langsung membopong tubuhnya keluar dari bar dan memasuki lift ke lantai paling atas. Jelita baru tahu juga kalau kapal pesiar ini ternyata memiliki kolam renang outdoor yang besar di atasnya.Dan di sinilah mereka sekarang, duduk bersisian di salah satu kursi malas di depan kolam.Samuel memandangi wajah Jelita sambil tersenyum. "Aku ingin kita bercinta atas dasar suka sama suka, Miss Lawyer. Bukan karena hadiah," sahutnya ringan dalam senyum berlesung pipinya. "Sejujurnya, aku benar-benar menyukaimu. Bolehkah jika aku mendekatimu?"Jelita pun serta-merta terbahak mendengarnya. "Mendekatiku?" ulangnya sambil kembali tertawa."Aku bukan tipe wanita untuk didekati, Samuel. Kecuali kam
Read more

60. Do You Still Love Her?

*30 MENIT SEBELUMNYA..."This is soo... refreshing!" seru Dionne gembira saat melihat lautan luas membentang di depannya. Tangannya terentang lebar, mata hazelnya yang terpejam, dan seulas senyum manis terukir di bibir yang terpulas lipstik berwarna jingga. Wanita berambut coklat seleher itu menghirup dalam-dalam udara laut yang asin dan segar itu hingga memenuhi paru-parunya. Ia senang sekali karena Dexter mengajaknya berjalan-jalan di deck bagian depan kapal pesiar.Sementara itu, lelaki di sebelahnya masih terdiam dan sama sekali tidak tertarik dengan pemandangan indah di hadapannya. Pikirannya masih tertinggal di dalam bar, mengingat dengan jelas apa yang dilakukan seorang wanita di sana yang membuat hatinya panas, seolah seseorang tengah meniupkan api yang telah berkobar liar hingga makin membumihanguskan sekujur tubuhnya."Kamu suka?" pertanyaan yang ditujukan kepada Dionne itu sesungguhnya begitu kering, hanya teru
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status