Home / Romansa / The Seductive Revenge / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of The Seductive Revenge: Chapter 31 - Chapter 40

154 Chapters

31. What If They Meet Each Other?

"Terus kalau nanti ketemu lagi sama Dexter gimana, Ta?"Jelita hanya mengedikkan bahunya tak peduli. "Kalau ketemu Dexter ya?" ulangnya lagi sambil berpikir."Yaa... mau gimana lagi. Mungkin aku cuma akan say hai, mungkin juga aku langsung menampar wajahnya, atau malah mungkin menyeret tubuhnya ke atas ranjang dan bercinta dengan gila-gilaan," sahutnya bercanda sambil nyengir.Tania yang mengira sahabatnya itu berucap serius, sontak langsung melotot. "Jangan gila kamu, Ta! Dexter itu sudah bertunangan loh."Seketika Jelita pun tersedak dan terbatuk-batuk saat sedang menghisap vapenya. Ia lalu menatap Tania lurus-lurus dengan sorot tajam. "Dexter? Bertunangan?" ulangnya tak percaya setelah meneguk air yang diberikan Kevin.Kevin pun berdecih mendengarnya. "Kenapa? Kamu pikir dia akan terpuruk selamanya setelah kamu tinggalin, gitu? Dih, pede!!""Uhm... iya sih. Jujur aku memang berharapnya begitu," tukas Jelita sambil me
Read more

32. The New CEO of Alpha Green Company

Seperti hari-hari sebelumnya, Jelita terlebih dahulu memandikan anak kembarnya dan memakaikan mereka baju yang rapi sebelum turun untuk sarapan bersama.Hari ini ia agak santai, karena tidak perlu mengantarkan Axel dan Aireen ke penitipan anak. Akan ada pengasuh yang datang untuk menjaga si kembar. Semoga kali ini wanita itu akan betah.Saat ini mereka semua berada di meja makan untuk sarapan, dan Jelita masih berkutat dengan menyuapi kedua anaknya sambil ikut memasukkan makanan juga ke mulutnya. Dirga Sutomiharjo, papa mertuanya, sangat terhibur setiap pagi melihat cucu-cucunya yang lucu, yang makin hari makin pintar dengan celotehan mereka yang kritis. "Mama, kenapa tanganku ada dua?" tanya Axel sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya ke atas seperti cabang pohon yang tertiup angin."Mama, si Arjuna di daycare sering menggangguku, aku kesaalll!!" rajuk Aireen sambil manyun dan memilin-milin rambut hitamnya yang panjang d
Read more

33. And They Shall Meet...

"Dexter...?"Jelita masih belum pulih dari keterkejutannya, sehingga ia pun hanya bisa terdiam mematung saat Dexter menarik lengannya dan mengamati Jelita lekat-lekat dari atas hingga ke bawah."Lihat ke depan," ucap Dexter pelan."Hah?""Lihat ke depan kalau berjalan, kamu hampir saja menabrak additional speaker."Jelita memalingkan wajah dan menatap benda besar yang berada dua langkah di depannya. Seketika matanya kembali membelalak kaget. Fiuuuh... hampir saja ia menabrak benda setinggi hampir tiga meter itu!"Uhm... terima kasih," ucap Jelita, sambil melepaskan tangannya dari genggaman tangan Dexter dengan sikap yang kaku. Detik selanjutnya mereka pun saling bertatapan dalam diam, seakan sama-sama ingin menyelami pikiran satu sama lain. Serta tanpa sadar, juga saling mengagumi satu sama lain.Jelita memang mengakui bahwa sejak dulu si brengsek ini memanglah luar biasa tampan, namun Dexte
Read more

34. Nice To Meet You

"Dexter?" Jelita mengernyit antara bingung dan heran. Apa yang dia lakukan di bar milik Kevin?***SATU JAM SEBELUMNYA...Acara pelantikan dirinya sebagai CEO Alpha Green Company akhirnya selesai juga, dan Dexter pun bisa bernafas lega sekarang.Pidato singkatnya sebagai pimpinan baru perusahaan pun berlangsung dengan sangat sukses serta memancing standing applause dari para undangan yang hadir.Dexter juga melihat Jelita adalah salah satu yang ikut berdiri dan memberikannya tepuk tangan, namun terlihat sekali jika wajahnya seperti orang yang bosan. Bahkan saat ia sedang berpidato, wanita itu malah sibuk berbisik-bisik dan tersenyum dengan Jason Pierce, si pengacara perusahaan Alpha Green.Menyebalkan sekali.Saat ini Dexter sedang duduk di meja bundar bersama Dionne, William, Heaven dan beberapa Direksi serta pemegang saham mayoritas dari Alpha Green Company. Mereka berbincang santai sambil sedikit b
Read more

35. Are You Afraid?

"Farrel, bagaimana jika kita bertaruh lagi?" cetus Jelita tiba-tiba, membuat telinga Farrel pun menegak penuh ketertarikan.Mereka sekarang sudah duduk di depan meja bartender dengan posisi yang sangat berdekatan, sementara Dexter berada cukup jauh di ujungnya.Namun lelaki itu masih bisa mendengar percakapan antara Jelita dan Farrel dengan cukup jelas."One for you, and one for me. Let's see, siapa yang tidak tumbang! Yang kalah akan menjadi budak seks selama semalam untuk yang menang." Jelita memberikan satu botol minuman kepada Farrel sambil tersenyum, lalu meraih sebotol untuk dirinya sendiri.Farrel tertawa keras, jelas sekali dia sangat kegirangan dengan tawaran itu. Dia pasti mengira kalau Jelita adalah bad drinker. Dan bagaimana pun, kalah atau menang, dua-duanya adalah tawaran yang sama-sama menggiurkan."DEAL!!" sahutnya dengan sorot liar yang tertuju pada dada Jelita, membuat Dexter yang melihatnya ingin sekali melemparkan kurs
Read more

36. Forgive Me

"Apa kamu takut akan menjadi budak seksku selama semalam?" cetus Dexter dengan mata caramelnya yang berkilauan ditimpa cahaya lampu bar.Jelita mengangkat alisnya sambil mendesah keras tidak percaya. 'Lihatlah si brengsek ini! Bahkan setelah memiliki tunangan yang sesempurna Dionne Graham saja, dia masih saja tidak setia!'Jelita bahkan masih ingat saat Dexter melakukan pidato pertamanya sebagai CEO Alpha Green tadi siang, dia telah memperkenalkan Dionne kepada semua orang sebagai tunangannya. Dan wanita itu bukanlah orang sembarangan, dia adalah fashion designer muda yang berbakat dan sedang naik daun berkat rancangannya yang sangat digemari di dalam dan luar negeri, serta butiknya Urban Dictionary yang selalu ramai.Jelita bahkan tersenyum dan mengakui kehebatan Dexter dalam mencari pasangan yang tak cuma cantik, namun juga pintar dan bertalenta.Jelita tadinya sudah berniat untuk melupakan dan memaafkan Dexter setelah semalaman ia men
Read more

37. Please Don't Make Things More Complicated

"Yaa.... ya. Kamu memang brengsek waktu itu, tapi tetap saja layak untuk mendapatkan kata maaf," Jelita tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Dexter, seolah-olah mereka sepasang sahabat karib.Ya, rasanya itu yang memang Dexter inginkan. Ia ingin menjadi sahabat Jelita, dan ingin berbicara santai padanya seperti sikap Jelita pada Kevin."By the way, kamu mengenal dia?" tanya Jelita penasaran sambil menunjuk Farrel yang masih tertidur karena mabuk berat di kursinya.Dexter menggeleng. "Ada banyak peserta seminar yang hadir, dan aku tidak begitu menghapal wajah mereka semua," tutur Dexter."Jadi kamu memberikan seminar tentang saham selama di Aussie ya?" tanya Jelita penasaran."Uh-hum... ASX memintaku untuk jadi pembicara sekaligus memberikan pelatihan menjadi trader dan investor."(ASX : Australian Securities Exchange atau Bursa Efek Australia)Wanita itu pun mencebikkan bibirnya sambil mengangguk-angguk mendengar penjel
Read more

38. Your Name In My Heart

Penampilan Jelita mirip sekali dengan orang yang habis bercinta... Dan Dexter akan membuatnya menyesal karena telah melakukan hal itu di depannya.***"Dexter? Ada apa?" Jelita yang kaget melihat Dexter yang sedang diam berdiri di bawah tangga pun segera melangkah menghampirinya.Dengan sorot matanya yang dingin, Dexter terlebih dahulu memindai seluruh tubuh wanita itu sebelum melemparkan pertanyaan dengan nada yang tak kalah dingin. "Siapa dia, Jelita? Siapa lelaki yang bersamamu tadi di atas?""Oh... Dia Farrel. Kenapa?" Jelita menjawab dengan santai sambil merapikan rambutnya.Sorot mata caramel itu tiba-tiba kehilangan cahayanya, bagai malam gelap tanpa bintang. "Apa kamu bercinta dengannya?"Jelita pun mengernyitkan keningnya, tak suka dengan pertanyaan Dexter yang terkesan ikut campur. "Apa masih perlu kujawab?""Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan!" bentak lelaki itu.Jelita p
Read more

39. Sexual Harrasment

Pagi yang cerah hari ini, dan Jelita cukup senang karena pengasuh baru Axel dan Aireen sepertinya cukup piawai membuat mereka anteng dan menurut. Namanya Dara, usianya 21 tahun, hanya beda lima tahun dari Jelita. Dara juga cukup sabar menghadapi anak kembarnya yang bukan cuma bawel, namun banyak tingkah itu. Hari ini ia pun bisa sarapan dengan tenang dan nyaman sambil berbincang santai dengan mertuanya, Dirga Sutomiharjo. Sesekali ia melirik Axel dan Aireen yang makan dengan lahap disuapi oleh Dara, dan terlihat juga anak kembarnya itu merasa nyaman dengan pengasuh mereka. Syukurlah."Mama berangkat dulu ya, Sayang," Jelita pamit sambil mengecup dan memeluk erat kedua anaknya setelah ia selesai sarapan. Lalu ia menatap Dara. "Titip anak-anak ya, Ra. Kalau ada apa-apa telepon saya saja," ucapnya pada Dara sambil tersenyum.Jelita dan Dirga sama-sama berjalan menuju mobil mereka. Tak berapa lama kemudian, dua buah mobil mewah p
Read more

40. Never Take Small Things For Granted

Dexter melirik kesal pada Jason yang malah mengikuti Jelita ikut masuk ke dalam ruangannya, padahal ia berharap bisa bicara berdua saja dengan wanita itu!"Jadi, ada masalah apa sebenarnya tadi itu dengan Denis?" tanya Dexter membuka pembicaraan. Mereka semua sudah duduk di sofa kulit lembut yang empuk. Dexter dan Jason berada di single sofa saling berhadapan, sementara Jelita duduk sendirian di double sofa. Jelita pun menunduk, membiarkan Jason sebagai Senior Associates yang akan menjabarkan kepada Dexter. Lagipula dia juga tidak melihat kejadian sebenarnya.Jason menghela napas pelan sebelum berujar. "Masalah pelecehan seksual, Mr. Green. Saudara Denis memanfaatkan situasi lift yang penuh sesak untuk melakukan tindakan asusila terhadap kolega saya, Jelita."Kening Dexter pun seketika berkerut. Ia menatap Jelita yang membuang pandangannya ke jendela. "Tepatnya seperti apa pelecehan yang dia lakukan?""Denis sengaja berdiri di
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status