Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Warisan Artefak Kuno: Chapter 251 - Chapter 260

412 Chapters

Dalam Labirin – Bagian Ketiga.

Setelah mengalahkan rombongan Praktisi dari Taiyang, Rong Guo menghilang secepat angin malam yang berhembus tanpa jejak.Dengan menggunakan Qinggong miliknya, sebuah ketrampilan yang terkenal sebagai teknik tertinggi di Benua itu, keberadaannya lenyap begitu saja, tak terlihat oleh Pendeta Yunho maupun Pangeran Han Seolmin.Satu detik ia masih di sana, dan detik berikutnya, seperti bayangan yang tersapu cahaya, dia sudah tak terlihat.Rong Guo kini melangkah memasuki sebuah ruang luas yang tampak seperti taman tua yang ditinggalkan.Suasana di tempat itu suram, dipenuhi rerumputan kering yang tumbuh liar setinggi pinggang, seolah-olah menjadi saksi bisu bagi waktu yang berlalu tanpa perawatan. Angin berdesir pelan, membuat ilalang itu bergoyang, menciptakan suara gemerisik halus yang menggetarkan udara.Rong Guo melirik rerumputan tinggi itu dengan sorot mata tajam, mengenali mereka dari memori lama yang tersimpan dalam ingatannya."Ilalang Surgawi...?" batinnya terkejut, mengingat pe
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Panen Sumber Daya.

"Mahluk terkutuk! Rasakan pembalasan ini!" teriak Lin Daiyu dengan penuh semangat, suaranya menggema di tengah medan yang dipenuhi ilalang.Dengan kecepatan yang memukau, tubuhnya melesat laksana seekor rajawali yang sedang menerkam mangsa. Kedua tangannya terbentang lebar, memegang crossbow yang siap dilepaskan.Gerakan Qinggong-nya begitu anggun, seakan-akan setiap langkahnya di udara adalah tarian ilahi, seiring dengan pelatuk yang ditariknya dalam satu gerakan sempurna.Pemandangan itu begitu indah, memancarkan kesan bahwa Lin Daiyu adalah seorang dewi perang yang turun dari langit.Di bawahnya, Ular Mahkota Perak, makhluk raksasa dengan tubuh berkilauan bagai baja, baru saja melibas ekornya dengan dahsyat. Akibatnya, lima murid Sekte Lembah Hijau terhempas keras ke tanah, tulang mereka terasa retak dan tak berdaya.Sang ular Kepala Mahkota tidak sadar bahwa bahaya lebih besar sedang mengintai dari ketinggian—Lin Daiyu yang tengah bersiap menuntaskan serangannya.SWISH-SWISH-SWIS
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Pohon Bodhi Suci.

Selama dua hari dua malam perjalanannya menuju jantung Istana Gurun Pasir, Rong Guo menyaksikan banyak hal yang membuka matanya.Bukan hanya keindahan lanskap yang tandus dan keras, namun juga berbagai kejadian yang mencerminkan sifat asli manusia.Di setiap tikungan jalan, di setiap persimpangan, Rong Guo dihadapkan pada pemandangan yang membuat hatinya tawar. Dunia kultivator penuh dengan tipu daya dan ambisi yang tidak kenal belas kasihan.Di depan matanya, ada pertempuran sengit antar kultivator yang berasal dari golongan yang sama. Mereka saling membunuh hanya untuk memperebutkan sumber daya langka yang muncul secara tiba-tiba, seperti binatang buas yang berebut bangkai.Tak jarang juga, Rong Guo melihat kultivator yang berkhianat, meninggalkan sektenya untuk bergabung dengan golongan sesat atau aliran hitam demi mendapatkan lebih banyak keuntungan."Inilah wujud asli para kultivator di Istana Gurun Pasir ini," batin Rong Guo dengan perasaan getir, matanya menyapu pemandangan kek
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Pohon Bodhi Suci - Dua.

"Tapi aku ingin menantang sosok Tuan yang duduk di arah mata angin selatan. Bukan Anda," kata Zhang Long Yin dengan penuh keyakinan. Suaranya terdengar tegas, seolah tidak ada keraguan dalam dirinya.BAM!Semua pandangan segera tertuju pada kultivator dari Benua Podura yang duduk di sisi selatan bawah Pohon Bodhi Suci, pria dengan aura tenang namun mendominasi.Malam ketika portal Istana Gurun Pasir akan dibuka, sosok inilah yang memberi instruksi kepada para ahli untuk mengumpulkan pecahan peta, menunjukkan kewibawaannya tanpa sepatah kata pun lebih dari yang diperlukan.Wajah Norzin mendadak berubah, ekspresinya bagaikan ingin tertawa, namun bibirnya hanya bergetar sedikit, menahan tawa yang hampir meledak."Apakah Anda yakin ingin menantang Tuan Mahlion, bukan aku?" tanyanya, suaranya sarat dengan ejekan terselubung. Ia memalingkan wajah dan menatap pria yang di sebut Mahlion, tak bisa menyembunyikan rasa geli.Suasana yang sudah tegang kini semakin tegang. Setiap kultivator di tem
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Pohon Bodhi Suci - Tiga.

"Masih ada yang akan melawan kami?" Suara Tuan Norzin terdengar dingin, menggema di dalam ruang istana gurun pasir yang luas. Kata-katanya telah mengguncang hati setiap pendengarnya.Ia berdiri tegak, postur tubuhnya mencerminkan kepercayaan diri seorang ahli yang tak terkalahkan, sementara Tuan Mahlion telah duduk kembali dalam posisi lotus, napasnya tenang seperti angin lembut yang berhembus di bawah Pohon Bodhi Suci.Para kultivator, manusia yang sejak lama terkenal dengan ambisi dan tekad baja, tak bisa menahan dorongan untuk mencoba peruntungan.Kekalahan Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang yang namanya telah lama berkibar di empat penjuru, menyulut semangat di antara mereka.Tokoh-tokoh besar dari berbagai sekte ternama dari lima kekaisaran maju satu per satu, seperti ombak yang tak henti-hentinya menghantam karang. Semua berharap setidaknya satu dari mereka bisa membukukan kemenangan dan mengukir nama mereka dalam sejarah di Benua Longhai.Namun, harapan itu hancur dengan cep
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Akhir Keramaian.

Begitu gulungan cahaya pedang memudar, sosok yang tersisa di tengah arena mulai tampak jelas—seorang pemuda dengan topeng putih yang menutupi sebagian besar wajahnya.Jubah lebar yang membalut tubuhnya berkibar perlahan, mengikuti aliran angin yang masih tersisa dari energi pertempuran. Sekelilingnya hening sesaat, lalu gemuruh suara kekaguman meletus dari kerumunan."Dia pemenangnya!" seseorang di antara mereka berteriak."Anak muda itu luar biasa! Dia setengah langkah menuju ranah Pendekar Kaishi!" sambung yang lain.Reaksi terkejut tampak di mana-mana, namun yang paling menonjol adalah dari tiga praktisi Benua Podura. Mereka menyipitkan mata, menatap pemuda bertopeng itu dengan sorot dingin yang tak bisa disembunyikan.Keheningan melingkupi mereka, meski ada tanda-tanda ketidakpuasan yang menguar dari aura mereka.Namun, tak satu pun dari mereka beranjak atau berbicara, seolah memilih untuk menahan diri, tetap duduk tegak di atas dudukan batu di empat arah mata angin.Rong Guo yang
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Perjalanan Baru.

BAM!“Aduh!”Langit malam telah menyelimuti bumi ketika Rong Guo terlempar di antara pepohonan bambu yang tinggi menjulang di Hutan Zhulin.Sosoknya tiba-tiba muncul dari ketiadaan, seakan ditarik oleh kekuatan tak kasat mata, kemudian terhempas keras di atas tanah yang dingin dan keras.Rasa sakit segera menyebar ke seluruh tubuhnya, namun Rong Guo, yang sudah terbiasa dengan rasa perih dari luka pertempuran, dengan sigap bangkit berdiri tanpa mengeluh.Angin malam berdesir pelan, membawa aroma daun bambu yang khas, namun pikiran Rong Guo tak terganggu oleh keheningan hutan yang mencekam.Dalam benaknya, hanya satu hal yang terlintas dengan cepat, memenuhi hatinya dengan kekhawatiran mendalam. “Airmata Fenghuang... apakah buah itu tidak rusak?”Tanpa membuang waktu, Rong Guo segera merogoh sakunya, jari-jarinya dengan gemetar menyentuh buah berharga yang baru saja ia peroleh.Matanya berbinar saat ia mengeluarkan Buah Bodhi dari balik jubahnya, dan sebuah hembusan lega lolos dari bib
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Perbatasan Dua Kekaisaran.

Pagi itu, sebuah kereta kuda yang ditarik oleh dua ekor kuda berderap cepat meninggalkan gerbang Selatan Kota Xuefeng Du.Roda-roda kereta berdecit pelan, menciptakan jejak panjang di atas salju yang memutih, melintasi tanah dingin yang diam membeku. Hanya dalam waktu singkat, kereta itu memasuki Hutan Murbei, yang dikenal dengan kesunyiannya di musim dingin.Dari dalam kereta, sebuah tangan tampak keluar, kurus namun panjang, jari-jarinya bergerak perlahan, seakan meraba udara dingin di sekitarnya.Tangan itu sesekali menyibak tirai kereta yang berat, memberi celah untuk mata sang pemilik mengintip pemandangan luar.Pepohonan Murbei yang biasanya hijau dan rindang kini tampak meranggas, daunnya tak lagi menyapa bumi. Yang tersisa hanyalah ranting-ranting kering yang memutih diselimuti salju tebal.Salju turun semakin lebat, menutup seluruh permukaan tanah, menciptakan ilusi padang yang seolah tak berujung.Padahal, waktu seharusnya sudah memasuki awal musim semi, tetapi di Utara, mus
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Penghadangan.

Semenjak kejadian di Gurun Hadarac, tepatnya di Istana Gurun Pasir, sebuah peristiwa yang mengguncang seluruh Benua Longhai, nama sosok pemuda yang mengenakan topeng putih itu telah menjadi buah bibir di mana-mana.Di pelosok negeri dalam Lima Kekaisaran, setiap sudut desa dan kota dipenuhi dengan bisik-bisik dan percakapan tentang sosok misterius yang bertopeng putih. Akhirnya, mereka memberinya nama ‘Si Topeng Putih’, sebuah julukan yang mengundang rasa ingin tahu dan ketakutan sekaligus.Hanya ada sedikit nama yang disebut-sebut sebagai Sepuluh Sosok Paling Berpengaruh, yang saat ini dikenal sebagai Datuk Dunia Persilatan di Benua Longhai.Tercatat dalam sejarah, ada nama-nama besar seperti Qiu Jianfeng, seorang tokoh aliran Tao dari Utara, Yang Jiangzhen, serta beberapa nama sakral lainnya yang menjulang di seluruh penjuru benua. Mereka dikenal memiliki kesaktian luar biasa di ranah Kaishi dan terdaftar sebagai sepuluh besar Datuk Dunia Persilatan.Secara teratur, Puncak Qingxue,
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Guru Negara.

Wajah Kusir Hao memucat, seolah semua warna dalam hidupnya lenyap seketika. Baru kali ini ia menyaksikan pembantai semudah yang terjadi di depan matanya.Ketika sosok berjubah putih menjejakkan kakinya di padang rumput yang basah, tepat di samping kusir kereta, rasa gugupnya kian tak tertahankan.“Tuan... Tuan, apakah anda benar-benar Si Topeng Putih?” Suara sang kusir bergetar dan terbata-bata, seolah lidahnya terasa berat. Ia tak lagi berani memanggilnya Guru Tao, nama yang sebelumnya terasa akrab di telinganya.Namun, dari balik topeng putih yang menyembunyikan wajah dinginnya, suara Rong Guo terdengar ramah, mengandung nada yang menenangkan.“Kusir Hao, mengapa tidak memanggilku Guru Tao saja? Anda sudah menyaksikan kejadiannya, akulah sosok di balik Si Topeng Putih. Sebaiknya, pertahankanlah memanggilku Guru Tao. Takutnya, identitasku ini akan membawa petaka bagimu jika kau mengaku kenal denganku,” ujarnya singkat.“B-baik, Guru Tao Guo,” kata sang Kusir. Suara Kusir Hao masih be
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
42
DMCA.com Protection Status