Beranda / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab Warisan Artefak Kuno: Bab 231 - Bab 240

412 Bab

Ditengah Lautan Donghai.

Setelah pertemuan tidak terduga dengan Kapal Perang Dewa Petir dari Taiyang, perjalanan Rong Guo di atas Kapal Naga Biru menuju pelabuhan terdekat di wilayah Barat belum juga mencapai akhir. Namun, pertemuan itu hanyalah awal dari rentetan peristiwa lainnya.Semakin hari, semakin banyak kapal-kapal besar yang muncul di cakrawala, seperti kawanan ikan paus raksasa yang bermigrasi di permukaan laut. Tubuh mereka yang kokoh mengarungi ombak, bergerak perlahan namun pasti, semuanya menuju ke arah yang sama—pelabuhan di Barat.Kapal-kapal tersebut, sekitar sepuluh jumlahnya, terdiri dari berbagai jenis. Ada kapal komersial yang berlayar dengan lamban, membawa muatan penuh barang dagangan, sementara kapal perang terlihat menderu dengan gagah, berburu angin dan arus untuk lebih cepat mencapai tujuan.Lautan Dong Hai seolah-olah menjadi arena balap yang tak terucap, seakan-akan mereka semua berlomba untuk menjadi yang pertama tiba di Kota Biratama di Barat.Di antara semua pergerakan itu, Ron
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-11
Baca selengkapnya

Aliansi Yang Gagal.

“Daozhan yang mulia ...” kata Han Seolmin sambil menyunggingkan senyum yang tampak ramah namun terselubung. Suaranya lembut, namun nada penuh muslihat tersirat di balik kata-katanya.“Aku melihat Anda tampaknya menuju ke Barat. Apakah tujuan Anda adalah mencari Airmata Giok Fenghuang?”Ada kilatan licik yang singkat di mata Han Seolmin, seolah menilai setiap gerakan dan ekspresi Rong Guo.Meski begitu, Rong Guo tetap mempertahankan wajah tenang dan penuh kebajikan, layaknya seorang yang saleh dan suci dalam dunia persilatan. Dia sadar betul bahwa di balik senyuman pangeran itu, tersimpan maksud yang lebih dalam.“Yang kulihat, Daozhan bepergian seorang diri untuk perjalanan ini. Kita akan tiba di Kota Pelabuhan Biratama besok. Namun, sejak awal perjalanan ini, sudah tampak begitu banyak pesaing yang mengincar Airmata Giok Fenghuang,” lanjut Han Seolmin, sengaja menggantungkan kata-katanya untuk menciptakan kesan lebih mendalam.Senyum di wajahnya semakin melebar, menambah kesan percay
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-11
Baca selengkapnya

Ahli Senjata Rahasia.

Meskipun sosok bayangan hitam itu mengenakan kain penutup wajah, Rong Guo bisa merasakan aura kuat yang berdesir dari balik ilusi yang ia ciptakan.Suasana di dalam kabin yang sepi menjadi semakin mencekam, angin laut yang berhembus dari celah jendela memperkuat nuansa misteri. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya, namun ia tetap tenang."Seorang Praktisi di tingkat Pendekar Lotus Emas?" pikir Rong Guo dalam hati, matanya menyipit di balik ilusi sihir yang ia buat. Hatinya bergemuruh, tapi ekspresinya tetap tenang, saat sosoknya menyatu dengan bayangan kamar yang sunyi."Sebentar... Tapi ini bukan aura Pendeta Yunho!" batin Rong Guo ragu-ragu. Tadinyadia menduga, sosok ninja ini adalah Pendeta Yunho, jika menilik dari motifnya – dendam karena ia menolak untul beraliansi dengan Pangeran Han Seolmin.Sekrang dugaannya runtuh setelah menyaksikan lebih dekat, sosok ninja itu.Sosok berbaju hitam itu, meski samar-samar diterangi lampu minyak yang bergoyang lembut, tampak lebih kecil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-12
Baca selengkapnya

Kota Biratama.

"Tapak Vajra?" desis ninja perempuan itu dengan suara serak, hampir seperti bisikan angin yang menyapu permukaan gelap malam di geladak kapal.Begitu telapak tangan Rong Guo menghantam punggungnya, bukan kehancuran atau keruntuhan yang terjadi.BAM!Justru, tubuh ninja itu melesat ke depan dengan kecepatan yang bahkan lebih mencengangkan, seperti sehelai daun yang terhembus badai. Dalam sekejap, bayangannya lenyap di bawah remang-remang cahaya lentera kapal, dan tiba-tiba saja, suara nyaring pecahnya air terdengar.BYUR!Rong Guo tertegun, kedua matanya membulat saat ia melihat sosok hitam itu menceburkan diri ke dalam lautan tanpa sedikit pun rasa takut."Tunggu!" teriaknya, suaranya serak dan penuh ketidakpercayaan. Namun panggilannya terhapus oleh suara debur ombak yang menelan sosok ninja itu.Ia bergegas ke pinggiran kapal, tangannya bergetar ringan saat ia mencengkeram susuran kayu, matanya liar mencari-cari sosok yang baru saja menghilang ke dalam kedalaman laut yang hitam peka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-13
Baca selengkapnya

Pertemuan Tak Terduga.

Rong Guo memutuskan untuk singgah sebentar di Kota Biratama, kota yang riuh oleh hiruk-pikuk orang-orang yang tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing.Jalanan yang ramai itu dipenuhi oleh pedagang, pelancong, dan para kultivator yang saling berlalu-lalang. Suasana pasar yang semrawut dengan aroma makanan jalanan bercampur debu membuat udara terasa berat, menambah perasaan sesak di dada Rong Guo."Begitu banyak orang... dan mereka semua tampak seperti praktisi," pikir Rong Guo, matanya memindai wajah-wajah yang penuh tekad. "Apakah semua orang ini datang hanya untuk berburu Airmata Giok Fenghuang?"Perasaan terkejut perlahan merayap di hatinya.Sebelumnya, dia mengira Airmata Giok Fenghuang hanyalah legenda yang terdengar gaungnya di Kota Xuefeng Du saja, tapi kenyataan di depan matanya berbeda jauh.Kota Biratama, yang awalnya dianggapnya sebagai persinggahan sejenak, kini berubah menjadi tempat di mana semua orang tampak berburu benda legendaris itu. Bisikan dan percakapan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-13
Baca selengkapnya

Pasar Hantu.

Pasar Hantu—tempat di mana barang-barang gelap dijual tanpa aturan yang jelas—terletak di luar batas Kota Biratama.Meski begitu, lokasinya tidak terlalu jauh dari Pintu Timur kota. Pasar ini tersembunyi di balik lorong-lorong sempit dan gelap yang menjulur di sepanjang Bukit Tengkorak, sebuah tempat yang sudah lama dikenal sebagai wilayah terlarang bagi orang-orang biasa.Aroma lembap tanah dan daun yang membusuk memenuhi udara, semakin menambah kesan angker pada tempat itu. Cahaya lampu minyak yang redup dan bergoyang lembut diterpa angin malam, membuat bayangan di dinding-dinding batu terlihat seperti makhluk hidup yang sedang merayap.Rong Guo menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah ke lorong yang gelap itu. Hatinya berdegup sedikit lebih cepat, tapi dia tak membiarkan kegelisahan menguasai dirinya.Tiba-tiba, langkah kakinya terhenti sejenak ketika suara serak yang terdengar tua dan bergetar tiba-tiba pecah di tengah kesunyian.“Derma... atau pergi dari sini,” suara itu datan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Baca selengkapnya

Pasar Hantu Part II.

Satu batang hio telah terbakar habis, asapnya mengepul perlahan, membentuk tirai tipis yang melayang di udara malam.Cahaya redup dari lampu minyak yang terpasang di sepanjang danau menyoroti pemandangan yang menakjubkan.Pasar Hantu kini tampak jelas di depan mata, sebuah dunia terpisah yang tersembunyi di dalam perut bumi. Dalam kegelapan yang menyelimuti, pasar ini berkilau dengan cahaya lembut yang memantul dari lampu minyak, mengungkapkan kehidupan yang ramai dan misterius di balik bayang-bayang.Di kejauhan, pasar ini dipenuhi oleh kerumunan pengunjung dengan penampilan yang aneh dan eksentrik. Para pembeli dan pedagang berpakaian dalam jubah-jubah hitam, mantel bulu, dan topi-topi aneh yang menutupi sebagian besar wajah mereka.Beberapa mengenakan masker yang dihiasi dengan ornamen aneh, sementara yang lain memamerkan pakaian bertatahkan permata yang berkilau di bawah cahaya lampu.Di antara hiruk-pikuk dan keramaian, suara derap kaki, tawar-menawar, dan desisan asap hio menamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Baca selengkapnya

Tabib Surgawi.

“Refiner Zhou Lianghua? Bukankah itu penempa terkenal dari Utara, Kekaisaran Jin Hua? Anda berada di wilayah Barat benua, bagaimana bisa tahu siapa itu Refiner Zhou Lianghua?” tanya Rong Guo dengan suara penuh ketegasan.Ekspresi wajah Rong Gu saat ini memancarkan kewaspadaan. Matanya meneliti setiap detail dari pria tua di hadapannya, ia menyipitkan mata tampak berbahaya.Pria yang bertanya itu tampak tua, dengan tubuh yang terlihat sederhana dan biasa saja. Pakaiannya rapi, tapi kainnya terlihat sudah tua dan kusam. Sebuah topi hanfu menutupi kepalanya, membuat rambutnya tidak terlihat, memberi kesan bahwa dia teratur, tapi ada sesuatu yang misterius tentang dirinya.Aroma tajam dari campuran obat-obatan dan ramuan herbal menguar dari jubah pria tua itu, seolah mengisyaratkan bahwa ia adalah seorang tabib atau alkemis yang berpengalaman.Di sekelilingnya, tumpukan bahan-bahan langka dan herbal tersusun dengan rapi, memenuhi lapaknya yang sederhana namun penuh misteri. Rong Guo menat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Baca selengkapnya

Penyulingan.

“Sebentar, orang tua,” kata Rong Guo sambil menghentikan langkah. “Anda Dokter Huang Zhirou? Murid kedua Sang Maha Sakti Tiada Tanding?” desisnya.Alih-alih berbicara pelan, suaranya terdengar jelas di lorong sempit Pasar Hantu yang gelap dan pengap. Wajah Dokter Huang langsung berubah tegang. Ia melirik ke sekeliling, napasnya sedikit tersengal, menyadari tatapan curiga dari orang-orang di sekitar.“Haiyaaa, kau benar-benar bodoh, Guru Tao Guo!” hardik Dokter Huang pelan namun tajam. “Sudah kubilang jangan bicara keras, tapi kau malah berteriak seperti hendak mengumumkan semuanya!”Pasar yang tadinya dipenuhi suara riuh rendah pedagang dan pembeli mendadak sunyi. Rong Guo merasa dingin merayap di tengkuknya saat mata-mata penuh kecurigaan tertuju padanya. Jantungnya berdetak kencang, tenggorokannya kering, dan dia tersadar akan kesalahannya.“Maafkan aku...” bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Dokter Huang dengan cepat tersenyum tipis, lalu membungkuk ringan ke arah kerumunan. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-16
Baca selengkapnya

Ahli Setengah Langkah Kaishi.

Sementara itu, di luar ruang tersembunyi yang tersembunyi di balik tebing terjal, tampak seorang pria berdiri tegak dengan sikap waspada.Wajahnya menunjukkan ekspresi keras yang menakutkan, dibalut busana serba gelap terbuat dari kain sutra mahal yang berkibar lembut tertiup angin. Penampilan dramatis itu tampak elegan meski aura yang dipancarkannya memancarkan ancaman.Sosoknya tampak lebih menyerupai iblis dari dunia bawah ketimbang manusia biasa. Dengan mata yang tajam seperti elang, dia memperhatikan dengan cermat kelompok di sekitarnya yang sedang berusaha mendobrak tembok berlapis besi.Tembok itulah, yang dia curigai sebagai tempat persembunyian Tabib Surgawi Huang Zhiruo dan seorang keturunan Refiner Spiritual dari Utara, terletak di dalam sebuah ruang rahasia yang tersembunyi dari pandangan umum.“Teruskan menghancurkan tembok itu!” suara Fang Yao, pemimpin Sekte Racun Lima Warna, menggema keras dan penuh tekanan. “Aku yakin, tidak ada yang dapat bertahan jika seratus tenaga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
42
DMCA.com Protection Status