Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Warisan Artefak Kuno: Chapter 171 - Chapter 180

410 Chapters

Kehebohan DI Lobby – bagian Dua.

Mendengar hal tersebut, Li Shangyin segera meninggalkan ruang kerjanya dan melangkah cepat menuju lobi. Setiap langkahnya terasa berat, diiringi dengan ketegangan yang semakin membesar di dalam dirinya.“Celaka, orang tua marga Shu itu. Berani-beraninya membuat kegaduhan di tempatku!” gerutunya dengan marah, wajahnya merah padam.Sebagai tambahan informasi, Paviliun Merak adalah perusahaan yang baru berdiri.Shu Wei, pemimpin cabang Paviliun Merak, dulunya bekerja di Koi Keberuntungan. Namun, seiring berjalannya waktu, keluarga bangsawan Shu memilih untuk membuka usaha sendiri. Shu Wei, yang masih merupakan anggota keluarga bangsawan, dipilih menjadi kepala cabang di Kota Lengyang dan kini bersaing melawan Lin Shangyin, mantan bosnya.Tentu saja, Li Shangyin tidak terima jika Shu Wei bekas anak buahnya datang untuk mengacau di Koi Keberuntungan.Sesampainya di lobby Aula Koi Keberuntungan, ekspresi wajah Li Shangyin tampak terkejut. Ia tak percaya, mendapati ruang aula yang biasanya p
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Keseharian Sebagai Master Talisman.

Sejak hari itu, Rong Guo resmi bekerja sebagai Master Talisman di Aula Koi Keberuntungan.Namun, dia merahasiakan identitas aslinya sebagai Pelindung Aula, dengan beberapa pertimbangan yang matang. "Jika aku memberitahu mereka, kalau memiliki status sebagipelindung Aula, adan dua kemungkinan yang terjadi!”Kemungkinan pertama adalah, bisa saja pihak kekaisaran ketika melakukan pengecekan di Kuil Tiga Kesucian, di Kota Tangye, mereka bisa menyimpulkan kalau aku, imam kecil ini, adalah Raja Kelelawar Hitam," gumam Rong Guo, sambil menulis simbol dan mantra di atas kertas jimat dengan hati-hati.Sebagai seorang Master Talisman, Rong Guo diberi kamar kerja sendiri. Kamar itu cukup luas, penuh dengan hiasan dinding bersimbolkan Tao – Yin dan Yang, serta kalimat-kalimat kaligrafi yang bernuansa magis."Kemungkinan kedua adalah, mungkin saja Aula Koi Keberuntungan di Ibukota Daqi telah merasa aneh atas menghilangnya diriku. Ini bisa dikaitkan dengan Raja Kelelawar, sehingga kemungkinan dugaa
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Hantu Penasaran Level Empat.

Hutan Tanxiang adalah tempat yang terkenal sangat angker, sebuah wilayah yang menjadi momok bagi banyak orang.Malam di hutan ini adalah waktu yang paling menakutkan, dengan kegelapan yang pekat dan suara-suara aneh yang membisik dari balik pepohonan. Sangat sedikit sekali orang yang berani melewati hutan ini kala malam tiba.Kalaupun ada, mereka kebanyakan berasal dari kalangan Jianghu, orang-orang yang memiliki dasar-dasar kekuatan spiritual serta keterampilan bela diri yang mumpuni.Para hantu penasaran tingkat tinggi yang menghuni hutan ini sering kali memiliki kemampuan serangan bela diri dengan kekuatan yang tak terduga, sehingga hanya petarung dilevel tertentu yang berani uji nyali di Hutan Tanxiang.Malam itu, ketika waktu menunjukkan kentongan pertama, sebuah kereta kuda tampak melintasi jalanan berbatu dan becek di Hutan Tanxiang.Roda kereta berderit di atas batu-batu kecil yang licin, menciptakan suara yang bergema di keheningan malam. Sang kusir yang mengenakan caping dar
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Sumpah Serapah Sang Hantu.

DUAR!Ledakan menggema di tengah malam yang sunyi, memecah keheningan hutan Tanxiang.Kilatan cahaya dari talisman yang dilemparkan Rong Guo menerangi pepohonan yang menjulang, seolah-olah mengusir kegelapan sesaat.Hantu penasaran itu, dengan gaun putih yang hampir tak kasat mata, tampak limbung saat talisman melekat pada tubuhnya. Api magis menyala dari simbol-simbol kuno yang terukir di talisman, merambat cepat, membakar gaun transparannya hingga tampak semakin nyata dalam bayang-bayang yang bergoyang.Namun, bukannya ketakutan, hantu perempuan itu hanya menyeringai, bibirnya yang pucat membentuk senyum sinis.“Huff… sebuah talisman dari master talisman peringkat tiga belaka ingin membunuhku? Jangan mimpi!” Suaranya melengking, terdengar seperti suara angin yang berdesir di antara dedaunan kering.Dengan satu lambaian tangan, hantu itu menyapu udara, dan seketika gelombang energi dingin menyapu api yang berkobar. Angin dingin menusuk tulang, memadamkan api dengan cepat, hanya menyi
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Spirit Master Tingkat Empat.

"Jangan bermimpi! Ingin pergi dan bereinkarnasi?" Rong Guo berteriak dengan suara yang menggema di antara pepohonan besar Hutan Tanxaing, suaranya penuh dengan kemarahan dan kekuatan.Ketika matanya menangkap kilatan cahaya samar yang menyerupai kunang-kunang, melesat dari tubuh hantu perempuan yang baru saja ia belah, Rong Guo segera menyadari niat roh tersebut untuk melarikan diri.Dengan cepat, ia melontarkan makian yang tajam. "Tidak akan kubiarkan!" gumamnya dengan nada dingin, namun seketika beraksi.Tangan kanannya bergerak cepat, melempar sebuah talisman yang berukir dengan huruf dan simbol-simbol rumit yang tampak bersinar dalam kegelapan hutan.Talisman itu melesat dengan kecepatan yang menakjubkan, mengejar roh hantu yang berusaha kabur.Rong Guo mulai merapal doa dan mantra yang telah ia pelajari dari ajaran Tao, suaranya dalam dan berwibawa, seolah menggetarkan alam sekitar.Sekelilingnya tiba-tiba berubah.Hutan yang tadinya hanya gelap dan sunyi kini terasa menyeramkan,
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Kehebohan Melanda Kota Lengyang.

Rong Guo bergegas meninggalkan jantung Hutan Tanxiang. Langkahnya mantap, penuh rasa percaya diri.Suara dedaunan yang bergesekan lembut di bawah kakinya menambah suasana sunyi yang hanya ditemani oleh bisikan angin pagi.Cahaya matahari mulai menembus sela-sela pepohonan, menerangi jalur yang membelah hutan, mengarahkan Rong Guo menuju ke pinggiran hutan, tempat di mana kusir kereta Aula Koi Keberuntungan menunggunya dengan penuh kecemasan.Wajah sang kusir, yang tadinya diselimuti oleh kerutan kekhawatiran, seketika berubah bersinar ketika melihat sosok Rong Guo mendekat. Matanya yang letih mendadak penuh semangat, senyumnya merekah seolah beban berat baru saja terangkat dari pundaknya.“Master Guo, syukurlah Anda sudah tiba!” seru sang kusir dengan nada lega yang tak dapat disembunyikan.“Tadinya aku berpikir telah terjadi sesuatu. Aku hampir saja bergegas pergi ke kota untuk memanggil bantuan dan mencari Anda...” Suaranya terdengar serak, mencerminkan betapa cemasnya dia selama in
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Sebuah Salinan – Kisah Membuat Mimpi.

Rong Guo tahu-tahu sudah menginjakkan kakinya di sebuah area yang lebih gelap dan sempit di Pasar Lengyang, dikenal sebagai pasar gelap.Tempat ini memiliki nuansa yang berbeda—misterius dan penuh rahasia. Lorong-lorongnya yang sempit dipenuhi kios-kios yang menjual barang-barang antik, senjata kuno, dan benda-benda langka yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.Rong Guo berdiri di depan sebuah kios yang menjual barang antik.Matahari yang mulai tenggelam membuat bayangannya memanjang di jalanan berbatu yang dilalui oleh para pembeli dan pedagang yang hilir mudik.Di hadapannya, ada sebuah buku kuno menarik perhatiannya.Buku itu terlihat tua, dengan sampul yang usang dan kertas yang hampir lapuk, seolah menyimpan rahasia dari masa lalu.Ketika tangannya hendak menyentuh buku itu, tiba-tiba ia merasakan tatapan yang tajam dan berbahaya, seolah ada seseorang yang mengincarnya.Rong Guo spontan berpaling, mengikuti instingnya yang selalu waspada.“Duan Jiexin... Talisman Master Pavil
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Pengemis Baju Bersih.

Di kamar khusus untuk Master Talisman, Rong Guo duduk tegak di atas bangku kayu.Ruangan itu luas, dindingnya dihiasi kaligrafi puisi dan ajaran Tao yang mendalam.Cahaya lampu minyak yang temaram memantulkan bayangan lembut pada dinding. Jendela berkisi-kisi dengan kertas Xuan menambah nuansa kuno dan misterius. Bayangan pengawal yang berpatroli terlihat samar mondar mandir, di balik jendela dan pintu.Cahaya lampu minyak itu kembali bergoyang, menciptakan permainan bayang-bayang yang menambah kedalaman pada wajah Rong Guo.Sorot matanya yang tajam berkilat saat ia dengan penuh konsentrasi menelusuri halaman demi halaman sebuah buku kuno. Buku itu baru saja ia beli dari Pasar Gelap, di sebuah kios milik Pedagang Qiang yang terkenal akan koleksi barang-barangnya yang langka dan berharga.“Sungguh harta terpendam yang tersia-sia di Pasar Gelap Kota Lengyang ini,” bisik Rong Guo, suaranya nyaris tidak terdengar namun penuh dengan rasa kagum yang membuncah dari dalam hatinya.“Tak ada ya
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Malam Purnama Musim Panas.

Pada sore hari yang penuh keheningan itu, Pengemis Baju Bersih bernama Huang Fu akhirnya setuju dengan penawaran yang diajukan oleh Rong Guo.“Sepakat, untuk biaya makan selama sebulan penuh, aku akan melatih Anda melukis!” kata Huang Fu dengan mantap, sambil menjabat tangan Rong Guo dengan penuh semangat.Sekantong onde-onde wijen yang masih hangat langsung berpindah tangan, memenuhi janji kecil yang telah disepakati.Begitu kantong tersebut mendarat di tangannya, Huang Fu tanpa ragu membuka bungkusan itu. Aroma harum onde-onde wijen yang manis dan gurih segera memenuhi udara, menggelitik indera penciuman mereka berdua.Tanpa malu-malu, Huang Fu melahap sepuluh onde-onde itu dengan rakus, setiap gigitan membawa kenikmatan tersendiri hingga tak tersisa sedikit pun.Setelah menyelesaikan makanannya, Huang Fu mengangkat wajahnya, matanya berbinar saat dia menatap Rong Guo. “Kapan kita mulai pelajaran melukis?” tanyanya dengan nada serius.Rong Guo, yang sedari tadi memperhatikan dengan
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Pembunuhan.

Rong Guo baru saja akan terlelap ketika telinganya, yang terlatih sebagai ahli bela diri tingkat tinggi, menangkap suara samar-samar dari gerakan kaki di atas bubungan Aula Koi Keberuntungan.Instingnya langsung bereaksi, menegaskan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi di sekitar paviliun yang biasanya tenang ini."Meskipun kemampuanku dalam mengerahkan energi sejati sedang tertutup, semua indra dan instingku sebagai seorang praktisi di tingkat Lotus Emas tetap tajam dan waspada," batinnya, merasakan detak jantungnya yang tetap stabil meski situasi mendadak menjadi tegang.Dengan hati-hati, Rong Guo mengintip dari balik jendela di paviliunnya. Tangannya perlahan membuka jendela, membiarkan angin malam yang sejuk masuk dan membawa aroma bunga yang samar namun menenangkan.Di bawah sinar bulan yang redup, ia melihat sosok manusia bergerak dengan kelincahan luar biasa, seolah burung walet yang terbang melintasi langit malam. Sosok itu melompat dari satu bangunan ke bangunan
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
41
DMCA.com Protection Status