Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Warisan Artefak Kuno: Chapter 131 - Chapter 140

409 Chapters

Awal-awal Kekacauan.

Saat musim gugur tiba, jalanan di kota Daqi dipenuhi dengan romantisme. Daun-daun pohon maple yang menghiasi halaman rumah-rumah orang kaya telah berubah warna menjadi keemasan. Ketika angin sepoi-sepoi membawa daun maple yang menguning, bercampur dengan bunga persik yang lembut berguguran, terciptalah pemandangan yang memukau. Suara gemerisik dedaunan yang menumpuk di jalanan saat kaki melangkah dan menginjaknya seperti melodi latar yang menenangkan.Malam Bulan Purnama masih dua hari lagi dari sekarang.Meski udara mulai dingin dan angin dari Utara terasa seperti pisau yang mengiris kulit, kota Daqi tetap ramai dengan kedatangan banyak pelancong. Mereka berhamburan di jalan, membuat Pasar Timur yang biasanya sepi, pada senja ini, berubah menjadi ramai menyambut keramaian malam hari.Lampion berwarna-warni telah diletakkan di depan rumah-rumah hiburan malam. Restoran dan penginapan di wilayah itu pun tak kalah menarik dengan lampu-lampu yang menerangi papan nama mereka, menawarkan ke
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Kejadian Kuil Lingguang.

Di dalam Gedung Bayangan Malam – sebuah bangunan yang terpisah dari Aula Koi Keberuntungan, Rong Guo duduk di hadapan Tuan Ma Hu dan Du Shui.Cahaya buram dari lentera di sudut ruangan yang bergoyang, serta minimnya cahaya matahari yang minim - berusaha menerobos lewat jendela berkisi-kisi, memberikan nuansa misteri dalam ruangan. Aroma dupa berbau kayu cendana yang terbakar menguar di udara, menambah suasana yang menegangkan.Wajah Rong Guo tampak serius, di tangannya ada selembar kertas berisi informasi dunia persilatan yang sangat mengejutkan.“Mengapa aku bisa lupa, pertemuan Aliran Sesat yang kujanjikan pada Yan Huansheng – Pemimpin Organisasi Lima Warna itu? Bukankah jadwal pertemuan itu adalah malam saat Purnama pertama di awal musim gugur? Itu berarti dua hari dari sekarang?”Rong Guo menepuk jidatnya, menyadari kekhilafannya. Wajahnya sedikit berkerut saat pencerahan muncul di benaknya. Pertanyaan yang menggelayut di hatinya terjawab sudah dengan sendirinya.“Jadi... sosok-so
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Sekte Makam Neraka.

Hujan baru saja berhenti di Kota Daqi.Genangan air tampak di mana-mana, memantulkan cahaya lampu jalan yang redup. Udara lembap bercampur dengan hembusan angin musim gugur, membuat suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya.Daun-daun maple yang sudah berguguran menutupi jalanan di sepanjang Kota Daqi, terlihat seolah-olah berlapiskan permadani kemerahan. Meskipun begitu, suasana romantis tidak terasa pada pagi itu; hanya ada kesunyian yang menyelimuti.Ada sekelompok tentara tampak berlari dengan langkah berirama, suara langkah mereka terdengar mantap di tengah kesunyian pagi. Mereka mengejar pemimpin mereka yang duduk di atas seekor kuda perang yang terlihat gagah perkasa, bulu kudanya yang basah berkilauan diterpa cahaya redup.Bunyi derap kaki kuda dan dua lusin sepatu tentara yang menghantam tanah terdengar seperti gelombang di pagi gelap saat matahari belum nampak di ufuk timur. Setiap langkah mereka menggema, menciptakan irama yang mengiringi perjalanan mereka menuju gerbang
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Sekte Makam Neraka – Bagian Dua.

Malam saat bulan purnama di awal musim gugur.Sekte Makam Keramat terletak di sudut tersembunyi dalam sebuah hutan misterius, di Kekaisaran Yue Chuan, tidak terlalu jauh dari ibu kota. Tempat ini memiliki aura misterius yang jarang ditemui, membuatnya seakan-akan tersembunyi dari pandangan dunia luar.Di Hutan Xiang yang angker, pemandangan dipenuhi pohon ek raksasa berusia ratusan tahun. Batang-batangnya yang besar dan kokoh menjulang tinggi ke langit, daunnya lebat menciptakan kanopi hijau yang hampir tidak pernah ditembus oleh sinar matahari. Ketika angin malam berhembus, suara dedaunan yang berderak dan ranting-ranting yang bergesekan terasa menambah suasana misterius dan menyeramkan.Ada sebuah pemakaman keramat yang juga berusia ratusan tahun di Hutan Xiang ini.Saking tua dan kuno, banyak orang enggan melewati Hutan Xiang jika ingin pergi ke kota lain di sekitar ibu kota. Pemakaman ini dikelilingi oleh cerita-cerita horor dan legenda, menambah kehati-hatian para pelintas jalan.
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Seni Cakar Neraka VS Seni Hati Es Membeku.

Di bawah tanah, di kedalaman perut bumi tempat Sekte Makam Neraka berkediaman, suasana terasa begitu mencekam.Cahaya lampu minyak, dan obor yang redup memantulkan bayangan-bayangan para kultivator ke dinding-dinding batu, menciptakan gerakan seolah mengikuti ketegangan yang menyelimuti para kultivator aliran hitam yang berkumpul di bawah Pohon Ek gersang itu."Bing Xin Mo!" suara-suara kultivator aliran hitam terdengar mendesis, menggema hingga kei lorong-lorong bawah tanah yang sempit.Kebanyakan kultivator yang hadir pada malam purnama itu mengenal dengan baik siapa Bing Xin Mo ini.Bing Xin Mo tidak hanya memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi juga Kultivasi di ranah Pendekar Lotus Emas. Sejak lama, dia selalu ingin bersaing melawan Raja Kelelawar Hitam. Dengan kesaktian yang setara di ranah Pendekar Lotus Emas, Bing Xin Mo sangat berambisi untuk memimpin seluruh Aliran Hitam di Kekaisaran Yue Chuan, dan mengalahkan Raja Kelelawar Hitam.Sayangnya, dalam suatu duel yang berlangsu
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Zhi Zhu Shuang Ji.

Kebekuan seketika melanda saat suara itu terdengar, membantah dominasi Iblis Hati Es – Bing Xin Mo. Semua mata langsung terkunci pada dua sosok yang berdiri di pintu gua, jalan masuk ke perkampungan Sekte Makam Keramat.Mereka adalah sepasang suami istri. Keduanya tampak berusia tidak kurang dari Enam puluh tahun.Yang laki-laki, meskipun wajahnya tua sesuai usianya, akan tetapi dari busana yang ia kenakan, ia terlihat seperti tubuh seorang perjaka yang berusia dua puluh tahun. Otot-ototnya menonjol dari lekukan baju yang ketat di lengannya. Dan semua penampilan otot ini memenuhi postur tubuhnya yang tinggi dan tegap. Wajahnya muram dan terlihat kejam. Dia tidak menyanggul atau setidaknya mengikat rambut panjangnya dengan pita, sehingga rambut putih itu tergerai, tampak kusut dan acak-acakan.Sebaliknya, yang perempuan justru terlihat sangat rapi.Meski rambutnya putih seperti salju, ia mengunci rambut itu dengan jepitan, membentuk konde yang rapi di atas kepala. Sebuah tusuk konde em
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Nadi Pedang.

Di antara suhu yang dingin dan lembab, di antara desiran angin yang bergemuruh melewati celah-celah tebing, masuk ke dalam perkampungan Sekte Makam Neraka, semua kultivator aliran hitam diam dan membisu.Suasana tegang menyelimuti tempat itu, seolah-olah setiap napas dan gerakan mereka, bisa membawa bencana.Bing Xin Mo mengangkat pedang Es berwarna putih berkilau kebiruan tinggi di atas kepalanya.Pedang itu memantulkan cahaya yang dingin, menambah kesan mendominasi pada dirinya. Dia berdiri dengan anggun, matanya yang tajam berputar memindai sekelilingnya, senyum tipis yang tersungging di bibirnya menambah kesan angkuh.Dengan mendengus dingin, Bing Xin Mo berkata, "Semua penghalang jalanku menjadi penguasa aliran hitam, yakni mereka yang memiliki kultivasi tinggi sudah aku bereskan! Dan Raja Kelelawar Hitam pun sudah binasa!”Ekspresi Bin Xin Mo terlihat mengerikan. Wajahnya yang putih dan sepucat salju, tampak serakah ketika tak dapat menyembunyikan keerakahan ingn menjadi penguas
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Era Kekacauan.

Pemahaman yang mendalam tentang Niat Pedang, atau Maksud Pedang, meliputi beberapa tingkat:Roh PedangNadi PedangIstana PedangBaru-baru ini, setelah menutup diri dalam perenungan, pelatihan, dan kultivasi yang serius, Rong Guo mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa kemampuan tempurnya.Pertama, seperti yang kita ketahui, Rong Guo telah mencapai tahap Tulang Beruang, dari lima kelas tulang, di mana Tulang Beruang adalah tingkat keempat. Dari lima tingkat tulang yang dimiliki seorang praktisi bela diri, pencapaian ini sangat mengesankan.Sedangkan Niat Pedang, sebuah kemampuan tingkat tinggi dari seorang Kultivator Pedang, sudah dicapai oleh Rong Guo pada tahap Nadi Pedang. Semua pencapaiannya ini tak lepas dari campur tangan Aula Koi Keberuntungan, yang memberikan dia banyak sekali sumber daya.Setelah menutup diri menjelang pertemuan Kultivator aliran hitam, Rong Guo berhasil menerobos dan mencapai tahap Pendekar Lotus Emas tahap awal dalam ranah kultivasinya.Sebuah pen
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Kedai Bakmi Jin Hua Naynay – Bagian Pertama.

Sepulangnya para kultivator aliran sesat dari pertemuan di Hutan Xiang, kebencian dan pertikaian di antara dua aliran yang sejak lama berusaha menahan diri itu kini mulai mengalami pergolakan. Hawa musim gugur yang dingin, ditambah dendam yang membara di hati para kultivator aliran sesat, makin memperkuat ketegangan di antara dua kubu ini.Bermula dari kasus Ekspedisi Kuda Perak.Sejak kejadian di Hutan Qingsong, di mana pemimpin dan wakil pemimpin Ekspedisi Kuda Perak tewas secara misterius, Tuan Muda Tang Wei dari Klan Tang marah luar biasa. Amarahnya membara seperti api yang tak terkendali."Kejadian ini harus diselidiki! Dan aku curiga ada campur tangan aliran sesat di dalamnya!" Suara Tang Wei menggema keras memenuhi aula Keluarga Tang di ibukota. Ia menggebrak meja yang terbuat dari kayu jati, hingga patah menjadi dua. Kekuatan dan ilmu yang ia terapkan saat marah itu adalah seni tangan kosong dari Sekte Khong Tong. Kepingan kayu beterbangan di udara, menambah dramatis suasana a
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Kedai Bakmi Jin Hua Naynay – Bagian Kedua.

Warung Jin Hua Nainai ini hanya dilayani oleh sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Mereka tampak tua dan lemah, sepertinya usia mereka tidak kurang dari tujuh puluh tahun. Tidak ada kesan bahwa mereka adalah orang Jianghu (dunia persilatan), mengingat pakaian mereka terbuat dari kain linen murah dengan warna monokrom yang tidak menarik.Berbekal ini, kecurigaan Meng Jiang berkurang.Arak hangat disajikan, sepiring besar manthau dihidangkan, dan daging kambing tumis sebagai teman manthau sudah tersaji di meja.Kelompok ekspedisi itu makan dan minum dengan lahap, menunggu sajian bakmi kuah panas yang segera dihidangkan."Akhirnya, setelah menunggu lama, menu yang dinanti-nanti dan cocok dengan udara musim gugur ini keluar!" seru Meng Jiang.Seperti kuli bangunan yang tidak menyentuh makanan selama dua hari, dua belas orang itu makan dan minum arak dengan senangnya. Tak ada rasa susah yang melintas di ingatan mereka."Tolong tambah dua belas mangkuk bakmi lagi. Kuah Anda sungguh
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
41
DMCA.com Protection Status