Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Zhi Zhu Shuang Ji.

Share

Zhi Zhu Shuang Ji.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-07-13 16:07:47

Kebekuan seketika melanda saat suara itu terdengar, membantah dominasi Iblis Hati Es – Bing Xin Mo. Semua mata langsung terkunci pada dua sosok yang berdiri di pintu gua, jalan masuk ke perkampungan Sekte Makam Keramat.

Mereka adalah sepasang suami istri. Keduanya tampak berusia tidak kurang dari Enam puluh tahun.

Yang laki-laki, meskipun wajahnya tua sesuai usianya, akan tetapi dari busana yang ia kenakan, ia terlihat seperti tubuh seorang perjaka yang berusia dua puluh tahun. Otot-ototnya menonjol dari lekukan baju yang ketat di lengannya. Dan semua penampilan otot ini memenuhi postur tubuhnya yang tinggi dan tegap. Wajahnya muram dan terlihat kejam. Dia tidak menyanggul atau setidaknya mengikat rambut panjangnya dengan pita, sehingga rambut putih itu tergerai, tampak kusut dan acak-acakan.

Sebaliknya, yang perempuan justru terlihat sangat rapi.

Meski rambutnya putih seperti salju, ia mengunci rambut itu dengan jepitan, membentuk konde yang rapi di atas kepala. Sebuah tusuk konde em
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Nadi Pedang.

    Di antara suhu yang dingin dan lembab, di antara desiran angin yang bergemuruh melewati celah-celah tebing, masuk ke dalam perkampungan Sekte Makam Neraka, semua kultivator aliran hitam diam dan membisu.Suasana tegang menyelimuti tempat itu, seolah-olah setiap napas dan gerakan mereka, bisa membawa bencana.Bing Xin Mo mengangkat pedang Es berwarna putih berkilau kebiruan tinggi di atas kepalanya.Pedang itu memantulkan cahaya yang dingin, menambah kesan mendominasi pada dirinya. Dia berdiri dengan anggun, matanya yang tajam berputar memindai sekelilingnya, senyum tipis yang tersungging di bibirnya menambah kesan angkuh.Dengan mendengus dingin, Bing Xin Mo berkata, "Semua penghalang jalanku menjadi penguasa aliran hitam, yakni mereka yang memiliki kultivasi tinggi sudah aku bereskan! Dan Raja Kelelawar Hitam pun sudah binasa!”Ekspresi Bin Xin Mo terlihat mengerikan. Wajahnya yang putih dan sepucat salju, tampak serakah ketika tak dapat menyembunyikan keerakahan ingn menjadi penguas

    Last Updated : 2024-07-14
  • Warisan Artefak Kuno   Era Kekacauan.

    Pemahaman yang mendalam tentang Niat Pedang, atau Maksud Pedang, meliputi beberapa tingkat:Roh PedangNadi PedangIstana PedangBaru-baru ini, setelah menutup diri dalam perenungan, pelatihan, dan kultivasi yang serius, Rong Guo mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa kemampuan tempurnya.Pertama, seperti yang kita ketahui, Rong Guo telah mencapai tahap Tulang Beruang, dari lima kelas tulang, di mana Tulang Beruang adalah tingkat keempat. Dari lima tingkat tulang yang dimiliki seorang praktisi bela diri, pencapaian ini sangat mengesankan.Sedangkan Niat Pedang, sebuah kemampuan tingkat tinggi dari seorang Kultivator Pedang, sudah dicapai oleh Rong Guo pada tahap Nadi Pedang. Semua pencapaiannya ini tak lepas dari campur tangan Aula Koi Keberuntungan, yang memberikan dia banyak sekali sumber daya.Setelah menutup diri menjelang pertemuan Kultivator aliran hitam, Rong Guo berhasil menerobos dan mencapai tahap Pendekar Lotus Emas tahap awal dalam ranah kultivasinya.Sebuah pen

    Last Updated : 2024-07-15
  • Warisan Artefak Kuno   Kedai Bakmi Jin Hua Naynay – Bagian Pertama.

    Sepulangnya para kultivator aliran sesat dari pertemuan di Hutan Xiang, kebencian dan pertikaian di antara dua aliran yang sejak lama berusaha menahan diri itu kini mulai mengalami pergolakan. Hawa musim gugur yang dingin, ditambah dendam yang membara di hati para kultivator aliran sesat, makin memperkuat ketegangan di antara dua kubu ini.Bermula dari kasus Ekspedisi Kuda Perak.Sejak kejadian di Hutan Qingsong, di mana pemimpin dan wakil pemimpin Ekspedisi Kuda Perak tewas secara misterius, Tuan Muda Tang Wei dari Klan Tang marah luar biasa. Amarahnya membara seperti api yang tak terkendali."Kejadian ini harus diselidiki! Dan aku curiga ada campur tangan aliran sesat di dalamnya!" Suara Tang Wei menggema keras memenuhi aula Keluarga Tang di ibukota. Ia menggebrak meja yang terbuat dari kayu jati, hingga patah menjadi dua. Kekuatan dan ilmu yang ia terapkan saat marah itu adalah seni tangan kosong dari Sekte Khong Tong. Kepingan kayu beterbangan di udara, menambah dramatis suasana a

    Last Updated : 2024-07-16
  • Warisan Artefak Kuno   Kedai Bakmi Jin Hua Naynay – Bagian Kedua.

    Warung Jin Hua Nainai ini hanya dilayani oleh sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Mereka tampak tua dan lemah, sepertinya usia mereka tidak kurang dari tujuh puluh tahun. Tidak ada kesan bahwa mereka adalah orang Jianghu (dunia persilatan), mengingat pakaian mereka terbuat dari kain linen murah dengan warna monokrom yang tidak menarik.Berbekal ini, kecurigaan Meng Jiang berkurang.Arak hangat disajikan, sepiring besar manthau dihidangkan, dan daging kambing tumis sebagai teman manthau sudah tersaji di meja.Kelompok ekspedisi itu makan dan minum dengan lahap, menunggu sajian bakmi kuah panas yang segera dihidangkan."Akhirnya, setelah menunggu lama, menu yang dinanti-nanti dan cocok dengan udara musim gugur ini keluar!" seru Meng Jiang.Seperti kuli bangunan yang tidak menyentuh makanan selama dua hari, dua belas orang itu makan dan minum arak dengan senangnya. Tak ada rasa susah yang melintas di ingatan mereka."Tolong tambah dua belas mangkuk bakmi lagi. Kuah Anda sungguh

    Last Updated : 2024-07-16
  • Warisan Artefak Kuno   Restoran Manyue Zhulin.

    Angin musim gugur berhembus tajam, menusuk tulang hingga ke sumsum. Bunga-bunga persik yang mulai layu berguguran di tanah, menyebarkan aroma khas yang manis dan lembut. Daun-daun pohon maple yang menguning bertebaran di sepanjang jalan, menciptakan pemandangan indah seperti permadani alami yang menyelimuti jalanan di Kota Daqi.Pagi itu, kejadian yang melibatkan gerbong kereta kuda milik Ekspedisi Kuda Perak di warung Jin Hua naynay, akhirnya menjadi skandal besar yang mengguncang Ibukota Daqi.Di pagi hari, seorang pelayan muda membuka pintu gerbang manor yang mewah, bertuliskankan ‘Manor Keluarga Tang.’Sambil membawa sapu ditangan, ia menggerutu tak habis-habisnya. "Daun-daun maple ini seperti tak ada habisnya. Baru saja kemarin aku sapu bersih, kini sudah menumpuk lagi, membuat pemandangan tak sedap dipandang!" keluhnya dengan nada kesal.A'hao, nama pelayan itu, baru saja membersihkan dedaunan maple dan bunga magnolia di halaman dalam manor. Hatinya langsung jatuh dalam keputus

    Last Updated : 2024-07-17
  • Warisan Artefak Kuno   Tiga jenius dan Hutan Osmanthus.

    Selama berjalan di jalanan Kota Daqi yang terlihat menguning dengan daun maple, Rong Guo sengaja berjalanberputar-putar. Kadang ia masuk lorong sempit dan kumur, kadang juga menembus ke jalanan besar. Jika tidak kenal siapa dia, pasti orang menyimpulkan Rong Gu ini sudah gila, tampak seperti orang kebingungan.Namun dibalik semua itu, ia menyadari kalau sedang di buntuti oleh mata-mata.Ketika ia berdiridi Gerbang Timur, sesekali melempar senyum kearah belakang... lalu fokus berjalan.Tak lama kemudian, ia sudah berjalan melewati Hutan Osmantus, hutan di pinggi Gerbang Timur yang pada musim gugur itu tampak mulai meranggas, terlihat aneh dan misterius.Udara pagi yang sejuk menyentuh kulitnya, dan aroma bunga osmantus yang manis tercium lembut di udara, memberikan kontras yang tajam dengan sikap acuh tak acuh yang ia tampilkan.Tiba-tiba, Rong Guo berhenti dan menoleh ke sekitar dengan tatapan tajam.Suaranya menggema di antara pepohonan ketika ia berteriak keras, "Sudah sejak tadi me

    Last Updated : 2024-07-17
  • Warisan Artefak Kuno   Taiji Yinyang dan Dua Jenius.

    Wajah Teng Jiyun dan Zhong Da berubah menjadi jelek ketika mereka melihat imam muda yang mereka pandang rendah itu ternyata memiliki kepandaian di luar dugaan.Bahkan, sang imam sanggup mengeksekusi ilmu pedang langka – Chun Yang Jian Fa (Ilmu Pedang Matahari Murni) – yang hanya diajarkan langsung oleh Pemimpin Sekte pada murid pilihan.“Dari mana imam buruk rupa itu mempelajari Chun Yang Jian Fa?” Pertanyaan ini menggelayut di hati Teng Jiyun. Dia seketika dibakar rasa cemburu yang mendalam.Sudah sekian lama diangkat dan dipilih langsung menjadi murid langsung Pemimpin Sekte Wudang, namun Chun Yang Jian Fa ini belum pernah diajarkan pada dirinya.Dan ketika melihat imam muda itu menguasai ilmu yang sangat diidamkannya, hatinya terasa diremas-remas oleh cemburu dan rasa tidak percaya.Namun, Zhong Da membuyarkan lamunannya, dan berekasi dengan cepat, sehingga Teng Jiyun menjadi sadar siapa imam kecil itu.“Kamu... kamu....” kata Zhong Da terbata-bata. Matanya terbelalak dengan ekspre

    Last Updated : 2024-07-18
  • Warisan Artefak Kuno   Akhir Jiga Jenius.

    Hahaha!Suara tawa yang terbahak-bahak menggema di dalam Hutan Osmanthus, memecah keheningan dengan cemoohan yang tajam."Ternyata, Imam Sesat Kecil yang digembar-gemborkan sebagai jenius paling berbahaya dari aliran hitam, hanyalah seorang murid buangan dari Sekte Wudang kami!" cibir Teng Jiyun dengan wajah penuh ejekan.Dia meludah ke tanah, menambahkan hinaannya kepada Rong Guo."Bahkan dengan menggunakan Ilmu Pedang Chun Yang Jian Fa hasil curian dari Imam Zhang si penghianat, kau tetap tak mampu membendung seni pedang Taiji Yinyang!""Kalau aku jadi kamu, aku sudah memenggal kepala sendiri karena hidup penuh kesia-siaan. Tak diterima di Sekte Wudang, menjadi buronan, dan akhirnya bergabung dengan orang-orang buangan aliran sesat!" Teng Jiyun mengakhiri orasi penuh penghinaan dengan senyuman ejekan.Padahal, kata-kata makian dan umpatan ini keluar dari mulut Teng Jiyun, murid nomor satu Sekte Wudang.Perilakunya sungguh tidak pantas.Ia bahkan memaki Imam Zhang adik seperguruan Pe

    Last Updated : 2024-07-19

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status