349Nuri berjalan perlahan, mendekati Bastian yang masih terbaring di ranjang. Namun, kali ini laki-laki itu terlihat berbeda. Wajahnya damai, tubuhnya tidak lagi lemah. Nuri semakin mendekat, dan ia merasa suaminya seperti tersenyum kepadanya.“Aa ...?” Suara Nuri bergetar, setengah tak percaya.Bastian perlahan membuka mata, menatap Nuri dengan tatapan lembut yang selama ini dirindukannya. “Aku di sini, Sayang ....” Suaranya terdengar jelas, seolah-olah waktu di sekeliling mereka berhenti.Nuri terisak, merasakan kehadiran Bastian begitu nyata. “Kita ... sudah bersama di sini? Di tempat yang sama?” tanyanya dengan suara parau, tangannya gemetar saat menyentuh pipi Bastian.Bastian mengangguk pelan. “Iya, kita sudah bersama. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi derita. Hanya kamu dan aku ... selamanya.”Nuri menatap suaminya, air matanya jatuh semakin deras. “Aku takut kehilanganmu, Aa. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu,” suaranya tersendat di antara isak tangisnya.
Last Updated : 2024-10-09 Read more