271Keheningan memerangkap untuk beberapa lama. Samudra menyesali ucapannya. Karena terbawa suasana, ia keceplosan, padahal belum waktunya menyampaikan berita ini. Ingin meralat, tapi tidak mungkin, Mentari sudah menyadarinya.“Mas, apa maksud kamu di alam sana? Alam mana?” Pertanyaan itu meluncur lagi, walaupun tidak dengan suara keras karena takut menganggau kenyamanan anak-anaknya, tetapi cukup jelas di telinga Samudra. Terlebih diucapkan dengan penuh penekanan.“Sayang … hmmm, bagaimana kalau kamu tidurkan dulu si kembar. Nanti baru kita bicara.”“Kamu mau mengalihkan perhatianku, Mas?” tanya Mentari kesal.“Tidak sama sekali, Sayang.” Samudra membelai kepala yang tertutup kerudung itu.“Atau kamu ingin membuatku mati penasaran dengan kebohongan-kebohonganmu?”“Tari … kamu bicara apa?” Samudra menggeleng. “Ok, memang ada banyak rahasia yang Mas sembunyikan dari kamu, tapi Mas punya alasan kenapa menyimpannya. Mas hanya menunda untuk menyampakikannya sama kamu, menunggu waktu yang
Last Updated : 2024-08-21 Read more