All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 181 - Chapter 190

376 Chapters

SAYA AYAH KANDUNGNYA

181Mentari membuang pandangan sebelum berbalik dan masuk lagi ke dalam rumah. Tanpa sepatah kata pun, wanita itu meninggalkan pria yang masih berdiri di balik pagar.“Bu, kok, tamunya ditinggal?” Mbak Rumi yang ternyata mengejar, heboh bertanya. Wanita itu memasang tampang bingung.“Malas, Mbak. Biarin ajalah.” Mentari menjawab tanpa minat. Wanita itu terus saja berjalan menuju kamar kedua anaknya.“Kok, malas, Bu? Memangnya siapa dia? Ganteng lho tamunya, ya, walaupun sudah ada umur.” Mbak Rumi masih penasaran, membuntuti sampai Mentari duduk di sofa yang ada di kamar si kembar.“Sayang lho, Bu, tamu seganteng itu dianggurin. Jarang-jarang ada tamu ganteng datang ke sini selain Pak Bima.”Mentari mengibaskan tangan tanda jengah, sebelum fokus dengan ponselnya.“Bu ….”“Apa sih, Mbak Rum? Kalau Mbak Rum mau, ambil aja.” Mentari ketus.Kedua bola mata pengasuh itu membulat sempurna.“Beneran, Bu?” tanyanya antusias.“Ya, ambil aja.” Wajah Mentari merengut. “Lagian Mbak kok, heboh bang
Read more

KERAPUHAN

182Samudra menyurukkan wajahnya di atas handle stir, saat terdengar suara-suara riang dari rumah Mentari. Tadi setelah mereka semua masuk rumah, ia memutuslan masuk ke mobilnya. Namun, tak serta-merta pergi, pria itu justru menunggu di sana hingga beberapa lama.Entah apa yang ditunggunya. Yang pasti rasanya berat meninggalkan tempat itu, terlebih ada Bima di sana. Rasa tidak rela meraja, bagaimanapun Mentari masih sah istrinya secara hukum. Mereka belum bercerai secara resmi. Lalu, anak-anak itu … mereka anak kandungnya. Lebih tidak rela menyaksikan keduanya sangat dekat dengan laki-laki itu, seolah Bima adalah ayah kandung mereka.Samudra lebih memilih menelan sakit hatinya dengan tetap berada di sana meski tahu risikonya ia semakin tersiksa menyaksikan kemesraan mereka semua.Terbukti tak lama setelah mereka masuk, Bima kembali keluar dengan membawa anak-anaknya. Mereka bermain di teras rumah yang tentu saja dapat terlihat jelas dari posisinya saat ini karena mobilnya terparkir ta
Read more

JUJUR

183Samudra menjatuhkan tubuhnya di depan Barra yang memandangnya tidak mengerti. Bayi laki-laki yang duduk sambil memegangi lego berbentuk mobil itu, awalnya menengadah dengan bibir mungilnya yang terbuka. Samudra membungkukkan tubuhnya agar dapat mensejajarkan wajahnya dengan wajah mungil bak miniature dirinya itu. Karena walaupun sudah duduk, tetap saja tubuhnya menjulang.Kini, tangannya terulur ingin menyentuh anak laki-laki yang terus memandanginya dengan asing. Dalam posisi seperti ini, Samudra seolah sedang bercermin. Melihat dirinya sendiri di masa puluhan tahun lalu. Anak itu, benar-benar bak duplikat dirinya.Samudra menelan ludahnya sebelum tanganya yang gemetar benar-benar menyentuh wajah anak itu. Bagai mimpi, akhirnya ia bisa sedekat ini dengan darah daging yang lama diidamkan dan lama pula tidak bersua.Tangan gemetarnya akhirnya menyentuh pipi gembil bayi laki-laki yang masih juga diam dalam ketidakmengertian. Perasaan haru tetiba menyeruak memenuhi dada seiring matan
Read more

KEJUJURAN BERBUAH....

184Mentari tertegun. Pandangnnya tak berkedip. Mulutnya sedikit terbuka. Dunia seolah berhenti berputar untuk beberapa saat.Bima menelan ludahnya untuk membasahi kerongkorang yang mendadak kemarau. Ia sangat tahu konsekuensi ini, tapi tetap ingin jujur sebelum mereka melangkah lebih jauh. Bagaimanapun, selama ini ia tersiksa menyimpan rahasia itu sendiri. Sebenarnya, sudah sejak lama ia ingin mengatakannya pada Mentari. Hanya saja ia terlalu takut. Takut Mentari membencinya dan menjauhinya.Namun, belakangan ia sudah memikirkan ini. Apalagi kini wanita itu sudah menyampaikan ingin mengurus perceraian secara resmi yang artinya lampu hijau untuknya sudah menyala. Pasalnya rahasia itu belum juga ia sampaikan.Ia tak ingin terus ada ganjalan di hatinya sebelum mereka melangkah lebih jauh. Jujur adalah keputusan yang tepat saat ini. Urusan nanti Mentari membencinya, tak apa, asalkan ia sudah menyapaikan kenyataan. Daripada nanti wanita itu mengetahui belakangan setelah mereka lebih seriu
Read more

TIDAK SABAR

185Bima menatap tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Tak percaya rasanya wanita itu memaafkan dirinya. Padahal ia sengaja menyimpan lama rahasia ini karena takut Mentari membencinya.“Apa yang sudah Kakak lakukan selama ini untukku dan anak-anak, lebih dari cukup untuk menebusnya. Kebaikan Kakak lebih banyak daripada kesalahanmu. Aku bahkan berhutang terlalu banyak sama Kakak. Hutang yang mungkin nggak bisa aku bayar. Tanpa bantuan Kakak selama ini, bahkan nyawa pun mungkin aku sudah tidak punya.”“Jangan berlebihan, Dek.”“Itu kenyataannya, Kak Bim. Kakak ingat saat aku pendarahan menjelang melahirkan? Jika bukan Kakak yang cepat datang menolong, mungkin aku dan anak-anak hanya tinggal nama saja. Sekali lagi aku berhutang banyak sama Kakak. Dan disadari atau tidak, kami sudah sangat bergantung sama Kakak. Apa Kakak setega itu ninggalin kami di saat anak-anak bahkan tidak mengenal orang lain selain Kakak?”Mentari menatap nanar. Pun dengan Bima yang dadanya dipenuhi keharuan dan kebaha
Read more

TAMU LAGI

186[Lusa shooting perdana film Keluarga Tak Selamanya Surga, apa kamu mau menyaksikan?]Mentari membaca pesan dari Bima di sela-sela kegiatannya mengetik novel.[Kalau mau, besok aku jemput. Pulangnya aku janji ajak kalian jalan-jalan.]Pesan kedua masuk bahkan sebelum ia membalas pesannya yang pertama.[Siapin keperluan kembar lebih banyak. Nanti aku booking hotel untuk kalian beberapa hari menginap di sini. Jangan buru-buru pulang seperti kemarin.][Izinkan aku mengajak kalian jalan-jalan dan bersenang-senang dulu di sini.]Mentari menarik napas panjang dan membuang perlahan. Satu lagi rasa haru menyeruak. Bima begitu tinggi rasa ingin membuat ia dan anak-anaknya senang, padahal laki-laki itu tak memiliki kewajiban apa pun atas dirinya dan juga si kembar.Namun, untuk saat ini fokus Mentari proses perceraian dulu. Belum memikirkan apa pun walaupun itu untuk bersenang-senang. Toh, jika nanti ia sudah bercerai dan mereka berjodoh, akan memiliki banyak waktu untuk pergi bersenang-senan
Read more

KABAR ITU....

187“Mbak Ratri … apa kabar?” Mentari memekik dan langsung memeluk wanita di hadapannya. Tadi begitu mengenali siapa tamu yang berkunjung, ia meminta Mbak Rumi membuka pagar.Tentu saja Mentari mengenal wanita itu. Selama berumah tangga dengan Samudra, ia tahu jika wanita itu asisten setia sang mertua. Di mana pun ia bertemu Nenek Widya, maka akan ada Ratri di sana. Termasuk saat ibu mertua mengunjunginya di apartemen Samudra, Ratri akan ikut serta.Walaupun tidak pernah terlibat perbicaraan dengan wanita tiga puluh tahunan dengan ciri khas pakaian berwarna gelap itu, karena Ratri memang jarang bicara selama menjadi asisten sang mertua, tetapi Mentari cukup mengenalnya. Yang ia tahu, Ratri wanita sederhana yang apa adanya. Yang mencolok adalah, loyalitas dan kesetiaannya yang tinggi hingga ibu mertuanya memperkerjakannya dalam waktu lama.Kini, saat wanita itu datang, rasanya bagai dikunjungi kerabat yang lama tidak bersua. Karena selama ia tinggal di sana tidak pernah ada yang berkun
Read more

NALURI

188“Sebelum meninggal, Bu Widya berpesan agar saya menikah dengan Pak Samudra. Beliau kacewa dengan Nona. Beliau ingin setelah kepergiannya, anaknya mendapatkan kebahagiaan. Entah kenapa Bu Widya meminta saya yang mendampingi anaknya. Saya tidak bisa menolak karena ini permintaan terakhir beliau. Mohon Nona Mentari tidak membenci saya karena hal ini.”“Saya bicara ini sekarang agar Nona tidak terlalu kaget jika kelak mendengar berita ini. Apa pun yang pernah dan akan terjadi, semoga keridhoan menyertai hati kita semua karena kami akan segera menikah.”“Saya tidak bermaksud membuat Pak Samudra berpaling dari Nona, dan Pak Samudra pun tidak bermaksud membuat Nona terluka, kami hanya menjalankan amanat terakhir Ibu sebelum beliau pergi.”“Semoga Nona memaklumi semua ini. Dan semoga Nona selalu berbahagia dengan kehidupan yang baru.”Semua kalimat yang terucap dari mulut Ratri dengan tenang, lugas dan tertata itu, terus terngiang-ngiang di telinga Mentari. Padahal sudah beberapa hari lal
Read more

KEDEKATAN MEREKA

189Mentari membuang muka setelah beberapa lama memperhatikan interaksi Samudra dengan kedua anaknya. Ada rasa perih yang menjalari hati, bahkan menyebar hingga seluruh inci tubuh. Andai saja tidak ada kejadian laknat malam itu, mungkin ini bukan kali pertama ketiganya terlihat seperti ini. Kedua anaknya sebenarnya berhak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua. Kedua anaknya berhak mendapat kasih sayang ayah kandungnya sejak dalam kandungan.Sayang sekali karena kejadian itu, keduanya tak pernah merasakan dibelai saat masih berada di dalam perutnya. Tak diazdani sang ayah kandung, dan tak mendapat pendampingan saat tumbuh kembang.Rasa bersalah pada kedua anaknya karena tak dapat memberikan kasih sayang utuh sering disesalinya. Namun, ia tak berdaya. Hatinya terlanjur sakit diperlakukan nista keluarga itu. Hatinya hancur tidak dipercaya suami sedemikia rupa.Mentari menarik napas dalam-dalam untuk membunuh sesak yang meraja. Ternyata, begitu sulit membuang kenangan me
Read more

ORANG TIDAK TAHU DIRI MANA?

190 “Aku pikir dulu Bapak segera mendaftarkan perceraian kita setelah malam itu. Aku menunggu surat panggilan dari pengadilan agama, atau lebih bagusnya menunggu akta cerai turun, tapi itu tak kunjung terjadi. Hingga akhirnya hubungan kita terkatung-katung. Status kita tidak jelas, dan masalah kita menggantung. Andai dulu Bapak keberatan melakukannya, mungkin aku sendiri yang akan melakukan. Sayangnya, aku tidak membawa semua dokumen pernikahan karena berpikir Bapak yang akan menyelesaikan semuanya.” Mentari menjeda kalimat untuk menguatkan hatinya. Bohong jika ia baik-baik saja membicarakan perihal perceraian yang menyakitkan. Jika pun ia terlihat dan terdengar tegar, semua hanya kamuflase semata. Hanya untuk menjaga harga dirinya yang sudah diinjak-injak Samudra dan keluarganya. “Aku tidak tahu alasan apa yang membuat Bapak mencabut gugatan dulu, dan aku juga tidak mau tahu. Yang ingin aku tahu dan yakinkan sekarang, siapa yang akan menggugat? Jika Bapak masih belum ada waktu kare
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
38
DMCA.com Protection Status