All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 161 - Chapter 170

376 Chapters

LAKI-LAKI LEMBEK

160Tangan Samudra yang memegang kertas, bergetar. Berbagai gejolak tengah terjadi di dalam dadanya. Beberapa saat lalu ia baru selesai membaca tulisan di kertas tersebut. Tidak cukup hanya sekali, pria itu bahkan membaca berulang kali. Tak terhitung juga ia menatap barisan kata yang tertera di sana.Apa maksudnya semua ini? Wanita itu tetap tak mengaku bersalah. Malah terkesan ia adalah korban. Semua kalimatnya seolah ia yang paling tertekan dan menderita di sini. Memang banyak kata maaf, tapi itu bukan untuk pengkhianatannya, melainkan untuk hal lainnya.Samudra meremas kertas di tangannya, kemudian dilemparkannya ke sembarang arah. Setelahnya pria itu mendorong kasar semua barang di atas meja ke samping kirinya. Tak ayal semua yang ada di sana terlempar berjatuhan. Tak terkecuali laptop hadiah pertamanya untuk Mentari. Suaranya menjadi yang paling gaduh saat terjatuh.Ruangan kamar itu pun menjadi sangat berantakan dalam sekejap mata setelah sebelumnya suara gaduh memecah keheninga
Read more

KEMBAR

161Delapan belas bulan berlalu ….Wanita berphasmina warna krem tersenyum menatap sepasang bayi laki-laki dan perempuan usia sepuluh bulan yang merangkak ke sana ke mari. Membuat pengasuh mereka—wanita berusia awal empat puluhan kewalahan. Baru saja bayi laki-laki ia ambil dan didudukkan di antara mainan yang terserak di lantai, tahu-tahu bayi perempuan sudah berdiri dengan cara berpegangan ke tepian sofa.Kedua bayi itu kembar meski tidak identik karena berlainan jenis kelamin. Tapi keduanya sama-sama sedang aktif-aktifnya. Bahkan adiknya yang perempuan, sudah pandai berdiri dan berjalan merayap berpegangan pada apa pun yang dapat diraihnya.Wanita berphasmina menutup laptop yang sejak tadi di tekurinya, kemudian beranjak mendekati mereka. Bersimpuh di dekat bayi laki-laki yang ingin merangkak lagi.“Hai, ada yang mau mimi tidak?” tanyanya dengan memasang senyum lucu di wajahnya. Menatap kedua bayi yang menoleh padanya. “Ayo, siapa yang mau duluan mimi susu?” lanjutnya sambil menger
Read more

KABAR APA?

162“Titip si kembar ya, Mbak.” Mentari tersenyum setelah meletakkan tubuh Bulan di samping Barra yang lebih dulu ditidurkan Mbak pengasuh.“Beres, Bu. Yang tenang saja pacarannya, si kembar aman sama Mbak.” Pengasuh bernama Rumi mengacungkan kedua jempolnya seraya mengedipkan sebelah mata.Mentari melotot sebelum mengibaskan tangan. “Ngomong apa Mbak Rum ini,” ujarnya. Lalu berjalan ke depan cermin. Merapikan kerudung yang menutupi kepalanya.Ya, Mentari kini menutup auratnya. Terhitung semenjak pergi menjauh dari kehidupannya dulu, ia memutuskan merubah penampilan.Awalnya ia melakukan itu hanya untuk berkamuflase. Bersembunyi dari Samudra atau siapa pun yang mungkin mencarinya. Agar mereka tak dapat menemukan dirinya, ia merubah penampilan. Meski tidak menggunakan cadar, setiap keluar rumah ia selalu meggunakan masker wajah dan kacamata gelap yang menutupi hampir sebagian wajahnya.Sesuatu yang belakangan membuatnya tertawa sendiri. Ia menertawakan dirinya sendiri mengingat percaya
Read more

BIMA

164Mentari menepuk kedua pipinya cukup keras. Sakit. Artinya ia tidak sedang bermimpi. Namun, ucapan Bima barusan membuatnya masih belum mempercayai jika ada produser tertarik dengan salah satu bukunya.Bima tersenyum geli melihat wanita yang terlihat lebih dewasa dari pertama kali bertemu itu terus menepuk-nepuk pipinya.“Mau dibantu menepuk?” godanya masih dengan tersenyum geli.Mentari mengerjap dan dan menarik diri.“Tunggu, apa ini mimpi?” tanyanya lagi masih belum percaya.“Apa aku sering hadir di mimpimu?” Malah pertanyaan balik yang ia dapatkan dari laki-laki di depannya.Mentari memejam sebentar, lalu menepuk lagi pipinya. “Apa aku boleh pingsan dulu?” tanyanya lagi konyol.“Boleh, dengan sukarela aku akan menopang tubuhmu.”Mentari memutar bola mata. Sungguh ia masih belum percaya dengan kabar yang Bima bawa. Bagaimana bisa khayalan buku dipinang produser kini di depan mata?Bukan berlebihan sebenarnya jika ia bertingkah seperti ini. Karena semenjak keluar dari rumah keluar
Read more

WANITA ITU

165Mentari harus menunggu hingga beberapa saat. Ia penasaran apa yang akan dikatakan lelaki itu. Wajahnya bahkan sedikit maju. Menunggu dengan sabar, walaupun cukup cemas. Hingga ….“Tetaplah bersinar seperti namamu yang selalu bercahaya dan bermanfaat untuk alam. Jangan pernah redup. Karena saat kamu bersinar terang menerangi apa pun di sekitar, aku akan menjadi yang paling bahagia dan bangga. Dan sebaliknya, aku akan menjadi yang paling sedih dan tidak berarti jika kamu meredup seperti dulu. So, teruslah memancarkan sinar terangmu.”Diakhiri senyum manis nan menguatkan, lelaki itu berkata panjang. Membuat Mentari memejamkan mata dan mengembus napas lega. Sungguh, ia sudah berpikir jika lelaki itu akan meminta hal yang sulit untuknya mengabulkan.Mentari lega lelaki itu mengatakan hal lain, meski sangat yakin bukan itu yang ingin diucapkannya. Setidakanya ia tidak harus mencari alasan untuk menolak. Bima pasti tahu kondisi dirinya. Ia wanita tanpa status yang tidak mungkin menjalin h
Read more

TERUS TERANG

166“Bu-bukan, Tuan. Pelayan apa? Saya tidak mengenal Tuan.” Wanita berpenampilan lusuh itu menyangkal. Terlihat ketakutan di wajahnya. Kakinya perlahan mundur.“Tidak. Aku tidak mungkin salah orang. Kamu pelayan khusus Mentari di rumah keluarga Hanggara. Aku ingin menanyakan sesuatu.” Samudra keukeuh.Wanita itu menggeleng. Kakinya terus mundur. “Ke-keluarga Hanggara siapa? Saya tidak tahu.”“Jangan pura-pura, aku yakin kamu yang bekerja di ruma orang tuaku. Kenapa kamu keluar?”Raut ketakutan semakin memenuhi wajah wanita itu. “Keluar apa, Tuan? Saya pemulung. Sudah mulung sejak muda. Saya tidak pernah bekerja di mana pun selain mencari sampah.” Kepalanya terus menggeleng. Ia sepertinya ingin pergi dari hadapan Samudra, tetapi sang pria menghalangi.Samudra sangat yakin jika wanita itu yang bekerja di rumah orang tuanya. Ia memiliki daya ingat tinggi. Terlebih dalam mengingat seseorang. Meski penampilan wanita itu sangat jauh berbeda antara saat jadi pelayan dan sekarang, ia masih b
Read more

DILEMA

167Mentari memejamkan matanya. Punggungnya bersandar lemas pada daun pintu yang baru saja ditutupnya. Pengakuan Bima barusan membuatnya tahu ke mana tujuan laki-laki itu. Rasa bersalah kembali berkelindan. Ia tahu telah membuat laki-laki itu berharap lebih padanya. Ia akui nyaman dengan Bima. Namun, terus menerima kebaikan lelaki itu tanpa memberinya kejelasan, bukankah itu artinya dzolim?Bima memang tidak mengatakan secara langsung mencintainya. Laki-laki itu bahkan tidak pernah membahas statusnya yang tidak jelas, tetapi ia yang merasa bersalah telah membuat Bima dalam harapan kosong.Apa perlu ia menjauh dari Bima sedangkan ia sudah sangat nyaman? Atau apa perlu ia mengakhiri ketidakjelasan status dengan menemui Samudra agar bisa segera bercerai secara resmi?Mentari tidak mau kehilangan Bima, tapi ia juga tidak mau harus bertemu lagi dengan mantan suaminya untuk mengurus perceraian. Bertemu dengan pria itu artinya membuka luka lama yang sudah mati-matian dikuburnya selama satu s
Read more

SELANGKAH LEBIH MAJU

168Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Mentari saat ini selain karyanya bisa dikenal luas oleh masyarakat. Jika sebelumnya karya-karyanya hanya dinikmati sebatas para penikmat fiksi yang hobi memabaca, kini beberapa langkah lebih maju. Mereka para penikmat film pun mengenal karyanya karena akan segera diangkat ke layar lebar.Tak henti-hentinya wanita itu bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang terlimpah curah padanya. Setelah segala kesakitan di masa lalu, ternyata Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang lebih indah di depan mata.Sebagai invididu, mungkin ia gagal dalam berumah tangga. Sebagai wanita, ia gagal menjadi seorang istri. Namun, Tuhan memberinya kesuksesan di sisi lainnya.Sebagai seorang single parent, ia bisa memenuhi kebutuhan kedua anaknya. Dan sebagai seseorang yang memutuskan berkecimpung di dunia tulis-menulis, kini bahkan karyanya selangkah lagi diaplikasikan menjadi karya yang lebih luas pangsa pasarnya.Akhirnya, cita-cita tertinggi seorang penulis amatir se
Read more

MAU BERITA APA?

169“Sudah mau pulang, Bos?” Hamish menerobos masuk ke ruangan Samudra setelah mengetuk pintunya. Tidak menunggu dipersilakan, pria seusia Samudra itu langsug masuk dengan benda pintar di tangannya.Samudra yang tengah membereskan mejanya, hanya melirik sebentar tanpa kata. Lalu berjalan keluar dari belakang mejanya.“Berita apa yang kamu bawa?” tanya Samudra sambil melirik benda di tangan Hamish. Ia tahu pasti jika asistennya itu datang membawa i-pad artinya ada berita yang ingin disampaikannya.“Banyak, Bos. Makanya jangan pulang dulu.” Hamish menyandarkan pinggulnya di meja kerja Samudra.“Aku mau pulang. Besok saja kamu sampaikan beritanya.” Samudra menjawab jengah seraya meraih tas kerja yang sudah diletakkan di atas meja.“Kenapa harus buru-buru pulang sih, Bos? Toh di rumah juga sendiri. Tidak ada anak istri yang menunggu. Tidak ada yang menyambut selain pelayan.”Samudra memejam. Asistennya itu memang sudah sangat sering menyinggung tentang statusnya yang sendiri di usia yang s
Read more

APA LAGI?

170“Bos,” panggil Hamish saat dalam waktu cukup lama atasannya itu hanya mematung dengan tatapan kosong. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan Samudra.Samudra sendiri mengerjap dan menunduk. Kemudian mendudukkan diri di sofa. Tangannya memegang erat i-pad di tangannya. Berulang kali ia memutar video yang memperlihatkan ada Mentari di sana.Ya, ia yakin jika wanita bergaun muslimah dan berhijab hitam itu Mentari. Meski penampilannya kini sudah jauh berbeda, tetapi ia tidak mungkin salah. Itu benar-benar Mentari. Terlebih bayi laki-laki yang digendong wanita itu ….Berulang kali jari sang pria mem-pause dan meng-zoom video itu, hingga ia benar-benar yakin jika itu memang Mentari. Senyum wanita itu, gestur tubuhnya, juga tatapannya, semua masih melekat dalam ingatannya meski sudah satu setengah tahun mereka tidak bertemu.Ternyata, menghilang selama itu, membuat Mentari kini muncul lagi dengan segala kemajuan. Dari keterangan dalam video yang mungkin diambil Hamish dari sebuah situs berit
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
38
DMCA.com Protection Status