Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 911 - Chapter 920

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 911 - Chapter 920

1036 Chapters

910. Part 4

Dari arah utara muncul Pendekar Kera Sakti yang berlari-lari dengan sangat tergesa-gesa. Arah pandangan mata Baraka tertuju ke alun-alun. Ia melihat pertarungan Ki Bwana Sekarat dengan nenek aneh itu.Namun ketika ia hendak menghampiri Ki Bwana Sekarat untuk membantu menggempur nenek aneh itu, tiba-tiba sebuah suara memanggilnya, "Baraka...! Baraka...!"Bingung juga Baraka mencari arah datangnya suara itu. Ia berpaling ke sana-sini sampai akhirnya Ratna Pamegat keluar dari kolong balai dan berseru dengan suara tertahan, "Baraka...!""Ratna...!" Pendekar Kera Sakti terpekik kaget ketika melihat Ratna Pamegat sudah menjadi manusia berbadan anjing cokiat. Cepat-cepat Baraka menghampirinya dengan mata tegang."Ratna, apa yang terjadi?""Nenek itu telah mengutukku menjadi seekor anjing!""Edan!" geram Baraka antara terharu dan marah melihat keadaan Ratna Pamegat seperti itu. Giginya menggeletuk dan tangannya menggenggam kuat-kuat."Aku men
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

911. Part 5

"Ya, ya... aku menjadi tua, tapi... tapi tetap kelihatan manis dan menawan tentunya! Hik hik hik...!"Ki Bwana Sekarat berbisik dari belakang Baraka, "Lekas kenakan penutup matamu, Baraka. Dia bisa lepaskan kutuk sewaktu-waktu!"Baraka segera sadar, bahwa ia telah terpancing omongan sehingga lupa menutup matanya. Maka, cepat-cepat Baraka menutup mata dengan kain ikat kepala itu."Heiii... mengapa pakai tutup mata segala? Aku tidak akan lari bersembunyi, sebab kita tidak sedang main petak umpet, Baraka!" kata Ratu Teluh Bumi alias Ajeng Prawesti itu."Bersiaplah, Ajeng Prawesti! Lepaskan seluruh dendammu padaku, biar tak lagi membawa korban bagi orang lain!" ucap Baraka dengan keras dan tegas.Dalam hatinya sempat membatin, "Agaknya pedang berkaratnya cukup berbahaya! Apakah aku harus menggunakan Pedang Raja Dedemitku, atau pedang itu harus kulenyapkan dulu...!"Baraka menimbang-nimbang mana yang lebih baik, lalu ;Plak…! Paha k
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

912. Part 6

"Ajeng Prawesti, tidakkah kau ingin bertobat dalam keadaan seperti ini"' kata Baraka yang sudah mengendurkan kemarahannya, bahkan berubah menjadi iba melihat nenek setua itu mau mati."Bertobat.,,! Oh, aku lupa caranya bertobat! Jadi sebaiknya, persiapkan dirimu sebaik mungkin untuk pertarungan kita nanti, sementara itu... aku di sana juga mau cari guru yang lebih hebat lagi!"Tiba-tiba terdengar suara serigala melolong,"Aaauuuu...!"Semua mata memandang ke arah seekor serigala yang lari menuju alun-alun sambil ditunggangi bocah kecil yang tak lain adalah Ratu Kemukus. Serigala dan Ratu Kemukus hadir di situ dan ingin melihat kematian nenek iblis itu. Antara Ratu Kemukus dan Ratna Pamegat sama-sama terkejut dan saling menampakkan kesedihan melihat wujud masing-masing. Tapi kejap berikutnya, mereka kembali memandangi nenek kejam yang sedang sekarat itu."Ajeng," kata Baraka. "Mengapa kau bisa setua ini? Apa yang telah terjadi pada dirimu, Ajeng?"
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

913. Part 7

GEDUNG tua di kaki bukit yang dulu dikenal sebagai Rumah Busuk, sekarang sudah mulai ramai dikunjungi orang. Dulu, Pendekar Kera Sakti pernah menyembunyikan seorang putri Kaisar Cina yang bernama Bunga Bernyawa di Rumah Busuk itu. Tapi keadaannya masih sangat sepi, tak ada yang berani datang ke gedung itu karena dikenal cukup angker. Hanya Baraka dan Bunga Bernyawa yang berani bermalam di Rumah Busuk itu, walaupun mengalami beberapa kejadian aneh. Namun rumah berbau bangkai itu pernah menyelamatkan Bunga Bernyawa dari kejaran orang-orangnya Laksamana Cho Yung. Di rumah itu pula, Baraka dan Bunga Bernyawa pernah merajut asmara.Rumah kuno yang berukuran besar dan punya beberapa kamar itu sekarang dikuasai oleh tokoh tua yang namanya cukup dikenal di rimba persilatan, yaitu Brahmana Gada. Laki-laki berusia sekitar enam puluh tahun kurang sedikit itu, semasa mudanya dikenal sebagai jawara upah alias pembunuh bayaran. Siapa pun sasaran orang yang harus dibunuh, tak pernah lepas d
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

914. Part 8

Begitulah Luhito jika memperkenalkan para peserta yang akan bertarung di arena. Luhito pandai membawakan masa perkenalan peserta sehingga tiap peserta yang mendengar namanya disebutkan dan dibangga-banggakan, merasa bertambah semangat tarungnya. Luhito segera pergi sebentar setelah selesai mengumumkan nama-nama mereka.Sampai tiba waktunya, Brahmana Gada siap di tempat duduknya, didampingi dua perempuan cantik di kanan-kirinya. Maka Luhito pun segera membuka acara di Arena pertarungan itu dengan berseru, "Pertarungan pertama akan dibuka oleh Umbara Yodya....""Wooouww..!" para penonton bersorak, khususnya yang menjagokan Umbara Yodya."Umbara Yodya melawan Wisnu Rangka..!" tambah Luhito yang membuat sorak-sorai dan tepuk tangan penonton makin riuh. Terlebih setelah keduanya masuk ke arena dengan acungkan kedua tangan yang mengepal. Penonton menyambutnya dengan semakin bersemangat.Umbara Yodya mengenakan pakaian hijau dengan senjata golok lengkung berukur
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

915. Part 9

"Tidak ada! Semuanya lelaki. Memangnya kenapa?""Aku paling malas kalau harus bertarung melawan perempuan, seperti beberapa waktu yang lalu!"Kembali Jenarpati memperdengarkan tawanya yang terkekeh pelan. Tiba-tiba terdengar suara Luhito berseru, "Para hadirin, para tamu terhormat, dan para sahabat sekalian.. Pertarungan berikutnya adalah Umbara Yodya, yang sudah memenangkan pertarungan hari ini empat kali, melawan Sangkakala..!"Prok prok prok prok..!Tepuk tangan dan soraksorai mereka masih bersemangat. Umbara Yodya tampil kembali. Sudah empat kali ia menjatuhkan lawannya, tapi masih tetap kelihatan tangguh dan segar. Kemunculan Umbara Yodya disusul dengan kemunculan orang bertubuh kurus kering, tanpa baju sehingga terlihat tulang dan kulit tipisnya. Orang ini berambut panjang sepundak, tipis dan terurai lepas. Celananya kuning, tulang iganya kelihatan jelas sekali, lengannya kurus bagaikan tulang dibungkus kulit, wajahnya pun tak sedap dipandang mata.
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

916. Part 10

"Ini bukan angin badai sewajarnya!" kata gadis itu dalam hati. "Pasti ada seseorang yang mengirimkan badai berdebu ini padaku!"Tali kekang kuda di katkan pada dahan pohon yang rendah itu. Pada saat demikian, hembusan badai mulai reda sedikit, tapi debu-debu masih beterbangan. Kemudian sang gadis pun berlindung di belakang pohon berbatang besar itu. Ia berdiri dalam lindungan batang pohon sambil merapatkan badan ke batang tersebut. Angin berhembus menerpa batang pohon itu, dan tubuh si gadis selamat dari hembusan berdebu. Hanya taburan debu yang mengenai batang pohon masih sempat memercik ke tubuhnya. Tapi kulit tubuh tidak terasa seperih tadi, sebab debu-debu itu tidak langsung mengenai tubuhnya.Tiba-tiba seberkas sinar, melesat dari atas pohon seberang. Sinar itu berpijar-pijar dan menghantam pohon pelindung si gadis.Darrr..! Pohon pun tembus berlubang, sinar merah itu melesat keluar dari dalam pohon itu tepat di samping leher atas pundak si gadis.We
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

917. Part 11

"Ya. Aku tahu. Hanya kau yang mewarisi ilmu kakekmu, sedangkan adikmu si Abiyasa itu justru berguru kepada si Kalong Tua! Tentunya Abiyasa tahu bahwa ilmu kakekmu tidak seberapa, sehingga Abiyasa memilih mencari guru lain! Jangan kau pikir aku takut kepadamu walau kamu sudah warisi ilmu kakekmu! Dulu memang aku tidak sanggup melawan ilmu kakekmu, tapi setelah sekian lama aku menghimpun kekuatan sendiri, sekarang aku merasa sanggup menungging-balikkan si monyet Patok Sewu itu!"Ucapan itu membuat Yayi merah telinganya. Pedang yang sudah dihunus dari sarungnya sejak tadi semakin kuat digenggam dengan tangan kanan. Gadis cantik itu masih menahan diri untuk tidak menyerang lebih dulu, dan ia berkata ketus, "Demi membela kehormatan kakekku yang sudah tiada, aku pun sanggup membuatmu merangkak-rangkak pulang ke kandangmu, Nyai Gayung Demit!""Jangan bicara begitu, nanti nyawamu lenyap dengan cepat! Padahal aku ingin membunuhmu secara perlahan-lahan, Yayi!""Kau tak ak
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

918. Part 12

Lalu, tiba-tiba gayung yang sudah diangkat mau dihantamkan ke tubuh pemuda itu segera diturunkan. Ia menarik napas dan menghempaskannya sambil memandang Yayi, lalu berkata penuh kegeraman, "Rasa-rasanya memang harus kutunda dulu niatku membunuhmu, Yayi! Aku tak mau orang-orang istana mengetahui bahwa kematianmu adalah akibat ulahku. Tapi ingat, suatu saat aku akan datang lagi menjemput nyawamu, Cah Ayu..! Hiaaah...!"Nyai Gayung Demit melompat dalam satu sentakan ringan. Tubuhnya terangkat naik bagaikan terbang lurus, kemudian hinggap di dahan. Setelah itu ia melompat dari dahan ke dahan, berlari meninggalkan tempat itu. Dalam waktu cepat ia telah menghilang dari pandangan mata gadis cantik itu."Aneh! Dengan gertakan ku saja dia mau pergi cepatnya. Ada apa sebenarnya? Kurasa dia pergi bukan karena gertakanku tadi!" kata Yayi dalam hati.Pemuda itu menggeliat pelan dan berusaha untuk bangkit. Yayi hanya memandanginya dengan mata tak berkedip dan dahi berkerut ta
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

919. Part 13

Pada waktu itu Mahendra Soca sedang bangkit, dan tiba-tiba ia harus menerima serangan kaki Ragajampi yang melayang terbang itu.Buhgg...! Gusrakkk..!Mahendra Soca terpental lagi, jauh ke dalam semak-semak ilalang. Ia memekik tertahan dan segera dikejar oleh Ragajampi. Tetapi tiba-tiba tangan Yayi menyentak, kirimkan pukulan jarak jauhnya lewat telapak tangan, dan langsung mengenai punggung Ragajampi.Beggh..!Brusss..! Ragajampi jatuh. Temannya yang berpakaian hijau turun dari kuda mau mencabut goloknya, tapi sudah didului Yayi mencabut pedangnya yang langsung ditodongkan di depan leher orang itu."Jangan ikut campur, Sulaya..!" geram Yayi."Ehmmm... anu... saya cuma mau jaga-jaga saja," jawab Sulaya dengan perasaan takut dan bimbang."Tinggalkan dia, Ragajampi!" sentak Yayi mengancam. Ragajampi memandang ke arah Yayi dan menjadi sedikit cemas melihat pedang Yayi sudah berada di depan Sulaya."Siapa pemuda itu, Yayi?""
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1
...
9091929394
...
104
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status