Главная / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Глава 901 - Глава 910

Все главы Pendekar Kera Sakti: Глава 901 - Глава 910

1036

900. Part 13

"Wah, repot berhadapan dengan orang ini," pikir Ki Bwana Sekarat, "Ke mana arah pandangan matanya bisa mengecohkan diriku! Cacat di matanya itu bisa merupakan kelebihan bagi dirinya, namun bahaya bagi musuh-musuhnya. Menurut dugaanku, melihat dari raut mukanya yang sangar itu, agaknya dia tidak bermaksud baik menghadang langkahku bersama Ratna. Hmmm... ada persoalan apa sebenarnya?"Ratna Pamegat maju selangkah lebih depan dari Ki Bwana Sekarat. Matanya memandang lurus kepada lelaki tua bertongkat ukiran kepala buaya. Dan Ratna Pamegat menyapanya, "Apa maksudmu menghadang kami, Buaya Gunung?""Meneruskan persoalan bulan lalu," jawab Buaya Gunung dengan wajah memandang ke arah samping, tapi sebenarnya menatap Ratna Pamegat."Rupanya kau masih belum jera juga, Buaya Gunung! Kau samakan aku dengan perempuan lain yang harus tunduk di depanmu?""Ratna Pamegat! Kalau kau bukan perempuan yang cantik, muda, dan bahenol, aku tak akan mengejar-ngejarmu, Ratna Pameg
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

901. Part 14

Blarrr...!Bruss...! Buaya Gunung terlempar. Tanah di tempatnya berpijak ikut terbawa beberapa bongkah, bagaikan pohon singkong dijebol batangnya. Tubuh itu melayang jauh, lebih dari sepuluh tombak, dan jatuh terhempas setelah membentur sebuah pohon tinggi.Krakkk...! Brukkk...!Pohon itu roboh ke arah belakang Buaya Gunung. Benturan tubuh Buaya Gunung jelas sangat keras, sampai bisa menumbangkan pohon besar bercabang tinggi. Di sana Buaya Gunung terkulai dengan kepala masih bersandar pada sisa batang pohon yang rubuh. Mulutnya berdarah, telinga dan hidungnya juga mengeluarkan darah. Wajah tua Buaya Gunung menjadi pucat pasi. Tampaknya ia dalam keadaan setengah mati mendapat pukulan sinar biru bagaikan bola itu.Ratna Pamegat masih terpaku bengong memandangi keadaan Buaya Gunung yang tak disangka-sangka sangat cepat dibuat tak berdaya oleh Ki Bwana Sekarat. Padahal, ketika Ratna Pamegat mengalahkan Buaya Gunung, ia membutuhkan waktu hampir setengah hari.
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

902. Part 15

"Ada apa ini? Kok ramai sekali dan banyak orang?"Orang itu tidak menjawab karena merasa jengkel dengan pertanyaan seperti itu. Sudah jelas ada pertarungan, masih ditanya 'ada apa' segala? Jelas ini merupakan pertanyaan bodoh yang tidak perlu dijawab, menurut orang usia tanggung itu. Nenek aneh menjadi jengkel juga dan berkata, "Dasar orang bisu, ditanya diam saja!"Blarrr...!Petir menggelegar di angkasa. Orang-orang sempat cemas memandang langit, takut hujan turun acara seru jadi bubar. Sedangkan orang usia tanggung itu tetap diam saja. Ia tidak sadar dan tidak pernah menyangka bahwa sejak saat itu ia tak akan bisa bicara lagi karena terkena kutukan nenek aneh itu.Sang nenek segera bertanya kepada orang di sebelah kanannya, seorang lelaki muda berusia sekitar dua puluh lima tahun."Ada apa ini, Nak?"Anak muda itu menjawab, "Ada panggung, Nek.""Ya, sudah tahu kalau ada panggung," gerutu nenek bersungut-sungut. "Tapi ada apa di ata
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

903. Part 16

Crasss...!Sekali lagi pedang itu berkelebat. Dan menggelindinglah kepala orang itu dalam keadaan terpotong lepas dari lehernya.Penonton menjerit keras-keras. Mereka merasa ngeri. Ada yang cepat buang muka, dan karena terburunya buang muka sampai berbenturan dengan orang yang lain yang melakukan hal yang sama. Ada yang hanya memandang dengan mulut melongo bengong dan mata mendelik. Ada yang tidak buang muka tapi memejamkan mata kuat-kuat dan menjerit panjang.Seorang petugas berkumis yang tadi ditanyai oleh sang nenek segera naik ke panggung dan berseru, "Pertarungan ini bukan tempat jagal, Nek!" ia bergegas mendekati nenek itu ingin membawanya turun.Tapi begitu mendekat, pedang sang nenek berkelebat dari bawah ke atas.Crasss...!"Aahg...!" Orang itu mendelik dalam keadaan masih berdiri, tapi bagian bawahnya segera meneteskan darah, lalu ia pun rubuh. Tubuhnya terbabat pedang berkarat dari bawah sampai ke pertengahan dada. Penonton makin
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

904. Part 17

Zrangng...!Tombak itu tersentak oleh kibasan pedang, berubah arah dan menancap di dada prajurit lain yang sedang mengepungnya itu.Jrubb...! Matilah prajurit itu.Wajah sang Ratu semakin geram. Murkanya kian bertambah melihat prajuritnya mati begitu saja. Maka ia pun segera mengirimkan jurus mautnya melalui pedang itu. Pedang ditusukkan ke depan dan mengeluarkan selarik sinar tanpa putus berwarna hijau bening. Sinar itu seperti lidi panjang yang menembus ke tubuh sang nenek. Tapi sebelum sinar itu sampai pada sasarannya, sang nenek cepat membuka tangan kirinya, dan sinar itu ditahan dengan telapak tangan kirinya.Tubb...! Zrrruppp...!Sinar itu bagaikan masuk ke dalam telapak tangan kiri dan tubuh sang nenek makin lama makin berubah menjadi menyala hijau, ia masih terkekeh-kekeh melihat tubuhnya menjadi menyala hijau pada bagian tepiannya. Bahkan semakin lama semakin menyeluruh, sampai ke bagian perutnya pun memancarkan warna hijau."Hik hi
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

905. Part 18

"Uuh uuh uuh...!" serigala itu pun berjalan pelan di depan Baraka. Seakan ia mengerti apa yang dimaksud kata-kata Pendekar Kera Sakti. Sambil melangkah, Pendekar Kera Sakti itu garuk-garuk pantatnya beberapa kali. Jalan Baraka terasa lambat. Serigala itu rupanya tak sabar, ia menggeram dengan mulut menyeringai, seperti orang sedang menggerutu dan marah. Lalu ia melolong keras-keras dan terpatah-patah."Kenapa harus cepat-cepat? Sabar sajalah!" kata Baraka.Serigala makin menyeringai sambil mengerang menakutkan. Baraka mulai paham dengan bahasa isyarat binatang itu. Maka Pendekar Kera Sakti pun berkata, "Baik, baik! Kita pergi secepatnya!"Serigala berlari lebih dulu. Baraka mengejarnya dengan gerakan cepatnya. Bahkan Baraka menggunakan ‘Gerak Kilat Dewa Kayangan’-nya, yang bisa melesat cepat melebihi angin badai. Tahu-tahu ia sudah berada di depan serigala, dan sang serigala melolong panjang, seakan menyuruh Baraka menunggunya.Baraka berhenti
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

906. Part 19

"Terlalu memukul jiwa pembantaian yang terjadi di sini! Pantaslah kalau mereka tak mau menyambut kedatanganku!" kata Pendekar Kera Sakti dalam hatinya.Kemudian ia melangkah masuk ke sebuah rumah yang sepertinya ditinggalkan oleh penghuninya dalam keadaan panik. Bocah kecil itu diturunkan dari gendongan Baraka. Matanya memandangi Baraka terus. Baraka tersenyum sambil mengusap air mata gadis kecil itu dan berkata, "Lupakan pemandangan itu! Jangan ingat-ingat lagi apa yang pernah kau lihat! Tenanglah di sinil Tak akan ada yang mengganggumu!"Gadis kecil itu menatap ke kanan-kiri, melongok ke bagian dalam rumah, bahkan menatap ke arah dapur dengan cemas. Baraka yang belum tahu apa dan bagaimana dengan gadis kecil itu segera bertanya dengan lugu, "Ada apa? Kau mau pipis, ya?"Gadis itu menggeleng."Kalau mau pipis, mari kakak antarkan kamu ke belakang. Atau... jangan-jangan kau sudah ngompol...!"Baraka bermaksud memeriksa apakah bocah itu ngompol atau
last updateПоследнее обновление : 2025-01-12
Читайте больше

907. ARENA PERTARUNGAN

MEREKA bertiga tidak tahu, bahwa setelah nenek aneh itu mengubah Ratu Kemukus menjadi kecil dan para pengapung menjadi patung batu, ia segera meninggalkan tempat itu. Tetapi, pasukan pemanah istana segera menghujani panah ke arah tubuh nenek aneh itu. Dan ternyata tindakan tersebut membuat nenek aneh menjadi semakin murka. Ia melepaskan pukulan jarak jauhnya yang diperoleh dari hasil serapan para musuh yang melepaskan tenaga dalam kepadanya. Pukulan jarak jauhnya itu menghantam pasukan pemanah yang muncul dari tembok istana. Maka, hancurlah kepala mereka yang terkena pukulan dahsyat itu.Nenek aneh bergegas memasuki istana. Mengamuk di sana dengan pedang berkaratnya. Tak satu pun disisakan hidup. Dan ia mengejar tiga orang istana yang melarikan diri lewat pintu belakang, lalu melepaskan kutukannya sehingga ketiga orang itu menjadi tiga ekor musang. Hanya saja, setelah itu si nenek aneh pergi ke mana?Tak ada yang tahu. Tapi menurut dugaan para penghuni rumah yang ada t
last updateПоследнее обновление : 2025-01-13
Читайте больше

908. Part 2

"Tenang, tenang, Sayang...! Cup cup cup...! Kakak sudah kembali dengan selamat. Jangan menangis...!""Ak... aku... aku takut...!""Takut kepada siapa? Serigala ini tidak menganggumu, bukan! Jangan takut!"Baraka bertanya kepada serigala, "Apa kamu tadi mengganggunya, Sri?"Anjing hutan itu menggelengkan kepala sambil menggeram-geram kecil, seakan sangat paham dengan bahasa manusia."Lihatlah, Sayang... serigala tidak nakal kok. Jangan takut!""Aku bukan takut kepada anjing itu!""Lalu kepada siapa dan kepada apa?""Aku... aku tadi mengintip dari celah papan itu, aku melihat nenek aneh itu berjalan melewati jalanan di depan rumah ini! Aku takut sekali!""Nenek...! Maksudmu, nenek bungkuk yang jalannya sudah tertatih-tatih itu?" Pendekar Kera Sakti sedikit tegang."Iya. Nenek itulah yang membantai seenaknya semua prajuritku, orang-orangku dan beberapa penduduk di sini!""Jadi kau melihat semua pembantaian itu
last updateПоследнее обновление : 2025-01-13
Читайте больше

909. Part 3

"Mau menuntut balas? O, boleh, boleh...! Kita tarung pakai pedang ya, Nak! Sebentar...!"Nenek itu sulit mencabut pedangnya. Kesempatan itu digunakan oleh Ratna Pamegat untuk menyerang dengan satu lompatan dan tebasan pedang.Wuttt...!Zlapp...! Nenek itu bagai menghilang. Tahu-tahu ada di belakang Ratna Pamegat yang sudah telanjur menebaskan pedang dan menemui tempat yang kosong. Nenek itu masih bingung mencabut pedang berkaratnya dengan susah payah. Ratna Pamegat membalikkan badan dengan satu tendangan putar yang amat kuat dan cepat."Hiaaat....!"Plokk...! Wajah tua itu terkena tendangan bertenaga dalam, tapi tak mengalami guncangan sedikit pun. Ratna Pamegat bagaikan menendang pilar beton. Kakinya sendiri yang menjadi ngilu."Jahanam kau, Gadis Tolol! Bersabarlah sebentar, aku sedang kesulitan mencabut pedangku ini! Uh uh uhh...!"Ratna Pamegat tak mau memberi kesempatan sang nenek berhasil mencabut pedang, ia segera menikamkan pe
last updateПоследнее обновление : 2025-01-13
Читайте больше
Предыдущий
1
...
8990919293
...
104
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status