Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Bab 881 - Bab 890

Semua Bab Pendekar Kera Sakti: Bab 881 - Bab 890

1036 Bab

880. Part 15

"Kau sungguh-sungguh membuatku mulka, Balaka! Kau pamelkan kehebatan ilmumu di depanku! Sekalang telimalah julus 'Gempul Sukma'! Hiaaah...!"Prokk...!Dayang Selatan bertepuk tangan satu kali dengan sentakan kuat. Jurus 'Gempur Sukma' itu bisa membuat lawan pecah kepalanya dalam satu tepukan tangan yang membutuhkan kerahan tenaga dalam sangat besar. Tetapi ternyata Pendekar Kera Sakti segera menggenggamkan kedua tangannya kuat-kuat, sehingga kekuatan batin itu membalik dan tenaga dalam yang dikerahkan itu mengamuk dalam diri Dayang Selatan sendiri.Wengng...! Bruss...! Grusak...!Tubuh Dayang Selatan bagai terlempar tinggi-tinggi dan jatuh di sembarang tempat. Kali ini ia jatuh di semak-semak dalam keadaan punggung menyentuh tanah lebih dulu. Tubuh Dayang Selatan dibanting oleh kekuatan batin dan hawa murninya sendiri. Terasa sakit sekujur tubuhnya, tak mampu ia memekik karena napas terasa menggumpal di ulu hati, kerongkongan terasa mau pecah akibat senta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

881. Part 16

Dayang Selatan kembali terpelanting jatuh di semak-semak yang tadi. Ia menjadi geram kepada Rakawuni dan Rakawuni menjadi terbengong menyesal."Jahanam kau, Iblis!" bentak Dayang Selatan yang merasa seperti dipermainkan oleh Rakawuni."Maaf, maafkan aku...! Aku tak sengaja menyerangmu, Dayang!"Rakawuni menjadi kebingungan sendiri. Tapi segera ia menyerang Baraka kembali dengan jurus bersinar merah dari ujung kedua jarinya.Suitt...!Sinar itu melesat, panjangnya satu jengkal dan lebarnya seukuran jari kelingking. Sinar itu menghantam dada Pendekar Kera Sakti. Tapi dengan cepat Suling Naga Krishna yang masih dengan kuat digenggam Pendekar Kera Sakti itu dihadangkan ke depan dada. Sinar merah yang mirip tongkat kecil itu menghantam Suling Naga Krishna, dan membalik arah menjadi lebih besar dan lebih cepat bergeraknya.Wutt...! Duarrr...!Rakawuni terlempar ke samping dan berguling-guling ketika sinar merahnya dihindari dan menghantam s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

882. Part 17

Campak Garang segera menyusuri sekelilingnya dengan pandangan mata cekung yang angker itu. Lalu, ia temukan seraut wajah cantik yang berdiri di belakangnya dengan sikap tenang namun dingin. Campak Garang segera melompat ke samping, dan kini ia bisa memandang antara Mahesa Lola dan sang pembelanya yang berwajah dingin itu."Apa yang terjadi, Mahesa Lola!" tanya orang itu yang agaknya sudah cukup kenal dengan Mahesa Lola."Dia pencuri! Dia yang bantu Ratu Teluh Bumi mencuri kitab pusaka milik pamanku, yaitu kakeknya Sumping Rengganis!""Aku hanya membantu menunjukkan arah rumah Ki Bayan saja! Bukan ikut mencuri kitab itu, Goblok!" sentak Campak Garang."Kalau tidak salah kau yang belnama Campak Galang!" kata Dayang Selatan. "Aku kenal kau sebagai anggota kawanan Penculi Gua Maksiat! Kau teman Wilduto, bukan!""Aku tidak punya urusan denganmu, Perempuan cadel!"Terkesiap mata Dayang Selatan. Marah hatinya dihina seperti itu. Maka dengan cepat i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

883. Part 18

Tapi Dayang Selatan tidak melayani ucapan itu. Matanya menyipit dan sedikit cemas, karena Ratu Teluh Bumi yang dianggapnya telah mati di dasar Jurang Petaka itu, ternyata masih hidup dan segar bugar.Dayang Selatan berpendapat, kalau bukan orang berilmu tinggi sekali, tak mungkin dapat lolos dari kematian Jurang Petaka. Wajah Dayang Selatan makin pucat karena luka dalamnya itu.Mahesa Lola memandang cemas kepada Dayang Selatan, ia berbisik, "Kau makin pucat, Dayang! Pasti lukamu parah!""Hadapi dia, Mahesa. Aku akan menjauh untuk sementala. Aku pellu waktu untuk mengobati luka dalam ini! Kau akan segela kuangkat jadi mulidku setelah hadapi dia!""Sungguh?""Aku beljanji!""Baik. Pergilah sana! Biar kuhadapi dia, Dayang Selatan!"Zlapp...!Dayang Selatan pergi dengan gerakan cepat. Ratu Teluh Bumi segera mengejarnya. Tapi Mahesa Lola cepat cabut pisaunya dan melemparkan pisau itu ke arah Ratu Teluh Bumi.Zingng...! Jrubb.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-09
Baca selengkapnya

884. Part 19

Mahesa Lola segera memanjat pohon itu. Ia menarik satu akar gantung yang tidak terlalu besar, kemudian membuat jerat ia mengikat lehernya sendiri dengan akar itu. Dengan air mata meleleh di pipi, segera Mahesa Lola melompat dari dahan pohon itu, jregg...! Kkkrrrk...!Tergantunglah Mahesa Lola dengan kaki berkelejotan meregang nyawa. Matanya terbeliak-beliak, mulutnya ternganga dengan lidah menjulur. Untuk beberapa saat kemudian, tubuh itu pun menjadi lemas. Diam tak bergerak. Tergantung-gantung tanpa napas sedikit pun. Biru wajahnya karena darah terputus di bagian leher.Maka, seperti apa yang dilontarkan Ratu Teluh Bumi dalam kutukannya, Mahesa Lola pun mati bunuh diri setelah Ratu Teluh Bumi pergi tinggalkan tempat itu.Sang petir di langit tertegun bengong memandangi mayat Mahesa Lola yang tergantung bukan akibat keinginannya sendiri. -o0o-PENDEKAR KERA SAKTI berhenti dari langkahnya ketika melihat seorang lelaki pendek tergantung
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

885. Part 20

"Siapa? Ratu Teluh Bumi...!" Baraka segera teringat peristiwa di Kuil Swanalingga. Terbayang wajah tua yang masih cantik dan tampak kencang kulitnya itu. Ratu Teluh Bumi sempat dikenal Baraka pada saat perempuan itu berhadapan dengan Raja Nujum almarhum. Itulah saat pertama Pendekar Kera Sakti mengenal Ratu Teluh Bumi. Tapi ia tidak tahu kalau perempuan itu bisa membuat seseorang berubah wujud menjadi seperti Rakawuni saat itu. Ia tak sangka kalau perempuan itu mempunyai ilmu teluh yang sebegitu tingginya, sehingga Rakawuni yang gagah dan tegap itu bisa menjadi Rakawuni yang berbadan kuda."Apa yang dilakukan oleh Ratu Teluh Bumi?""Dia sengaja menyiksaku dengan ilmu kutuknya! Dia bermaksud menyerang Jenggala. Padahal aku prajurit sandi praja dari Jenggala. Ia punya maksud, jika aku kembali ke Jenggala, maka orang-orang Jenggala akan jatuh nyalinya lebih dulu sebelum ia datang dengan melihat perubahanku seperti ini.""Aku benar-benar tak sangka kalau dia bisa me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

886. Part 21

Perempuan tersebut dalam keadaan terengah-engah, matanya terpejam karena merasakan sakit yang hebat di sekujur tubuhnya akibat serangan Ratu Teluh Bumi tadi."Baraka, kalau bisa tak usah menghampiri orang itu.""Kenapa?""Aku malu, keadaanku seperti ini! Sebaiknya kita teruskan perjalanan kita memburu Ajeng Prawesti!"Baraka mempertimbangkan keputusan sejenak. Agaknya usul Rakawuni memang benar. Toh seandainya ia datang dan menolong Dayang Selatan, maka keselamatan bibi gurunya akan terancam. Setidaknya tempat tinggal gurunya Setan Bodong, akan disambanginya dengan ketidaksopanan. Dengan menderita sakit begitu, setidaknya Pendekar Kera Sakti punya waktu luang untuk ke Jenggala dan tidak perlu cemaskan keadaan kedua gurunya.Kuda berkepala Rakawuni pun kembali berlari dengan derap kakinya yang perkasa. Rakawuni membawa Pendekar Kera Sakti menyusuri jalan menuju Kerajaan Jenggala dengan harapan dapat temui Ratu Teluh Bumi di perjalanan. Tetapi keadaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

887. Part 22

Tetapi Ratu Teluh Bumi hanya diam, pandangi gerakan pedang Tangan Syiwa yang melangkah mengelilinginya. Napas segera ditarik dan ditahan di dada oleh Ratu Teluh Bumi, kemudian ia ucapkan kata, "Buntung tanganmu, Tangan Syiwa!"Blarr...!Petir memekik mengagetkan mereka. Dan semakin kaget lagi setelah mereka melihat Tangan Syiwa tahu-tahu kehilangan tangannya. Kedua tangan itu bagai terpotong oleh kibasan pedangnya sendiri dan jatuh ke tanah tanpa darah sedikit pun."Tanganku...! Tanganku! Gggrrr...!"Tangan Syiwa menggeram dengan mata melotot tegang. "Ilmu setan apa yang kau pakai, Jahanam!" geram Rumakso yang segera mendidih darahnya melihat Tangan Syiwa buntung kedua tangannya, ia segera mencabut pedang dari pinggangnya, lalu menyerang Ratu Teluh Bumi dengan satu lompatan murka."Heaaah...!"Ratu Teluh Bumi melompatkan diri, melenting di udara dan bersalto dua kali untuk jauhi lawan.Jleggg...!Ia mendaratkan kakinya di atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

888. MISTERI SI PAHIT LIDAH

PEREMPUAN tua itu berjalan terbungkuk-bungkuk. Langkahnya sangat pelan dan tertatih-tatih. Kadang ia oleng ke kiri, kadang oleng ke kanan. Malah sesekali mau tersungkur jatuh ke depan. Diperkirakan usianya sudah ratusan tahun. Badannya kurus sekali, seperti tengkorak berjalan. Rambutnya putih kehijau-hijauan. Kulitnya keriput, berlipat-lipat seperti kain kumal yang lusuh. Rambut anehnya itu dikonde kecil di tengah kepala, sisanya meriap ke kanan-kiri dipermainkan angin.Nenek tua renta yang punya mata cekung dan alis putih itu memakai pakaian hitam sebatas dada yang sering melorot karena kebesaran. Pakaiannya itu compang-camping, robek di sana-sini tanpa tambalan. Jika dipakai melangkah terlalu lebar, celana panjang hitamnya itu sering robek bagian bawah. Karena itu ia berjalan pelan-pelan supaya pakaiannya yang sudah lapuk tidak robek terlalu lebar.Bibirnya yang keriput berlipat-lipat sering bergerak-gerak mengunyah sesuatu, tapi ia tidak makan apa-apa. Seperti orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

889. Part 2

Yang memakai baju merah menghardik dengan suara lantang, "Hentikan tindakanmu itu, Tua renta! Apa maumu datang ke desa ini dan mengacau suasana di kedai!"Nenek itu membalikkan badan, menghadap kedua orang tersebut. Wajahnya kaku tanpa senyum, matanya memandang dengan angker. Potongan tangan yang dijinjingnya itu dilemparkan seenaknya ke muka orang berpakaian merah. Tapi orang itu dengan cepat mengibaskan goloknya yang membuat potongan tangan itu mental ke kiri. Pluk! Jatuh di dalam stoples tempat peyek yang lupa belum ditutup oleh pembeli dan sudah ditinggal kabur keluar kedai."Apakah kamu bernama Baraka alias Pendekar Kera Sakti...!" tanya nenek itu."Bukan! Namaku Gondo!" jawab orang berpakaian merah."Yang itu... yang di sebelahmu dan tolak pinggang seperti jagoan kurang sesajen itu, apakah bernama Baraka?""Juga bukan," jawab si baju kuning. "Namaku Dekso!""Lha yang namanya Baraka itu yang mana?""Kami tidak kenal dengan orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8788899091
...
104
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status