Share

909. Part 3

last update Last Updated: 2025-01-13 01:03:23

"Mau menuntut balas? O, boleh, boleh...! Kita tarung pakai pedang ya, Nak! Sebentar...!"

Nenek itu sulit mencabut pedangnya. Kesempatan itu digunakan oleh Ratna Pamegat untuk menyerang dengan satu lompatan dan tebasan pedang.

Wuttt...!

Zlapp...! Nenek itu bagai menghilang. Tahu-tahu ada di belakang Ratna Pamegat yang sudah telanjur menebaskan pedang dan menemui tempat yang kosong. Nenek itu masih bingung mencabut pedang berkaratnya dengan susah payah. Ratna Pamegat membalikkan badan dengan satu tendangan putar yang amat kuat dan cepat.

"Hiaaat....!"

Plokk...! Wajah tua itu terkena tendangan bertenaga dalam, tapi tak mengalami guncangan sedikit pun. Ratna Pamegat bagaikan menendang pilar beton. Kakinya sendiri yang menjadi ngilu.

"Jahanam kau, Gadis Tolol! Bersabarlah sebentar, aku sedang kesulitan mencabut pedangku ini! Uh uh uhh...!"

Ratna Pamegat tak mau memberi kesempatan sang nenek berhasil mencabut pedang, ia segera menikamkan pe

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   910. Part 4

    Dari arah utara muncul Pendekar Kera Sakti yang berlari-lari dengan sangat tergesa-gesa. Arah pandangan mata Baraka tertuju ke alun-alun. Ia melihat pertarungan Ki Bwana Sekarat dengan nenek aneh itu.Namun ketika ia hendak menghampiri Ki Bwana Sekarat untuk membantu menggempur nenek aneh itu, tiba-tiba sebuah suara memanggilnya, "Baraka...! Baraka...!"Bingung juga Baraka mencari arah datangnya suara itu. Ia berpaling ke sana-sini sampai akhirnya Ratna Pamegat keluar dari kolong balai dan berseru dengan suara tertahan, "Baraka...!""Ratna...!" Pendekar Kera Sakti terpekik kaget ketika melihat Ratna Pamegat sudah menjadi manusia berbadan anjing cokiat. Cepat-cepat Baraka menghampirinya dengan mata tegang."Ratna, apa yang terjadi?""Nenek itu telah mengutukku menjadi seekor anjing!""Edan!" geram Baraka antara terharu dan marah melihat keadaan Ratna Pamegat seperti itu. Giginya menggeletuk dan tangannya menggenggam kuat-kuat."Aku men

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   911. Part 5

    "Ya, ya... aku menjadi tua, tapi... tapi tetap kelihatan manis dan menawan tentunya! Hik hik hik...!"Ki Bwana Sekarat berbisik dari belakang Baraka, "Lekas kenakan penutup matamu, Baraka. Dia bisa lepaskan kutuk sewaktu-waktu!"Baraka segera sadar, bahwa ia telah terpancing omongan sehingga lupa menutup matanya. Maka, cepat-cepat Baraka menutup mata dengan kain ikat kepala itu."Heiii... mengapa pakai tutup mata segala? Aku tidak akan lari bersembunyi, sebab kita tidak sedang main petak umpet, Baraka!" kata Ratu Teluh Bumi alias Ajeng Prawesti itu."Bersiaplah, Ajeng Prawesti! Lepaskan seluruh dendammu padaku, biar tak lagi membawa korban bagi orang lain!" ucap Baraka dengan keras dan tegas.Dalam hatinya sempat membatin, "Agaknya pedang berkaratnya cukup berbahaya! Apakah aku harus menggunakan Pedang Raja Dedemitku, atau pedang itu harus kulenyapkan dulu...!"Baraka menimbang-nimbang mana yang lebih baik, lalu ;Plak…! Paha k

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   912. Part 6

    "Ajeng Prawesti, tidakkah kau ingin bertobat dalam keadaan seperti ini"' kata Baraka yang sudah mengendurkan kemarahannya, bahkan berubah menjadi iba melihat nenek setua itu mau mati."Bertobat.,,! Oh, aku lupa caranya bertobat! Jadi sebaiknya, persiapkan dirimu sebaik mungkin untuk pertarungan kita nanti, sementara itu... aku di sana juga mau cari guru yang lebih hebat lagi!"Tiba-tiba terdengar suara serigala melolong,"Aaauuuu...!"Semua mata memandang ke arah seekor serigala yang lari menuju alun-alun sambil ditunggangi bocah kecil yang tak lain adalah Ratu Kemukus. Serigala dan Ratu Kemukus hadir di situ dan ingin melihat kematian nenek iblis itu. Antara Ratu Kemukus dan Ratna Pamegat sama-sama terkejut dan saling menampakkan kesedihan melihat wujud masing-masing. Tapi kejap berikutnya, mereka kembali memandangi nenek kejam yang sedang sekarat itu."Ajeng," kata Baraka. "Mengapa kau bisa setua ini? Apa yang telah terjadi pada dirimu, Ajeng?"

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   913. Part 7

    GEDUNG tua di kaki bukit yang dulu dikenal sebagai Rumah Busuk, sekarang sudah mulai ramai dikunjungi orang. Dulu, Pendekar Kera Sakti pernah menyembunyikan seorang putri Kaisar Cina yang bernama Bunga Bernyawa di Rumah Busuk itu. Tapi keadaannya masih sangat sepi, tak ada yang berani datang ke gedung itu karena dikenal cukup angker. Hanya Baraka dan Bunga Bernyawa yang berani bermalam di Rumah Busuk itu, walaupun mengalami beberapa kejadian aneh. Namun rumah berbau bangkai itu pernah menyelamatkan Bunga Bernyawa dari kejaran orang-orangnya Laksamana Cho Yung. Di rumah itu pula, Baraka dan Bunga Bernyawa pernah merajut asmara.Rumah kuno yang berukuran besar dan punya beberapa kamar itu sekarang dikuasai oleh tokoh tua yang namanya cukup dikenal di rimba persilatan, yaitu Brahmana Gada. Laki-laki berusia sekitar enam puluh tahun kurang sedikit itu, semasa mudanya dikenal sebagai jawara upah alias pembunuh bayaran. Siapa pun sasaran orang yang harus dibunuh, tak pernah lepas d

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   914. Part 8

    Begitulah Luhito jika memperkenalkan para peserta yang akan bertarung di arena. Luhito pandai membawakan masa perkenalan peserta sehingga tiap peserta yang mendengar namanya disebutkan dan dibangga-banggakan, merasa bertambah semangat tarungnya. Luhito segera pergi sebentar setelah selesai mengumumkan nama-nama mereka.Sampai tiba waktunya, Brahmana Gada siap di tempat duduknya, didampingi dua perempuan cantik di kanan-kirinya. Maka Luhito pun segera membuka acara di Arena pertarungan itu dengan berseru, "Pertarungan pertama akan dibuka oleh Umbara Yodya....""Wooouww..!" para penonton bersorak, khususnya yang menjagokan Umbara Yodya."Umbara Yodya melawan Wisnu Rangka..!" tambah Luhito yang membuat sorak-sorai dan tepuk tangan penonton makin riuh. Terlebih setelah keduanya masuk ke arena dengan acungkan kedua tangan yang mengepal. Penonton menyambutnya dengan semakin bersemangat.Umbara Yodya mengenakan pakaian hijau dengan senjata golok lengkung berukur

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   915. Part 9

    "Tidak ada! Semuanya lelaki. Memangnya kenapa?""Aku paling malas kalau harus bertarung melawan perempuan, seperti beberapa waktu yang lalu!"Kembali Jenarpati memperdengarkan tawanya yang terkekeh pelan. Tiba-tiba terdengar suara Luhito berseru, "Para hadirin, para tamu terhormat, dan para sahabat sekalian.. Pertarungan berikutnya adalah Umbara Yodya, yang sudah memenangkan pertarungan hari ini empat kali, melawan Sangkakala..!"Prok prok prok prok..!Tepuk tangan dan soraksorai mereka masih bersemangat. Umbara Yodya tampil kembali. Sudah empat kali ia menjatuhkan lawannya, tapi masih tetap kelihatan tangguh dan segar. Kemunculan Umbara Yodya disusul dengan kemunculan orang bertubuh kurus kering, tanpa baju sehingga terlihat tulang dan kulit tipisnya. Orang ini berambut panjang sepundak, tipis dan terurai lepas. Celananya kuning, tulang iganya kelihatan jelas sekali, lengannya kurus bagaikan tulang dibungkus kulit, wajahnya pun tak sedap dipandang mata.

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   916. Part 10

    "Ini bukan angin badai sewajarnya!" kata gadis itu dalam hati. "Pasti ada seseorang yang mengirimkan badai berdebu ini padaku!"Tali kekang kuda di katkan pada dahan pohon yang rendah itu. Pada saat demikian, hembusan badai mulai reda sedikit, tapi debu-debu masih beterbangan. Kemudian sang gadis pun berlindung di belakang pohon berbatang besar itu. Ia berdiri dalam lindungan batang pohon sambil merapatkan badan ke batang tersebut. Angin berhembus menerpa batang pohon itu, dan tubuh si gadis selamat dari hembusan berdebu. Hanya taburan debu yang mengenai batang pohon masih sempat memercik ke tubuhnya. Tapi kulit tubuh tidak terasa seperih tadi, sebab debu-debu itu tidak langsung mengenai tubuhnya.Tiba-tiba seberkas sinar, melesat dari atas pohon seberang. Sinar itu berpijar-pijar dan menghantam pohon pelindung si gadis.Darrr..! Pohon pun tembus berlubang, sinar merah itu melesat keluar dari dalam pohon itu tepat di samping leher atas pundak si gadis.We

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pendekar Kera Sakti   917. Part 11

    "Ya. Aku tahu. Hanya kau yang mewarisi ilmu kakekmu, sedangkan adikmu si Abiyasa itu justru berguru kepada si Kalong Tua! Tentunya Abiyasa tahu bahwa ilmu kakekmu tidak seberapa, sehingga Abiyasa memilih mencari guru lain! Jangan kau pikir aku takut kepadamu walau kamu sudah warisi ilmu kakekmu! Dulu memang aku tidak sanggup melawan ilmu kakekmu, tapi setelah sekian lama aku menghimpun kekuatan sendiri, sekarang aku merasa sanggup menungging-balikkan si monyet Patok Sewu itu!"Ucapan itu membuat Yayi merah telinganya. Pedang yang sudah dihunus dari sarungnya sejak tadi semakin kuat digenggam dengan tangan kanan. Gadis cantik itu masih menahan diri untuk tidak menyerang lebih dulu, dan ia berkata ketus, "Demi membela kehormatan kakekku yang sudah tiada, aku pun sanggup membuatmu merangkak-rangkak pulang ke kandangmu, Nyai Gayung Demit!""Jangan bicara begitu, nanti nyawamu lenyap dengan cepat! Padahal aku ingin membunuhmu secara perlahan-lahan, Yayi!""Kau tak ak

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status