Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 781 - Chapter 790

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 781 - Chapter 790

1041 Chapters

780. Part 11

Ketika mereka sampai di kuil, tiga orang itu sedang menggempur dinding kamar semadi. Mereka pikir pintu itu lebih sulit digempur ketimbang dindingnya. Tetapi pada waktu Sambar Jantung ingin melepaskan pukulan penggempurnya, Pendekar Kera Sakti segera berteriak, "Kuncinya ada di sini! Tak perlu menggempur dinding itu! Ambil saja kunci ini!""Bocah monyet itu muncul lagi!" geram Ratu Teluh Bumi. Sengaja Baraka memancingnya ke arah luar halaman kuil, karena keadaan di dalam halaman kuil sangat tak baik jika untuk pertempuran. Bahkan Baraka sengaja memancing mereka untuk mengejarnya ke sebuah gugusan cadas yang menyerupai bukit kecil itu. Baraka berdiri di sana, sementara Intan Selaksa bersembunyi di balik kerimbunan pohon yang ada tak jauh dari bukit cadas itu.Dalam waktu singkat Sambar Jantung, Ratu Teluh Bumi, dan Dewi Kelambu Darah sudah mengepung Baraka. Mata mereka sama-sama memandang ke arah leher Pendekar Kera Sakti yang berkalung kunci warna hitam dari batuan jen
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

781. Part 12

Wuttt...!Gemerincing bunyinya menerjang angin, menuju ke arah Baraka. Rupanya serombongan pecahan beling atau logam-logam tajam. Dengan kibasan tangan bagai memercikkan air, rombongan benda tajam itu pecah berhamburan ke mana-mana. Satu di antaranya masuk ke rahang Ratu Teluh Bumi. Perempuan itu tersentak bagai tersengat bisa kalajengking. Dan tiba-tiba kulit rahangnya itu mengelupas. Bergerak pelan mengelupas sendiri sampai ke bagian pipi. Ratu Teluh Bumi cepat pejamkan mata. Kejap berikutnya luka itu kembali seperti semula. Mulus lagi wajahnya.Namun ia segera meniup telapak tangannya ke arah Baraka. Dan Baraka segera putarkan Suling Naga Krishna ke atas. Sesuatu yang berwarna serbuk hitam dari tiupan tangan Ratu Teluh Bumi itu menyebar ke mana-mana terkena kibasan angin suling. Bahkan kibasan angin itu semakin besar dan menghantam keras kepala Ratu Teluh Bumi.Plokk...!"Ahhg...!" Ratu Teluh Bumi terpelanting. Kepalanya mengucurkan darah, sep
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

782. Part 13

Berdebar-debar Pendekar Kera Sakti melihat pedang itu. Ternyata di situlah, di perairan telaga itulah pedang itu disimpan oleh Begawan Sangga Mega. Jelas tak akan mudah ditemukan atau dilihat orang, karena pedang itu ada di antara lapisan alam nyata dan alam gaib. Hanya orang-orang yang bisa melihat alam gaib saja yang bisa melihat seperti apa Pedang Guntur Biru itu.Berbentuk sangat indah, menarik sekali. Setiap orang pasti berminat untuk memilikinya. Tapi Pendekar Kera Sakti menahan hatinya dan berhasil untuk tidak memegangnya. Sekalipun ia bisa melihat alam gaib jika mengusap keningnya dengan tangan kiri, sekalipun ia bisa memegang, tapi ia tak mau gegabah melakukannya. Sekalipun ia bisa membawa lari dan memilikinya, tapi ia tak mau membawanya lari. Ia hanya berkata dalam hatinya, "Bukan aku pewarisnya, tapi mungkin Siluman Selaksa Nyawa itu, kalau memang dia bisa berusia tiga ratus tahun. Jika ia sebelumnya sudah mati, berarti satu-satunya pewaris pedang itu adalah.... Si
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

783. Part 14

Kejap berikutnya mereka yang menjadi penghuni tanah kuburan melompat keluar menerabas gundukan tanah yang menimbun jenazah mereka masing-masing. Ada yang sudah bertulang, ada yang sudah dimakan rayap, ada yang baru sebagian saja tubuhnya digerogoti rayap, ada yang masih baru dua-tiga hari dimakamkan. Semuanya menerobos keluar dari kubur masing-masing.Brusss...!Glegar guntur di langit menyambut kemunculan mereka.Blarrr...! Glur glur glur glur...!Suara itu menghilang.Blarrr...! Glur glur glur glur....!Menghilang lagi. Kini mereka yang baru bangkit dari kubur melangkah meninggalkan tempatnya, mereka mulai berdiri mendekati jalan yang akan dilewati oleh para pengusung tandu itu. Begitu para pengusung tandu dan rombongan muncul dari jalanan yang menanjak, para mayat yang bangkit dari kubur itu segera menyerang mereka."Kkkrrr...!"Mereka serukan suara tak jelas. Tapi langkah dan gerakan mereka terlihat jelas serba pasti.
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

784. Part 15

"Jangan! Aku tak berani. Takut tak mau berhenti mulutku menempel terus di bibirnya! Tidak. Aku tidak boleh begitu! Aku sudah punya kekasih sendiri. Aku tak mau mengkhianati cintaku! Aku... aku... tapi ini demi pengobatan! Apa salahnya? Yang penting tujuanku baik, tidak punya niat ingin mengecup bibirnya!"Pendekar Kera Sakti kerutkan dahi dan berpikir beberapa saat. Lalu setelah itu, Pendekar Kera Sakti segera berkelebat pergi. Tak lama, sudah kembali. Ditangannya tampak sebuah gentong kecil terbuat dari tanah liat, dimana di dalam gentong itu tampak dipenuhi air.Tanpa menunggu waktu lagi. Baraka segera merendam Suling Naga Krishna-nya, segera diteguknya air dalam gentong itu. Sisanya dibiarkan di mulut, tidak ikut ditelan. Pendekar Kera Sakti segera mendekati mulut gadis itu. Tapi begitu memandang semakin dekat keindahan bibir tersebut, air di mulut jadi tertelan sendiri.Glek...!"Yah, habis airnya!" gumam Baraka. Ia buru-buru menenggak air la
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

785. Part 16

"Jahanam Kupret! Kau mau main-main denganku, hah!" geram si muka lonjong."Kubuat mampus kau sekarang juga! Hiiih...!"Wusttt...!Perwira Loyang melancarkan tendangan kipas dengan berbalik melingkar kakinya menendang wajah Pendekar Kera Sakti dengan sentakan keras. Tetapi apa yang ditendang itu ternyata tempat yang kosong.Pendekar Kera Sakti telah lebih dulu melesat saat si muka lonjong bergerak memutar. Mata orang itu jelalatan mencari lawannya. Bahkan ia sempat mencari sampai tubuhnya berkeliling. Tapi ia tak melihat lawannya yang seharusnya tadi terkena tendangan jika tidak menghindar."Perwira Loyang... lawanmu ada di atas pohon!"Mendongaklah si Perwira Loyang. Terbengong ia melihat Baraka sudah berdiri di sebuah dahan dan sedang menggaruk-garuk pantatnya."Turun kau, kalau memang jagoan!" bentak Perwira Loyang."Perwira Loyang....""Diam!" bentak Perwira Loyang kepada temannya yang ada di atas kuda. Kemudian ia me
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

786. Part 17

"Mengapa kalian menyerangku? Apakah aku punya urusan dengan kalian? Padahal aku tidak kenal siapa kalian!" kata Baraka tenang sekali."Jangan pura-pura bodoh di depanku, Cecunguk!" gertak orang berpakaian hitam itu."Namaku Baraka, bukan Cecunguk" sanggah Pendekar Kera Sakti."Persetan dengan namamu! Yang jelas kau adalah cecunguknya si keparat itu!""Si keparat siapa?”"Laksamana Cho Yung!" sentak orang berpakaian abu-abu.Pendekar Kera Sakti melepaskan tawa pelan namun berkesan kegelian. Lalu dengan tetap kalem ia ucapkan kata, "Aku malahan tidak tahu siapa itu Laksamana Cho Yung!""Terlalu banyak bicara dia, Ki!" kata si rompi hijau."Hantam saja dia!""Memang bangsat dia! Haiiit...!"Wesss...!Orang gundul itu cepat melompat dan menerjang Baraka dengan sebuah tendangan kaki besarnya. Lompatan itu cukup cepat, kakinya dalam sekejap sudah sampai di depan mata Baraka. Maka dengan cepat pula Baraka se
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

787. Part 18

Ia tepuk dadanya sendiri, sombongkan diri. Dari ucapannya itu Baraka tahu bahwa si kepala botak itu bernama Pawang Jenazah. Jelas itu hanya nama julukan saja. Siapa nama aslinya, Pendekar Kera Sakti tak berminat untuk mengetahuinya. Baraka hanya berkata, "Aku tak bermaksud menundukkan kamu, Pawang Jenazah! Aku hanya menahan seranganmu dan mengembalikannya, karena aku bukan orang bersalah!""Kau memang tidak bersalah, tapi juraganmu itu manusia yang penuh dengan kesalahan!""Aku tidak punya juragan! Aku juga tidak punya pimpinan!""Kau mau mengelak karena takut berhadapan denganku! Kau mau pungkiri diri dan mengaku bukan anak buahnya Laksamana Cho!""Memang bukan! Kau salah sangka, Pawang Jenazah!""Mataku belum bolong, Cecunguk! Kulihat kau tadi berunding dengan Perwira Loyang!""Aku tidak kenal dengan Perwira Loyang!" sanggah Pendekar Kera Sakti dengan tetap kalem. "Kalau yang kau maksud Perwira Loyang adalah orang berkuda yang tadi berada
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

788. Part 19

Cahaya merah melesat dari kedua telapak tangan Pawang Jenazah. Cahaya itu berbentuk seperti uang logam yang menyala-nyala dan bergerak cepat ke arah Baraka. Oleh Pendekar Kera Sakti cahaya itu dapat dihindari dengan satu sentakan kaki secara pelan ke tanah dan tubuhnya terangkat melesat ke atas dan berjungkir balik satu kali di udara. Cahaya merah itu akhirnya menghantam pohon yang jauh di belakang Baraka.Duarr...! Duarr...!Pohon itu pecah bagai disambar petir. Pawang Jenazah menggerakkan tangannya dengan cepat, wut wut wut...!Dua jari tahu-tahu sudah ada di dahinya. Dua jari yang ada di dahi itu disentakkan ke depan dan melesatlah sinar merah kecil seperti ranting panjang yang menuju ke arah tubuh gadis pingsan itu."Celaka! Dia mau menghancurkan gadis itu!" pikir Baraka.Maka, dengan cepat Baraka lompatkan diri menghadang sinar merah itu di samping tubuh gadis yang terbaring. Baraka berguling sambil hadangkan Serulingnya. Sinar merah seperti r
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

789. Part 20

Ruangan itu menjadi terang, tapi tetap tak bisa terlihat dari luar rumah cahaya terangnya itu. "Siapa penghuni kamar ini?" pikir Pendekar Kera Sakti sambil melangkah memeriksa seluruh ruangan Rumah Busuk itu. "Tak mungkin kamar itu bersih dengan sendirinya jika tidak ada penghuninya! Pasti ada orang yang bersembunyi di kamar itu, entah sudah berapa lama! Apa yang dilakukan orang itu selama bersembunyi di rumah yang terkesan angker ini, tak bisa kuterka. Tak ada tanda-tanda bekas makanan, berarti kamar itu tidak digunakan untuk makan. Tak ada tanda-tanda bekas gempuran, berarti kamar itu tidak dipakai untuk berlatih silat! Dan tak kucium bau wewangian, berarti tempat itu tidak dipakai untuk bermesraan! Lalu, ke mana orang yang menghuni kamar itu sekarang ini? Aku mau minta izin untuk menempatinya beberapa saat!"Berulang kali Baraka mengelilingi Rumah Busuk itu untuk mencari seseorang yang diduga menjadi penghuni kamar bersih itu, tapi ia tidak temukan apa-apa, kecuali seekor
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1
...
7778798081
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status