Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 791 - Chapter 800

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 791 - Chapter 800

1041 Chapters

790. Part 21

Tapi tiba-tiba tubuh gadis itu bagaikan terbang, ia melesat ke arah Pendekar Kera Sakti dengan sentakan kedua tangannya pada dinding, ia memekik saat menyerang terbang, "Hiaaat...!"Sambil terbang, tangannya bergerak-gerak cepat memainkan jurus aneh yang sulit diikuti pandangan mata Pendekar Kera Sakti. Agaknya jurus itu cukup handal dan akan mencelakakan jiwa Pendekar Kera Sakti jika tidak segera menghindar. Maka, Pendekar Kera Sakti pun cepat menghindar dengan cara menggulingkan badan ke lantai dua kali.Wutt, wutt...!Gerakan terbang cepat itu tak mengenai sasarannya. Akibatnya, tubuh yang terbang itu membentur dinding yang tadinya dipunggungi oleh Baraka.Brukk...!"Auh...!" gadis itu memekik karena tubuhnya bagai dihajarkan pada dinding, ia jatuh setelah itu dan menyeringai kesakitan. Keningnya diusap-usap karena terasa sakit diadu dengan dinding.Pendekar Kera Sakti tertawa pelan melihat kejadian tersebut, ia dapat membayangkan alangka
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

791. TITISAN DEWA MAUT

TIDAK SETEGA itu Pendekar Kera Sakti terhadap gadis bersumpit emas. Meninggalkan sendirian di Rumah Busuk merupakan tindakan yang tergolong keji, karena sama saja menyiksa hati yang dicekam perasaan takut terhadap hantu-hantu Rumah Busuk. Tetapi agaknya gadis itu bukan seorang yang mudah menyerah. Setelah ia dibebaskan totokannya oleh Pendekar Kera Sakti, ia kembali menyerang dengan berbagai jurus, ia tetap mencurigai Baraka sebagai komplotan Pawang Jenazah.Sampai pada kejap berikutnya, Pendekar Kera Sakti berhasil menangkap tangan gadis itu yang hendak memukulnya dari belakang. Tangan itu ditariknya hingga tak sengaja gadis itu telah memeluk Pendekar Kera Sakti.Baraka sengaja menjebaknya begitu, sehingga gadis berkulit putih itu menjadi merah wajahnya karena malu. Baraka menertawakannya, si gadis bertambah garang. Kemudian ia menyerang Pendekar Kera Sakti dengan pukulan bercahaya kuning lagi. Tetapi cahaya kuning itu memantul balik setelah ditangkis oleh Pendekar Ke
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

792. Part 2

Gadis itu menarik napas dan penuhi rongga dadanya dengan udara. Kejap berikut itu lepaskan napas itu bagai ingin melegakan sesuatu yang mengganjal di dalam dadanya, ia lemparkan pandang matanya kepada Baraka beberapa saat lamanya, ia biarkan Pendekar Kera Sakti pun menatapnya dalam jarak tiga langkah dari tempatnya berdiri, kemudian ia merasa ada debaran kuat di dalam hatinya yang memaksa pandang matanya harus dilempar jauh-jauh, tak berani terlalu lama menatap sorot mata pemuda tampan itu.Kejap lanjutnya lagi, terdengar suaranya yang bening kecil dan berkesan manja itu ucapkan kata, "Namaku Bunga Bernyawa."Sekalipun hanya pendek saja ucapan tersebut, namun cukup membuat Pendekar Kera Sakti sunggingkan senyum kelegaan. Bahkan Baraka mengulang nama itu dengan perasaan kagum."Bunga Bernyawa. Hmmm... indah sekali nama itu. Tapi aku yakin itu nama julukan saja.""Ya. Ayahku yang menjuluki aku dengan nama Bunga Bernyawa!""Siapa ayahmu?""Kais
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

793. Part 3

Terdengar gumam kecil dari mulut Pendekar Kera Sakti yang terkatup sejak mendengarkan penjelasan itu. Kemudian Pendekar Kera Sakti garuk-garuk kepalanya beberapa kali. Saat itu terdengar Bunga Bernyawa melanjutkah kata-kata, "Aku tak tega untuk menculik bayi itu, karenanya aku pulang bersama rombongan. Aku ingin ajukan alasan lain agar bukan aku yang ditugaskan menculik bayi tersebut. Tapi di tengah jalan, rombonganku diserang oleh orang-orang berkuda. Aku tertotok dari jarak jauh dan lumpuh sekujur tubuhku. Namun orang-orang berkuda itu bisa dibuat lari oleh anak buahku atau orang-orang yang ditugaskan mengawalku itu. Tapi mereka tak bisa melepaskan totokan yang membuatku lumpuh di dalam tandu. Sampai suatu saat kami melewati jalan dekat kuburan, dan mayat-mayat itu bangkit menyerang kami dengan liar. Aku masih bisa melihat pengawalku jatuh tunggang-langgang tak bernyawa lagi karena serangan mayat-mayat ganas itu. Tetapi tiba-tiba kepalaku terasa membentur sebuah benda keras, yang
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

794. Part 4

Bunga Bernyawa sunggingkan senyum manisnya. Jantung Baraka menjadi berdetak kencang. Resah menjerat jiwa saat Bunga Bernyawa ucapkan kata, "Sayang sekali tak selamanya kau mau menjaga hatiku. O, ya... siapa namamu, Pendekar tampan?""Baraka...!""Oh, nama sederhana yang mudah diingat namun juga mudah dilupakan. Aku tak tahu harus pilih yang mana, mengingat atau melupakan?""Kusarankan untuk memilih melupakan saja! Biar hatimu tidak gelisah seperti malam ini!"Semburat merah wajah cantik itu. Seperti pencuri yang ketahuan sedang sembunyikan barang curiannya di balik baju. Bunga Bernyawa malu karena Pendekar Kera Sakti mengetahui kegelisahannya, tapi ia bersikap tetap sembunyi rasa.Bunga Bernyawa tersenyum. Cantik sekali. Darah muda Baraka kontan berdesir aneh. Ditatapnya wajah Bunga Bernyawa tanpa bosan. Bila hal ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Sudah pasti, Baraka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Karena memang sudah watak Baraka untu
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

795. Part 5

LIMA Orang berambut kepang satu panjang itu mengenakan topi persegi khas topi perwira pasukan Cina. Orang itu berkumis hitam, melengkung ke bawah bagai ingin memagari bibirnya. Jenggotnya pendek dan tipis. Usianya sekitar lima puluh tahun. Pakaiannya dari bahan sejenis satin berkilap warna biru muda dengan celana putih. Baju birunya itu berlengan panjang dengan lis merah mengkilap juga. Baju itu dirangkap dengan jubah tanpa lengan warna merah darah berhias sulaman benang emas bergambar naga bersayap. Siapa lagi orang berwajah keji dan berkesan galak itu jika bukan Laksamana Cho Yung, raja di atas kapal bertiang layar tiga itu.Matanya yang sipit itu memandang tajam kepada dua orang di hadapannya yang tundukan kepala dengan rasa takut dan hormat. Kedua orang itu adalah Perwira Loyang dan Jowala, si baju kuning yang saat bertemu dengan Baraka tak mau turun dari punggung kuda."Memalukan sekali! Seorang perwira kapal semegah ini tak becus mengalahkan bocah ingusan seperti
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

796. Part 6

"Bukan takut, tapi jijik! Aku tak bisa menyentuh kulit orang yang hidupnya bergaul akrab dengan mayat-mayat hidup itu! Jijik sekali!""Sudah jangan banyak dalih! Hadapi mereka dan habisi sekarang juga!" bentak Perwira Loyang dengan galak, ia memang selalu tampil galak jika di belakang Laksamana Cho Yung. Tapi jika ada di depan Laksamana Cho Yung, kegalakannya itu bagai lenyap tanpa bekas.Sengaja Perwira Loyang mencari tempat teduh. Semilir angin dinikmatinya dengan santai sekali. Sementara matanya sesekali memandang ke arah kira-kira sepuluh tombak lebih, di mana terjadi pertarungan antara ketiga anak buahnya melawan lima orang anak buah Pawang Jenazah. Sesekali Perwira Loyang melepaskan tawa terkekeh-kekeh melihat lawannya dibuat berjungkir balik oleh Jowala atau Rompa.Pedang dan golok anak buah Perwira Loyang berkelebat cepat dan memenggal beberapa kepala lawan. Yang sudah terlihat jelas menggelinding adalah dua kepala lawan. Kepala itu terpental saat dipeng
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

797. Part 7

Kemudian, Perwira Loyang serukan suaranya, "Gadra...! Ada apa di sana! Kau baik-baik saja, bukan!"Tak ada jawaban yang terdengar. Sepi tetap sunyi, dan hati Perwira Loyang menjadi makin jengkel karena waswas, ia menggerutu sendiri dengan suara lepas."Dasar orang bisu!"Tanpa senjata apa pun, Perwira Loyang masih bersiap menunggu lawan di tempat. Badannya memutar ke sana-sini, takut ada serangan mendadak dari penyerang gelap, ia sempat melirik mayat Rompa, lalu timbul gagasan untuk mencabut pisau ukuran sejengkal dari dada mayat Rompa. Pisau itu akan digunakan untuk melempar atau menyerang siapa pun yang tahu-tahu menyerangnya dari belakang.Sunyinya hutan kembali dirobek oleh suara jeritan yang memanjang."Aaaa...!"Dalam hati Perwira Loyang berkata dalam keluh."Wah, itu suara Jowala! Apakah dia dalam bahaya" Oh, sebaiknya aku segera mencari Jowala ke arah kiri sana!"Baru saja Perwira Loyang mau bergerak pergi tinggalkan te
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

798. Part 8

MAYANG Suri perempuan yang lugu, anak seorang kepala desa yang sudah almarhum. Dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia perempuan yang punya ilmu, namun tak terlalu tinggi. Dia perempuan cantik berkulit hitam manis. Banyak pemuda desa yang terpikat oleh kecantikannya, tapi hanya bertepuk sebelah tangan.Ketika desa itu diserang oleh perampok-perampok dari kulon, muncul seorang penolong yang sudah cukup banyak usianya tapi masih kelihatan awet muda. Penolong itu adalah Dewa Maut. Dalam pengelanaannya itulah, Dewa Maut terpikat oleh Mayang Suri, lalu mereka saling jatuh cinta dan menikah. Tapi hanya tiga bulan pernikahan itu berlangsung. Ketika benih dalam kandungan Mayang Suri berubah menjadi janin, Dewa Maut pun mati dibunuh oleh seorang musuh lamanya. Pada saat benih itu berubah menjadi janin, saat itulah hilang semua ilmu yang dimiliki oleh Dewa Maut.Di sebuah rumah warisan orangtuanya, Mayang Suri tinggal bersama bayinya, juga tinggal bersama istri kakak
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

799. Part 9

Dari arah luar halaman rumah itu terdengar seseorang berseru, "Mayang...! Ada apa ...!"Lelaki berpakaian biru tua itu bergegas mendekati Mayang Suri. Sulasih pun muncul dari dalam dengan perasaan heran melihat ketegangan tersebut. Lelaki yang menyandang golok di pinggang, berwajah kaku, keras, rambut ikal badan besar itu segera ajukan tanya kepada Pendekar Kera Sakti dengan sikap tidak bersahabat,"Siapa kau? Mau apa datang kemari?""Aku Baraka, dan itu temanku, Bunga Bernyawa dari negeri Cina!""Apa perlumu kemari? Katakan!" bentak lelaki berbaju biru yang ternyata adalah kakak Mayang Suri bernama Wicaksono, suami Sulasih."Jangan kasar-kasar, Kang," bisik Sulasih dan terdengar di telinga Pendekar Kera Sakti."Kamu tak perlu ikut bicara!" kata Wicaksono kepada istrinya."Kulihat dia punya gelagat tak baik terhadap Mayang Suri!"Mayang Suri segera berkata, "Mereka ingin membawa bayiku, Kang!""Apa...! Ingin membawa bayi
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more
PREV
1
...
7879808182
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status