Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 791. TITISAN DEWA MAUT

Share

791. TITISAN DEWA MAUT

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 01:01:12

TIDAK SETEGA itu Pendekar Kera Sakti terhadap gadis bersumpit emas. Meninggalkan sendirian di Rumah Busuk merupakan tindakan yang tergolong keji, karena sama saja menyiksa hati yang dicekam perasaan takut terhadap hantu-hantu Rumah Busuk. Tetapi agaknya gadis itu bukan seorang yang mudah menyerah. Setelah ia dibebaskan totokannya oleh Pendekar Kera Sakti, ia kembali menyerang dengan berbagai jurus, ia tetap mencurigai Baraka sebagai komplotan Pawang Jenazah.

Sampai pada kejap berikutnya, Pendekar Kera Sakti berhasil menangkap tangan gadis itu yang hendak memukulnya dari belakang. Tangan itu ditariknya hingga tak sengaja gadis itu telah memeluk Pendekar Kera Sakti.

Baraka sengaja menjebaknya begitu, sehingga gadis berkulit putih itu menjadi merah wajahnya karena malu. Baraka menertawakannya, si gadis bertambah garang. Kemudian ia menyerang Pendekar Kera Sakti dengan pukulan bercahaya kuning lagi. Tetapi cahaya kuning itu memantul balik setelah ditangkis oleh Pendekar Ke

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   792. Part 2

    Gadis itu menarik napas dan penuhi rongga dadanya dengan udara. Kejap berikut itu lepaskan napas itu bagai ingin melegakan sesuatu yang mengganjal di dalam dadanya, ia lemparkan pandang matanya kepada Baraka beberapa saat lamanya, ia biarkan Pendekar Kera Sakti pun menatapnya dalam jarak tiga langkah dari tempatnya berdiri, kemudian ia merasa ada debaran kuat di dalam hatinya yang memaksa pandang matanya harus dilempar jauh-jauh, tak berani terlalu lama menatap sorot mata pemuda tampan itu.Kejap lanjutnya lagi, terdengar suaranya yang bening kecil dan berkesan manja itu ucapkan kata, "Namaku Bunga Bernyawa."Sekalipun hanya pendek saja ucapan tersebut, namun cukup membuat Pendekar Kera Sakti sunggingkan senyum kelegaan. Bahkan Baraka mengulang nama itu dengan perasaan kagum."Bunga Bernyawa. Hmmm... indah sekali nama itu. Tapi aku yakin itu nama julukan saja.""Ya. Ayahku yang menjuluki aku dengan nama Bunga Bernyawa!""Siapa ayahmu?""Kais

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Kera Sakti   793. Part 3

    Terdengar gumam kecil dari mulut Pendekar Kera Sakti yang terkatup sejak mendengarkan penjelasan itu. Kemudian Pendekar Kera Sakti garuk-garuk kepalanya beberapa kali. Saat itu terdengar Bunga Bernyawa melanjutkah kata-kata, "Aku tak tega untuk menculik bayi itu, karenanya aku pulang bersama rombongan. Aku ingin ajukan alasan lain agar bukan aku yang ditugaskan menculik bayi tersebut. Tapi di tengah jalan, rombonganku diserang oleh orang-orang berkuda. Aku tertotok dari jarak jauh dan lumpuh sekujur tubuhku. Namun orang-orang berkuda itu bisa dibuat lari oleh anak buahku atau orang-orang yang ditugaskan mengawalku itu. Tapi mereka tak bisa melepaskan totokan yang membuatku lumpuh di dalam tandu. Sampai suatu saat kami melewati jalan dekat kuburan, dan mayat-mayat itu bangkit menyerang kami dengan liar. Aku masih bisa melihat pengawalku jatuh tunggang-langgang tak bernyawa lagi karena serangan mayat-mayat ganas itu. Tetapi tiba-tiba kepalaku terasa membentur sebuah benda keras, yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Kera Sakti   794. Part 4

    Bunga Bernyawa sunggingkan senyum manisnya. Jantung Baraka menjadi berdetak kencang. Resah menjerat jiwa saat Bunga Bernyawa ucapkan kata, "Sayang sekali tak selamanya kau mau menjaga hatiku. O, ya... siapa namamu, Pendekar tampan?""Baraka...!""Oh, nama sederhana yang mudah diingat namun juga mudah dilupakan. Aku tak tahu harus pilih yang mana, mengingat atau melupakan?""Kusarankan untuk memilih melupakan saja! Biar hatimu tidak gelisah seperti malam ini!"Semburat merah wajah cantik itu. Seperti pencuri yang ketahuan sedang sembunyikan barang curiannya di balik baju. Bunga Bernyawa malu karena Pendekar Kera Sakti mengetahui kegelisahannya, tapi ia bersikap tetap sembunyi rasa.Bunga Bernyawa tersenyum. Cantik sekali. Darah muda Baraka kontan berdesir aneh. Ditatapnya wajah Bunga Bernyawa tanpa bosan. Bila hal ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Sudah pasti, Baraka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Karena memang sudah watak Baraka untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pendekar Kera Sakti   795. Part 5

    LIMA Orang berambut kepang satu panjang itu mengenakan topi persegi khas topi perwira pasukan Cina. Orang itu berkumis hitam, melengkung ke bawah bagai ingin memagari bibirnya. Jenggotnya pendek dan tipis. Usianya sekitar lima puluh tahun. Pakaiannya dari bahan sejenis satin berkilap warna biru muda dengan celana putih. Baju birunya itu berlengan panjang dengan lis merah mengkilap juga. Baju itu dirangkap dengan jubah tanpa lengan warna merah darah berhias sulaman benang emas bergambar naga bersayap. Siapa lagi orang berwajah keji dan berkesan galak itu jika bukan Laksamana Cho Yung, raja di atas kapal bertiang layar tiga itu.Matanya yang sipit itu memandang tajam kepada dua orang di hadapannya yang tundukan kepala dengan rasa takut dan hormat. Kedua orang itu adalah Perwira Loyang dan Jowala, si baju kuning yang saat bertemu dengan Baraka tak mau turun dari punggung kuda."Memalukan sekali! Seorang perwira kapal semegah ini tak becus mengalahkan bocah ingusan seperti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Kera Sakti   796. Part 6

    "Bukan takut, tapi jijik! Aku tak bisa menyentuh kulit orang yang hidupnya bergaul akrab dengan mayat-mayat hidup itu! Jijik sekali!""Sudah jangan banyak dalih! Hadapi mereka dan habisi sekarang juga!" bentak Perwira Loyang dengan galak, ia memang selalu tampil galak jika di belakang Laksamana Cho Yung. Tapi jika ada di depan Laksamana Cho Yung, kegalakannya itu bagai lenyap tanpa bekas.Sengaja Perwira Loyang mencari tempat teduh. Semilir angin dinikmatinya dengan santai sekali. Sementara matanya sesekali memandang ke arah kira-kira sepuluh tombak lebih, di mana terjadi pertarungan antara ketiga anak buahnya melawan lima orang anak buah Pawang Jenazah. Sesekali Perwira Loyang melepaskan tawa terkekeh-kekeh melihat lawannya dibuat berjungkir balik oleh Jowala atau Rompa.Pedang dan golok anak buah Perwira Loyang berkelebat cepat dan memenggal beberapa kepala lawan. Yang sudah terlihat jelas menggelinding adalah dua kepala lawan. Kepala itu terpental saat dipeng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Kera Sakti   797. Part 7

    Kemudian, Perwira Loyang serukan suaranya, "Gadra...! Ada apa di sana! Kau baik-baik saja, bukan!"Tak ada jawaban yang terdengar. Sepi tetap sunyi, dan hati Perwira Loyang menjadi makin jengkel karena waswas, ia menggerutu sendiri dengan suara lepas."Dasar orang bisu!"Tanpa senjata apa pun, Perwira Loyang masih bersiap menunggu lawan di tempat. Badannya memutar ke sana-sini, takut ada serangan mendadak dari penyerang gelap, ia sempat melirik mayat Rompa, lalu timbul gagasan untuk mencabut pisau ukuran sejengkal dari dada mayat Rompa. Pisau itu akan digunakan untuk melempar atau menyerang siapa pun yang tahu-tahu menyerangnya dari belakang.Sunyinya hutan kembali dirobek oleh suara jeritan yang memanjang."Aaaa...!"Dalam hati Perwira Loyang berkata dalam keluh."Wah, itu suara Jowala! Apakah dia dalam bahaya" Oh, sebaiknya aku segera mencari Jowala ke arah kiri sana!"Baru saja Perwira Loyang mau bergerak pergi tinggalkan te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Kera Sakti   798. Part 8

    MAYANG Suri perempuan yang lugu, anak seorang kepala desa yang sudah almarhum. Dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia perempuan yang punya ilmu, namun tak terlalu tinggi. Dia perempuan cantik berkulit hitam manis. Banyak pemuda desa yang terpikat oleh kecantikannya, tapi hanya bertepuk sebelah tangan.Ketika desa itu diserang oleh perampok-perampok dari kulon, muncul seorang penolong yang sudah cukup banyak usianya tapi masih kelihatan awet muda. Penolong itu adalah Dewa Maut. Dalam pengelanaannya itulah, Dewa Maut terpikat oleh Mayang Suri, lalu mereka saling jatuh cinta dan menikah. Tapi hanya tiga bulan pernikahan itu berlangsung. Ketika benih dalam kandungan Mayang Suri berubah menjadi janin, Dewa Maut pun mati dibunuh oleh seorang musuh lamanya. Pada saat benih itu berubah menjadi janin, saat itulah hilang semua ilmu yang dimiliki oleh Dewa Maut.Di sebuah rumah warisan orangtuanya, Mayang Suri tinggal bersama bayinya, juga tinggal bersama istri kakak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pendekar Kera Sakti   799. Part 9

    Dari arah luar halaman rumah itu terdengar seseorang berseru, "Mayang...! Ada apa ...!"Lelaki berpakaian biru tua itu bergegas mendekati Mayang Suri. Sulasih pun muncul dari dalam dengan perasaan heran melihat ketegangan tersebut. Lelaki yang menyandang golok di pinggang, berwajah kaku, keras, rambut ikal badan besar itu segera ajukan tanya kepada Pendekar Kera Sakti dengan sikap tidak bersahabat,"Siapa kau? Mau apa datang kemari?""Aku Baraka, dan itu temanku, Bunga Bernyawa dari negeri Cina!""Apa perlumu kemari? Katakan!" bentak lelaki berbaju biru yang ternyata adalah kakak Mayang Suri bernama Wicaksono, suami Sulasih."Jangan kasar-kasar, Kang," bisik Sulasih dan terdengar di telinga Pendekar Kera Sakti."Kamu tak perlu ikut bicara!" kata Wicaksono kepada istrinya."Kulihat dia punya gelagat tak baik terhadap Mayang Suri!"Mayang Suri segera berkata, "Mereka ingin membawa bayiku, Kang!""Apa...! Ingin membawa bayi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status