Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 801 - Chapter 810

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 801 - Chapter 810

1036 Chapters

800. Part 10

Tiba-tiba Wicaksono menyentak pendek kedua tangannya itu."Hiaat...!"Wuttt...!Bunga Bernyawa nyaris terpelanting jika tak segera melepaskan pertahanannya dan ia melenting di udara sambil bersalto satu kali. Jika Bunga Bernyawa masih mempertahankan sikapnya maka ia akan terdorong keras ke belakang dan mungkin tubuhnya akan membentur tembok halaman yang berjarak lima langkah di belakangnya itu.Baraka sedikit terkejut melihat kekuatan Wicaksono. "Rupanya dia punya isi cukup lumayan!" pikir Pendekar Kera Sakti. "Dilihat dari sentakan tangannya yang pendek saja tapi bisa membuat Bunga Bernyawa hampir terpental, itu tandanya Wicaksono tak boleh dianggap ringan oleh Bunga Bernyawa. Kalau Bunga Bernyawa meremehkannya, Wicaksono bisa melukainya!"Rupanya Bunga Bernyawa pun membatin demikian. Karena itu, Bunga Bernyawa mulai tak mau menganggap remeh Wicaksono dan lebih berhati-hati lagi."Jangan paksakan diri melawanku jika ilmumu baru seujung ramb
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

801. Part 11

"Mengungsilah demi keselamatan kalian, toh hanya sementara! Jika keadaan sudah aman kembali, kalian bisa tinggal di rumah ini lagi!" sahut Bunga Bernyawa.Baraka pun kembali berkata, "Tapi jika kalian menolak uluran tangan kami, kami tak keberatan untuk tinggalkan kalian sekarang juga!"Mayang Suri dan Wicaksono saling pandang dalam kebimbangan. -o0o-RUPANYA nama Laksamana Cho Yung sudah bukan nama asing lagi bagi telinga Wicaksono. Ia tahu, Laksamana Cho Yung sedang berurusan dengan Pawang Jenazah karena telah membunuh anak dan istri Pawang Jenazah. Wicaksono juga tahu, Laksamana Cho Yung orang berilmu tinggi yang sudah cukup lama berkelana di tanah Jawa tanpa tujuan yang jelas. Tapi Wicaksono tidak tahu bahwa Laksamana Cho Yung ternyata adik dari Dewa Maut, bekas iparnya itu.Mendengar penjelasan dari Bunga Bernyawa dan Pendekar Kera Sakti, Wicaksono pun akhirnya putuskan untuk menyerang Laksamana Cho Yung. Mayang Suri disarankan u
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

802. Part 12

"Monyet Kudis!" geram Perwira Loyang sambil bangkit dan membersihkan tanah yang melekat di pakaiannya. "Kenapa kuda itu lari terbirit-birit? Apakah di depan sana ada pasukan mayat yang dikendalikan oleh ilmunya si Pawang Jenazah!"Perwira Loyang tak tahu, bahwa di balik semak belukar tak jauh dari depannya itu, Wicaksono bersembunyi rapat-rapat dan ingin mencelakakan lawannya. Wicaksono menggunakan sebatang ilalang yang direntangkan, lalu ditiup bagian tepian ilalang itu.Tiupan tersebut menimbulkan suara yang tak bisa tertangkap oleh pendengaran manusia, namun cukup jelas diterima pendengaran hewan. Tiupan itu menghadirkan suara melengking tinggi bagi kuda dan menusuk-nusuk gendang telinga hingga kuda tersebut merasa kesakitan. Itulah sebabnya kuda tunggangan Perwira Loyang berjingkrak-jingkrak dengan liar, karena ia memberontak tak mau maju lebih ke depan lagi. Telinganya terasa sakit sekali jika semakin mendekati rimbunan semak di depannya.Wicaksono tersenyu
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

803. Part 13

"Hiaaah...!" Dalam kejap berikut, Perwira Loyang berhasil sentakkan kaki ke tanah dan tubuhnya melenting di udara, bersalto satu kali dan hinggap di tempat kosong, bebas dari incaran Wicaksono."Wicaksono! Rupanya kau memang cari mampus dan perlu kulenyapkan sebelum kucuri keponakanmu itu!""Kau tak akan bisa temui keponakanku! Dia sudah berada di tempat yang aman! Kau tak akan bisa mencari Pegunungan Mahagiri, bahkan mencapai ke sana pun tak akan bisa, sebab Bunga Bernyawa dan Baraka menjaga ketat bayi itu! Kau tak akan bisa kalahkan kedua penjaga tersebut, Perwira Loyang!""Bunga Bernyawa...!" gumam Perwira Loyang."Ternyata dia justru melindungi bayi itu! Keparat betul perempuan cantik itu!"Wusss...!Tiba-tiba Wicaksono melepaskan jurus mautnya dari telapak kaki yang ditendangkan ke depan. Jurus maut itu berupa cahaya merah membara sebesar tampah yang melesat menghantam Perwira Loyang. Tetapi, Perwira Loyang hanya terkesiap sejenak, lalu
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

804. Part 14

Rupanya ia tahu apa yang akan terjadi, sehingga ia cepat sentakkan kaki dan melesat menjauhi gumpalan kabut itu. Kejap berikut terdengar letupan kecil bagai teredam gumpalan asap tersebut.Blabbb...!Rupanya sinar hijau itu pecah bersamaan, dan asap putih pun menyebar buyar, lalu hilang terbawa angin. Sementara itu, Perwira Loyang terbengong kecewa karena serangannya mudah dibekap dengan gumpalan kabut putih.Pada saat ia terbengong itulah, Pawang Jenazah melepaskan satu pukulan mautnya ke arah Perwira Loyang. Pukulan itu keluar dari tangan kanannya, berupa gelombang bercahaya merah melingkar-lingkar membungkus tubuh Perwira Loyang.Zrrrub...!"Aaagh...!" Perwira Loyang mengejang tubuhnya dan menggerinjal-gerinjal kelojotan. Ia bagai dikurung dalam kobaran api yang amat panas. Rambutnya menjadi rontok. Bahkan sebagian rambut menjadi susut, dan kepala mulai botak tak teratur. Kumis dan alisnya pun terbakar hangus, hilang sebagian. Tinggal sisanya ya
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

805. Part 15

"Apa itu...!" gumamnya dengan mata terkesiap.Semakin dikecilkan matanya semakin tajam ia memandang. Rombongan orang berpakaian compang-camping dengan rambut acak-acakan, bahkan ada yang bertubuh somplak sana-sini sedang bergegas bagai pasukan yang siap menyerbu. Ular Setan makin terkesiap setelah ia sadari bahwa puluhan orang yang berlari mendekati kapal itu adalah mayat-mayat yang berlumur tanah kuburan."Celaka...!" gumamnya tegang. Lalu, dengan sedikit gugup Ular Setan berseru kepada awak kapal yang ada di geladak, "Celakaaa...! Eh, bahayaaa...! Bahaya...!"Sejenak para awak kapal di sana saling bingung, saling tak mengerti apa yang dimaksud bahaya oleh Ular Setan. Mereka segera pandangi sekeliling, lalu melihat rombongan mayat sedang menuju ke arah kapal. Mereka segera serukan tanda bahaya, sehingga Laksamana Cho Yung keluar dari kamarnya dan ikut memandang ke arah pantai.Dengan cepat ia serukan perintah, "Serang mereka! Lenyapkan!" Maka saling bere
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

806. Part 16

"Bodoh kau!" maki Laksamana Cho dengan menyesal sekali dan marah tak terlampiaskan. "Sudah tahu ada sinar merah mengapa tidak segera menundukkan kepala, Tolol! Kalau ke sini cuma mau mati, kenapa harus repot-repot ikut lari! Diam saja di kapal sana, kau juga akan mati sendiri dihancurkan mayat-mayat itu! Oh, Ular Bodoh...! Kenapa kau mati dengan sia-sia, hah!"Terdengar suara Pawang Jenazah menyahut dalam tawanya, "Kau pun akan mati dengan sia-sia, Laksamana Cho!"Melihat lawannya berdiri dengan tegak dan tampak jumawa sekali, Laksamana Cho Yung segera bangkit dan menggeram sampai kepalanya gemetar."Kematian ini harus kau tebus dengan nyawamu. Pawang Jenazah!""Aku sudah siap. Tapi apakah kau sudah siap juga. Laksamana?""Babi buntung kau! Sudah sejak dari dulu aku siap melawanmu!""Bagus! Berarti kematian istri dan anakku hampir selesai kutebus! Tak kuizinkan siapa pun orangmu hidup menikmati udara segar di permukaan bumi ini! Gundikmu pun
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

807. Part 17

"Kau masih curiga padaku, Mayang Suri?""Aku tidak curiga! Tapi sebagai seorang ibu, aku harus tetap mendampingi bayiku! Kalau dia mati, harus mati bersamaku!"Bunga Bernyawa cepat ucapkan kata kepada Baraka, "Sebaiknya memang bayi itu tetap ada dalam pelukan ibunya! Barangkali dia butuh minum sewaktu-waktu.""Baiklah, aku mengerti! Kalau begitu, bungkus dia dengan kain yang lebih tebal lagi! Udara sedingin ini bisa bikin dia mati membeku kalau tak dihangatkan!" kata Baraka."Sebaiknya kita teruskan perjalanan, supaya sampai di pesanggrahan masih ada sisa matahari!" kata Sulasih yang membawa kain pembungkus pakaian-pakaian bayi."Aku setuju," jawab Bunga Bernyawa. "Terlalu lama beristirahat bisa bikin urat-urat kita kaku membeku!"Maka, mereka pun kembali teruskan langkah menyusuri tebing. Tanpa diduga-duga, sebuah benda melesat dari arah belakang mereka. Sebatang ranting kering berukuran kecil menghantam punggung Mayang Suri.Deggg..
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

808. Part 18

"Setan Kudis! Aku adalah paman dari bayi Mayang Suri!""Kau bukan paman, Laksamana! Kau adalah iblis bagi bayi itu!""Rupanya kau bocah ingusan yang tak mau turuti nasihat orang tua, hah! Bagus! Dengan begitu aku tak segan-segan membunuhmu!""Apakah kau akan menyambung pedangmu lagi, Laksamana Cho!" sindir Baraka sambil sunggingkan senyum mengejek. Laksamana Cho tak bisa tahan amarah lagi. Maka dengan cepat ia angkat tangannya ke atas kepala, kemudian ia sentakkan kedua tangan itu ke depan bagai mencakar udara secara bersamaan.Wrusss...!Percikan bintang-bintang hijau menebar dalam kecepatan laju mengarah kepada Pendekar Kera Sakti. Kecepatannya itu sangat tinggi, sehingga Baraka hanya bisa menghindar dalam satu lompatan ke samping seperti seekor kera yang sedang melompat.Percikan bintang hijau itu melesat di depan Pendekar Kera Sakti, lalu Sulingnya dihadangkan. Percikan bintang mengenai Suling Naga Krishna.Zrriipp...!Kali
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

809. Part 19

Bunga Bernyawa memandang Baraka setelah sampai sekian lama Baraka tidak kasih jawaban apa-apa. Baraka bahkan menggaruk kepalanya. Santai sekali caranya menanggapi ancaman Pawang Jenazah. Hal ini membuat Pawang Jenazah semakin garang."Kuhitung tiga kali kalau kau tidak mau serahkan perempuan itu, bayi ini kulemparkan ke jurang!" gertak Pawang Jenazah, sementara itu sang bayi masih tetap menangis memilukan hati."Untuk apa kau kehendaki perempuan ini!" tanya Baraka kalem."Dia harus mati juga, karena dia gundiknya Laksamana Cho!""Dia sudah bukan gundiknya lagi! Dia justru menjadi orang yang menentang kekejian Laksamana Cho Yung!""Aku tahu! Tapi saat Laksamana Cho Yung membunuh anak dan istriku, perempuan itu masih menjadi istri gelapnya!""Apakah dia ikut andil membunuh anak dan istrimu!""Memang tidak! Tapi dia adalah bagian dari Cho, karenanya tak akan kubiarkan satu pun orangnya Laksamana Cho Yung yang bisa hidup!""Kau tak
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
7980818283
...
104
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status