Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Bab 761 - Bab 770

Semua Bab Pendekar Kera Sakti: Bab 761 - Bab 770

1041 Bab

760. Part 11

Dewi Kelambu Darah tertawa terkikik setelah Barong Geni pergi. Dalam hatinya, Kelambu Darah ucapkan kata, "Manusia bodoh! Sekalipun dia dapatkan pedang pusaka itu, siapa yang mau menjadi suaminya! Puih...! Tak sudi aku bergelut di atas ranjang dengannya! Menjijikkan! Tapi, untuk sementara ini aku harus mendorong semangatnya dan menjaganya dari belakang! Kuperlukan tenaganya untuk mencuri pedang pusaka itu! Siapa pun akan tahu jika terjadi heboh nanti, bahwa pusaka Pedang Guntur Biru dicuri oleh murid murtadnya Begawan Sangga Mega! Dunia akan mengecam dia! Dia akan diburu oleh banyak orang, sementara aku bisa melarikan diri dan tenggelam untuk beberapa saat! Setelah itu aku akan muncul sebagai ratu yang punya banyak rakyat, karena mereka tak ada yang tahu bahwa akulah otak pencurian pusaka Pedang Guntur Biru itu! Hi hi hi...!"Dewi Kelambu Darah cepat mengikuti kepergian Barong Geni. Tak disadarinya, Panji Tampan yang belum mati hanya dalam keadaan parah itu, telah mendengar s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

761. Part 12

Tetapi kali ini Intan Selaksa punya rasa atas pembelaan diri Gincu Mayat terhadap dirinya. Jika waktu tadi Gincu Mayat tak muncul, mungkin Intan Selaksa sudah tak bernyawa lagi dihantam habis oleh Barong Geni, orang yang sering menghalalkan cara demi mencapai kebutuhan pribadinya. Intan Selaksa merasa sangat beruntung dengan kedatangan Gincu Mayat itu.Bahkan setelah ia sembuhkan luka-lukanya dengan ramuan peninggalan mendiang gurunya, Intan Selaksa ucapkan kata kepada Gincu Mayat, "Pertolonganmu sangat berharga bagiku, karena tepat pada waktunya. Aku tak tahu harus membalas dengan cara bagaimana untuk menghargai pertolonganmu, Gincu Mayat!""Sudah kubilang tadi, aku hanya membalas hutangku kepadamu! Dengan begini, kita impas. Kita tak punya hutang nyawa lagi!""Kau begitu baik padaku, Gincu Mayat! Di tengah sepiku menunggu saat kepergianku tiba sebagai penjaga kuil ini, hanya kau teman yang sering mengisi kesunyian hati ini!""Mengapa tak cari teman pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

762. Part 13

"Hi hi hi...! Kau memang murid yang patuh, Intan Selaksa, tapi kau juga murid yang bodoh! Kepatuhanmu itu memang berharga jika gurumu masih hidup. Tapi sekarang gurumu sudah wafat, kepatuhan itu tak perlu ada lagi! Justru gurumu itu sangat berharap kau bisa mengambil gagasan sendiri untuk bertindak tanpa diri beliau!""Gagasan...!" Intan Selaksa makin kerutkan dahi."Ya. Setiap orang berhak punya gagasan sendiri dalam bertindak!"Tiba-tiba Gincu Mayat sentakkan tangannya, mendorong tubuh Intan Selaksa dengan kuat. Intan Selaksa jatuh terjungkal ke tanah. Gincu Mayat berkelebat lompat ke kiri sambil tangannya menyambar sesuatu yang melayang cepat bagaikan anak panah.Wussst...! Tap...!"Hei, kenapa kau mendorongku sekasar itu, Gincu Mayat!" sentak Intan Selaksa. Gincu Mayat tidak menjawab. Matanya tajam memandang sekeliling halaman kuil, terutama di atas tembok pagar berbatu hitam itu.Kejap berikut, Gincu Mayat segera dekati Intan Selaksa da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

763. Part 14

Jika benar Sambar Jantung yang bikin ulah seperti ini, lantas apa maksudnya? Apa pula maksud Sambar Jantung dua kali melepaskan pisau beracun untuk membunuh Intan? Atau, jangan-jangan yang jadi sasaran adalah Gincu Mayat? Bukan Intan Selaksa? Rasa-rasanya sangat aneh sekali dan tak mudah dipercaya bahwa Eyang Sambar Jantung bermaksud membunuh Intan Selaksa. Rasa-rasanya tak pernah ada kesalahan yang dibuat Intan terhadap Sambar Jantung.Hembusan angin badai masih terasa kuat dan semakin besar saja. Di luar pagar kuil, jauh di sebelah barat sana, terdengar sebuah pohon yang tumbang dengan menimbulkan dentuman yang mengguncangkan tanah.Daun-daun kering yang gugur dari pohon hangus seketika itu sudah beterbangan keluar dari pagar kuil yang tingginya mencapai tiga atau empat tombak, dengan ketebalannya mencapai tiga jengkal atau setengah ukuran tombak.Bahkan sekarang angin badai aneh itu menghadirkan bintik-bintik putih seperti tepung. Bintik-bintik putih itu mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

764. Part 15

Wuuttt...!Sinar itu terus memancar tiada putusnya, bergerak pelan menyusuri tepian pintu, sampai membentuk gerakan sesuai dengan keliling pintu tersebut.Zubb...!Pijar sinar hijau itu padam. Gincu Mayat menarik napas dalam-dalam, ia siap mendobrak pintu yang sudah dipotong memakai sinar hijau tadi. Tapi, Gincu Mayat merasa sangsi."Tak ada bekas meleleh pada bagian yang sudah kupotong!" ucapnya dalam hati, "Bau terbakar pun tak ada! Hangus pun tidak pintu itu. Apakah itu berarti pintu sudah terpotong atau tetap utuh?"Gincu Mayat segera mendekati dan mencoba mendorongnya pelan-pelan untuk mengetahui keadaan pintu. Ternyata masih kokoh, utuh dan tidak lecet sedikit pun. Gincu Mayat berpikir, seandainya didobrak memakai tendangan tenaga dalam juga percuma, sebab pintu itu lebih kokoh daripada bukit batu."Aduh, gatal juga telapak tanganku jadinya?" ucapnya lirih sambil telapak tangannya saling digosok-gosokkan untuk menghilangkan rasa gatal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

765. Part 16

Si Sambar Jantung seperti menempeleng udara memakai punggung telapak tangannya.Plakkk...! Terasa ada tamparan keras sekali di wajah Gincu Mayat. Bahkan tubuhnya terpelanting beberapa tindak dari tempatnya berdiri. Tamparan itu bagai disertai sentakan tenaga dalam. Padahal tangan si Sambar Jantung tak sampai mengenai kulit wajah Gincu Mayat. Itu pun sudah membuat Gincu Mayat terpelanting jauh, apalagi jika sampai kena di kulit wajah, pasti akan hancur wajah itu."Setan tua kau!" sentak Gincu Mayat dengan marah. Lalu, ia cepat mencabut rencong di depan perutnya.Srett...!Tapi belum sempat digunakan, tangan kiri Sambar Jantung telah menebas dari bawah ke depan.Wuttt...!Ringan sekali gerakannya, bagai dilakukan tanpa menguras tenaga. Tetapi akibatnya sangat berbahaya. Tubuh Gincu Mayat terlempar terbang ke atas, wusss...! Langsung menuju ke arah pintu lengkung dan jatuh di pelataran kuil.Buhgg...!Ia terjatuh dalam keadaan mir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

766. Part 17

Sambar Jantung tak mengelak. Tetap ada di tempatnya. Tapi tangan kanannya berkelebat naik bagai menjungkirkan sesuatu. Dan ternyata, tubuh Gincu Mayat itulah yang dijungkirbalikkan. Tubuh itu terlempar ke belakang dan satu kali salto mundur. Sebelum kakinya mendarat di bumi, si Sambar Jantung cepat mengibaskan kedua tangannya bagai merobek udara dengan kuku-kuku hitamnya.Wrettt...!Kedua tangan itu merobek ke kiri dan ke kanan."Aaahg...!" Gincu Mayat sempat terpekik ketika melihat dadanya robek dari ulu hati sampai ke bawah perut. Robek bersama pakaiannya, sehingga isi perutnya berhamburan keluar dengan mengerikan. Sementara itu, tangan Sambar Jantung cepat disentakkan ke depan dan kembali ditarik ke belakang seperti merogoh sesuatu. Dan ternyata, dalam kejap berikutnya tangan berkuku hitam itu telah menggenggam benda merah berlumur darah. Itulah jantung milik Gincu Mayat."He he he he...!" tawanya terkekeh-kekeh melihat jantung lawan ada di tangannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

767. Part 18

"Jangan pandangi wajahku terlalu lama, Raja Nujum! Kecantikanku ini bukan untuk dinikmati lelaki setua kamu!""He he he...! Kalau toh aku memandangmu terlalu lama, bukan karena aku menikmati kecantikanmu, Ratu Teluh Bumi! Tapi aku sedang mencari di mana letak kecantikanmu yang konon memikat hati tiap lelaki itu! Sampai sekarang pun tak kulihat kecantikan itu!""Dasar mata rabun!" geram Ratu Teluh Bumi yang merasa terhina oleh pengakuan Raja Nujum itu. "Mana bisa kau melihat kecantikan karena tiap harinya yang kau lihat hanya ratusan ekor cacing sebagai santapan mu itu!""Memang! Dan karena itulah tak kutemukan kecantikan di wajahmu, kecuali seraut wajah cacing!"Makin terbelalak mata perempuan cantik judes itu. Tangannya tiba-tiba meraih sesuatu di depan matanya, lalu sesuatu yang telah digenggam itu dilemparkannya ke arah Raja Nujum bagai menyebarkan sesuatu ke sana.Werrr...!Ternyata yang melesat dari genggaman itu adalah seekor ular kobr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

768. Part 19

Baraka sendiri sempat terkejut ketika Ratu Teluh Bumi menyebutkan nama pedang pusaka itu. Baraka pernah mendengar cerita tentang Pedang Guntur Biru yang hak warisnya ada di tangan Siluman Selaksa Nyawa setelah orang sesat itu berusia tiga ratus tahun. Sekarang usianya baru dua ratus lima belas tahun. Tetapi, untuk sementara Pendekar Kera Sakti perlu hindari dulu pemikiran mengenai pedang pusaka tersebut, ia kasihan melihat orang tua bertongkat bola kristal itu kelojotan dalam sekaratnya yang dikerumuni oleh puluhan kalajengking atau kelabang berbisa itu. Wajahnya sudah merah matang, termakan sengat kelabang tersebut.Wuttt...!Pendekar Kera Sakti melesat cepat dari tempat persembunyiannya. Tiba di depan Raja Nujum, ia ujarkan kata, "Tiupan api panas datang. Menghilanglah kelabang dari tubuh Pak tua ini. Hom asantamas hawarnas... samlas...!"Kemudian dengan cepat ia tiupkan mulutnya ke arah tubuh Raja Nujum.Brusss...!Puluhan kelabang itu berkelip-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

769. Part 20

"Dan kau punya jabatan tinggi di sebuah negeri di alam gaib!""Mungkin saja begitu! Tapi apakah dengan begitu aku tak boleh berkenalan denganmu, Raja Nujum?""Kau sudah mengenalku, tapi aku belum mengenalmu!"Senyum Pendekar Kera Sakti mekar dengan ramah. "Aku Pendekar Kera Sakti," jawab Baraka"Siapa namamu?""Baraka!""Baraka! Aku sepertinya pernah mendengar nama itu!""Mungkin Baraka lain, bukan Baraka aku, Raja Nujum!""Entahlah. Mungkin benar katamu itu. Karena, biasanya aku tak pernah bertanya tentang nama kepada orang yang baru kukenal. Dengan menembus kehidupan lewat matanya, aku sudah bisa tahu namanya. Tapi... noda merah kecil itu rupanya yang menghalangi kekuatanku hingga tak bisa masuk ke alam kehidupanmu!""Mungkin lain kali kau lebih banyak tahu tentang diriku. Sekarang aku ganti ingin tanyakan sesuatu padamu, Raja Nujum.""Tentang apa?""Tentang Pedang Guntur Biru!""Apa kau mengingink
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7576777879
...
105
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status