Share

783. Part 14

last update Huling Na-update: 2024-12-18 01:02:16

Kejap berikutnya mereka yang menjadi penghuni tanah kuburan melompat keluar menerabas gundukan tanah yang menimbun jenazah mereka masing-masing. Ada yang sudah bertulang, ada yang sudah dimakan rayap, ada yang baru sebagian saja tubuhnya digerogoti rayap, ada yang masih baru dua-tiga hari dimakamkan. Semuanya menerobos keluar dari kubur masing-masing.

Brusss...!

Glegar guntur di langit menyambut kemunculan mereka.

Blarrr...! Glur glur glur glur...!

Suara itu menghilang.

Blarrr...! Glur glur glur glur....!

Menghilang lagi. Kini mereka yang baru bangkit dari kubur melangkah meninggalkan tempatnya, mereka mulai berdiri mendekati jalan yang akan dilewati oleh para pengusung tandu itu. Begitu para pengusung tandu dan rombongan muncul dari jalanan yang menanjak, para mayat yang bangkit dari kubur itu segera menyerang mereka.

"Kkkrrr...!"

Mereka serukan suara tak jelas. Tapi langkah dan gerakan mereka terlihat jelas serba pasti.

<
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   784. Part 15

    "Jangan! Aku tak berani. Takut tak mau berhenti mulutku menempel terus di bibirnya! Tidak. Aku tidak boleh begitu! Aku sudah punya kekasih sendiri. Aku tak mau mengkhianati cintaku! Aku... aku... tapi ini demi pengobatan! Apa salahnya? Yang penting tujuanku baik, tidak punya niat ingin mengecup bibirnya!"Pendekar Kera Sakti kerutkan dahi dan berpikir beberapa saat. Lalu setelah itu, Pendekar Kera Sakti segera berkelebat pergi. Tak lama, sudah kembali. Ditangannya tampak sebuah gentong kecil terbuat dari tanah liat, dimana di dalam gentong itu tampak dipenuhi air.Tanpa menunggu waktu lagi. Baraka segera merendam Suling Naga Krishna-nya, segera diteguknya air dalam gentong itu. Sisanya dibiarkan di mulut, tidak ikut ditelan. Pendekar Kera Sakti segera mendekati mulut gadis itu. Tapi begitu memandang semakin dekat keindahan bibir tersebut, air di mulut jadi tertelan sendiri.Glek...!"Yah, habis airnya!" gumam Baraka. Ia buru-buru menenggak air la

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Pendekar Kera Sakti   785. Part 16

    "Jahanam Kupret! Kau mau main-main denganku, hah!" geram si muka lonjong."Kubuat mampus kau sekarang juga! Hiiih...!"Wusttt...!Perwira Loyang melancarkan tendangan kipas dengan berbalik melingkar kakinya menendang wajah Pendekar Kera Sakti dengan sentakan keras. Tetapi apa yang ditendang itu ternyata tempat yang kosong.Pendekar Kera Sakti telah lebih dulu melesat saat si muka lonjong bergerak memutar. Mata orang itu jelalatan mencari lawannya. Bahkan ia sempat mencari sampai tubuhnya berkeliling. Tapi ia tak melihat lawannya yang seharusnya tadi terkena tendangan jika tidak menghindar."Perwira Loyang... lawanmu ada di atas pohon!"Mendongaklah si Perwira Loyang. Terbengong ia melihat Baraka sudah berdiri di sebuah dahan dan sedang menggaruk-garuk pantatnya."Turun kau, kalau memang jagoan!" bentak Perwira Loyang."Perwira Loyang....""Diam!" bentak Perwira Loyang kepada temannya yang ada di atas kuda. Kemudian ia me

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Pendekar Kera Sakti   786. Part 17

    "Mengapa kalian menyerangku? Apakah aku punya urusan dengan kalian? Padahal aku tidak kenal siapa kalian!" kata Baraka tenang sekali."Jangan pura-pura bodoh di depanku, Cecunguk!" gertak orang berpakaian hitam itu."Namaku Baraka, bukan Cecunguk" sanggah Pendekar Kera Sakti."Persetan dengan namamu! Yang jelas kau adalah cecunguknya si keparat itu!""Si keparat siapa?”"Laksamana Cho Yung!" sentak orang berpakaian abu-abu.Pendekar Kera Sakti melepaskan tawa pelan namun berkesan kegelian. Lalu dengan tetap kalem ia ucapkan kata, "Aku malahan tidak tahu siapa itu Laksamana Cho Yung!""Terlalu banyak bicara dia, Ki!" kata si rompi hijau."Hantam saja dia!""Memang bangsat dia! Haiiit...!"Wesss...!Orang gundul itu cepat melompat dan menerjang Baraka dengan sebuah tendangan kaki besarnya. Lompatan itu cukup cepat, kakinya dalam sekejap sudah sampai di depan mata Baraka. Maka dengan cepat pula Baraka se

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Pendekar Kera Sakti   787. Part 18

    Ia tepuk dadanya sendiri, sombongkan diri. Dari ucapannya itu Baraka tahu bahwa si kepala botak itu bernama Pawang Jenazah. Jelas itu hanya nama julukan saja. Siapa nama aslinya, Pendekar Kera Sakti tak berminat untuk mengetahuinya. Baraka hanya berkata, "Aku tak bermaksud menundukkan kamu, Pawang Jenazah! Aku hanya menahan seranganmu dan mengembalikannya, karena aku bukan orang bersalah!""Kau memang tidak bersalah, tapi juraganmu itu manusia yang penuh dengan kesalahan!""Aku tidak punya juragan! Aku juga tidak punya pimpinan!""Kau mau mengelak karena takut berhadapan denganku! Kau mau pungkiri diri dan mengaku bukan anak buahnya Laksamana Cho!""Memang bukan! Kau salah sangka, Pawang Jenazah!""Mataku belum bolong, Cecunguk! Kulihat kau tadi berunding dengan Perwira Loyang!""Aku tidak kenal dengan Perwira Loyang!" sanggah Pendekar Kera Sakti dengan tetap kalem. "Kalau yang kau maksud Perwira Loyang adalah orang berkuda yang tadi berada

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Pendekar Kera Sakti   788. Part 19

    Cahaya merah melesat dari kedua telapak tangan Pawang Jenazah. Cahaya itu berbentuk seperti uang logam yang menyala-nyala dan bergerak cepat ke arah Baraka. Oleh Pendekar Kera Sakti cahaya itu dapat dihindari dengan satu sentakan kaki secara pelan ke tanah dan tubuhnya terangkat melesat ke atas dan berjungkir balik satu kali di udara. Cahaya merah itu akhirnya menghantam pohon yang jauh di belakang Baraka.Duarr...! Duarr...!Pohon itu pecah bagai disambar petir. Pawang Jenazah menggerakkan tangannya dengan cepat, wut wut wut...!Dua jari tahu-tahu sudah ada di dahinya. Dua jari yang ada di dahi itu disentakkan ke depan dan melesatlah sinar merah kecil seperti ranting panjang yang menuju ke arah tubuh gadis pingsan itu."Celaka! Dia mau menghancurkan gadis itu!" pikir Baraka.Maka, dengan cepat Baraka lompatkan diri menghadang sinar merah itu di samping tubuh gadis yang terbaring. Baraka berguling sambil hadangkan Serulingnya. Sinar merah seperti r

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Pendekar Kera Sakti   789. Part 20

    Ruangan itu menjadi terang, tapi tetap tak bisa terlihat dari luar rumah cahaya terangnya itu. "Siapa penghuni kamar ini?" pikir Pendekar Kera Sakti sambil melangkah memeriksa seluruh ruangan Rumah Busuk itu. "Tak mungkin kamar itu bersih dengan sendirinya jika tidak ada penghuninya! Pasti ada orang yang bersembunyi di kamar itu, entah sudah berapa lama! Apa yang dilakukan orang itu selama bersembunyi di rumah yang terkesan angker ini, tak bisa kuterka. Tak ada tanda-tanda bekas makanan, berarti kamar itu tidak digunakan untuk makan. Tak ada tanda-tanda bekas gempuran, berarti kamar itu tidak dipakai untuk berlatih silat! Dan tak kucium bau wewangian, berarti tempat itu tidak dipakai untuk bermesraan! Lalu, ke mana orang yang menghuni kamar itu sekarang ini? Aku mau minta izin untuk menempatinya beberapa saat!"Berulang kali Baraka mengelilingi Rumah Busuk itu untuk mencari seseorang yang diduga menjadi penghuni kamar bersih itu, tapi ia tidak temukan apa-apa, kecuali seekor

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Pendekar Kera Sakti   790. Part 21

    Tapi tiba-tiba tubuh gadis itu bagaikan terbang, ia melesat ke arah Pendekar Kera Sakti dengan sentakan kedua tangannya pada dinding, ia memekik saat menyerang terbang, "Hiaaat...!"Sambil terbang, tangannya bergerak-gerak cepat memainkan jurus aneh yang sulit diikuti pandangan mata Pendekar Kera Sakti. Agaknya jurus itu cukup handal dan akan mencelakakan jiwa Pendekar Kera Sakti jika tidak segera menghindar. Maka, Pendekar Kera Sakti pun cepat menghindar dengan cara menggulingkan badan ke lantai dua kali.Wutt, wutt...!Gerakan terbang cepat itu tak mengenai sasarannya. Akibatnya, tubuh yang terbang itu membentur dinding yang tadinya dipunggungi oleh Baraka.Brukk...!"Auh...!" gadis itu memekik karena tubuhnya bagai dihajarkan pada dinding, ia jatuh setelah itu dan menyeringai kesakitan. Keningnya diusap-usap karena terasa sakit diadu dengan dinding.Pendekar Kera Sakti tertawa pelan melihat kejadian tersebut, ia dapat membayangkan alangka

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Pendekar Kera Sakti   791. TITISAN DEWA MAUT

    TIDAK SETEGA itu Pendekar Kera Sakti terhadap gadis bersumpit emas. Meninggalkan sendirian di Rumah Busuk merupakan tindakan yang tergolong keji, karena sama saja menyiksa hati yang dicekam perasaan takut terhadap hantu-hantu Rumah Busuk. Tetapi agaknya gadis itu bukan seorang yang mudah menyerah. Setelah ia dibebaskan totokannya oleh Pendekar Kera Sakti, ia kembali menyerang dengan berbagai jurus, ia tetap mencurigai Baraka sebagai komplotan Pawang Jenazah.Sampai pada kejap berikutnya, Pendekar Kera Sakti berhasil menangkap tangan gadis itu yang hendak memukulnya dari belakang. Tangan itu ditariknya hingga tak sengaja gadis itu telah memeluk Pendekar Kera Sakti.Baraka sengaja menjebaknya begitu, sehingga gadis berkulit putih itu menjadi merah wajahnya karena malu. Baraka menertawakannya, si gadis bertambah garang. Kemudian ia menyerang Pendekar Kera Sakti dengan pukulan bercahaya kuning lagi. Tetapi cahaya kuning itu memantul balik setelah ditangkis oleh Pendekar Ke

    Huling Na-update : 2024-12-20

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status