Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 661 - Chapter 670

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 661 - Chapter 670

1041 Chapters

660. Part 5

"Hmm...! Enak sekali. Buah ini rasanya seperti jambu sukun! Manis dan segar!" kata Pendekar Kera Sakti sambil mengunyah buah Malagasi.Dalam kecemasan yang mendebarkan jantung, Badai Kelabu mendapat bisikan dari Melati Sewu, "Hitunglah sampai dua puluh kali. Belum mencapai hitungan kelima belas, dia akan jatuh ke tanah dan mati terkapar seperti perampok yang dulu itu!"Karena Badai Kelabu dicekam kecemasan yang membingungkan, maka Melati Sewu sendiri yang menghitung dengan suara pelan, "Satu, dua, tiga, empat...."Badai Kelabu bergegas mendekati Pendekar Kera Sakti dan berkata, "Pendekar Kera Sakti, kumohon buang buah itu! Jangan teruskan makan buah itu, Pendekar Kera Sakti! Aku sudah cukup lama tinggal di pulau ini, aku tahu mana buah yang bisa dimakan dan yang tidak! Percayalah padaku, Pendekar Kera Sakti! Badanmu akan menjadi biru dan kamu akan mati!""Nyatanya sudah lebih dari lima gigitan, badanku tidak biru!"Mata perempuan itu memandang deng
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

661. Part 6

Pada waktu itu, Badai Kelabu datang sehabis memeriksa sekeliling dan mengatakan, "Tak ada manusia di sekeliling sini!""Lupakan manusia itu! Bantu aku memegang temanmu ini”Badai Kelabu segera menyandarkan Melati Sewu di tubuhnya, sementara Baraka sudah berada di belakangnya.Baraka menempelkan telapak tangannya ke dada yang membekas tangan dengan lima jari. Sedikit berada dibawah gundukan bukit kembar indah milik Melati Sewu yang begitu menggugah selera bagi yang melihatnya.Dari telapak tangan Baraka, keluar aura kemerahan yang merupakan wujud dari 'Tenaga Matahari Merah' miliknya. Dengan 'Tenaga Matahari Merah' miliknya, Baraka berusaha mendorong keluar racun yang mengendap di tubuh Melati Sewu. Beberapa helaan nafas, terlihat dari dada yang membekas tangan dengan lima jari, mengeluarkan uap berwarna kemerahan. Setelah cukup lama Baraka mengeluarkan racun itu dari tubuh Melati Sewu. Selanjutnya dengan mengeraskan dua jari tangan kanannya, Barata
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

662. Part 7

"Hmmm...!" Baraka manggut-manggut, seakan ikut merasakan keguncangan hati Dewa Racun saat itu.Lalu, Pendekar Kera Sakti ajukan tanya, "Lalu, apa kelebihan Melati Sewu setelah meminum Air Tuk Sewu itu, Dewa Racun?""Men... men... menurut kabar yang kudengar, orang yang meminum Air Tuk Sewu akan mencapai usia sampai seribu tahun, semasa ia tidak melakukan suatu tindakan yang amat ter... ter... terlarang, yaitu zinah! Tapi kalau dia pernah melakukan zinah, dia kehilangan kekuatan khasiat dari Air Tuk Sewu. Kec... kecuali ia lakukan dengan suami sendiri, itu tak mengurangi khasiat Air Tuk Sewu!"Pendekar Kera Sakti menarik napas setelah bungkam beberapa saat, lalu ia ucapkan kata pelan, "Mudah-mudahan Air Tuk Sewu sudah tidak berguna lagi bagi hidup Melati Sewu!""Berr... berr... berguna atau tidak, aku tak mau peduli. Tapi yang kutuntut adalah kematian Gayanti!""Maksudmu bagaimana, Dewa Racun?""Aku harus menuntut balas atas kematian itu kepa
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

663. Part 8

Di pendapa, Pendekar Kera Sakti sempat ajukan tanya kepada Melati Sewu, "Siapa sebenarnya Nini Pasung Jagat itu?""Dia orang sesat!" jawab Melati Sewu. "Dulu dia punya banyak murid, tapi semua muridnya lari kepada kami, karena dia tak segan-segan menjatuhkan hukuman mati kepada muridnya untuk satu kesalahan kecil. Kini dia hanya punya satu murid, yaitu Tanjung Bagus itu. Apakah kau punya minat naksir Tanjung Bagus?"Pendekar Kera Sakti tertawa dan memancingnya dengan pertanyaan, "Kalau aku punya minat naksir dia, apakah tak layak?""Sangat tak layak! Karena dia itu sebenarnya lelaki. Dia seorang yang punya kelainan dalam jiwanya. Dia merasa dirinya sebagai wanita, bukan sebagai lelaki. Padahal dia punya nama asli Legowo! Bukan Tanjung Bagus. Kalau kau naksir dia, kau akan kecele."Pendekar Kera Sakti kembali tertawa, walau sebenarnya dia sudah tahu bahwa Tanjung Bagus itu banci, dan dia tak punya minat apa-apa kepada Tanjung Bagus. Dia hanya ingin menggir
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

664. Part 9

Pendekar Kera Sakti hanya menggenggam kain putih menyerupai sapu tangan itu. Sebelum sampai di kamar yang dimaksud, Baraka menggaruk kepalanya kembali. Lalu, ia ikuti langkah Badai Kelabu yang masuk di sebuah ruangan lebar. Di situ bau busuk sudah tercium tajam. Tapi Baraka tetap tenang.Badai Kelabu sudah mulai tutupkan kain ke hidungnya. la memberi isyarat pada Baraka agar segera menutup hidung, tapi Pendekar Kera Sakti hanya tersenyum, sepertinya tak pernah merasakan bau busuk yang memualkan perut itu.Sebuah pintu kamar dibuka, Pendekar Kera Sakti dan Badai Kelabu masuk. Tetap saja Pendekar Kera Sakti tidak menutup hidungnya. la bisa bernapas dengan lancar, tanpa merasa terganggu bau busuk yang lebih tajam itu."Guru," kata Badai Kelabu. "Inilah tabib muda yang saya katakan tadi! Dia bersedia menyembuhkan Guru!""Hmmm... ya, suruh dia segera melakukan pengobatan untukku!" ucap orang yang berbaring dengan sekujur tubuh membusuk hitam.Hanya bagi
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

665. Part 10

"Belum," jawab Pendekar Kera Sakti pelan dengan satu kaki diangkat dan ditaruh di atas sebuah batu setinggi lututnya. Baraka sedikit membungkuk karena lengan kirinya bertumpu di atas kaki yang ada di batu. Tangan kanannya masih bertolak pinggang, dahinya masih berkerut memikirkan sesuatu yang membuatnya gundah gulana."Mengapa kau tidak mau menn... menn... mencobanya?" tanya Dewa Racun sambil pandang wajah Baraka."Aku tak bisa...""Cobalah dulu, Baraka. Sebab aku sendiri merasa tidak sanggup menawarkan racun macam itu. Hanya Batu Galih Bumi yang bisa tawarkan racun itu!"Pendekar Kera Sakti menarik napas, tangannya menggenggam kuat. Makin galau pikirannya, makin gundah hatinya, dan hal itu sangat diketahui oleh Dewa Racun. Belum pernah Dewa Racun melihat Pendekar Kera Sakti segundah itu selama ia ikut bersama Baraka. Kejap berikut, setelah mereka sama-sama saling bisu, Dewa Racun berkata penuh hati-hati, "Baraka, cobalah kau gunakan Suling Naga Krish
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

666. Part 11

"Pendekar Kera Sakti, kenapa kalian ada di sini? Tidak tahukah kalian bahwa baru saja ada kejadian maha dahsyat?"Baraka berbisik kepada Dewa Racun, "Hadapilah dia, aku tak bisa bicara padanya! Dendam lamaku membakar seluruh darahku, Dewa Racun!""Jangan begitu! Bukankah... bukankah... bukankah kau sendiri yang bilang agar diriku jangan mau diperbudak oleh dendam?""Hadapilah dia dulu. Aku ingin tenangkan diri!" desak Pendekar Kera Sakti dalam bisik. Mau tak mau Dewa Racun menyongsong kedatangan Badai Kelabu.Baraka duduk di batu setinggi lututnya itu. Kedua lengannya bertumpu pada paha. Matanya memandang ke tanah dalam sikap merenung."Jang... jang... jangan ganggu Baraka dulu," kata Dewa Racun. "Di... dia... dia sedang memikirkan cara pengobatan untuk gurumu!""Tapi dia tidak apa-apa?""Tidak. Bbi... bii... biarkan dia bersamaku. Kami perlu berembuk untuk melawan rraaa... raa... racun yang menyerang gurumu."Badai Kelabu tamp
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

667. Part 12

Sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah itu disembur dengan air dari mulut Baraka. Baraka juga menggunakan kekuatan ‘Tenaga Matahari Merah’-nya dalam semburannya. Hal ini dimaksudkan Pendekar Kera Sakti selain supaya penyembuhan cepat terjadi, juga supaya Manusia Seribu Wajah yang dulu berjuluk Kombang Hitam itu akan lupa pada diri Pendekar Kera Sakti. Karena Pendekar Kera Sakti itu merasa dirinya tak perlu diingat-ingat lagi oleh Kombang Hitam.Malam dibiarkan lewat oleh mereka. Dan ketika pagi menjelang, ternyata sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah sudah tidak lagi membusuk. Bahkan secara mengagumkan sekali tubuh itu menjadi bersih oleh luka, tanpa bekas dan menjadi seperti semula. Kesehatan Manusia Seribu Wajah juga pulih, bahkan terasa badannya lebih segar dari biasanya. Tentu saja hal itu menggembirakan murid-muridnya, termasuk Badai Kelabu dan Melati Sewu.Manusia Seribu Wajah pun tampak gembira, ia menepuk-nepuk pundak Badai Kelabu sambil ucapkan kata, "Ta
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

668. Part 13

Dewa Racun cepat memandang Badai Kelabu dengan dahi berkerut tajam. Dan tiba-tiba di kejauhan sana dua manusia perempuan berlari mendekati mereka. Suara kecil memanggil Baraka. Dewa Racun makin terkesiap matanya memandang Melati Sewu sedang berlari bersama Badai Kelabu. Sedangkan orang yang baru saja menendang Pendekar Kera Sakti itu juga Badai Kelabu. Dewa Racun sempat dibuat bingung beberapa kejap.Cepat-cepat Pendekar Kera Sakti melayangkan tendangan sampingnya ke arah Badai Kelabu yang ada di depannya. Tapi tendangan itu tertangkis tangan lawan. Gerakan menangkisnya begitu cepat dan mempunyai kekuatan cukup tinggi, hingga tulang kaki Pendekar Kera Sakti merasa linu beradu tulang tangan lawan. Pendekar Kera Sakti cepat putarkan badan dengan merendah dan badan membungkuk. Kakinya yang kanan memanjang dalam putaran bawah dan menyapu kaki lawan.Wusss...!Lawan melompat menghindarinya dengan melancarkan tendangan keras ke arah wajah Pendekar Kera Sakti. Tapi Bar
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

669. Part 14

"Begini saja," kata Melati Sewu, "Kita ikuti terus mereka, sambil kita menjaga Baraka. Jika Baraka dalam keadaan terdesak dan Guru mau merenggut nyawanya, kita ganggu serangan Guru dengan membuat ulah yang menghambat gerakan Guru!""Baik," jawab Badai Kelabu sambil mengakhiri isak tangisnya. "Kita susul mereka, Melati Sewu!"Maka, kedua perempuan yang sudah memihak Pendekar Kera Sakti secara tak langsung itu segera melesat pergi. Kecepatannya masih belum sebanding dengan kecepatan Pendekar Kera Sakti dan Manusia Seribu Wajah.Sampai di pantai, langkah Baraka terhenti karena ia melihat seseorang berdiri di depannya. Orang itu mengenakan jubah kuning dengan pakaian dalamnya berwarna hijau. Rambut dan jenggotnya putih, menggenggam tongkat di tangan kanannya. Baraka sangat terkejut melihat orang itu berdiri menghadangnya, karena orang itu adalah Setan Bodong, gurunya sendiri."Kakek...!" sapa Pendekar Kera Sakti sambil sedikit membungkuk memberi hormat kepada
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1
...
6566676869
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status