Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 671 - Chapter 680

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 671 - Chapter 680

1041 Chapters

670. Part 15

Behgg...! Woosss...!Cahaya biru itu membalik arah dan menjadi lebih besar serta lebih cepat. Kombang Hitam terkesiap dan terpaku di tempat. Akibatnya sinar biru dari pukulan mautnya itu menghantam telak dadanya.Blarrr...!Tubuh Kombang Hitam tidak tersentak sedikit pun. Tetap berdiri tegak. Tapi sekujur tubuhnya menjadi hitam bagai habis disambar petir. Matanya merah, mengucurkan darah, ia masih sempat menggeram benci sambil mulutnya mengucurkan darah merah kehitaman. Pada saat Badai Kelabu dan Melati Sewu tiba di tempat, Kombang Hitam rubuh ke tanah tak bernyawa lagi."Guruuu...!" teriak Badai Kelabu sambil berlari-lari.Dewa Racun hanya diam saja, berdiri di bawah pohon sejak tadi. Tapi ia siap melancarkan serangan jika Badai Kelabu atau Melati Sewu diam-diam melepaskan pukulan kepada Pendekar Kera Sakti. -o0o-KALAU saja ada pilihan lain, Pendekar Kera Sakti akan memilih jalan lain. la sudah berusaha menghindar, ia
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

671. Part 16

"Berarti! Berarti kita masih jauh dari Pulau Beliung!""Kalau begitu, kita temui penduduk pulau ini dan minta bantuannya. Kita pinjam peralatan untuk menambal perahu ini!"Pulau kecil itu memang penuh dikelilingi oleh karang. Pantainya sangat dangkal. Semestinya perahu tak bisa masuk ke celah di tengah pulau berbentuk garpu mata dua atau berbentuk huruf U itu. Hanya saja, semalam agaknya air laut pasang, sehingga perahu bisa masuk ke relung itu, ketika air laut surut, perahu dalam keadaan terjepit dua gugusan karang yang tersumbul sedikit di permukaan air laut. Mau tak mau Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun menghubungi penduduk di pulau yang tak diketahui namanya oleh mereka itu.Tetapi Baraka menjadi sangsi setelah menyadari pulau kecil itu sunyi dari suara. Sesekali ada kicau burung, tapi tak ada suara kehidupan manusia di dalam kerimbunan hutan di bagian tengahnya. Bekas sisa makanan atau perahu yang pernah ditambatkan pun tak ada."Pulau ini kosong,"
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

672. Part 17

"Batu ini mempunyai racun yang berbahaya. Jang... jang.. jangan coba-coba menyentuhnya!""Dari mana kau tahu?""Getarannya kurasakan. Te...te...te... telapak tanganku baru mau menyentuh sudah terasa gatal!""Hmmm...," Baraka menggumam sambil manggut-manggut. "Jelas sudah!""Ap... apanya yang jelas...!"Baraka belum menjawab. Matanya tertarik pada batuan merah yang mirip buah anggur menggerombol di lorong depan. la segera dekati batuan itu, Dewa Racun mengikutinya. Dewa Racun cepat bicara, "lt... itu... itu batu mirah delima! Woow, bann... ban... banyak sekali!" Dewa Racun mendului mendekat. Memandang lebih jelas. Ketika tangannya mau menyentuh, tiba-tiba tangannya ditarik kembali seperti tadi.Wuuut...!"Bat... bat... bat....""Batuk?""Batu ini! Batu ini juga beracun. Jangan menyentuhnya!""Semakin jelas," gumam Pendekar Kera Sakti."Apanya yaaang... yaaang.. jelas!" tanya Dewa Racun makin penasaran dengan
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

673. Part 18

Maka, Dewa Racun pun mengawali langkahnya. Mereka mulai menapak di lantai jernih itu. Satu hal yang membuat mereka heran, tak ada bekas telapak kaki mereka sedikit pun. Lantai kaca tetap menjadi lantai yang bersih, jernih, dan bening. Tapi hal yang membuat mereka lebih heran lagi adalah adanya bayangan diri mereka di dalam lantai kaca itu.Bayangan tersebut bukan berbentuk wujud asli mereka, seperti jika mereka berdiri di depan cermin biasanya, melainkan membentuk bayangan hitam, seperti bayangan mereka jika terkena sinar matahari. Bayangan itu juga tidak berada dalam satu garis lurus dengan telapak kaki mereka, namun sedikit tertinggal di belakang mereka, sepertinya mereka mendapat sinar dari arah depan."Pendekar Kera Sakti, ken... ken... kenapa bayangan kita di cermin berbentuk hitam dan mengikuti kita?"Setelah diam berpikir beberapa kejap, Baraka pun menjawab dengan suaranya yang tenang."Bayangan hitam... Sesuatu yang hitam biasanya simbol dari keje
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

674. Part 19

"Musuh...? Siapa maksudmu?""Nafsu diri sendiri!" jawab Sang Wengi dengan senyum bijak yang menawan hati."Kalian berdua yang telah memenangkan pertarungan dendam di dalam batin dan jiwa kalian masing-masing.""Pertarungan dendam!" Baraka menggumam sambil tetap melangkah. "O, ya. Aku mengerti maksudmu. Aku dan Dewa Racun sama-sama telah berhasil menahan diri agar tidak melampiaskan dendam kepada musuh-musuh kami itu. Tapi..., aku telah membunuh musuhku, yaitu Kombang Hitam. Dia telah mati di tanganku.""Dia telah mati oleh dendamnya sendiri, bukan oleh tanganmu. Jika dia bisa berperang melawan dendamnya seperti kamu, maka ia tidak akan menyerang kamu, dan kekuatannya tidak membalik mengenai dirinya sendiri, hingga dia mati hangus begitu.""Dari mana kau tahu kalau Kombang Hitam mati hangus?""Kami melihat semua kehidupan yang kami perlukan dari sini!" jawab Sang Ramu dengan wajah ceria.Sang Wengi menyambung kata, "Bagi orang-orang ya
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

675. Part 20

Pendekar Kera Sakti menggumam dalam hati, "Oooo... jadi Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi ini adalah ibu dari Hyun Jelita dan Betari Ayu. Jadi ternyata ada dua Puri Gerbang Kayangan, yang nyata dan yang tidak nyata!"Tiba-tiba Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi berkata kepada Baraka, "Benar apa kata batinmu, Baraka! Ada Puri Gerbang Kayangan yang nyata dan yang tidak nyata!"Terkejut sekali Pendekar Kera Sakti mendengar ucapan Ratu. Ternyata kata batinnya bisa didengar oleh sang Ratu. Tak berani Pendekar Kera Sakti membatin hal yang bukan-bukan.Ratu berkata lagi, "Aku adalah calon ibu mertuamu, Baraka. Karenanya aku ingin bertemu denganmu dan memberimu tanda sebagai orang kehormatanku dan yang harus dilindungi kapan saja, di mana saja kau berada. Aku mengenal jiwamu yang polos, tegas, berani, dan bijaksana. Aku tahu, kau sudah siapkan Kitab Wedar Kesuma di punggungmu untuk mas kawin melamar putriku; Hyun Jelita. Tapi ketahuilah, Baraka... karena ke mana-mana kau selal
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

676. Kapal Neraka

SEPERTI kata Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, jika ingin keluar dari alam kehidupannya, cukup dengan mengusap dahi dengan tangan kanan. Maka Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun pun melakukannya. Begitu mereka mengusap dahi memakai telapak tangan kanan, kemewahan istana itu lenyap dalam sekejap. Yang ada hanya dinding gua berbatu lumut biasa, cadas, dan air. Tak ada lagi lantai kaca bening atau tanaman hijau menyala. Tapi suara air semakin jelas didengar oleh mereka. Bias cahaya ada di lorong sebelah kanan. Mereka pun melangkah menyusuri lorong tersebut. Semakin mendekati tempat terang, semakin jelas suara gemericik air.Langkah Baraka dan Dewa Racun bertambah cepat. Tiba di sebuah tikungan lorong, langkah Dewa Racun terhenti. Pendekar Kera Sakti ikut-ikut berhenti. Dewa Racun memberi isyarat dengan tangan agar Pendekar Kera Sakti merundukkan kepala. Pendekar Kera Sakti mengikuti isyarat itu. Rupanya ada sesuatu yang diintai Dewa Racun dari balik tikungan lorong.Pendekar Ke
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

677. Part 2

“Ingat, Melati Sewu...!" seru Badai Kelabu. "Aku hanya setuju jika Guru dihidupkan kembali, tapi tidak setuju jika kau membalas kematian Guru. Bagaimanapun juga, Guru yang salah dalam hal ini!""Kalau kau membela dia, kau pun akan kubunuh, Badai Kelabu!""Cobalah!" teriak Badai Kelabu. "Jangan kau menyerang Pendekar Kera Sakti, tapi seranglah aku! Kalahkan aku dulu baru kau boleh menuntut kematian Guru!""Jangan membuat permusuhan denganku, Badai Kelabu!""Aku tidak membuat permusuhan denganmu! Aku cuma ingin ingatkan kamu, jangan menyerang Baraka!""Dan tak perlu menentang kodrat dengan menghidupkan Guru kalian!" sambung Baraka menyahut kata."Guru harus hidup!" teriak Melati Sewu. "Guru harus hidup lagi! Dan kau harus kubunuh, Barakaaa...!" sambil berteriak begitu, Melati Sewu sentakkan kaki, melompat dengan pedang mengarah ke dada Pendekar Kera Sakti. Tetapi mendadak gerakannya berubah arah.Heeegh...!Badai Kelabu mel
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

678. Part 3

TIUPAN angin pantai menimbulkan suara berdenging karena adanya karang berongga tak jauh dari pantai tersebut. Suara berdenging itu mirip sebuah nyanyian kematian yang siap menjemput nyawa setiap orang di sana.Baraka, si Pendekar Kera Sakti, menghentikan langkahnya beberapa saat sebelum mencapai perahu yang ditunggangi Badai Kelabu dan Melati Sewu dalam perjalanan membawa jenazah guru mereka. Dewa Racun pun setuju untuk pindah ke perahu milik Badai Kelabu karena jika mengandalkan perahu yang ditungganginya dikhawatirkan akan mengalami kebocoran lagi di tengah perjalanan.Ketika Pendekar Kera Sakti menghentikan langkahnya, Dewa Racun dan Badai Kelabu pun ikut berhenti melangkah. Keduanya saling pandang dengan nada heran. Padahal mereka sudah mencapai pantai, dan jarak dengan perahu tidak berapa jauh lagi. Mengapa Pendekar Kera Sakti harus menghentikan langkah? Pikir mereka."Suara berdenging itu adalah suara rongga karang tertiup angin, Baraka," kata Badai Kelabu
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

679. Part 4

"O, kau salah sangka, Perwira Mayat Hidup! Tombak itu tidak ada pada kami!""Omong kosong! Grrr...! Tombak itu pasti telah kau sembunyikan di suatu tempat! Mengakulah, Bocah Kadal" bentak Perwira Mayat Hidup itu dengan matanya semakin memandang angker dan mengerikan.Tetapi Pendekar Kera Sakti masih tetap tenang, ia bahkan menyempatkan diri menggaruk-garuk kepalanya beberapa kali. Tapi tiba-tiba tangan Dewa Racun berkelebat ke depan, dan sebuah pisau dilemparkan dengan kecepatan tinggi.Zingngng...!Trabb...! Pisau yang menuju ke dada Perwira Mayat Hidup itu ditangkis dengan telapak tangannya dan disentakkan dengan cepat sehingga dapat membalik arah dan menuju ke Dewa Racun. Gerakan pisau yang lebih cepat dari semula itu hampir-hampir mengenai tubuh Dewa Racun jika tangan Pendekar Kera Sakti tidak segera dihadangkan ke depan dada Dewa Racun.Tap...!Pisau itu lengket diantara dua jari Pendekar Kera Sakti."Ambil, dan jangan lakukan se
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more
PREV
1
...
6667686970
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status