Share

672. Part 17

last update Huling Na-update: 2024-11-20 01:03:16

"Batu ini mempunyai racun yang berbahaya. Jang... jang.. jangan coba-coba menyentuhnya!"

"Dari mana kau tahu?"

"Getarannya kurasakan. Te...te...te... telapak tanganku baru mau menyentuh sudah terasa gatal!"

"Hmmm...," Baraka menggumam sambil manggut-manggut. "Jelas sudah!"

"Ap... apanya yang jelas...!"

Baraka belum menjawab. Matanya tertarik pada batuan merah yang mirip buah anggur menggerombol di lorong depan. la segera dekati batuan itu, Dewa Racun mengikutinya. Dewa Racun cepat bicara, "lt... itu... itu batu mirah delima! Woow, bann... ban... banyak sekali!" Dewa Racun mendului mendekat. Memandang lebih jelas. Ketika tangannya mau menyentuh, tiba-tiba tangannya ditarik kembali seperti tadi.

Wuuut...!

"Bat... bat... bat...."

"Batuk?"

"Batu ini! Batu ini juga beracun. Jangan menyentuhnya!"

"Semakin jelas," gumam Pendekar Kera Sakti.

"Apanya yaaang... yaaang.. jelas!" tanya Dewa Racun makin penasaran dengan

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   673. Part 18

    Maka, Dewa Racun pun mengawali langkahnya. Mereka mulai menapak di lantai jernih itu. Satu hal yang membuat mereka heran, tak ada bekas telapak kaki mereka sedikit pun. Lantai kaca tetap menjadi lantai yang bersih, jernih, dan bening. Tapi hal yang membuat mereka lebih heran lagi adalah adanya bayangan diri mereka di dalam lantai kaca itu.Bayangan tersebut bukan berbentuk wujud asli mereka, seperti jika mereka berdiri di depan cermin biasanya, melainkan membentuk bayangan hitam, seperti bayangan mereka jika terkena sinar matahari. Bayangan itu juga tidak berada dalam satu garis lurus dengan telapak kaki mereka, namun sedikit tertinggal di belakang mereka, sepertinya mereka mendapat sinar dari arah depan."Pendekar Kera Sakti, ken... ken... kenapa bayangan kita di cermin berbentuk hitam dan mengikuti kita?"Setelah diam berpikir beberapa kejap, Baraka pun menjawab dengan suaranya yang tenang."Bayangan hitam... Sesuatu yang hitam biasanya simbol dari keje

    Huling Na-update : 2024-11-20
  • Pendekar Kera Sakti   674. Part 19

    "Musuh...? Siapa maksudmu?""Nafsu diri sendiri!" jawab Sang Wengi dengan senyum bijak yang menawan hati."Kalian berdua yang telah memenangkan pertarungan dendam di dalam batin dan jiwa kalian masing-masing.""Pertarungan dendam!" Baraka menggumam sambil tetap melangkah. "O, ya. Aku mengerti maksudmu. Aku dan Dewa Racun sama-sama telah berhasil menahan diri agar tidak melampiaskan dendam kepada musuh-musuh kami itu. Tapi..., aku telah membunuh musuhku, yaitu Kombang Hitam. Dia telah mati di tanganku.""Dia telah mati oleh dendamnya sendiri, bukan oleh tanganmu. Jika dia bisa berperang melawan dendamnya seperti kamu, maka ia tidak akan menyerang kamu, dan kekuatannya tidak membalik mengenai dirinya sendiri, hingga dia mati hangus begitu.""Dari mana kau tahu kalau Kombang Hitam mati hangus?""Kami melihat semua kehidupan yang kami perlukan dari sini!" jawab Sang Ramu dengan wajah ceria.Sang Wengi menyambung kata, "Bagi orang-orang ya

    Huling Na-update : 2024-11-21
  • Pendekar Kera Sakti   675. Part 20

    Pendekar Kera Sakti menggumam dalam hati, "Oooo... jadi Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi ini adalah ibu dari Hyun Jelita dan Betari Ayu. Jadi ternyata ada dua Puri Gerbang Kayangan, yang nyata dan yang tidak nyata!"Tiba-tiba Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi berkata kepada Baraka, "Benar apa kata batinmu, Baraka! Ada Puri Gerbang Kayangan yang nyata dan yang tidak nyata!"Terkejut sekali Pendekar Kera Sakti mendengar ucapan Ratu. Ternyata kata batinnya bisa didengar oleh sang Ratu. Tak berani Pendekar Kera Sakti membatin hal yang bukan-bukan.Ratu berkata lagi, "Aku adalah calon ibu mertuamu, Baraka. Karenanya aku ingin bertemu denganmu dan memberimu tanda sebagai orang kehormatanku dan yang harus dilindungi kapan saja, di mana saja kau berada. Aku mengenal jiwamu yang polos, tegas, berani, dan bijaksana. Aku tahu, kau sudah siapkan Kitab Wedar Kesuma di punggungmu untuk mas kawin melamar putriku; Hyun Jelita. Tapi ketahuilah, Baraka... karena ke mana-mana kau selal

    Huling Na-update : 2024-11-21
  • Pendekar Kera Sakti   676. Kapal Neraka

    SEPERTI kata Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi, jika ingin keluar dari alam kehidupannya, cukup dengan mengusap dahi dengan tangan kanan. Maka Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun pun melakukannya. Begitu mereka mengusap dahi memakai telapak tangan kanan, kemewahan istana itu lenyap dalam sekejap. Yang ada hanya dinding gua berbatu lumut biasa, cadas, dan air. Tak ada lagi lantai kaca bening atau tanaman hijau menyala. Tapi suara air semakin jelas didengar oleh mereka. Bias cahaya ada di lorong sebelah kanan. Mereka pun melangkah menyusuri lorong tersebut. Semakin mendekati tempat terang, semakin jelas suara gemericik air.Langkah Baraka dan Dewa Racun bertambah cepat. Tiba di sebuah tikungan lorong, langkah Dewa Racun terhenti. Pendekar Kera Sakti ikut-ikut berhenti. Dewa Racun memberi isyarat dengan tangan agar Pendekar Kera Sakti merundukkan kepala. Pendekar Kera Sakti mengikuti isyarat itu. Rupanya ada sesuatu yang diintai Dewa Racun dari balik tikungan lorong.Pendekar Ke

    Huling Na-update : 2024-11-21
  • Pendekar Kera Sakti   677. Part 2

    “Ingat, Melati Sewu...!" seru Badai Kelabu. "Aku hanya setuju jika Guru dihidupkan kembali, tapi tidak setuju jika kau membalas kematian Guru. Bagaimanapun juga, Guru yang salah dalam hal ini!""Kalau kau membela dia, kau pun akan kubunuh, Badai Kelabu!""Cobalah!" teriak Badai Kelabu. "Jangan kau menyerang Pendekar Kera Sakti, tapi seranglah aku! Kalahkan aku dulu baru kau boleh menuntut kematian Guru!""Jangan membuat permusuhan denganku, Badai Kelabu!""Aku tidak membuat permusuhan denganmu! Aku cuma ingin ingatkan kamu, jangan menyerang Baraka!""Dan tak perlu menentang kodrat dengan menghidupkan Guru kalian!" sambung Baraka menyahut kata."Guru harus hidup!" teriak Melati Sewu. "Guru harus hidup lagi! Dan kau harus kubunuh, Barakaaa...!" sambil berteriak begitu, Melati Sewu sentakkan kaki, melompat dengan pedang mengarah ke dada Pendekar Kera Sakti. Tetapi mendadak gerakannya berubah arah.Heeegh...!Badai Kelabu mel

    Huling Na-update : 2024-11-21
  • Pendekar Kera Sakti   678. Part 3

    TIUPAN angin pantai menimbulkan suara berdenging karena adanya karang berongga tak jauh dari pantai tersebut. Suara berdenging itu mirip sebuah nyanyian kematian yang siap menjemput nyawa setiap orang di sana.Baraka, si Pendekar Kera Sakti, menghentikan langkahnya beberapa saat sebelum mencapai perahu yang ditunggangi Badai Kelabu dan Melati Sewu dalam perjalanan membawa jenazah guru mereka. Dewa Racun pun setuju untuk pindah ke perahu milik Badai Kelabu karena jika mengandalkan perahu yang ditungganginya dikhawatirkan akan mengalami kebocoran lagi di tengah perjalanan.Ketika Pendekar Kera Sakti menghentikan langkahnya, Dewa Racun dan Badai Kelabu pun ikut berhenti melangkah. Keduanya saling pandang dengan nada heran. Padahal mereka sudah mencapai pantai, dan jarak dengan perahu tidak berapa jauh lagi. Mengapa Pendekar Kera Sakti harus menghentikan langkah? Pikir mereka."Suara berdenging itu adalah suara rongga karang tertiup angin, Baraka," kata Badai Kelabu

    Huling Na-update : 2024-11-22
  • Pendekar Kera Sakti   679. Part 4

    "O, kau salah sangka, Perwira Mayat Hidup! Tombak itu tidak ada pada kami!""Omong kosong! Grrr...! Tombak itu pasti telah kau sembunyikan di suatu tempat! Mengakulah, Bocah Kadal" bentak Perwira Mayat Hidup itu dengan matanya semakin memandang angker dan mengerikan.Tetapi Pendekar Kera Sakti masih tetap tenang, ia bahkan menyempatkan diri menggaruk-garuk kepalanya beberapa kali. Tapi tiba-tiba tangan Dewa Racun berkelebat ke depan, dan sebuah pisau dilemparkan dengan kecepatan tinggi.Zingngng...!Trabb...! Pisau yang menuju ke dada Perwira Mayat Hidup itu ditangkis dengan telapak tangannya dan disentakkan dengan cepat sehingga dapat membalik arah dan menuju ke Dewa Racun. Gerakan pisau yang lebih cepat dari semula itu hampir-hampir mengenai tubuh Dewa Racun jika tangan Pendekar Kera Sakti tidak segera dihadangkan ke depan dada Dewa Racun.Tap...!Pisau itu lengket diantara dua jari Pendekar Kera Sakti."Ambil, dan jangan lakukan se

    Huling Na-update : 2024-11-22
  • Pendekar Kera Sakti   680. Part 5

    "Dalam keadaan seperti itu, dia tidak mempan diserang dengan senjata apa pun! Jangan lakukan lagi, nanti malah mencelakai diri kita sendiri, Dewa Racun!" bisik Badai Kelabu.Sementara itu, kulit tubuh Pendekar Kera Sakti semakin memerah. Urat-uratnya kian bertonjolan. Kedua tangannya telah menggenggam kuat-kuat di kanan kiri. Tapi kakinya masih tegar berdiri dan kokoh menahan daya sedot dari lawannya. Namun beberapa saat kemudian, Pendekar Kera Sakti itu menyentakkan kedua tangannya kedepan,“Balasasra! heaaaa!”Baraka memukulkan gelang dikedua tangannya hingga menimbulkan suara yang cukup kuat.“Bang!!!”.Gelombang tenaga dalam yang dahsyat memancar keluar dari kedua gelang tangan yang diadu oleh Baraka.Wuusss...!Tubuh Perwira Mayat Hidup terlempar tinggi-tinggi akibat sentakan kedua gelang tangan Pendekar Kera Sakti itu. Dan ketika itulah, Pendekar Kera Sakti segera melepaskan 'Pukulan Inti Panas', yaitu se

    Huling Na-update : 2024-11-22

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status