Share

667. Part 12

last update Last Updated: 2024-11-19 01:02:46

Sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah itu disembur dengan air dari mulut Baraka. Baraka juga menggunakan kekuatan ‘Tenaga Matahari Merah’-nya dalam semburannya. Hal ini dimaksudkan Pendekar Kera Sakti selain supaya penyembuhan cepat terjadi, juga supaya Manusia Seribu Wajah yang dulu berjuluk Kombang Hitam itu akan lupa pada diri Pendekar Kera Sakti. Karena Pendekar Kera Sakti itu merasa dirinya tak perlu diingat-ingat lagi oleh Kombang Hitam.

Malam dibiarkan lewat oleh mereka. Dan ketika pagi menjelang, ternyata sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah sudah tidak lagi membusuk. Bahkan secara mengagumkan sekali tubuh itu menjadi bersih oleh luka, tanpa bekas dan menjadi seperti semula. Kesehatan Manusia Seribu Wajah juga pulih, bahkan terasa badannya lebih segar dari biasanya. Tentu saja hal itu menggembirakan murid-muridnya, termasuk Badai Kelabu dan Melati Sewu.

Manusia Seribu Wajah pun tampak gembira, ia menepuk-nepuk pundak Badai Kelabu sambil ucapkan kata, "Ta

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   668. Part 13

    Dewa Racun cepat memandang Badai Kelabu dengan dahi berkerut tajam. Dan tiba-tiba di kejauhan sana dua manusia perempuan berlari mendekati mereka. Suara kecil memanggil Baraka. Dewa Racun makin terkesiap matanya memandang Melati Sewu sedang berlari bersama Badai Kelabu. Sedangkan orang yang baru saja menendang Pendekar Kera Sakti itu juga Badai Kelabu. Dewa Racun sempat dibuat bingung beberapa kejap.Cepat-cepat Pendekar Kera Sakti melayangkan tendangan sampingnya ke arah Badai Kelabu yang ada di depannya. Tapi tendangan itu tertangkis tangan lawan. Gerakan menangkisnya begitu cepat dan mempunyai kekuatan cukup tinggi, hingga tulang kaki Pendekar Kera Sakti merasa linu beradu tulang tangan lawan. Pendekar Kera Sakti cepat putarkan badan dengan merendah dan badan membungkuk. Kakinya yang kanan memanjang dalam putaran bawah dan menyapu kaki lawan.Wusss...!Lawan melompat menghindarinya dengan melancarkan tendangan keras ke arah wajah Pendekar Kera Sakti. Tapi Bar

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pendekar Kera Sakti   669. Part 14

    "Begini saja," kata Melati Sewu, "Kita ikuti terus mereka, sambil kita menjaga Baraka. Jika Baraka dalam keadaan terdesak dan Guru mau merenggut nyawanya, kita ganggu serangan Guru dengan membuat ulah yang menghambat gerakan Guru!""Baik," jawab Badai Kelabu sambil mengakhiri isak tangisnya. "Kita susul mereka, Melati Sewu!"Maka, kedua perempuan yang sudah memihak Pendekar Kera Sakti secara tak langsung itu segera melesat pergi. Kecepatannya masih belum sebanding dengan kecepatan Pendekar Kera Sakti dan Manusia Seribu Wajah.Sampai di pantai, langkah Baraka terhenti karena ia melihat seseorang berdiri di depannya. Orang itu mengenakan jubah kuning dengan pakaian dalamnya berwarna hijau. Rambut dan jenggotnya putih, menggenggam tongkat di tangan kanannya. Baraka sangat terkejut melihat orang itu berdiri menghadangnya, karena orang itu adalah Setan Bodong, gurunya sendiri."Kakek...!" sapa Pendekar Kera Sakti sambil sedikit membungkuk memberi hormat kepada

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pendekar Kera Sakti   670. Part 15

    Behgg...! Woosss...!Cahaya biru itu membalik arah dan menjadi lebih besar serta lebih cepat. Kombang Hitam terkesiap dan terpaku di tempat. Akibatnya sinar biru dari pukulan mautnya itu menghantam telak dadanya.Blarrr...!Tubuh Kombang Hitam tidak tersentak sedikit pun. Tetap berdiri tegak. Tapi sekujur tubuhnya menjadi hitam bagai habis disambar petir. Matanya merah, mengucurkan darah, ia masih sempat menggeram benci sambil mulutnya mengucurkan darah merah kehitaman. Pada saat Badai Kelabu dan Melati Sewu tiba di tempat, Kombang Hitam rubuh ke tanah tak bernyawa lagi."Guruuu...!" teriak Badai Kelabu sambil berlari-lari.Dewa Racun hanya diam saja, berdiri di bawah pohon sejak tadi. Tapi ia siap melancarkan serangan jika Badai Kelabu atau Melati Sewu diam-diam melepaskan pukulan kepada Pendekar Kera Sakti.-o0o-KALAU saja ada pilihan lain, Pendekar Kera Sakti akan memilih jalan lain. la sudah berusaha menghindar, ia

    Last Updated : 2024-11-20
  • Pendekar Kera Sakti   671. Part 16

    "Berarti! Berarti kita masih jauh dari Pulau Beliung!""Kalau begitu, kita temui penduduk pulau ini dan minta bantuannya. Kita pinjam peralatan untuk menambal perahu ini!"Pulau kecil itu memang penuh dikelilingi oleh karang. Pantainya sangat dangkal. Semestinya perahu tak bisa masuk ke celah di tengah pulau berbentuk garpu mata dua atau berbentuk huruf U itu. Hanya saja, semalam agaknya air laut pasang, sehingga perahu bisa masuk ke relung itu, ketika air laut surut, perahu dalam keadaan terjepit dua gugusan karang yang tersumbul sedikit di permukaan air laut. Mau tak mau Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun menghubungi penduduk di pulau yang tak diketahui namanya oleh mereka itu.Tetapi Baraka menjadi sangsi setelah menyadari pulau kecil itu sunyi dari suara. Sesekali ada kicau burung, tapi tak ada suara kehidupan manusia di dalam kerimbunan hutan di bagian tengahnya. Bekas sisa makanan atau perahu yang pernah ditambatkan pun tak ada."Pulau ini kosong,"

    Last Updated : 2024-11-20
  • Pendekar Kera Sakti   672. Part 17

    "Batu ini mempunyai racun yang berbahaya. Jang... jang.. jangan coba-coba menyentuhnya!""Dari mana kau tahu?""Getarannya kurasakan. Te...te...te... telapak tanganku baru mau menyentuh sudah terasa gatal!""Hmmm...," Baraka menggumam sambil manggut-manggut. "Jelas sudah!""Ap... apanya yang jelas...!"Baraka belum menjawab. Matanya tertarik pada batuan merah yang mirip buah anggur menggerombol di lorong depan. la segera dekati batuan itu, Dewa Racun mengikutinya. Dewa Racun cepat bicara, "lt... itu... itu batu mirah delima! Woow, bann... ban... banyak sekali!" Dewa Racun mendului mendekat. Memandang lebih jelas. Ketika tangannya mau menyentuh, tiba-tiba tangannya ditarik kembali seperti tadi.Wuuut...!"Bat... bat... bat....""Batuk?""Batu ini! Batu ini juga beracun. Jangan menyentuhnya!""Semakin jelas," gumam Pendekar Kera Sakti."Apanya yaaang... yaaang.. jelas!" tanya Dewa Racun makin penasaran dengan

    Last Updated : 2024-11-20
  • Pendekar Kera Sakti   673. Part 18

    Maka, Dewa Racun pun mengawali langkahnya. Mereka mulai menapak di lantai jernih itu. Satu hal yang membuat mereka heran, tak ada bekas telapak kaki mereka sedikit pun. Lantai kaca tetap menjadi lantai yang bersih, jernih, dan bening. Tapi hal yang membuat mereka lebih heran lagi adalah adanya bayangan diri mereka di dalam lantai kaca itu.Bayangan tersebut bukan berbentuk wujud asli mereka, seperti jika mereka berdiri di depan cermin biasanya, melainkan membentuk bayangan hitam, seperti bayangan mereka jika terkena sinar matahari. Bayangan itu juga tidak berada dalam satu garis lurus dengan telapak kaki mereka, namun sedikit tertinggal di belakang mereka, sepertinya mereka mendapat sinar dari arah depan."Pendekar Kera Sakti, ken... ken... kenapa bayangan kita di cermin berbentuk hitam dan mengikuti kita?"Setelah diam berpikir beberapa kejap, Baraka pun menjawab dengan suaranya yang tenang."Bayangan hitam... Sesuatu yang hitam biasanya simbol dari keje

    Last Updated : 2024-11-20
  • Pendekar Kera Sakti   674. Part 19

    "Musuh...? Siapa maksudmu?""Nafsu diri sendiri!" jawab Sang Wengi dengan senyum bijak yang menawan hati."Kalian berdua yang telah memenangkan pertarungan dendam di dalam batin dan jiwa kalian masing-masing.""Pertarungan dendam!" Baraka menggumam sambil tetap melangkah. "O, ya. Aku mengerti maksudmu. Aku dan Dewa Racun sama-sama telah berhasil menahan diri agar tidak melampiaskan dendam kepada musuh-musuh kami itu. Tapi..., aku telah membunuh musuhku, yaitu Kombang Hitam. Dia telah mati di tanganku.""Dia telah mati oleh dendamnya sendiri, bukan oleh tanganmu. Jika dia bisa berperang melawan dendamnya seperti kamu, maka ia tidak akan menyerang kamu, dan kekuatannya tidak membalik mengenai dirinya sendiri, hingga dia mati hangus begitu.""Dari mana kau tahu kalau Kombang Hitam mati hangus?""Kami melihat semua kehidupan yang kami perlukan dari sini!" jawab Sang Ramu dengan wajah ceria.Sang Wengi menyambung kata, "Bagi orang-orang ya

    Last Updated : 2024-11-21
  • Pendekar Kera Sakti   675. Part 20

    Pendekar Kera Sakti menggumam dalam hati, "Oooo... jadi Gusti Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi ini adalah ibu dari Hyun Jelita dan Betari Ayu. Jadi ternyata ada dua Puri Gerbang Kayangan, yang nyata dan yang tidak nyata!"Tiba-tiba Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi berkata kepada Baraka, "Benar apa kata batinmu, Baraka! Ada Puri Gerbang Kayangan yang nyata dan yang tidak nyata!"Terkejut sekali Pendekar Kera Sakti mendengar ucapan Ratu. Ternyata kata batinnya bisa didengar oleh sang Ratu. Tak berani Pendekar Kera Sakti membatin hal yang bukan-bukan.Ratu berkata lagi, "Aku adalah calon ibu mertuamu, Baraka. Karenanya aku ingin bertemu denganmu dan memberimu tanda sebagai orang kehormatanku dan yang harus dilindungi kapan saja, di mana saja kau berada. Aku mengenal jiwamu yang polos, tegas, berani, dan bijaksana. Aku tahu, kau sudah siapkan Kitab Wedar Kesuma di punggungmu untuk mas kawin melamar putriku; Hyun Jelita. Tapi ketahuilah, Baraka... karena ke mana-mana kau selal

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status