Share

661. Part 6

last update Last Updated: 2024-11-17 01:04:54

Pada waktu itu, Badai Kelabu datang sehabis memeriksa sekeliling dan mengatakan, "Tak ada manusia di sekeliling sini!"

"Lupakan manusia itu! Bantu aku memegang temanmu ini”

Badai Kelabu segera menyandarkan Melati Sewu di tubuhnya, sementara Baraka sudah berada di belakangnya.

Baraka menempelkan telapak tangannya ke dada yang membekas tangan dengan lima jari. Sedikit berada dibawah gundukan bukit kembar indah milik Melati Sewu yang begitu menggugah selera bagi yang melihatnya.

Dari telapak tangan Baraka, keluar aura kemerahan yang merupakan wujud dari 'Tenaga Matahari Merah' miliknya. Dengan 'Tenaga Matahari Merah' miliknya, Baraka berusaha mendorong keluar racun yang mengendap di tubuh Melati Sewu. Beberapa helaan nafas, terlihat dari dada yang membekas tangan dengan lima jari, mengeluarkan uap berwarna kemerahan. Setelah cukup lama Baraka mengeluarkan racun itu dari tubuh Melati Sewu. Selanjutnya dengan mengeraskan dua jari tangan kanannya, Barata

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   662. Part 7

    "Hmmm...!" Baraka manggut-manggut, seakan ikut merasakan keguncangan hati Dewa Racun saat itu.Lalu, Pendekar Kera Sakti ajukan tanya, "Lalu, apa kelebihan Melati Sewu setelah meminum Air Tuk Sewu itu, Dewa Racun?""Men... men... menurut kabar yang kudengar, orang yang meminum Air Tuk Sewu akan mencapai usia sampai seribu tahun, semasa ia tidak melakukan suatu tindakan yang amat ter... ter... terlarang, yaitu zinah! Tapi kalau dia pernah melakukan zinah, dia kehilangan kekuatan khasiat dari Air Tuk Sewu. Kec... kecuali ia lakukan dengan suami sendiri, itu tak mengurangi khasiat Air Tuk Sewu!"Pendekar Kera Sakti menarik napas setelah bungkam beberapa saat, lalu ia ucapkan kata pelan, "Mudah-mudahan Air Tuk Sewu sudah tidak berguna lagi bagi hidup Melati Sewu!""Berr... berr... berguna atau tidak, aku tak mau peduli. Tapi yang kutuntut adalah kematian Gayanti!""Maksudmu bagaimana, Dewa Racun?""Aku harus menuntut balas atas kematian itu kepa

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pendekar Kera Sakti   663. Part 8

    Di pendapa, Pendekar Kera Sakti sempat ajukan tanya kepada Melati Sewu, "Siapa sebenarnya Nini Pasung Jagat itu?""Dia orang sesat!" jawab Melati Sewu. "Dulu dia punya banyak murid, tapi semua muridnya lari kepada kami, karena dia tak segan-segan menjatuhkan hukuman mati kepada muridnya untuk satu kesalahan kecil. Kini dia hanya punya satu murid, yaitu Tanjung Bagus itu. Apakah kau punya minat naksir Tanjung Bagus?"Pendekar Kera Sakti tertawa dan memancingnya dengan pertanyaan, "Kalau aku punya minat naksir dia, apakah tak layak?""Sangat tak layak! Karena dia itu sebenarnya lelaki. Dia seorang yang punya kelainan dalam jiwanya. Dia merasa dirinya sebagai wanita, bukan sebagai lelaki. Padahal dia punya nama asli Legowo! Bukan Tanjung Bagus. Kalau kau naksir dia, kau akan kecele."Pendekar Kera Sakti kembali tertawa, walau sebenarnya dia sudah tahu bahwa Tanjung Bagus itu banci, dan dia tak punya minat apa-apa kepada Tanjung Bagus. Dia hanya ingin menggir

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pendekar Kera Sakti   664. Part 9

    Pendekar Kera Sakti hanya menggenggam kain putih menyerupai sapu tangan itu. Sebelum sampai di kamar yang dimaksud, Baraka menggaruk kepalanya kembali. Lalu, ia ikuti langkah Badai Kelabu yang masuk di sebuah ruangan lebar. Di situ bau busuk sudah tercium tajam. Tapi Baraka tetap tenang.Badai Kelabu sudah mulai tutupkan kain ke hidungnya. la memberi isyarat pada Baraka agar segera menutup hidung, tapi Pendekar Kera Sakti hanya tersenyum, sepertinya tak pernah merasakan bau busuk yang memualkan perut itu.Sebuah pintu kamar dibuka, Pendekar Kera Sakti dan Badai Kelabu masuk. Tetap saja Pendekar Kera Sakti tidak menutup hidungnya. la bisa bernapas dengan lancar, tanpa merasa terganggu bau busuk yang lebih tajam itu."Guru," kata Badai Kelabu. "Inilah tabib muda yang saya katakan tadi! Dia bersedia menyembuhkan Guru!""Hmmm... ya, suruh dia segera melakukan pengobatan untukku!" ucap orang yang berbaring dengan sekujur tubuh membusuk hitam.Hanya bagi

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pendekar Kera Sakti   665. Part 10

    "Belum," jawab Pendekar Kera Sakti pelan dengan satu kaki diangkat dan ditaruh di atas sebuah batu setinggi lututnya. Baraka sedikit membungkuk karena lengan kirinya bertumpu di atas kaki yang ada di batu. Tangan kanannya masih bertolak pinggang, dahinya masih berkerut memikirkan sesuatu yang membuatnya gundah gulana."Mengapa kau tidak mau menn... menn... mencobanya?" tanya Dewa Racun sambil pandang wajah Baraka."Aku tak bisa...""Cobalah dulu, Baraka. Sebab aku sendiri merasa tidak sanggup menawarkan racun macam itu. Hanya Batu Galih Bumi yang bisa tawarkan racun itu!"Pendekar Kera Sakti menarik napas, tangannya menggenggam kuat. Makin galau pikirannya, makin gundah hatinya, dan hal itu sangat diketahui oleh Dewa Racun. Belum pernah Dewa Racun melihat Pendekar Kera Sakti segundah itu selama ia ikut bersama Baraka. Kejap berikut, setelah mereka sama-sama saling bisu, Dewa Racun berkata penuh hati-hati, "Baraka, cobalah kau gunakan Suling Naga Krish

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pendekar Kera Sakti   666. Part 11

    "Pendekar Kera Sakti, kenapa kalian ada di sini? Tidak tahukah kalian bahwa baru saja ada kejadian maha dahsyat?"Baraka berbisik kepada Dewa Racun, "Hadapilah dia, aku tak bisa bicara padanya! Dendam lamaku membakar seluruh darahku, Dewa Racun!""Jangan begitu! Bukankah... bukankah... bukankah kau sendiri yang bilang agar diriku jangan mau diperbudak oleh dendam?""Hadapilah dia dulu. Aku ingin tenangkan diri!" desak Pendekar Kera Sakti dalam bisik. Mau tak mau Dewa Racun menyongsong kedatangan Badai Kelabu.Baraka duduk di batu setinggi lututnya itu. Kedua lengannya bertumpu pada paha. Matanya memandang ke tanah dalam sikap merenung."Jang... jang... jangan ganggu Baraka dulu," kata Dewa Racun. "Di... dia... dia sedang memikirkan cara pengobatan untuk gurumu!""Tapi dia tidak apa-apa?""Tidak. Bbi... bii... biarkan dia bersamaku. Kami perlu berembuk untuk melawan rraaa... raa... racun yang menyerang gurumu."Badai Kelabu tamp

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pendekar Kera Sakti   667. Part 12

    Sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah itu disembur dengan air dari mulut Baraka. Baraka juga menggunakan kekuatan ‘Tenaga Matahari Merah’-nya dalam semburannya. Hal ini dimaksudkan Pendekar Kera Sakti selain supaya penyembuhan cepat terjadi, juga supaya Manusia Seribu Wajah yang dulu berjuluk Kombang Hitam itu akan lupa pada diri Pendekar Kera Sakti. Karena Pendekar Kera Sakti itu merasa dirinya tak perlu diingat-ingat lagi oleh Kombang Hitam.Malam dibiarkan lewat oleh mereka. Dan ketika pagi menjelang, ternyata sekujur tubuh Manusia Seribu Wajah sudah tidak lagi membusuk. Bahkan secara mengagumkan sekali tubuh itu menjadi bersih oleh luka, tanpa bekas dan menjadi seperti semula. Kesehatan Manusia Seribu Wajah juga pulih, bahkan terasa badannya lebih segar dari biasanya. Tentu saja hal itu menggembirakan murid-muridnya, termasuk Badai Kelabu dan Melati Sewu.Manusia Seribu Wajah pun tampak gembira, ia menepuk-nepuk pundak Badai Kelabu sambil ucapkan kata, "Ta

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pendekar Kera Sakti   668. Part 13

    Dewa Racun cepat memandang Badai Kelabu dengan dahi berkerut tajam. Dan tiba-tiba di kejauhan sana dua manusia perempuan berlari mendekati mereka. Suara kecil memanggil Baraka. Dewa Racun makin terkesiap matanya memandang Melati Sewu sedang berlari bersama Badai Kelabu. Sedangkan orang yang baru saja menendang Pendekar Kera Sakti itu juga Badai Kelabu. Dewa Racun sempat dibuat bingung beberapa kejap.Cepat-cepat Pendekar Kera Sakti melayangkan tendangan sampingnya ke arah Badai Kelabu yang ada di depannya. Tapi tendangan itu tertangkis tangan lawan. Gerakan menangkisnya begitu cepat dan mempunyai kekuatan cukup tinggi, hingga tulang kaki Pendekar Kera Sakti merasa linu beradu tulang tangan lawan. Pendekar Kera Sakti cepat putarkan badan dengan merendah dan badan membungkuk. Kakinya yang kanan memanjang dalam putaran bawah dan menyapu kaki lawan.Wusss...!Lawan melompat menghindarinya dengan melancarkan tendangan keras ke arah wajah Pendekar Kera Sakti. Tapi Bar

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pendekar Kera Sakti   669. Part 14

    "Begini saja," kata Melati Sewu, "Kita ikuti terus mereka, sambil kita menjaga Baraka. Jika Baraka dalam keadaan terdesak dan Guru mau merenggut nyawanya, kita ganggu serangan Guru dengan membuat ulah yang menghambat gerakan Guru!""Baik," jawab Badai Kelabu sambil mengakhiri isak tangisnya. "Kita susul mereka, Melati Sewu!"Maka, kedua perempuan yang sudah memihak Pendekar Kera Sakti secara tak langsung itu segera melesat pergi. Kecepatannya masih belum sebanding dengan kecepatan Pendekar Kera Sakti dan Manusia Seribu Wajah.Sampai di pantai, langkah Baraka terhenti karena ia melihat seseorang berdiri di depannya. Orang itu mengenakan jubah kuning dengan pakaian dalamnya berwarna hijau. Rambut dan jenggotnya putih, menggenggam tongkat di tangan kanannya. Baraka sangat terkejut melihat orang itu berdiri menghadangnya, karena orang itu adalah Setan Bodong, gurunya sendiri."Kakek...!" sapa Pendekar Kera Sakti sambil sedikit membungkuk memberi hormat kepada

    Last Updated : 2024-11-19

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status