Home / Fantasi / Rein (Shirea book 3) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Rein (Shirea book 3): Chapter 1 - Chapter 10

54 Chapters

Part 1 : Putri Kerajaan Keylion

Aku menatap lembaran-lembaran kertas usang yang menumpuk di meja. Kutata berdasarkan urutan tanggal terbit media berita itu satu persatu. Rasa penasaran terhadap kematian kedua orang tuaku begitu kuat, sampai aku tak bisa tidur karena memikirkannya.Kuhela napas untuk beristirahat sejenak sambil menatap lukisan wajah mereka. Tak habis pikir dengan berita-berita tentang mereka di masa lalu yang penuh kejanggalan."Rein, kau sedang sibuk?"Aku menoleh ketika seorang wanita membuka pintu kamar. Segera kubereskan semua kertas-kertas itu secepat mungkin. "Bisakah ketuk pintu sebelum masuk ke kamarku?"Bibi Erina melangkah masuk sambil memperhatikan kertas-kertas di tanganku lalu bertanya, "Sepenasaran itu kau dengan kisah kedua orang tuamu?" Ia menarik selembar kertas yang berada di tumpukan teratas. "Tidakkah kau mempercayai rumor yang beredar?"Aku menghela napas sejenak, lalu menunjukkan salah satu kertas yang memberitakan perang terakhir mereka."Rumornya, mereka saling mencintai. Tapi
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

Part 2 : Ramalan

"Yang Mulia, kita sudah masuk ke perbatasan Axiandra."Mataku mengerjap saat kusir di depan bersuara. Kulihat hari sudah senja dengan cahaya keemasan di ufuk barat. Aku menguap sejenak dan meregangkan tubuh setelah beberapa jam tertidur di kereta. Punggungku sedikit pegal karena terlalu lama tidur dalam posisi duduk dan meringkuk.Kulempar pandangan ke luar jendela. Peristiwa saat bertemu Putri Zora sedikit melekat dalam ingatan dan membuatku tak habis pikir, tapi aku berusaha mengabaikannya.Sebuah monumen besar kini terpampang di hadapanku dengan keramaian kota yang sangat padat. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Axiandra, kerajaan terjauh dari Vainea. Aroma kayu manis menguar dari salah satu kedai, juga—aroma biskuit jahe. Memberi kesan hangat pada bangunan unik itu.Axiandra, salah satu kerajaan besar dengan wilayah yang luas membuat perjalananku semakin terasa lama. Hingga akhirnya, aku sampai di Royale Academy pada malam harinya.Kedatanganku langsung disambut oleh
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

Part 3 : Hari Pertama

Aku sadar memang terkadang kejam, tapi itu berkaitan dengan para pengkhianat di kerajaanku. Aku takan bersikap seperti itu tanpa alasan. Apa—nantinya akan ada pengkhianat di Vainea?"Rein, kau percaya pada peramal itu?" tanya Henry memecah keheningan."Sebenarnya ... tidak terlalu," sahutku, masih setengah melamun. "Kau sendiri?"Henry mengendikkan bahu. "Entahlah. Aku sedikit percaya, tapi juga tidak. Kebanyakan orang Axiandra sangat mempercayai ramalan." Ia menghela napas sejenak dengan mata menerawang. "Gadis bangsawan dengan cinta yang tulus dan rela mengorbankan apa pun untukmu. Ah, manis sekali. Dia pasti gadis lembut dan penuh kasih sayang.""Itu akan menjadi misteri yang memusingkan. Pasalnya, gadis bangsawan yang dikenalkan padaku sangat banyak dan mereka terlihat lembut saat berhadapan denganku. Itu sama saja seperti mencari jarum di tengah tumpukan jerami.""Hmm ... ya, kau benar. Kita tidak bisa menilai seseorang dari sikap luarnya saja, jadi kau harus mengenal mereka deng
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Part 4 : Kebebasan

Suara dentuman palu menggema saat para murid berjalan melewati aula utama usai makan siang. Di sana ada seorang petugas yang sedang memaku papan kecil dalam daftar pelanggaran.Suasananya begitu ramai, bukan hanya dari kalangan pangeran yang berkumpul untuk melihatnya, tapi juga dari kalangan tuan putri.“Hari pertama sudah ada yang melanggar aturan?” gumam Vincent tak menyangka.Kulihat sosok gadis memakai pita merah di lengannya, itu adalah simbol hukuman atas pelanggaran yang ia lakukan. Namun, yang membuatku terpaku gadis itu adalah—Putri Zora. Gadis menyebalkan yang pernah menemuiku waktu itu.Aku menatap papan kecil yang terpasang dan di sana menjelaskan bahwa gadis itu mabuk. Itu merupakan pelanggaran ringan, tapi tetap saja akan memperburuk citra Kerajaan Keylion.Suara bisikkan menggema, sosoknya kini menjadi bahan pembicaraan dari kalangan para gadis yang tak menyangka atas perbuatannya.“Bagaimana bisa putri sepertimu mabuk di malam pertama tinggal di sini?” tanya salah sat
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Part 5 : Gadis Misterius

Tak terasa sudah akhir pekan sejak masuk di Royale Academy. Tak banyak hal berarti dari pelajaran yang menurutku sedikit membosankan, meski ada hal baru juga yang menarik.Bersosialisasi sesama bangsawan ternyata tidak seburuk dugaanku, justru aku memiliki banyak teman dari berbagai kalangan di seluruh penjuru wilayah. Ya, meski tidak terlalu akrab, tapi sebagian besar kami berhasil menjalin hubungan dengan baik, kecuali dengan Carl. Hubungan kami masih dibayangi permusuhan akibat perang 20 tahun yang lalu.Jadwal hari ini adalah kelas dansa. Tepatnya di ballroom yang lokasinya dekat aula. Dalam kelas ini, sudah pasti semua akan berbaur menjadi satu dengan para gadis. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sesaknya tempat itu.Hari ini, aku sudah bersiap padahal ada rasa sedikit enggan mengikuti kelas akhir pekan. Kurasa Henry pun begitu, tapi peraturan tetap peraturan. Akan ada sanksi bagi yang tak hadir tanpa alasan yang dibenarkan."Rein, kau sudah siap?" Henry mengetuk pintu. Cukup a
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Part 6 : Permintaan

Aku sudah berada di arena latihan pagi ini, sesuai kesepakatan dengan Luna. Untung saja, kami diijinkan menggunakan arena latihan di luar jadwal. Gadis itu ternyata sudah menungguku lebih awal, lengkap mengenakan pakaian pelindung untuk berlatih."Maaf sudah membuatmu menunggu," ujarku, sembari mengenakan pakaian pelindung."Tidak masalah, Yang Mulia. Maaf jika permintaan saya telah mengganggu waktu istirahat Anda di hari libur.""Sekarang, apa kita langsung mulai saja bertandingnya?"Luna mengangguk, lalu menyodorkan sebilah pedang dengan kedua tangannya padaku."Saya akan melawan Anda dengan sungguh-sungguh. Jadi, saya harap Anda pun begitu."Alisku terangkat sebelah. Untuk pertama kalinya aku ditantang oleh seorang gadis yang ingin melawanku dengan sungguh-sungguh. Sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang menarik. Aku jadi penasaran seberapa besar kemampuannya menggunakan benda mematikan ini."Bersiaplah, Yang Mulia."Suara dentingan pedang kami memecah keheningan di arena yang
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Part 7 : Sihir Ikatan

Setelah lama berdebat, akhirnya ia setuju untuk latihan denganku. Sebenarnya aku sedikit enggan, tapi aku sudah terlanjur menggandengnya.Aku berdansa dengan gelisah, tak tahu apa yang gadis ini pikirkan. Ekspresinya sangat mengkhawatirkan, seolah-olah sedang merencanakan sesuatu."Rein, sebenarnya aku tak terlalu mahir berdansa. Jangan salahkan aku jika latihanku sangat buruk, bahkan bisa merugikanmu," ujarnya di tengah gerakan.Alisku terangkat sebelah, membaca ekspresinya lebih intens. "Kita lihat seburuk apa dansamu."Alunan musik masih mengalun dalam hitungan konstan. Aku masih waspada pada tindakannya. Pasalnya, gadis ini sedikit cerdik untuk menjatuhkan lawan.Benar saja, dalam sekejap ia menyilangkan kakinya saat gerakan memutar, membuatku jatuh tersungkur.Aku yang sudah membaca gerakannya, tak tinggal diam. Kukencangkan rengkuhan di pinggangnya hingga ia ikut jatuh saat aku tersungkur.Kami menjadi tontonan banyak orang dan kami berdua saling menatap sengit satu sama lain. A
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

Part 8 : Necromancer

"Kau tahu betapa khawatirnya kami?" maki Vincent saat kami sudah berkumpul di asrama. "Kau tiba-tiba hilang dan kami mencarimu ke mana-mana sampai melewatkan makan malam!"Ya, sudah kuduga. Mereka pasti mencariku. Aku hanya terdiam, membiarkan kakak-beradik itu meluapkan kekesalannya padaku."Jika kau ada urusan mendesak yang membuatmu harus pulang, seharusnya kau memberi tahu kami. Jangan pulang sendiri dan meninggalkan kami tanpa memberi tahu apa-apa!" imbuhnya."Ya, aku minta maaf. Tadi itu ... sangat mendesak," sahutku seadanya. Tidak mungkin 'kan kuberi tahu pertemuanku dengan Zora. "Lain kali takan kuulangi.""Kak, kau sudah dipanggil oleh penjaga kamarmu." Henry muncul, menyembulkan kepala di pintu dan menginterupsi Vincent yang masih ingin meluapkan makiannya."Ah, sialan. Padahal aku masih ingin memakimu," gerutu Vincent padaku. "Baiklah, lain kali aku akan datang lagi dan aku takan lupa hari ini, Rein.""Apa kau akan membuat perhitungan denganku?""Tentu saja. Lain kali aku
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Part 9 : Bazar

"Rein, dari mana saja kau?"Aku terdiam di ambang pintu saat kudapati Henry sedang duduk di sofa dengan buku dan rambutnya yang berantakan. Tak kusangka, ia sudah bangun di pagi buta."Aku ... dari halaman belakang," jawabku dusta.Henry menutup buku dan menatapku curiga. "Dengan celana basah dan rambut acak-acakan seperti itu?" Ia mendekatiku perlahan. "Apa yang kau lakukan di sana?""Aku hanya mencari udara segar. Itu saja." Aku menutup pintu dan melepas sepatu."Kau ... mabuk?""Tidak. Aku tidak mabuk, sungguh.""Aku tahu kau minum anggur. Aromanya menyengat" Henry menghela sejenak. "Rein, kau pasti paham dengan aturan di sini.""Aku memang minum anggur, tapi tidak sampai mabuk. Lagi pula, aku minum di luar area akademi dan aku masuk dalam keadaan tidak mabuk.""Lalu kenapa kau basah kuyup begitu? Kau tidak terpleset dan jatuh ke kolam ikan, 'kan?""Itu--" Aku terdiam sejenak, tak tahu apa yang harus kukatakan lagi padanya. "Ya, aku jatuh ke kolam ikan saat kemari."Aku tidak mungk
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Part 10 : Mencari Permaisuri

Aku membuka mata perlahan dan menatap langit-langit beraroma serbuk kayu yang khas. Ukiran klasik nan megah terpampang begitu jelas. Di dinding terdapat logo Royale Academy. Butuh waktu sejenak untuk menyadari bahwa aku sudah berada di ruang kesehatan."Akhirnya Anda sadar juga, Yang Mulia."Aku menoleh ke sumber suara dan di sana sudah ada wanita dengan pakaian medis."Anda ditemukan di dasar jurang. Untung saja tidak ada luka fatal," lanjutnya lagi.Sejenak aku teringat kelompok itu. Ternyata mereka benar-benar melemparku ke jurang."Bagaimana dengan Vincent dan Henry?" tanyaku memastikan."Itu--" Ia terdiam sejenak. "Mereka berdua ditemukan terluka. Pangeran Vincent yang paling parah.""Lalu bagaimana kondisi mereka sekarang? Sudah ditangani dengan tepat?""Pangeran Henry sudah membaik, tapi Pangeran Vincent belum sadarkan diri dan masih membutuhkan perawatan intens. Saat ditemukan, beliau benar-benar sekarat," jawabnya."Di mana mereka sekarang? Apa mereka dirawat di sini?""Tidak
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status