Setelah mengalami pergumulan yang sengit, tubuh Yuna tampak kelelahan dibalut semburat rona yang tipis.Wano memeluknya erat, sementara jarinya yang ramping dengan jelas menelusuri wajahnya.Dalam mata cokelat pekatnya, terpancarlah rasa kasih yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Meskipun Yuna mengalami penyiksaan yang hebat.Namun pada saat ini, Yuna merasakan bahwa dia dicintai dengan sangat dalam.Namun, sebelum hasratnya mereda sepenuhnya, ponsel Wano tiba-tiba berdering.Setelah melihat nomor pada panggilan masuk, Yuna merasakan gejolak di dalam hatinya.Sembari memeluk lengan Wano lebih erat, Yuna menatapnya dari bawah, "Nggak usah diangkat, ya?"Telepon itu dari Qirana. Dia adalah sosok wanita yang penting bagi Wano.Kurang dari sebulan setelah kembali ke negaranya, dia telah mencoba bunuh diri beberapa kali.Bagaimana mungkin Yuna tidak menyadari bahwa Qirana memang sengaja melakukannya.Namun, Wano tidak memedulikan perasaannya.Wano mendorongnya dengan kasar, tanpa menunju
Baca selengkapnya