Share

Bab 0002

Penulis: Aryanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Mendengar kata-kata tersebut, wajah Wano tiba-tiba menjadi dingin.

Matanya yang hitam pekat menatap tajam ke arah Yuna.

"Aku sudah bilang padamu kalau aku nggak akan menikah. Kalau kamu nggak bisa menerimanya, seharusnya jangan setuju dari awal."

Mata Yuna sedikit memerah, "Karena pada awalnya ini adalah hubungan antara dua orang, tapi sekarang berubah menjadi tiga."

"Dia bukanlah ancaman bagimu."

Yuna menertawakan dirinya sendiri.

"Dia membuatmu meninggalkanku hanya dengan sekali telepon tanpa memedulikan nasibku. Wano, beritahu aku, bagimu yang namanya ancaman itu bagaimana, sih?"

Sebersit amarah terlihat jelas di mata Wano. "Yuna, apakah sakit perut menstruasi sepadan dengan reaksi berlebihan seperti ini?"

"Bagaimana kalau aku hamil?"

"Jangan coba-coba menggunakan anak sebagai alasan. Aku selalu melakukan tindakan pencegahan dengan baik setiap kali melakukannya!"

Suara pria itu terdengar dingin dan tanpa keraguan sedikit pun.

Jika anak itu masih ada, dia pasti akan menggugurkannya, bukan?' batin Yuna.

Harapan terakhir Yuna hancur berkeping-keping.

Dia mengepalkan tangannya begitu kuat sampai-sampai tusukan kukunya bahkan tak terasa.

Dia mengangkat dagunya dan tersenyum pahit.

"Kamu pernah bilang kalau hubungan kita hanya berbicara tentang perasaan, bukan tentang pernikahan. Jika salah satu dari kita bosan, kita bisa berpisah dengan baik-baik."

"Wano, aku bosan, ayo kita putus saja!"

Dia mengatakannya dengan tegas, jelas dan begitu meyakinkan.

Namun, tidak ada yang tahu bahwa hatinya saat ini sedang berdarah-darah.

Urat nadi di punggung tangan Wano terlihat menonjol. Matanya dengan tajam memandang Yuna.

"Kamu tahu konsekuensi dari kata-kata itu, 'kan?!"

"Aku tahu kalau kata-kata ini akan membuatmu kesal, Wano. Tapi, aku sudah lelah. Aku nggak mau lagi berada dalam hubungan yang melibatkan tiga orang."

Dulu, mungkin karena khayalannya yang terlalu tinggi, dia selalu berpikir bahwa asalkan dua orang saling mencintai, menikah atau tidak bukanlah perkara penting.

Namun, dia salah sangka karena hati Wano nyatanya bukan untuknya.

Wano meraih dagu Yuna.

"Kamu mau memaksaku menikahimu dengan cara ini? Yuna, entah aku yang terlalu meremehkanmu atau kamu yang begitu sombong?"

Yuna menatapnya dengan penuh kecewa, "Terlepas dari bagaimana pendapatmu, aku akan pergi dari sini."

Setelah berkata demikian, dia bangkit dari tempat tidur, bersiap untuk pergi. Akan tetapi, tubuhnya tiba-tiba ditarik masuk ke dalam pelukan Wano.

Bibir yang basah dan hangat seketika melumat bibirnya.

Suaranya terdengar lirih dengan disertai sedikit keangkuhan.

"Setelah meninggalkanku, apa kamu nggak khawatir kalau Keluarga Qalif akan kembali seperti sediakala? Inikah hasil tiga tahun masa muda yang telah kamu pertaruhkan?"

Yuna tiba-tiba merasa begitu terkejut, matanya terbelalak dengan ekspresi tidak percaya.

"Apa maksudmu dengan tiga tahun masa muda?"

Dengan acuh tak acuh, ujung jari dingin Wano mengusap bekas gigitan di bibir Yuna seraya tersenyum sinis.

"Kamu pasti sengaja membuat jebakan bagiku untuk menyelamatkanmu. Kamu bahkan bersedia mengikutiku meskipun tanpa ikatan pernikahan. Kalau bukan demi membantu ayahmu menyelamatkan Keluarga Qalif, apa kamu punya alasan lain agar aku bisa mempercayainya?"

Tiga tahun lalu, Keluarga Qalif mengalami krisis ekonomi yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Setelah Wano berkencan dengannya, dia memberikan banyak bisnis kepada Keluarga Qalif dan membuat mereka selamat dari saat-saat krisis.

Dia pikir Wano menyukainya saat itu, jadi dia bersedia mematuhinya.

Dengan bibir yang gemetar, Yuna bertanya, "Jadi selama tiga tahun ini, semua kebaikan yang kamu tunjukkan padaku hanyalah sandiwara belaka, tanpa ada sedikitpun perasaan?"

Ucapan Yuna membuat Wano merasa sangat marah, hingga membuat urat di keningnya melonjak.

Sambil menggertakkan gigi belakang, Wano berkata, "Permainan hanya berfokus pada nafsu, bukan pada perasaan. Apa kamu pikir aku akan menganggapnya serius?"

Kalimat itu terasa menusuk dada Yuna dengan begitu menyakitkan.

Wano memperlakukan cinta dan dedikasi Yuna selama tiga tahun sebagai transaksi demi memuaskan kepentingan pribadi.

Dirinyalah yang bodoh karena mengira Wano juga mencintainya.

Mendengar itu, Yuna merasa seperti setiap bagian tubuhnya dikoyak oleh anjing pemburu, menyebabkan rasa sakit yang melanda seluruh tubuhnya.

Kedukaan yang tersemat di dalam matanya pun berangsur-angsur berubah menjadi sedingin es.

"Tiga tahun masa mudaku seharusnya sudah cukup untuk melunasi utang budi kepadamu, Tuan Wano. Sekarang kita impas satu sama lain, jadi kita berpisah dengan damai dan menjalani kehidupan masing-masing!"

Dengan penuh amarah, Wano menatap wajah Yuna yang keras kepala. Amarah dalam matanya semakin lama semakin memuncak.

"Yuna, pikirkanlah dulu baik-baik, aku akan memberikanmu waktu satu malam!"

Pria itu kemudian berbalik dan pergi dengan aura dingin dan tegas.

Yuna ditinggalkan sendirian, bergelung di atas tempat tidur.

Air mata yang susah payah dia tahan akhirnya mengalir di pipinya tanpa dia sadari.

Tujuh tahun cintanya dan tiga tahun masa perawatannya ternyata merupakan kesepakatan yang tidak berharga di mata Wano.

Dalam hubungan dua orang, siapa yang mencintai lebih dulu, dialah yang akan kalah.

Terlebih lagi, Yuna memang sudah mencintai Wano sejak empat tahun sebelumnya.

Kekalahannya terasa sangat menyakitkan dan tak tertahankan.

Setelah Yuna mengentaskan kesedihannya, dia segera menata barang-barangnya dengan cepat dan meninggalkan tempat itu tanpa menoleh lagi.

....

Di sisi lain.

Sebuah mobil Cullinant hitam bergerak secepat kilat, menembus jalanan yang sunyi.

Dalam pikirannya, Wano hanya bisa memikirkan keputusan tegas Yuna saat mengatakan, "Ayo kita putus saja!"

Hanya karena tidak menghabiskan waktu bersamanya pada ulang tahunnya, hanya karena sebuah rasa cemburu.

Dia lantas meminta untuk putus.

Seakan-akan Wano seharusnya mengendalikan temperamennya dengan baik.

Wano sangat marah sehingga dia menarik kasar dasinya dan melemparkannya ke samping.

Dia membiarkan teleponnya berdering beberapa kali sebelum menjawabnya.

"Ada apa?"

Dari seberang telepon, terdengar suara yang kasar.

"Kamu lagi apa? Kenapa lama sekali menjawab teleponnya?"

"Aku lagi menyetir!"

Yanuar menyeringai, "Mengendarai mobil siapa? Milik Sekretaris Yuna? Apa aku mengganggumu?"

"Kamu lagi nggak ada kerjaan, ya?"

"Nggak begitu, aku hanya mau tanya, apa kamu bisa datang ke Bar Yasmine? Candra yang traktir."

Sepuluh menit kemudian.

Bar Yasmine.

Yanuar memberikan segelas minuman kepada Wano sembari tersenyum nakal padanya.

"Wajahmu terlihat lesu. Ada apa? Apa kamu putus dengan Yuna?"

Wano meliriknya dengan dingin, "Apa kamu nggak pernah dengar kalau pasangan muda biasanya bertengkar untuk mempererat hubungan mereka?"

"Hei! Apa akhirnya kamu jatuh cinta setelah hidup bersamanya sekian lama?"

Yanuar sengaja menekankan beberapa kata tertentu, sementara senyum nakal liar semakin jelas tergambar di wajahnya.

Wano menendangnya tanpa ampun, "Pergi sana!"

"Baiklah, aku akan pergi. Tapi jangan bilang kalau aku nggak mengingatkanmu. Kalau kamu memang menyukai Yuna, jangan terlalu dekat dengan Qirana. Jangan lari kepadanya setiap kali dia meneleponmu. Jika suatu saat wanitamu itu pergi, maka jangan datang kepadaku sambil menangis."

Wano mengerutkan kening, "Aku sudah bilang padanya kalau aku nggak akan menciptakan ancaman untuknya, tapi dia nggak mempercayaiku."

"Seharusnya memang nggak akan ada wanita yang percaya. Qirana adalah cinta masa kecilmu, kalian sudah dijodohkan sejak kecil. Apa kamu pernah melihat seorang wanita yang bisa menerima bahwa pasangannya selalu berlari ke gadis masa kecilnya seperti itu?"

Wano mengeluarkan sebatang rokok dari kotak rokoknya, kemudian dia menundukkan kepalanya dan menyalakannya. Dia menghirup rokonya dalam-dalam dengan tenang.

Pupil gelapnya menjadi semakin pekat.

"Aku dan dia ...."

Sebelum dia selesai berbicara, pintu ruangan itu terbuka.

Yudi masuk sambil memapah Qirana.

"Maaf, suasana hati Qirana nggak begitu baik hari ini. Kalian nggak keberatan kalau aku mengajak Qirana, 'kan?"

Yanuar melirik ke arah Wano yang memasang raut muram dan penuh cibiran.

"Kenapa harus keberatan, adikmu itu sama seperti adikku juga. Qirana, ayo sini, duduk dengan Kak Yanuar!"

Dengan senyum lembut dan tulus di wajahnya, Qirana berkata, "Di sana dekat sekali dengan ventilasi AC, terlalu dingin. Aku duduk di sini saja."

Setelah mengatakannya, dia duduk di sebelah Wano.

Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya dan meletakkannya di depan Wano.

"Kak Wano, kamu telah melewatkan ulang tahun pacarmu karena kamu menyelamatkanku. Dia nggak marah padamu, 'kan?"

Wano menjawab dengan tenang, "Nggak, kok!"

"Baguslah! Aku ingin memberikan lipstik ini padanya untuk menyatakan permintaan maafku. Jika dia masih salah paham, aku bisa menjelaskannya secara langsung."

Wano langsung menolak tanpa melihatnya.

"Nggak perlu."

Mendengar ini, mata Qirana memerah seketika.

"Kak Wano, apa kamu marah karena aku selalu mengganggumu? Tapi aku juga nggak ingin begitu, hanya saja ketika aku sakit, aku nggak bisa menahan diri untuk nggak meneleponmu."

Setelah mengucapkannya, air matanya menetes mengalir di pipinya.

Wano meliriknya seraya mengerutkan kening.

Dia memasukkan lipstik itu ke dalam sakunya dan berkata lirih, "Aku akan memberikannya padanya."

Qirana yang awalnya sedih kembali ceria, kemudian dia menuangkan segelas minuman untuk Wano.

"Kak Wano, coba minum angur ini. Ini adalah anggur yang dibeli kakakku dari lelang luar negeri. Anggur ini dibuat pada tahun 1982, loh!"

Saat menyerahkan segelas anggur kepada Wano, jari-jarinya tanpa sengaja menyentuh pergelangan tangan Wano.

Wano segera menghindari jemarinya dan memadamkan rokok yang ada di mulutnya ke dalam asbak.

Wano berkata dengan tenang, "Letakkan disana aja."

Qirana merasakan kilatan dingin di matanya saat melihat Wano begitu menolaknya.

Namun dia segera kembali membenahi citranya yang berperilaku baik dan bijaksana.

Yudi mendentingkan gelas anggur dengan Wano dan berkata, "Aku belum bertemu pacarmu. Ajak dia untuk nongkrong bersama suatu hari nanti."

Yanuar tersenyum licik, "Sepertinya, belum lama ini, mereka berdua bertengkar."

Yudi melihat wajah muram Wano dan dengan tersenyum berkata, "Kalau bertengkar ya bertengkar saja, tapi cobalah untuk membujuknya. Jangan seperti pria yang pernah kuselamatkan istrinya itu. Saat istrinya hampir meninggal karena keguguran dan pendarahan besar, dia bahkan nggak mengangkat teleponku. Dengar-dengar, dia malah sedang bersama wanita lain."

Bab terkait

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0003

    Tangan Wano memegang gelas anggur dengan semakin erat.Tepat saat itu juga, hatinya serasa ditusuk.Pada hari itu, ketika Qirana melakukan percobaan bunuh diri, Yuna juga meneleponnya berkali-kali karena mengalami nyeri menstruasi. Awalnya, dia masih menjawab panggilan itu, tetapi kemudian, dia langsung menutup teleponnya karena marah.Dia tidak ingin putus hanya karena hal ini.Wano menundukkan kepalanya. Dia mendengarkan cacian Yudi dan Yanuar terhadap seorang suami yang berperilaku buruk itu dengan saksama. Dia bahkan tak menyadari bahwa ujung rokoknya kini menyulut punggung tangannya sendiri.Dia terus gelisah sepanjang malam.Biasanya, ketika dia tidak pulang seperti ini, Yuna akan segera meneleponnya untuk menanyakan keadaannya.Namun, sekarang sudah larut malam, tetapi dia bahkan belum menerima satu pesan pun.Tiba-tiba, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.Dia segera memadamkan puntung rokoknya dan pergi sambil menggenggam ponselnya.Baru saja keluar dari pintu bar, dia mel

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0004

    Ciuman Wano selalu kuat dan mendominasi, tidak memberi kesempatan pada Yuna untuk melepaskan diri.Dia menekan Yuna ke meja, memegang dagunya dengan satu tangan dan menggenggam erat pinggangnya dengan tangan lainnya.Sentuhan lembut dan manis itu membangkitkan setiap saraf di tubuhnya.Binatang buas yang terpendam di dalam tubuhnya terus menghantam sangkarnya, menuntut pembebasan diri.Selama dia dan Yuna bersama, segalanya akan terasa sangat harmonis.Sebesar apa pun keinginannya, Yuna akan selalu menurutinya.Terkadang Yuna sampai pingsan saking lelahnya, tetapi dia tak pernah mengeluh sedikit pun.Namun, saat ini Yuna yang berada di bawahnya begitu menolak dan terus berjuang mati-matian.Air mata yang hangat mengalir dari sudut matanya.Wano pun menghentikannya.Jari rampingnya dengan lembut menyeka air mata dari sudut mata Yuna.Suaranya serak sarat ketidakpuasan."Yuna, permainan diantara kita hanya berakhir saat aku menyetujuinya! Apa kamu mengerti?"Yuna menatapnya dengan air ma

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0005

    Yuna dengan sigap mengelak ke samping. Walaupun begitu, sebagian kopi panas tetap mengenai punggung kakinya.Dia merasakan sakit yang menyengat sehingga menarik napas dalam-dalam.Dia baru saja ingin berdebat Qirana. Namun, saat mendongak, dia melihat Qirana terhuyung ke belakang dan menabrak lemari kaca.Langsung saja, dia mengulurkan tangan dan menariknya.Akan tetapi, Qirana berhasil melepaskan diri."Praang."Lengan Qirana menghantam kaca hingga pecah.Darah segar mengalir dari lengannya dan menetes ke lantai.Saat itu, suara dingin Wano menggema dari belakang."Yuna, apa yang kamu lakukan!"Sosok Wano yang tinggi dan tegap itu dengan cepat menghampiri Qirana.Sorot matanya yang dalam semakin suram."Kamu nggak apa-apa?"Derai air mata mengaliri wajah pucat Qirana, bibirnya gemetar hebat."Kak Wano, ini semua salahku. Aku nggak sengaja menumpahkan kopi ke Sekretaris Yuna. Dia salah paham sampai mengira aku memang sengaja melakukannya, jadi dia mendorongku.""Kamu nggak boleh menyal

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0006

    Wano terdiam.Dia kemudian menatap Yuna dengan dingin."Kalau memang nggak takut mati, kamu bisa mencobanya."Wajah anggun Yuna menampilkan senyuman sinis, "Kenapa kamu pikir aku nggak pernah mencobanya? Bagaimana jika aku memang baru saja kehilangan 2000CC darah? Apa kamu masih mau memintaku mendonorkan darah untuknya?""Yuna, jangan membuat keributan tanpa alasan. Volume darah maksimum selama menstruasi hanya sekitar 60CC. Carilah alasan yang lebih masuk akal!"Yuna tersenyum pahit.Meskipun Yuna menjelaskannya dengan gamblang, Wano tetap takkan percaya.Bahkan, jika memang Wano peduli padanya, dia pasti akan bertanya lebih lanjut.Meskipun Wano hanya sedikit mengenalnya, seharusnya dia tahu bahwa Yuna bukanlah orang yang tak menghiraukan keselamatan orang lain.Ini adalah perbedaan antara mencintai dan tidak mencintai.Satu luka kecil yang didapat Qirana saja sudah cukup membuatnya begitu panik.Padahal, tanpa dia sadari, Yuna telah melalui operasi kuret yang membahayakan.Saat Yuna

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0007

    Yuna membuka matanya dan mendapati sosok yang dia kenal.Dia merasa seperti mendapatkan harapan baru.Dia menggenggam erat kemeja pria itu, dengan lirih berkata, "Kak, tolong bawa aku pergi dari sini."Dia tidak ingin Wano melihatnya dalam keadaan yang begitu berantakan.Dia tidak ingin dikasihani olehnya.Dia tidak menginginkan apa-apa lagi, hanya ingin segera pergi dari sini.Xena Yuliadi menatapnya dengan sedikit khawatir, "Bagaimana kamu bisa pulang dengan kondisi begini? Aku mengantarmu ke dokter.""Nggak usah, kak! Aku hanya lemas karena barusan donor darah. Tolong antarkan aku pulang saja."Tatapan lembut Xena memancarkan rasa khawatir yang mendalam.Dia membungkuk dan menggendong Yuna.Dia berbisik dengan lembut, "Jangan takut, aku akan membawamu pergi dari sini."Saat Wano mengejarnya keluar, dia melihat seorang pria menggendong Yuna masuk ke dalam mobil.Pria itu menatapnya dengan penuh rasa iba dan khawatir yang mendalam.Wano sangat marah sampai mengepalkan tangannya erat-

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0008

    Suara Qirana terdengar sangat keras hingga Yuna mendengarnya dengan jelas.Dia juga mendengar kata-kata Wano yang begitu menyayat hati.Yuna merasa tujuh tahun cintanya yang mendalam telah sia-sia.Dia menatap Wano dengan dingin, "Aku hanya meminta Listi untuk menyalin rekamannya, nggak menyuruhnya menghapus."Wano memandangnya datar, "Saksi dan bukti sudah ada, kamu masih beralasan?"Yuna tersenyum getir.Mengapa dia harus memberikan penjelasan padanya?Apakah dia masih berharap Wano akan percaya padanya?Wano selalu berdiri di pihak Qirana tanpa syarat, dalam setiap masalah yang melibatkan Qirana.Yuna sedikit menggigit bibirnya, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga emosinya tetap stabil."Karena begitu, mari kita melakukan penyelidikan secara resmi. Aku nggak akan mengakui hal-hal yang nggak kulakukan. Walaupun harus mengorbankan seluruh Keluarga Qalif, aku juga akan membersihkan nama baikku."Yuna biasanya selalu bersikap lembut dan anggun. Dia juga sosok berperilaku baik dan patuh

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0009

    "Apa maksud Nenek? Apa nenek yang sengaja merencanakan pertemuanku dengan Wano saat itu?"Nuria bergumam dengan acuh tak acuh."Jika nggak, apa kamu pikir kejadian waktu itu memang aksi heroik dari Wano? Seharusnya kamu pikir pakai otakmu. Bagaimana bisa Wano yang memiliki status seperti itu bisa muncul di gang terpencil?""Jika bukan karena aku dan kakakmu yang menyiapkan jebakan untuk menipunya, dari mana datangnya kehidupan nyamanmu selama tiga tahun ini.""Namun, kamu malah dengan lancangnya ingin mendapat status resmi sebagai Nyonya Lasegaf.""Kamu bahkan nggak pantas memimpikannya. Dengan status ibumu yang memalukan, nggak mungkin ada keluarga terhormat di seluruh Kota Burma yang mau menjadikanmu menantu.""Kamu harus kembali ke sisi Wano, nggak peduli apa pun yang terjadi. Kalau nggak, aku akan membongkar semua kedok ibumu."Nuria berbicara sambil mengatupkan giginya.Seolah-olah dirinya tak memiliki ikatan darah dengan Yuna sama sekali.Darah dari dahi Yuna mengalir ke pipi dan

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0010

    Yuna langsung menjawabnya tanpa pikir panjang, "Aku bisa memberikan semuanya, kecuali hal ini."Wano mencubit dagunya sambil terkekeh, "Tapi aku hanya menginginkan hal ini.""Wano, meskipun kamu menganggapku mendekatimu dengan tujuan tertentu, tapi selama tiga tahun ini aku telah merawatmu dengan baik. Aku nggak berutang apa pun kepadamu, jadi kamu nggak punya alasan untuk menghalangi kepergianku."Wano melihat mata tegar Yuna dan bibir mungil yang terus mengoceh itu.Lekuk tubuh Yuna juga tak luput dari pandangannya.Semua itu membuat jakunnya tak bisa diam.Dia memeluk Yuna ke dalam pangkuannya, lalu menyandarkan dagunya ke pundak Yuna sambil berkata dengan serak, "Kalau begitu, jelaskan bagaimana caramu merawatku selama ini?"Suara magnetisnya yang dalam membuat kulit kepala Yuna tergelitik. Tangan besarnya kini mulai meraba-raba ke dalam pakaian Yuna.Yuna ingin melepaskan diri, tetapi Wano mendekapnya semakin erat.Dalam keputusasaan, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bahu W

Bab terbaru

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status