Share

Bab 0003

Author: Aryanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Tangan Wano memegang gelas anggur dengan semakin erat.

Tepat saat itu juga, hatinya serasa ditusuk.

Pada hari itu, ketika Qirana melakukan percobaan bunuh diri, Yuna juga meneleponnya berkali-kali karena mengalami nyeri menstruasi. Awalnya, dia masih menjawab panggilan itu, tetapi kemudian, dia langsung menutup teleponnya karena marah.

Dia tidak ingin putus hanya karena hal ini.

Wano menundukkan kepalanya. Dia mendengarkan cacian Yudi dan Yanuar terhadap seorang suami yang berperilaku buruk itu dengan saksama. Dia bahkan tak menyadari bahwa ujung rokoknya kini menyulut punggung tangannya sendiri.

Dia terus gelisah sepanjang malam.

Biasanya, ketika dia tidak pulang seperti ini, Yuna akan segera meneleponnya untuk menanyakan keadaannya.

Namun, sekarang sudah larut malam, tetapi dia bahkan belum menerima satu pesan pun.

Tiba-tiba, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Dia segera memadamkan puntung rokoknya dan pergi sambil menggenggam ponselnya.

Baru saja keluar dari pintu bar, dia melihat seorang gadis kecil membawa keranjang bunga berjalan mendekat ke arahnya.

Sembari tersenyum, gadis itu bertanya kepadanya, "Pak, apa kamu mau beli beberapa bunga untuk pacarmu?"

Wano melihat bunga mawar yang indah di dalam keranjang warna biru itu. Kemudian dia tiba-tiba teringat kata-kata Yudi, "Cobalah membujuknya!"

Itu sebabnya, Wano pun berkata, "Berikan semuanya untukku!"

Gadis itu sangat senang. Dia segera merapikan bunga-bunga itu dan memberikannya kepada Wano dengan senyum semringah. Gadis itu juga mengatakan berbagai ucapan selamat.

Akhirnya, ekspresi muram pada wajah Wano pun berkurang.

Dia mengeluarkan uang beberapa ratus ribu dari dompetnya dan menyerahkannya kepada gadis itu.

Ketika dia kembali ke rumah sambil memeluk bunga, yang menyambutnya bukanlah sosok mungil itu, melainkan pelayannya.

"Tuanku, Anda sudah pulang. Saya telah membuatkan sup untuk menghangatkan tubuh anda. Apa Anda ingin makan sekarang?"

Wano mengernyitkan keningnya, mendongak ke arah tangga, "Apa dia sudah tidur?"

Pelayan itu terdiam sejenak, lalu segera berkata, "Nona Yuna telah pergi, dia menyuruh saya untuk memberikan ini kepada Anda."

Wano mengambil sebuah amplop dari pelayannya.

Saat membukanya, dia melihat itu adalah daftar pakaian yang Yuna buatkan untuknya.

Dia sangat marah sampai urat di dahinya tampak menonjol, kemudian dia meremas daftar itu menjadi bola dan membuangnya ke dalam tong sampah.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuna.

Telepon itu berdering begitu lama sebelum akhirnya dijawab.

Suara Yuna yang sedikit serak terdengar dari telepon.

"Ada apa?

Tangan besar Wano yang berurat menegang dan menggenggam ponsel semakin erat, dia bertanya sambil menggertakkan giginya, "Kamu sungguh mau bermain-main, ya?"

"Aku sudah yakin!" jawab Yuna dengan tenang.

"Yuna, jangan sampai menyesalinya!"

Setelah mengatakannya, dia menutup telepon.

Kemudian, dia naik ke atas dengan kesal.

Suara pelayan itu terdengar dari belakangnya, "Tuan, bunga ini ...."

"Buang saja!"

Dia pergi tanpa menoleh ke belakang atau mengucapkan sepatah kata pun.

Saat baru sampai di pintu masuk kamar tidur, dia melihat seekor anjing samoyed putih dengan kalung keberuntungan kuning di lehernya.

Dia pernah melihatnya di akun media sosial teman Yuna. Temannya mengatakan bahwa Yuna memperoleh kalung itu setelah mendaki gunung dan akan memberikannya kepada sosok yang paling dicintainya.

Ternyata, sosok yang paling dicintainya adalah anjing ini.

Wano kembali menggertakkan giginya dengan marah.

Dia mencabut kalung keberuntungan kuning dari leher anjing putih tersebut dan memasukkannya ke dalam saku miliknya.

Bonbon pun menggonggong padanya.

Wano memarahi anjing itu dengan galak, "Kamu mau ngomong apa? Ibumu itu bahkan sudah nggak menginginkanmu lagi!"

Setelah mengatakannya, dia menutup pintu dengan keras.

Keesokan paginya, Wano merentangkan tangannya seperti biasa dan memeluk ke samping.

Saat merasakan lengannya kosong, matanya terbuka seketika.

Baru saat itulah dia menyadari bahwa Yuna tidak ada di sini.

Tiba-tiba dia merasa sesak di dada.

Setiap pagi pada hari-hari sebelumnya, dia biasanya akan menikmati sarapan yang istimewa bersama Yuna.

Melihat bagaimana gadis itu bersenang-senang di bawahnya, membuatnya mendapat perasaan yang sulit untuk diungkapkan.

Sensasi tersebut terasa seperti racun yang perlahan-lahan meresap ke dalam sumsum tulangnya.

Kini, dia merasa kesulitan untuk menahan diri dan ingin pergi menemui Yuna.

Hanya dengan memikirkan bahwa dia pergi tanpa sepatah kata pun membuat Wano merasa sangat marah.

Berharap aku akan mencarimu? Nggak mungkin!' ujar Wano dalam hati.

Ketika turun dari lantai atas, dia melihat Zakri Cahyadi berdiri di ruang tamu. Pria itu sedang memegang ponsel dan tidak jelas tengah berbicara dengan siapa.

Wano berjalan mendekat dan meliriknya, "Sibuk sekali, ya?"

Zakri segera menghentikan apa yang sedang dilakukannya dan bertanya dengan penuh perhatian, "Pak Wano, apa Sekretaris Yuna sakit parah? Haruskah kita pergi ke rumah sakit untuk melihatnya?"

Wano kebingungan, "Apa dia memberitahumu?"

"Benar, dia baru saja meminta cuti seminggu kepadaku. Saya pikir bisa langsung memberi tahu bapak saja tanpa harus melalui prosedur yang seharusnya."

Mata Wano semakin menggelap, "Apa kamu sudah menyetujuinya?"

"Baru saja kusetujui. Mohon biarkan Sekretaris Yuna istirahat di rumah. Saya akan menangani pekerjaannya."

Zakri berpikir bahwa presdirnya pasti akan memuji atas inisiatifnya.

Tanpa diduga, malah terdengar suara yang dingin, "Bonusmu akan dipotong selama tiga bulan."

....

Yuna kehilangan banyak darah selama operasi sehingga harus mengambil cuti seminggu sebelum kembali bekerja.

Ketika baru saja tiba di kantor, dia mendengar dari rekan kerjanya bahwa mereka telah mengalami sebuah minggu yang sangat buruk.

Mereka harus bekerja lembur setiap hari hingga larut malam.

Bonus Zakri, sang asisten, dipotong oleh Wano selama tiga bulan senilai beberapa puluh juta karena mengizinkan Yuna cuti dalam seminggu.

Yuna tahu bahwa uang itu adalah tabungan untuk istri Zakri, tetapi Zakri malah kehilangan bonusnya karena dirinya.

Setelah mengobrol singkat dengan rekan kerjanya mengenai pekerjaan, dia kemudian mengetuk pintu presdir.

Begitu memasuki pintu, dia melihat Wano yang mengenakan setelan formal hitam duduk di mejanya.

Pria itu terlihat kelelahan dan tak peduli dengan sekitarnya. Pada wajahnya yang tampan dengan sorot mata yang dalam, samar-samar terpancar rasa keputusasaan.

Sosoknya tampak dingin dan angkuh.

Dengan raut wajah yang datar, matanya tak berhenti barang sejenak untuk menatap Yuna sebelum akhirnya kembali menunduk fokus pada pekerjaannya.

Saat bertemu lagi, Yuna mengaku bahwa dia merasa sakit hati.

Tujuh tahun yang lalu, dia adalah seorang pria dingin namun tampan yang menarik perhatiannya. Dia mampu membuatnya memutuskan untuk datang padanya tanpa mempedulikan apa pun.

Namun, Yuna tidak pernah membayangkan bahwa rasa cintanya yang mendalam selama bertahun-tahun hanya dianggap Wano sebagai sebuah permainan yang tak berarti.

Yuna berusaha keras untuk menyembunyikan emosi di matanya saat dia mendekati Wano dengan sikap yang profesional.

"Pak Wano, menurut peraturan departemen personalia di perusahaan, cuti selama sepuluh hari atau kurang bisa disetujui langsung oleh atasan secara langsung. Zakri adalah atasanku, apa ada masalah jika dia menyetujui cutiku? Kenapa bapak harus memotong bonusnya?"

Wano mengangkat sebelah alisnya, mata indahnya terus menatap Yuna tanpa berkedip.

Seolah dia bisa membaca pikirannya.

"Kamu bilang kenapa?"

Pria itu berkata dengan sedikit nada tinggi dan sarkas.

Yuna merasa jantungnya berdebar-debar, "Apa kamu kesal karena aku yang mengajukan putus? Jika kamu memiliki masalah denganku, kamu bisa menghadapiku langsung, jangan membawa orang lain ke dalamnya."

Wano terkekeh tidak setuju, "Kalau kamu nggak mau aku melibatkan orang lain, kamu bisa pindah kembali dan tinggal bersamaku. Aku akan melupakan yang sudah terjadi."

Yuna menunjukkan kepahitan yang sulit diungkapkan di wajahnya, lalu dia memberikan surat pengunduran diri yang sudah dia persiapkan sebelumnya kepada Wano.

"Pak Wano, aku bukan hanya takkan pindah kembali dan tinggal bersamamu, tapi juga akan segera mengajukan pengunduran diri. Ini adalah laporan pengunduran diriku. Kuharap kamu segera mencari seseorang untuk menggantikan posisiku."

Wano melihat surat pengunduran diri yang diserahkan oleh Yuna. Ujung jarinya yang memegang pena menjadi dingin.

Mata hitam pekat itu menatap Yuna tanpa beralih sedikit pun.

"Bagaimana kalau aku nggak menyetujuinya?"

Yuna tersenyum tipis, "Pak Wano, waktu itu kamu yang bilang, kita bisa berpisah kalau sudah bosan. Dengan menahanku seperti ini, kamu membuatku berpikir kalau kamu nggak mampu hidup tanpaku."

Setelah mendengar ucapan Yuna, Wano segera bangkit dari kursinya dan menghampiri Yuna.

Wano meraih dagunya, ujung jarinya terus menggosok lembut pipi putihnya yang halus.

Dia berkata dengan suara yang penuh penekanan.

"Yuna, bukan karena aku nggak mampu, tapi karena aku belum puas!"

Related chapters

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0004

    Ciuman Wano selalu kuat dan mendominasi, tidak memberi kesempatan pada Yuna untuk melepaskan diri.Dia menekan Yuna ke meja, memegang dagunya dengan satu tangan dan menggenggam erat pinggangnya dengan tangan lainnya.Sentuhan lembut dan manis itu membangkitkan setiap saraf di tubuhnya.Binatang buas yang terpendam di dalam tubuhnya terus menghantam sangkarnya, menuntut pembebasan diri.Selama dia dan Yuna bersama, segalanya akan terasa sangat harmonis.Sebesar apa pun keinginannya, Yuna akan selalu menurutinya.Terkadang Yuna sampai pingsan saking lelahnya, tetapi dia tak pernah mengeluh sedikit pun.Namun, saat ini Yuna yang berada di bawahnya begitu menolak dan terus berjuang mati-matian.Air mata yang hangat mengalir dari sudut matanya.Wano pun menghentikannya.Jari rampingnya dengan lembut menyeka air mata dari sudut mata Yuna.Suaranya serak sarat ketidakpuasan."Yuna, permainan diantara kita hanya berakhir saat aku menyetujuinya! Apa kamu mengerti?"Yuna menatapnya dengan air ma

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0005

    Yuna dengan sigap mengelak ke samping. Walaupun begitu, sebagian kopi panas tetap mengenai punggung kakinya.Dia merasakan sakit yang menyengat sehingga menarik napas dalam-dalam.Dia baru saja ingin berdebat Qirana. Namun, saat mendongak, dia melihat Qirana terhuyung ke belakang dan menabrak lemari kaca.Langsung saja, dia mengulurkan tangan dan menariknya.Akan tetapi, Qirana berhasil melepaskan diri."Praang."Lengan Qirana menghantam kaca hingga pecah.Darah segar mengalir dari lengannya dan menetes ke lantai.Saat itu, suara dingin Wano menggema dari belakang."Yuna, apa yang kamu lakukan!"Sosok Wano yang tinggi dan tegap itu dengan cepat menghampiri Qirana.Sorot matanya yang dalam semakin suram."Kamu nggak apa-apa?"Derai air mata mengaliri wajah pucat Qirana, bibirnya gemetar hebat."Kak Wano, ini semua salahku. Aku nggak sengaja menumpahkan kopi ke Sekretaris Yuna. Dia salah paham sampai mengira aku memang sengaja melakukannya, jadi dia mendorongku.""Kamu nggak boleh menyal

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0006

    Wano terdiam.Dia kemudian menatap Yuna dengan dingin."Kalau memang nggak takut mati, kamu bisa mencobanya."Wajah anggun Yuna menampilkan senyuman sinis, "Kenapa kamu pikir aku nggak pernah mencobanya? Bagaimana jika aku memang baru saja kehilangan 2000CC darah? Apa kamu masih mau memintaku mendonorkan darah untuknya?""Yuna, jangan membuat keributan tanpa alasan. Volume darah maksimum selama menstruasi hanya sekitar 60CC. Carilah alasan yang lebih masuk akal!"Yuna tersenyum pahit.Meskipun Yuna menjelaskannya dengan gamblang, Wano tetap takkan percaya.Bahkan, jika memang Wano peduli padanya, dia pasti akan bertanya lebih lanjut.Meskipun Wano hanya sedikit mengenalnya, seharusnya dia tahu bahwa Yuna bukanlah orang yang tak menghiraukan keselamatan orang lain.Ini adalah perbedaan antara mencintai dan tidak mencintai.Satu luka kecil yang didapat Qirana saja sudah cukup membuatnya begitu panik.Padahal, tanpa dia sadari, Yuna telah melalui operasi kuret yang membahayakan.Saat Yuna

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0007

    Yuna membuka matanya dan mendapati sosok yang dia kenal.Dia merasa seperti mendapatkan harapan baru.Dia menggenggam erat kemeja pria itu, dengan lirih berkata, "Kak, tolong bawa aku pergi dari sini."Dia tidak ingin Wano melihatnya dalam keadaan yang begitu berantakan.Dia tidak ingin dikasihani olehnya.Dia tidak menginginkan apa-apa lagi, hanya ingin segera pergi dari sini.Xena Yuliadi menatapnya dengan sedikit khawatir, "Bagaimana kamu bisa pulang dengan kondisi begini? Aku mengantarmu ke dokter.""Nggak usah, kak! Aku hanya lemas karena barusan donor darah. Tolong antarkan aku pulang saja."Tatapan lembut Xena memancarkan rasa khawatir yang mendalam.Dia membungkuk dan menggendong Yuna.Dia berbisik dengan lembut, "Jangan takut, aku akan membawamu pergi dari sini."Saat Wano mengejarnya keluar, dia melihat seorang pria menggendong Yuna masuk ke dalam mobil.Pria itu menatapnya dengan penuh rasa iba dan khawatir yang mendalam.Wano sangat marah sampai mengepalkan tangannya erat-

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0008

    Suara Qirana terdengar sangat keras hingga Yuna mendengarnya dengan jelas.Dia juga mendengar kata-kata Wano yang begitu menyayat hati.Yuna merasa tujuh tahun cintanya yang mendalam telah sia-sia.Dia menatap Wano dengan dingin, "Aku hanya meminta Listi untuk menyalin rekamannya, nggak menyuruhnya menghapus."Wano memandangnya datar, "Saksi dan bukti sudah ada, kamu masih beralasan?"Yuna tersenyum getir.Mengapa dia harus memberikan penjelasan padanya?Apakah dia masih berharap Wano akan percaya padanya?Wano selalu berdiri di pihak Qirana tanpa syarat, dalam setiap masalah yang melibatkan Qirana.Yuna sedikit menggigit bibirnya, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga emosinya tetap stabil."Karena begitu, mari kita melakukan penyelidikan secara resmi. Aku nggak akan mengakui hal-hal yang nggak kulakukan. Walaupun harus mengorbankan seluruh Keluarga Qalif, aku juga akan membersihkan nama baikku."Yuna biasanya selalu bersikap lembut dan anggun. Dia juga sosok berperilaku baik dan patuh

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0009

    "Apa maksud Nenek? Apa nenek yang sengaja merencanakan pertemuanku dengan Wano saat itu?"Nuria bergumam dengan acuh tak acuh."Jika nggak, apa kamu pikir kejadian waktu itu memang aksi heroik dari Wano? Seharusnya kamu pikir pakai otakmu. Bagaimana bisa Wano yang memiliki status seperti itu bisa muncul di gang terpencil?""Jika bukan karena aku dan kakakmu yang menyiapkan jebakan untuk menipunya, dari mana datangnya kehidupan nyamanmu selama tiga tahun ini.""Namun, kamu malah dengan lancangnya ingin mendapat status resmi sebagai Nyonya Lasegaf.""Kamu bahkan nggak pantas memimpikannya. Dengan status ibumu yang memalukan, nggak mungkin ada keluarga terhormat di seluruh Kota Burma yang mau menjadikanmu menantu.""Kamu harus kembali ke sisi Wano, nggak peduli apa pun yang terjadi. Kalau nggak, aku akan membongkar semua kedok ibumu."Nuria berbicara sambil mengatupkan giginya.Seolah-olah dirinya tak memiliki ikatan darah dengan Yuna sama sekali.Darah dari dahi Yuna mengalir ke pipi dan

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0010

    Yuna langsung menjawabnya tanpa pikir panjang, "Aku bisa memberikan semuanya, kecuali hal ini."Wano mencubit dagunya sambil terkekeh, "Tapi aku hanya menginginkan hal ini.""Wano, meskipun kamu menganggapku mendekatimu dengan tujuan tertentu, tapi selama tiga tahun ini aku telah merawatmu dengan baik. Aku nggak berutang apa pun kepadamu, jadi kamu nggak punya alasan untuk menghalangi kepergianku."Wano melihat mata tegar Yuna dan bibir mungil yang terus mengoceh itu.Lekuk tubuh Yuna juga tak luput dari pandangannya.Semua itu membuat jakunnya tak bisa diam.Dia memeluk Yuna ke dalam pangkuannya, lalu menyandarkan dagunya ke pundak Yuna sambil berkata dengan serak, "Kalau begitu, jelaskan bagaimana caramu merawatku selama ini?"Suara magnetisnya yang dalam membuat kulit kepala Yuna tergelitik. Tangan besarnya kini mulai meraba-raba ke dalam pakaian Yuna.Yuna ingin melepaskan diri, tetapi Wano mendekapnya semakin erat.Dalam keputusasaan, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bahu W

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0011

    Yuna menengadahkan kepala dan menatapnya.Tatapannya dingin, namun matanya berkaca-kaca."Kalau aku bilang iya, apa Pak Wano mau memaksaku operasi dan menggugurkan kandunganku?"Tatapan Wano menjadi lebih dalam, dia memperhatikan wajah tirus Yuna untuk waktu yang lama.Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya berkata, "Kenapa kamu nggak memberitahuku tentang hal sepenting ini?"Yuna mencibir, "Semakin cepat aku memberitahumu, semakin cepat kamu ingin menggugurkan bayinya, 'kan?""Yuna, tolong dengarkan aku baik-baik!" Wano memegang dagunya dengan kuat.Yuna menatap Wano dengan mata berkaca-kaca, "Pak Wano, kamu akan menikah dan punya anak dengan wanita lain. Bahkan kalau aku hamil, apa kamu masih akan peduli?"Wano menatap wajah Yuna yang keras kepala, diam-diam merasa kesal.Tanpa peduli bagaimana Yuna berontak, dia menggenggam pergelangan tangannya dan menyeretnya ke ruang Departemen Obstetri dan Ginekologi.Dia berusaha melepaskan diri, tapi suara Wano sulit diabaikan oleh telingany

Latest chapter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status