Share

Bab 0008

Author: Aryanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Suara Qirana terdengar sangat keras hingga Yuna mendengarnya dengan jelas.

Dia juga mendengar kata-kata Wano yang begitu menyayat hati.

Yuna merasa tujuh tahun cintanya yang mendalam telah sia-sia.

Dia menatap Wano dengan dingin, "Aku hanya meminta Listi untuk menyalin rekamannya, nggak menyuruhnya menghapus."

Wano memandangnya datar, "Saksi dan bukti sudah ada, kamu masih beralasan?"

Yuna tersenyum getir.

Mengapa dia harus memberikan penjelasan padanya?

Apakah dia masih berharap Wano akan percaya padanya?

Wano selalu berdiri di pihak Qirana tanpa syarat, dalam setiap masalah yang melibatkan Qirana.

Yuna sedikit menggigit bibirnya, berusaha sekuat tenaga untuk menjaga emosinya tetap stabil.

"Karena begitu, mari kita melakukan penyelidikan secara resmi. Aku nggak akan mengakui hal-hal yang nggak kulakukan. Walaupun harus mengorbankan seluruh Keluarga Qalif, aku juga akan membersihkan nama baikku."

Yuna biasanya selalu bersikap lembut dan anggun. Dia juga sosok berperilaku baik dan patuh.

Ini pertama kalinya Wano melihatnya seperti ini.

Wano tersenyum tipis seraya berkata, "Kamu berani juga, ya?"

"Pak Wano, jangan lupa aku juga belajar hukum. Andai saja aku tak tergoda pada kekayaanmu sejak awal, aku pasti menjadi seorang pengacara yang sangat handal sekarang."

Ketika mengucapkannya, Yuna sengaja menekankan bagian "Tergoda akan kekayaan" dengan kuat sambil tersenyum acuh-tak acuh.

Dalam hatinya, dia seolah-olah sudah terbiasa dengan pandangan orang lain terhadapnya yang menganggapnya seperti itu.

Wano sangat marah hingga diam-diam menggertakkan gigi.

"Kalau begitu, semoga kamu beruntung!"

Setelah mengatakannya, dia membanting pintu dan pergi tanpa menoleh ke belakang.

Melihat Wano turun, Zakri segera keluar dari mobil dan buru-buru berkata, "Pak Wano, Anda lupa membawa suplemen yang dibeli untuk Sekretaris Yuna. Anda ingin memberikannya sendiri padanya atau saya ...."

Sebelum Zakri selesai bicara, dia mendengar suara dingin Wano yang penuh titah.

"Buang saja!"

Zakri melihat luka di sudut mulut Wano dan langsung bisa menebak apa yang baru saja terjadi.

Zakri mencoba membujuknya.

"Pak Wano, suplemen itu sudah Anda beli dengan susah payah. Bagaimana bisa kita membuangnya begitu saja?"

"Sekretaris Yuna hanya merasa kesal karena Anda nggak memperhatikannya, itu hal yang wajar."

"Kalau saya membawa pacar saya untuk mendonorkan darah kepada mantan saya, lalu meninggalkannya begitu saja, dia pasti juga akan marah sekali pada saya."

"Luka kecil pada wajah Anda itu tak seberapa."

"Setelah Sekretaris Yuna tenang, saya akan mengirimkan kepadanya. "

Wano memandangnya sambil merenung. Dalam sekelebat, bayangan wajah pucat Yuna kembali menghantui pikirannya.

Padahal itu hanya 400cc darah, tetapi bisa membuatnya seperti ini.

Semua makanan lezat yang dia bawakan untuk Yuna makan menjadi sia-sia.

Wano pun menjawab dengan datar, "Terserah kamu."

Setelah itu, Wano mengeluarkan sebatang rokok dari saku, menundukkan kepala dan menyalakannya. "Periksa rekamannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."

Zakri langsung menyetujui perintahnya, "Saya akan segera memeriksanya. Anda pasti tak percaya bahwa Sekretaris Yuna akan bertindak seperti ini, bukan? Dia sangat kompeten dan Anda pun mengakuinya. Bisa jadi ada yang iri padanya dan ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membuatnya pergi dan mengambil posisinya."

Wano menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu mengepulkan lingkaran asap hitam perlahan.

Wajah tampan itu kini diselimuti asap putih, membuatnya sedikit terlihat sedikit suram.

Dia memicingkan mata sambil berkata dengan dingin, "Mari kita lihat, siapa yang sebenarnya lancang di sini!"

Mobil itu perlahan pergi dan melaju menuju Grup Lasegaf.

Saat pintu kantor baru saja terbuka, terdengar suara ramah dari dalam.

"Cucuku, apakah kamu terkejut melihat nenek?"

Marisa mengenakan setelan berwarna biru, rambut keritingnya yang berwarna putih.

Meskipun usianya sudah melebihi tujuh puluh tahun, namun penampilannya sangat segar dan energik, seolah-olah terlihat sepuluh tahun lebih muda.

Wano yang awalnya tampak dingin seketika mengulas senyum tipis ketika melihat sang nenek.

"Kenapa datang ke sini? Kenapa nggak bersantai di rumah atau berkebun?"

"Itu semua nggak ada gunanya. Untuk apa aku menanamnya jika nggak punya cucu yang bisa kuajak bermain di sana?"

Dia melihat sekeliling kantor dengan senyum di wajahnya, lalu berkata, "Kudengar kamu punya seorang sekretaris muda yang sangat cantik dan kompeten. Kenapa aku nggak melihatnya?"

"Dia sudah mengundurkan diri."

Wano menjawab dengan tenang tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Wanita tua itu kemudian berkata menyalahkan, "Gadis yang baik, cerdas, cantik dan bijaksana seperti dia bahkan nggak bisa bertahan. Kamu ini memang nggak berguna! Padahal aku ingin menjadikannya cucu menantu."

Tampaknya, jika dia tak ikut turun tangan, cucu menantunya ini pasti akan melarikan diri.

Wano terkekeh tidak setuju.

Dia bilang Yuna baik dan bijaksana?' ujar Wano dalam hati.

Dulu memang sosoknya seperti itu.

Sekarang, Yuna ibarat bunga mawar berduri. Jika berani mendekat, maka dia akan menusukkan durinya.

Wano kembali frustrasi ketika mengingat hal ini.

....

Di sisi lain.

Setelah menyelidiki lebih lanjut, Yuna baru menyadari bahwa Listi rupanya telah berkhianat.

Listi bersikeras bahwa Yuna yang menyuruhnya untuk menghilangkan bukti.

Masih ada catatan transaksi senilai dua miliar di antara mereka.

Itu adalah uang yang dia pinjam dari Yuna.

Listi ingin segera menikah dengan pacarnya. Akan tetapi, uang untuk membeli dan merenovasi rumah masih kurang, jadi dia memutuskan untuk meminjam senilai dua miliar pada Yuna.

Tak disangka, uang tersebut diputarbalikkan sebagai upah atas kejahatannya.

Yuna hanya bisa menyeringai.

Kita harus selalu berhati-hati terhadap siapa pun termasuk teman dekat, karena tak semua orang bisa dipercaya sepenuhnya.

Yuna tak menyangka, seseorang yang sangat dia percaya malah membalikkan keadaan dan menyerangnya secara terang-terangan saat ini.

Dia menatap Xena, "Kak, tampaknya masalah ini akan menjadi rumit. Semua bukti menunjukkan bahwa akulah yang bersalah. Aku khawatir hal ini akan merusak reputasimu."

Xena tersenyum meremehkan, "Aku sudah bilang, 'kan? Selama aku di sini, nggak akan ada yang bisa menyakitimu lagi. Aku akan mencari buktinya sendiri. Kamu lebih baik istirahat saja untuk beberapa hari ini."

"Pulihkan kesehatanmu dulu, baru setelah itu kita bicara lagi, oke?"

"Mari kita selidiki bersama. Pasti ada dalang dibalik pengkhianatan Listi."

Ketika mereka sedang berdiskusi, tiba-tiba ponsel Yuna berdering.

Yuna terlihat kesal saat melihat layar panggilan tersebut.

Segera setelah Yuna menjawab telepon, suara kasar terdengar dari ujung telepon.

"Yuna, cepat ke sini sekarang juga!"

Panggilan itu berasal dari neneknya. Setiap kali neneknya menelepon, itu adalah pertanda bahwa suatu masalah tengah terjadi.

Begitu Yuna masuk ke ruang tamu Keluarga Qalif, sebuah cangkir teh dilemparkan ke arahnya.

Tanpa sempat menghindar, penutup cangkir teh mengenai dahinya. Dalam sekejap, darah merah segar mengalir di dahinya.

Dia spontan menutup luka itu dengan tangannya dan memandang Nuria dengan kebingungan.

"Apa salahku, Nek? Kenapa kamu begitu marah saat aku baru saja datang?"

"Kamu masih berani tanya? Proyek besar antara Keluarga Qalif dan Keluarga Lasegaf dihentikan. Bukankah ini semua gara-gara ulahmu?"

"Kamu sudah enak jadi sekretaris, lalu kenapa malah mengundurkan diri?"

"Lihat sekarang! Wano menyerang Keluarga Qalif. Keluarga Qalif akan hancur karenamu."

Sembari bicara, Nuria menggebrak meja teh di hadapannya.

Sosoknya terlihat begitu ganas.

Tidak ada sedikit pun kehangatan keluarga yang terasa di dalamnya.

Yuna tak lagi memperhatikan luka di dahinya, dia mulai memikirkan kembali perkataan neneknya barusan.

Keluarga Lasegaf memutus kerja sama dengan Keluarga Qalif.

Wano benar-benar melakukan apa yang dia katakan.

Yuna tersenyum pahit, "Jadi, apa maksudmu, Nek? Mau menyuruhku tetap berada di samping Wano tanpa status resmi dan hanya menjadi teman tidurnya untuk melampiaskan nafsunya?"

Nuria tertawa dingin, "Berani sekali kamu memimpikannya. Kamu sudah naik ke tempat tidurnya dan kini masih menginginkan status?"

"Sejak awal, kalau bukan karena bantuanku, kamu nggak akan punya kesempatan sebagus ini!"

Mata Yuna terbelalak ketika mendengar ucapan Nuria.

Yuna menatap sang nenek dengan tak percaya.

Related chapters

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0009

    "Apa maksud Nenek? Apa nenek yang sengaja merencanakan pertemuanku dengan Wano saat itu?"Nuria bergumam dengan acuh tak acuh."Jika nggak, apa kamu pikir kejadian waktu itu memang aksi heroik dari Wano? Seharusnya kamu pikir pakai otakmu. Bagaimana bisa Wano yang memiliki status seperti itu bisa muncul di gang terpencil?""Jika bukan karena aku dan kakakmu yang menyiapkan jebakan untuk menipunya, dari mana datangnya kehidupan nyamanmu selama tiga tahun ini.""Namun, kamu malah dengan lancangnya ingin mendapat status resmi sebagai Nyonya Lasegaf.""Kamu bahkan nggak pantas memimpikannya. Dengan status ibumu yang memalukan, nggak mungkin ada keluarga terhormat di seluruh Kota Burma yang mau menjadikanmu menantu.""Kamu harus kembali ke sisi Wano, nggak peduli apa pun yang terjadi. Kalau nggak, aku akan membongkar semua kedok ibumu."Nuria berbicara sambil mengatupkan giginya.Seolah-olah dirinya tak memiliki ikatan darah dengan Yuna sama sekali.Darah dari dahi Yuna mengalir ke pipi dan

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0010

    Yuna langsung menjawabnya tanpa pikir panjang, "Aku bisa memberikan semuanya, kecuali hal ini."Wano mencubit dagunya sambil terkekeh, "Tapi aku hanya menginginkan hal ini.""Wano, meskipun kamu menganggapku mendekatimu dengan tujuan tertentu, tapi selama tiga tahun ini aku telah merawatmu dengan baik. Aku nggak berutang apa pun kepadamu, jadi kamu nggak punya alasan untuk menghalangi kepergianku."Wano melihat mata tegar Yuna dan bibir mungil yang terus mengoceh itu.Lekuk tubuh Yuna juga tak luput dari pandangannya.Semua itu membuat jakunnya tak bisa diam.Dia memeluk Yuna ke dalam pangkuannya, lalu menyandarkan dagunya ke pundak Yuna sambil berkata dengan serak, "Kalau begitu, jelaskan bagaimana caramu merawatku selama ini?"Suara magnetisnya yang dalam membuat kulit kepala Yuna tergelitik. Tangan besarnya kini mulai meraba-raba ke dalam pakaian Yuna.Yuna ingin melepaskan diri, tetapi Wano mendekapnya semakin erat.Dalam keputusasaan, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bahu W

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0011

    Yuna menengadahkan kepala dan menatapnya.Tatapannya dingin, namun matanya berkaca-kaca."Kalau aku bilang iya, apa Pak Wano mau memaksaku operasi dan menggugurkan kandunganku?"Tatapan Wano menjadi lebih dalam, dia memperhatikan wajah tirus Yuna untuk waktu yang lama.Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya berkata, "Kenapa kamu nggak memberitahuku tentang hal sepenting ini?"Yuna mencibir, "Semakin cepat aku memberitahumu, semakin cepat kamu ingin menggugurkan bayinya, 'kan?""Yuna, tolong dengarkan aku baik-baik!" Wano memegang dagunya dengan kuat.Yuna menatap Wano dengan mata berkaca-kaca, "Pak Wano, kamu akan menikah dan punya anak dengan wanita lain. Bahkan kalau aku hamil, apa kamu masih akan peduli?"Wano menatap wajah Yuna yang keras kepala, diam-diam merasa kesal.Tanpa peduli bagaimana Yuna berontak, dia menggenggam pergelangan tangannya dan menyeretnya ke ruang Departemen Obstetri dan Ginekologi.Dia berusaha melepaskan diri, tapi suara Wano sulit diabaikan oleh telingany

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0012

    Yuna, hanya karena kamu marah saat aku nggak memperhatikanmu, kamu malah menggugurkan anakku? Bagaimana bisa aku nggak tahu kalau kamu begitu kejam?Yuna menatapnya dengan mata penuh amarah, "Aku sudah bilang kalau aku nggak melakukannya! Yang membuat anak itu mati bukan aku, tapi kamu!""Di kertas ini resmi sudah jelas tertulis dan kamu masih mau mengelak?""Apa kamu akan percaya jika aku bilang ada yang mengubah catatan medis? Apa kamu akan percaya?"Tiba-tiba saja Wano tersenyum sinis, "Rumah sakit ini milik Keluarga Lasegaf. Begitu catatan medis dimasukkan ke dalam sistem, itu akan langsung terkunci. Bahkan, aku pun nggak bisa mengubahnya.""Kamu harus membuat skenario dulu kalau mau berbohong!"Dia melepaskan genggaman tangannya, menatap leher Yuna yang penuh dengan bekas kemerahan dengan sakit hati.Yuna menatap Wano dengan wajah pucat.Sosok di depannya adalah pria yang dia cintai selama tujuh tahun, juga pria yang telah dia rawat selama tiga tahun.Tidak peduli kapan pun itu, d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0013

    Setelah berkata demikian, dia segera meraih pergelangan tangan Qirana.Qirana seketika merasakan sakit yang menyayat hati dan menjalar ke sekujur tubuhnya."Yuna, tanganku belum sembuh. Kalau kamu berani menyentuhku, kupastikan kamu akan menyesal!"Yuna mencemooh dengan dingin, "Qirana, apakah kamu sadar kalau orang yang nggak punya apa-apa nggak akan pernah takut dengan orang yang memiliki segalanya? Kamu telah memfitnah dan mencelakaiku berkali-kali. Kalau aku nggak membalasmu, lalu bagaimana kamu akan melunasi utangmu ini?""Bukannya kamu jelas-jelas bersalah karena menuduhku melukai tanganmu sehingga kamu nggak bisa ikut lomba piano?""Oke, aku akan memenuhi keinginanmu itu dan membuatmu tahu apa yang dimaksud dengan terluka!"Setelah mengucapkannya, Yuna menambah kekuatannya untuk menekan lebih keras sehingga terdengar suara patahan.Segera setelah itu, terdengar teriakan nyaring Qirana."Argh, Yuna, tanganku! Kamu malah mematahkan tanganku! Apa kamu tahu betapa berharganya tangan

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0014

    Qirana menangis tersedu-sedu.Dia mengangkat tangannya yang terluka ke hadapan Wano.Qirana bergegas ke rumah sakit untuk berobat dan buru-buru kembali hanya untuk menemui Yuna.Akan tetapi, dia tidak menyangka akan melihat adegan ini.Apa Wano masih saja berbaik hati padanya meskipun sudah mengetahui tentang keguguran Yuna? Apakah usahanya untuk memisahkan mereka berdua kembali gagal?Qirana menangis dan ingin bersandar pada Wano.Namun, sebelum dia bisa mendekat, Wano mendekap Yuna dan menariknya mundur.Dia menatap Qirana dengan dingin, tanpa emosi apa pun dalam suaranya."Dia bersamaku terus. Kapan dia menyakitimu?"Qirana semakin terkejut ketika mendengarnya.Dia menatap Wano tak percaya dengan mata berkaca-kaca, "Yuna baru saja melukaiku saat kami di kamar mandi. Apa yang kukatakan ini benar, kalau nggak percaya, coba periksa rekaman CCTV-nya."Wano berkata kepada pelayan di sebelahnya, "Pergi dan bawakan rekaman CCTV-nya untukku."Sepuluh menit kemudian, manajer bar datang secar

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0015

    Wano menatap dengan muram, nada bicaranya juga tak ramah sama sekali."Saat diberi kesempatan, kamu menolaknya. Sekarang, kamu menyesalinya dan malah mengincar nenekku?"Yuna tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Dia memalingkan wajahnya ke arah wanita tua di sebelahnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu bertanya, "Maksudnya, dia adalah cucu Nenek?"Wanita tua itu tersenyum seraya mengangguk, "Ya, apakah kalian saling kenal? Kalau begitu, bagus sekali. Dengan begini hubungan kalian akan lebih lancar dan nyaman."Yuna mencibir, "Maaf, Nek. Karena keluargamu sudah datang menjemputmu, selain itu aku juga masih ada urusan, jadi aku akan pergi dulu."Begitu Yuna berdiri, Wano meraih pergelangan tangannya."Kamu sudah menabrak nenekku dan mau pergi begitu saja?"Yuna tersenyum dingin, "Pak Wano, kamu lupa, ya? Di mobilku ada rekaman. Kamu bisa mengecek rekamannya sendiri!"Dia langsung berbalik pergi tanpa menoleh kembali.Setelah berjalan beberapa langkah, Yuna mendengar suara dingin

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0016

    Zakri segera menjawab, "Bu Yuna ada di kantor Anda sekarang. Dia sudah berada di sini selama setengah jam."Wano merasakan seolah-olah ada sesuatu yang berat menimpa dadanya dengan keras.Dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tunda saja jadwal selanjutnya."Setelah mengatakannya, dia berjalan dengan langkah panjang, bergegas menuju ruang kantornya.Ketika pintu kantornya terbuka, yang muncul di hadapannya bayangan yang tengah berdiri di dekat jendela.Gadis itu mengenakan pakaian yang relatif sederhana, kaos hitam dan rok kasual berwarna hijau tua.Rambutnya dia sanggul dengan longgar.Terpampang jelas leher jenjangnya yang seputih salju.Kedua paha ramping itu pun tampak putih berkilau.Wano hanya melihatnya sekilas, tetapi tubuhnya seolah-olah tengah terbakar.Dia berusaha menekan gejolak di dalam hatinya.Dia berjalan ke arah Yuna dengan santai.Suaranya terdengar dalam dan memikat."Apa kamu sudah paham?"Yuna berbalik perlahan dan menatap Wano dengan tenang.Wajah cantik itu

Latest chapter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status