Share

Bab 0012

Penulis: Aryanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Yuna, hanya karena kamu marah saat aku nggak memperhatikanmu, kamu malah menggugurkan anakku? Bagaimana bisa aku nggak tahu kalau kamu begitu kejam?

Yuna menatapnya dengan mata penuh amarah, "Aku sudah bilang kalau aku nggak melakukannya! Yang membuat anak itu mati bukan aku, tapi kamu!"

"Di kertas ini resmi sudah jelas tertulis dan kamu masih mau mengelak?"

"Apa kamu akan percaya jika aku bilang ada yang mengubah catatan medis? Apa kamu akan percaya?"

Tiba-tiba saja Wano tersenyum sinis, "Rumah sakit ini milik Keluarga Lasegaf. Begitu catatan medis dimasukkan ke dalam sistem, itu akan langsung terkunci. Bahkan, aku pun nggak bisa mengubahnya."

"Kamu harus membuat skenario dulu kalau mau berbohong!"

Dia melepaskan genggaman tangannya, menatap leher Yuna yang penuh dengan bekas kemerahan dengan sakit hati.

Yuna menatap Wano dengan wajah pucat.

Sosok di depannya adalah pria yang dia cintai selama tujuh tahun, juga pria yang telah dia rawat selama tiga tahun.

Tidak peduli kapan pun itu, dia tak pernah percaya pada kata-katanya.

Yuna tersenyum pahit.

Kebencian pada matanya menjadi semakin kuat.

"Wano, bukankah seharusnya kamu bersyukur? Bersyukur karena aku nggak akan menggunakan anak kita sebagai alat untuk memaksamu menikah denganku."

"Berani sekali kamu berpikir seperti itu! Walaupun itu benar-benar terjadi, aku nggak akan pernah menikahimu!"

Yuna tersenyum pilu.

Yuna kini bersyukur anaknya telah tiada.

Jika tidak, meskipun dia dilahirkan, anak itu akan dicap sebagai anak haram seumur hidupnya.

Dia menatap Wano dengan tegas.

"Aku nggak ingin memiliki hubungan apa pun dengan Keluarga Lasegaf, aku juga nggak ingin anakku memiliki ayah seperti kamu, itulah sebabnya aku menggugurkannya."

"Wano, apa kamu puas dengan apa yang aku katakan?"

Wano belum pernah semarah ini sebelumnya, dia merasa seolah-olah setiap sel di tubuhnya menjerit.

Dia mengangkat tinjunya dan menghantam dinding dengan keras.

Dalam sekejap, darah menetes ke dinding berwarna putih.

Dia menatap tajam ke arah Yuna, suaranya terdengar seperti setan yang keluar dari neraka.

"Yuna, kamu berutang hal ini padaku!"

Setelah mengatakannya, dia menendang pintu hingga terbuka dan melangkah keluar.

Qirana berlari mengikutinya dan dengan khawatir berkata, "Kak Wano, kamu terluka, biar aku membantumu mengobatinya."

Tak peduli seberapa keras Qirana berteriak dari belakang, Wano tetap melangkah tanpa berhenti.

Dia langsung naik ke dalam mobil dan menginjak pedal gas untuk pergi.

Pikirannya dipenuhi dengan kenyataan bahwa Yuna telah menggugurkan anak mereka.

Seberapa besar kebencian wanita ini padanya sehingga begitu kejam dan tidak membiarkan anak itu bertahan.

Dia begitu marah sampai kedua tangannya menggenggam setir erat-erat.

Dia juga menginjak pedal gas dengan sangat kencang.

Yanuar memandangi noda darah di dinding, lalu memandang Yuna yang tampak pucat. Yang bisa dia lakukan hanya menggelengkan kepalanya.

"Pasangan yang penuh konflik dalam sinetron bahkan nggak separah kalian berdua. Kenapa nggak bisa berbicara dengan baik-baik dulu dan malah membuat semuanya menjadi seperti ini?"

Dia mengambil laporan yang tergeletak di lantai dan melihatnya sebentar, "Wano benar, nggak ada yang bisa mengubah catatan medis dalam sistem."

"Yuna, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu bisa ceritakan padaku, aku akan membantumu mencari tahu."

Air mata yang tersimpan di mata Yuna akhirnya tidak bisa lagi dikendalikan dan mulai mengalir di pipinya.

Dia segera menghapusnya dan berkata dengan penuh keputusasaan, "Sudah nggak perlu lagi."

Yuna ingin menjaga sedikit kehormatan dirinya.

Seorang pria yang sama sekali tidak memedulikannya, walaupun dia menemukan bukti yang menyatakan bahwa dia tidak berbohong, apa gunanya?

Anak itu takkan pernah bisa kembali.

Wano juga tak pernah menaruh simpati padanya.

Yuna berdiri dari kursi dan berjalan keluar dengan langkah berat.

Saat dia berjalan ke pintu, ponsel di sakunya berdering.

Dia segera menjawab panggilannya saat mengetahui bahwa panggilan itu berasal dari Xena.

"Kak, ada apa?"

Suara Xena terdengar mendesak, "Yuna, cepat kembali, Paman Yudha nggak sadarkan diri."

Yuna belum sepenuhnya pulih dari luka yang diberikan oleh Wano. Kini, dia kembali dikejutkan oleh berita bahwa ayahnya tak sadarkan diri.

Seketika, dia merasa pusing dan tidak bisa menahan diri sehingga terhuyung mundur beberapa langkah.

Melihat situasinya, Yanuar segera bertanya, "Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada ayahmu?"

Saat itu, barulah Yuna menyadari bahwa Yanuar adalah dokter yang merawat ayahnya.

Dia segera berkata, "Dokter Yanuar, ayahku, ayahku pingsan."

"Jangan khawatir, kami akan menanganinya."

Setengah jam kemudian, Yanuar keluar dari ruang UGD.

Dia melepas maskernya dan menatap Yuna.

"Dia sudah melalui masa kritisnya, namun kondisinya nggak terlalu baik. Operasi penggantian katup jantung sebelumnya nggak pulih dengan baik, jadi menyebabkan infeksi."

"Kami akan memantau selama beberapa hari lagi, jika nggak membaik, kami harus melakukan operasi penggantian katup jantung sekali lagi."

"Aku akan mencari beberapa ahli lagi untuk berkonsultasi, jadi jangan khawatir."

Yuna memandang Yanuar dengan wajah pucat penuh kepiluan, lalu berkata, "Terima kasih."

Yanuar tersenyum simpul dan berkata, "Aku adalah seorang dokter. Menyelamatkan nyawa seseorang adalah tanggung jawabku. Aku juga nggak ada hubungannya dengan wanita licik itu. Jadi, kamu jangan cemas."

Yuna tersenyum tipis seraya mengatakan, "Aku mengerti, tapi tetap saja, aku sangat berterima kasih padamu."

"Baiklah, kalau kamu memang ingin berterima kasih, saat ayahmu sembuh nanti, undang saja aku untuk makan bersama."

"Baiklah."

"Jaga diri baik-baik. Pastikan jangan sampai terlalu emosi, karena itu nggak baik untuk kesehatannya."

Yuna berdiri di depan tempat tidur ayahnya dengan khawatir.

Kondisi ayahnya memburuk secara tiba-tiba sehingga dirinya merasa kebingungan sekaligus khawatir.

Yuna bertanya dengan suara serak, "Apa ayah baru saja bertemu dengan seseorang?"

Xena mengerutkan kening sambil menatapnya, "Saat aku datang, Qirana baru saja pergi dari sini. Aku curiga, dia mungkin telah memberi tahu paman tentang keguguran yang kamu alami."

Yuna mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Mata cantiknya kini memancarkan kilatan tajam.

Ayahnya selalu menyayanginya bak sebuah permata.

Pada hari yang sama, dia tidak hanya mengetahui bahwa Yuna telah dijebak oleh keluarganya untuk menjadi kekasih Wano selama tiga tahun, tetapi juga mengetahui bahwa Yuna pernah kehilangan seorang anak.

Bagaimana mungkin ayahnya bisa menanggung kedua pukulan itu sekaligus.

Qirana pasti telah merencanakan semuanya dengan cermat. Dia mengungkapkan kebenaran kepada ayahnya terlebih dahulu, lalu memberikan laporan palsu kepada Wano.

Dia mencoba untuk menjatuhkan Yuna ke dalam situasi yang sulit!

Qi ... ra ... na!

Diam-diam, Yuna melafalkan tiga suku kata itu dalam hatinya.

....

Bar Yasmine.

Hari ini, Qirana memperoleh kemenangan besar. Tidak hanya membuat Wano membenci Yuna, tetapi juga membuat kondisi kesehatan ayah Yuna semakin memburuk.

Bisnis Keluarga Qalif juga terganggu karena ulahnya.

Dia yakin bahwa Yuna pasti tak memiliki kesempatan untuk bangkit kembali.

Ini adalah konsekuensi karena berani merebut prianya!

Dalam mata Qirana terpancar kekejaman yang tak terbantahkan.

Dia terkekeh pelan merendahkan.

Saat masuk ke kamar mandi, dia secara kebetulan melihat Yuna yang menunduk di atas wastafel sedang muntah.

Dia menggigit bibirnya beberapa kali, kemudian dengan nada sinis berkata, "Oh, bahkan setelah kehilangan bayi, kamu masih suka mual, ya? Sayang sekali, meskipun kamu muntah sepanjang hari, Wano nggak akan merasa kasihan padamu lagi. Lagi pula, siapa yang menyuruhmu menggugurkan anaknya?"

Yuna datang bertemu dengan klien hari ini untuk menyelamatkan perusahaan ayahnya.

Tanpa diduga, para klien tersebut justru menyerangnya secara sepihak dan memaksanya untuk minum alkohol secara bergantian.

Yang lebih menyakitkan, ketika dia melewati sebuah ruangan pribadi, dia secara tidak sengaja mendengar percakapan antara Wano dan seseorang.

Dia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyukai Yuna.

Dia juga mengatakan bahwa Yuna tak lebih dari burung kenari peliharaannya.

Yuna tersulut amarah, ditambah lagi sekarang Qirana datang untuk menantangnya. Hal itu membuat emosi yang dia pendam meledak secara tiba-tiba.

Dengan mata memerah, dia menatap Qirana dengan penuh amarah, kemudian bibirnya mengukir seringai yang kejam.

"Kamu yang mengubah rekaman medis dan kamu juga yang memberi tahu ayahku tentang keguguranku, 'kan?"

Qirana menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil, "Ya, aku ingin membuat Wano meninggalkanmu dan melihat keluargamu hancur. Siapa suruh berani merebut priaku?! Aku sudah memberimu kesempatan untuk meninggalkannya, tapi kamu bersikeras dan nggak mau mendengarkanku. Jadi, jangan salahkan jika aku sekarang nggak berbelas kasihan!"

Dia mengatakannya seraya berjalan mendekati Yuna dengan perlahan.

Ada rasa bangga yang tak bisa disembunyikan dalam matanya.

Yuna mempertahankan seringaiannya sambil menggertakkan giginya.

"Qirana, apa nggak ada yang pernah memberitahumu bahwa semua hal yang kamu perbuat di dunia ini kelak akan mendapat balasannya?!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Susan Ndra
ayah mati saja daripada hidup membuat putrimu menderita dari pada pelacur,cih g guna hidup
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0013

    Setelah berkata demikian, dia segera meraih pergelangan tangan Qirana.Qirana seketika merasakan sakit yang menyayat hati dan menjalar ke sekujur tubuhnya."Yuna, tanganku belum sembuh. Kalau kamu berani menyentuhku, kupastikan kamu akan menyesal!"Yuna mencemooh dengan dingin, "Qirana, apakah kamu sadar kalau orang yang nggak punya apa-apa nggak akan pernah takut dengan orang yang memiliki segalanya? Kamu telah memfitnah dan mencelakaiku berkali-kali. Kalau aku nggak membalasmu, lalu bagaimana kamu akan melunasi utangmu ini?""Bukannya kamu jelas-jelas bersalah karena menuduhku melukai tanganmu sehingga kamu nggak bisa ikut lomba piano?""Oke, aku akan memenuhi keinginanmu itu dan membuatmu tahu apa yang dimaksud dengan terluka!"Setelah mengucapkannya, Yuna menambah kekuatannya untuk menekan lebih keras sehingga terdengar suara patahan.Segera setelah itu, terdengar teriakan nyaring Qirana."Argh, Yuna, tanganku! Kamu malah mematahkan tanganku! Apa kamu tahu betapa berharganya tangan

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0014

    Qirana menangis tersedu-sedu.Dia mengangkat tangannya yang terluka ke hadapan Wano.Qirana bergegas ke rumah sakit untuk berobat dan buru-buru kembali hanya untuk menemui Yuna.Akan tetapi, dia tidak menyangka akan melihat adegan ini.Apa Wano masih saja berbaik hati padanya meskipun sudah mengetahui tentang keguguran Yuna? Apakah usahanya untuk memisahkan mereka berdua kembali gagal?Qirana menangis dan ingin bersandar pada Wano.Namun, sebelum dia bisa mendekat, Wano mendekap Yuna dan menariknya mundur.Dia menatap Qirana dengan dingin, tanpa emosi apa pun dalam suaranya."Dia bersamaku terus. Kapan dia menyakitimu?"Qirana semakin terkejut ketika mendengarnya.Dia menatap Wano tak percaya dengan mata berkaca-kaca, "Yuna baru saja melukaiku saat kami di kamar mandi. Apa yang kukatakan ini benar, kalau nggak percaya, coba periksa rekaman CCTV-nya."Wano berkata kepada pelayan di sebelahnya, "Pergi dan bawakan rekaman CCTV-nya untukku."Sepuluh menit kemudian, manajer bar datang secar

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0015

    Wano menatap dengan muram, nada bicaranya juga tak ramah sama sekali."Saat diberi kesempatan, kamu menolaknya. Sekarang, kamu menyesalinya dan malah mengincar nenekku?"Yuna tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Dia memalingkan wajahnya ke arah wanita tua di sebelahnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu bertanya, "Maksudnya, dia adalah cucu Nenek?"Wanita tua itu tersenyum seraya mengangguk, "Ya, apakah kalian saling kenal? Kalau begitu, bagus sekali. Dengan begini hubungan kalian akan lebih lancar dan nyaman."Yuna mencibir, "Maaf, Nek. Karena keluargamu sudah datang menjemputmu, selain itu aku juga masih ada urusan, jadi aku akan pergi dulu."Begitu Yuna berdiri, Wano meraih pergelangan tangannya."Kamu sudah menabrak nenekku dan mau pergi begitu saja?"Yuna tersenyum dingin, "Pak Wano, kamu lupa, ya? Di mobilku ada rekaman. Kamu bisa mengecek rekamannya sendiri!"Dia langsung berbalik pergi tanpa menoleh kembali.Setelah berjalan beberapa langkah, Yuna mendengar suara dingin

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0016

    Zakri segera menjawab, "Bu Yuna ada di kantor Anda sekarang. Dia sudah berada di sini selama setengah jam."Wano merasakan seolah-olah ada sesuatu yang berat menimpa dadanya dengan keras.Dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tunda saja jadwal selanjutnya."Setelah mengatakannya, dia berjalan dengan langkah panjang, bergegas menuju ruang kantornya.Ketika pintu kantornya terbuka, yang muncul di hadapannya bayangan yang tengah berdiri di dekat jendela.Gadis itu mengenakan pakaian yang relatif sederhana, kaos hitam dan rok kasual berwarna hijau tua.Rambutnya dia sanggul dengan longgar.Terpampang jelas leher jenjangnya yang seputih salju.Kedua paha ramping itu pun tampak putih berkilau.Wano hanya melihatnya sekilas, tetapi tubuhnya seolah-olah tengah terbakar.Dia berusaha menekan gejolak di dalam hatinya.Dia berjalan ke arah Yuna dengan santai.Suaranya terdengar dalam dan memikat."Apa kamu sudah paham?"Yuna berbalik perlahan dan menatap Wano dengan tenang.Wajah cantik itu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0017

    Yuna tiba di kantor polisi dan mendapati Zanny duduk di ruang interogasi, tangannya terikat dengan borgol.Dia menatap petugas polisi di depannya dengan tenang sambil terus memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri tanpa menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Yuna bergegas mendekat, kemudian dengan sopan bertanya, "Selamat pagi, aku adalah temannya. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tanpa menunggu jawaban dari petugas, Zanny buru-buru berkata, "Setelah kamu menghilang kemarin, Xena pergi menemui ayah Wano untuk membantumu, jadi sekarang hanya aku yang tersisa.""Menurutku, kamu pasti pergi mencari pria bajingan ini. Lalu, karena merasa masih kesal, kamu pasti juga mampir untuk minum ke bar.""Saat itu, kebetulan aku melihat Qirana di sana juga. Dia kelihatan asyik membicarakan Paman Yudha. Kamu nggak melihat wajahnya yang penuh kemenangan, sih!""Aku langsung memakinya tanpa sadar, tapi itu hanya beberapa kata saja. Tiba-tiba saja pagi ini mereka membawaku ke sini dengan alasan ada yang merus

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0018

    Hati Yuna seperti diremas oleh sebuah tangan besar, begitu menyesakkan.Yuna membeku, tubuhnya gemetar tidak terkendali.Merasa ada yang janggal, Zanny menepuk lengan Yuna dan memanggilnya, "Yuna, Yuna!"Setelah namanya di panggil beberapa kali, Yuna akhirnya memberikan respon.Wajah Yuna yang hanya sebesar telapak tangan itu terlihat pucat.Perlahan Yuna menolehkan kepalanya, menatap dengan tatapan marah ke wanita itu.Sudut bibirnya berkedut, dengan suara serak Yuna berkata, "Kamu nggak pantas!"Setelah selesai bicara, Yuna menarik tangan Zanny menuju mobilnya.Yuna duduk di kursi kemudi, kedua kakinya masih gemetar.Zanny menyentuh sambil berkata dengan pelan, "Biar aku aja yang menyetir."Tanpa membantah Yuna keluar dari kursi kemudi, kemudian duduk di kursi penumpang.Yuna menyandarkan kepalanya di kursi penumpang, mencoba menutup matanya, tanpa disadari air matanya turun begitu saja dari sudut matanya.Kenangan buruk tujuh tahun yang lalu berkecamuk di hatinya seperti hewan buas

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0019

    Beberapa menit kemudian, Yuna datang mengetuk pintu ruang presdir.Aura dominan di wajah Yuna, sudah berganti dengan wajah natural dan lembut seperti pekerja wanita pada umumnya."Pak Wano, Anda mencariku?"Wano menatap tangan kosong Yuna, kemudian mengerutkan dahinya, "Mana sarapanku?"Sebelumnya, Yuna selalu menyiapkan bekal sarapan, untuk Wano yang tidak sempat sarapan dan memberikannya pada Wano untuk dibawa ke kantor.Yuna tersenyum kecil, berkata dengan hormat, "Pak Wano, ingin makan menu Tiongkok atau menu barat? Akan kupesankan sekarang.""Kamu nggak masak untukku?"Yuna tersenyum, "Pak Wano, sepertinya hal itu nggak tercantum dalam kontrak yang kutanda-tangani."Wano menatap Yuna tanpa berkedip.Wano berusaha melihat jejak masa lalu di wajah Yuna, mata yang dulu menatap dirinya, dengan penuh binar.Tapi Yuna yang sekarang, meskipun wajahnya tersenyum, tidaklah terlihat jejak perasaan dirinya.Wano merasakan kekosongan di hatinya.Rasanya seperti sesuatu yang selama ini dia gen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0020

    Dokumen ini tidak hanya berbau, bahkan juga kotor.Wano menderita Mysopobhia. Sepertinya kita sudah tahu apa yang akan terjadi kalau dokumen ini diberikan padanya.Yuna memegang dokumen itu dengan begitu erat.Sebagai putri Keluarga Saradan yang manja, Qirana bahkan sampai rela merendahkan diri untuk menjadi seorang asisten agar bisa datang ke Grup Lasegaf.Bagaimana mungkin Yuna tidak tahu apa niatnya.Bahkan Yuna berani menyimpulkan kedepannya hal seperti ini pasti akan sering dijumpainya.Senyum di bibir Yuna yang cantik menunjukkan sedikit sentuhan dingin.Yuna kembali berjalan masuk ke ruang pertemuan setelah 10 menit berlalu.Ada rasa bangga yang tidak dapat disembunyikan oleh Qirana di matanya saat melihat tangan Yuna yang kosong, tetapi dengan cepat menghilang.Qirana dengan baik hati menjadi perantara bagi Yuna berkata, "Kak Wano, meskipun kontrak tidak selesai hari ini dan akan memengaruhi penandatangan kontrak ratusan miliar, tapi aku yakin Yuna melakukan hal ini dengan tida

Bab terbaru

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status