Share

Bab 0013

Author: Aryanti
Setelah berkata demikian, dia segera meraih pergelangan tangan Qirana.

Qirana seketika merasakan sakit yang menyayat hati dan menjalar ke sekujur tubuhnya.

"Yuna, tanganku belum sembuh. Kalau kamu berani menyentuhku, kupastikan kamu akan menyesal!"

Yuna mencemooh dengan dingin, "Qirana, apakah kamu sadar kalau orang yang nggak punya apa-apa nggak akan pernah takut dengan orang yang memiliki segalanya? Kamu telah memfitnah dan mencelakaiku berkali-kali. Kalau aku nggak membalasmu, lalu bagaimana kamu akan melunasi utangmu ini?"

"Bukannya kamu jelas-jelas bersalah karena menuduhku melukai tanganmu sehingga kamu nggak bisa ikut lomba piano?"

"Oke, aku akan memenuhi keinginanmu itu dan membuatmu tahu apa yang dimaksud dengan terluka!"

Setelah mengucapkannya, Yuna menambah kekuatannya untuk menekan lebih keras sehingga terdengar suara patahan.

Segera setelah itu, terdengar teriakan nyaring Qirana.

"Argh, Yuna, tanganku! Kamu malah mematahkan tanganku! Apa kamu tahu betapa berharganya tanganku ini? Bahkan, jika kekayaanmu habis sekali pun, Kamu nggak akan bisa menanggung kerugiannya!"

"Kalau begitu, baguslah. Aku juga nggak berniat menanggung kompensasinya."

Setelah berkata demikian, dia kembali menambahkan tenaga dengan keras. Alhasil, terdengar suara patahan yang besar dari satu lagi jari tangannya yang patah.

Qirana tidak pernah mengalami perlakuan kejam seperti ini sebelumnya. Dia merasakan sakit yang menusuk dan berkeringat dingin. Air matanya sudah tak bisa terbendung lagi dan mengalir di pipinya.

"Yuna, tunggu saja! Aku nggak akan melepaskanmu begitu saja!"

Yuna melepaskan genggamannya perlahan dengan mata tersenyum kejam.

"Aku juga memperingatkanmu. Jangan pernah menggangguku lagi! Kalau nggak, aku nggak tahu apa yang akan terjadi padamu nanti!"

Setelah berkata demikian, dia mendorong Qirana dengan kasar dan menyuruhnya pergi dengan suara dingin, "Pergi sana!"

Qirana merasakan sakit yang hampir membuatnya tidak bisa berbicara. Dia memandang Yuna dengan penuh kemarahan sejenak, lalu berbalik dan pergi.

Melihatnya pergi dengan rasa malu, membuat rasa frustrasi Yuna sedikit melega.

Persetan dengan Wano!

Persetan dengan Qirana!

Ketika marah, Yuna sudah tak peduli dengan siapa pun!

Yuna menyadari bahwa kamera CCTV di kamar mandi ini rusak. Jadi, meskipun Qirana ingin mempidanakannya, dia tidak akan ada bukti.

Dia juga ingin membuat Qirana merasakan betapa sulitnya menjadi orang yang tidak bisa membela dirinya sendiri.

Saat Yuna hampir meninggalkan tempat itu, tiba-tiba dia merasa pusing dan penglihatannya kabur.

Matanya terasa berkunang-kunang.

Dia baru saja menyadari bahwa dirinya belum makan apa pun sepanjang hari karena berbagai rentetan kejadian yang terjadi. Yuna yakin, hipoglikemianya pasti kambuh.

Yuna memegang wastafel dan perlahan mengulurkan tangannya ke arah tasnya.

Asalkan dia makan sepotong permen, gejalanya biasanya langsung mereda.

Namun, dia terlalu memaksakan kemampuannya sendiri.

Saat tangannya hampir menyentuh tasnya, tubuhnya tiba-tiba tidak mampu dia kendalikan sehingga terhuyung ke belakang.

Dia mengira bahwa dirinya akan jatuh ke lantai, tetapi tubuhnya seketika ditangkap oleh sebidang dada yang lebar dan kokoh.

Di telinganya, terdengar suara yang akrab, "Yuna, apa yang terjadi?"

Wajah tampan Wano muncul di mata Yuna yang sedikit kabur.

Kata-kata yang diucapkan Wano terngiang-ngiang dalam benak Yuna.

Yuna ingin melepaskan diri dari dekapannya, tapi tubuhnya tidak memiliki kekuatan sedikit pun.

Wano membungkuk dan mengangkatnya, mendudukannya di atas wastafel.

Nada suaranya terdengar menyalahkan.

"Siapa yang menyuruhmu minum sebanyak itu? Apa kamu mau mati?"

Sembari berbicara, dia menggosok lembut bagian ujung mata Yuna yang sedikit memerah dengan ujung jari.

Suaranya juga menjadi agak serak.

"Kembalilah bersamaku, aku pastikan semuanya akan kembali ke keadaan semula. Kamu juga nggak perlu bekerja sekeras ini."

Dia baru saja minum bersama Yanuar dan kelompoknya. Mereka mengingatkannya bahwa Yuna mungkin punya alasan tersembunyi untuk menggugurkan anak itu.

Wano mungkin saja telah bersalah karena menyalahkan Yuna.

Yuna memalingkan wajahnya, merasakan kepahitan di dalam hatinya.

Dengan napas yang lemah, dia mendorong Wano dengan susah payah sambil berkata, "Kamu nggak perlu mengurusku, lepaskan aku!"

Namun, dia sama sekali tidak memiliki kekuatan. Gerakannya lemah dan tak berdaya, seperti seekor kucing kecil yang manja yang sedang marah.

Dengan ujung jarinya, Wano menekan perlahan bibirnya, matanya yang gelap tampak misterius dan suram.

"Aku sudah memanjakanmu selama tiga tahun bukan untuk membuatmu menjadi teman minum orang lain, Yuna. Akui kelemahanmu padaku, maka aku akan melupakan semua yang sudah terjadi."

Dengan mata yang memerah dan berkabut, Yuna berkata, "Wano, aku nggak akan kembali. Tolong terima kenyataan itu."

Dia hampir saja berusaha untuk melawan dan pergi. Akan tetapi, kemudian tubuhnya melemah dan dia roboh di pelukan Wano.

"Yuna!"

Melihat Yuna terus mencoba mengambil tasnya, Wano segera menyadari situasinya.

Dengan tak sabaran, Wano menepuk-nepuk pelan kepala Yuna, "Yuna, kamu nggak mungkin mati, 'kan?!"

Dia baru saja pergi berapa hari, entah bagaimana sudah bisa mengalami hipoglikemia.' keluh Wano dalam hati.

Kalau saja nggak bertemu dengannya, entah apa yang akan terjadi padanya.' lanjut Wano dalam hati.

Wano segera mengeluarkan permen dari tasnya dan memasukkannya ke dalam mulut Yuna.

Dia menatap Yuna dengan begitu khawatir.

"Bagaimana rasanya sekarang?"

Yuna menjadi tenang beberapa saat sebelum dia merasakan tubuhnya kembali memiliki kekuatan.

Dia membisikkan terima kasih, lalu turun dari westafel dan pergi.

Namun, sebelum dia bisa bergerak, Wano telah menggendongnya."

"Wano, turunkan aku!"

Tidak peduli seberapa keras Yuna berjuang, Wano langsung membawanya ke dalam ruangan.

Semua orang tercengang melihat pemandangan ini.

Pria yang sengaja membuat Yuna minum alkohol tadi, segera terkejut dan bangkit dari sofa.

"Pak Wano, mengapa Anda berada di sini?"

Wano meletakkan Yuna di sofa, matanya yang tajam memandang seluruh orang di ruangan.

Wano kemudian bertanya, "Siapa yang minum bersamanya tadi?"

Beberapa orang itu begitu ketakutan hingga tak mampu bicara.

Karena Yuna cantik dan keluarga Qalif sedang mengalami kesulitan, mereka semua ingin memanfaatkan situasi ini untuk menindasnya.

Melihat tidak ada yang berbicara, Wano memalingkan pandangannya ke arah pelayan di sebelahnya.

"Kalau nggak ingin kehilangan pekerjaan, cepat katakan dengan jujur!"

Sosok Wano ini.

Dia adalah seseorang yang tidak berani diusik oleh siapa pun di sepenjuru Kota Burma ini.

Dia adalah tuan muda dari keluarga yang paling kaya, Keluarga Lasegaf.

Dia adalah seseorang yang mampu membunuh dengan cara yang mengenaskan. Sosok yang mampu melakukan berbagai hal mustahil di dunia ini.

Pelayan itu terkejut dan menundukkan kepalanya seketika.

"Pak Wano, Nona Yuna tadi minum sebanyak sepuluh gelas. Tiga gelas dengan Pak Vegan dua gelas dengan Pak Nino dan sisanya dengan Pak Tirta."

Beberapa orang itu langsung terkejut dan segera meminta maaf, "Pak Wano, maafkan kami. Kami tak tahu kalau Nona Yuna adalah orang Bapak. Kami siap menerima hukuman."

Beberapa pria itu bergegas mengambil gelas dan meminum anggurnya secara bergantian.

Setelah minum sebanyak tiga gelas, mereka pun berhenti.

Lalu, terdengar suara sengit Wano, "Siapa yang menyuruh kalian berhenti?"

Beberapa orang sangat ketakutan sehingga mereka terus menuangkan anggur.

Akhirnya, karena tekanan darinya, semua orang akhirnya mabuk.

Wano mendekati Yuna dengan santai, senyumnya yang malas menghiasi sudut matanya.

Dia membungkuk dan mencium bibir Yuna dengan lembut.'

Dia berkata dengan santai, "Aku sudah membalaskan dendammu, bisakah kamu pulang bersamaku sekarang?"

Napas hangat pria itu berhembus ke telinga Yuna.

Tampak ada secercah cahaya pada pupil matanya yang gelap.

Bibir merah muda itu membentuk lengkungan yang indah. Jakun yang seksi itu meluncur naik turun tanpa disadari.

Tanpa menunggu Yuna menjawab, dia mengangkat dagu Yuna dengan tangan dan menciumnya.

"Kembalilah bersamaku. Walaupun anak kita sudah tiada, tapi kita bisa memilikinya lagi."

Yuna tersenyum sinis.

"Apa kamu ingin aku kembali untuk menjadi kenari peliharaanmu?"

Mata Wano membeku, "Apa kamu mendengarnya?"

"Maaf, aku nggak sengaja mendengarnya saat lewat. Aku nggak nyangka bisa punya nama sebagus itu."

"Masalahnya, aku nggak ingin menjadi kenarinya lagi. Bebaskanlah aku."

Setiap kali Yuna berbicara, hatinya ikut bergetar.

Dia tidak pernah menyangka bahwa cinta yang mendalam selama bertahun-tahun akan berakhir dengan dianggap seperti burung kenari.

Yuna menatap Wano dengan mata yang merebak. Matanya mungkin tampak tenang, tetapi tidak ada yang tahu bahwa jauh di dalam matanya, ada emosi yang bergejolak.

Saat Wano hendak berbicara, pintu tiba-tiba terbuka.

Qirana berdiri di depan pintu mengenakan gaun hitam panjang.

Tangannya tampak dibebat.

Melihat mereka yang begitu mesra, dia mengutuk Yuna dengan keras di dalam hatinya.

Kesedihan segera terlukis pada wajahnya.

"Kak Wano, Yuna telah mematahkan dua jariku. Kamu harus membuat keadilan untukku."

Related chapters

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0014

    Qirana menangis tersedu-sedu.Dia mengangkat tangannya yang terluka ke hadapan Wano.Qirana bergegas ke rumah sakit untuk berobat dan buru-buru kembali hanya untuk menemui Yuna.Akan tetapi, dia tidak menyangka akan melihat adegan ini.Apa Wano masih saja berbaik hati padanya meskipun sudah mengetahui tentang keguguran Yuna? Apakah usahanya untuk memisahkan mereka berdua kembali gagal?Qirana menangis dan ingin bersandar pada Wano.Namun, sebelum dia bisa mendekat, Wano mendekap Yuna dan menariknya mundur.Dia menatap Qirana dengan dingin, tanpa emosi apa pun dalam suaranya."Dia bersamaku terus. Kapan dia menyakitimu?"Qirana semakin terkejut ketika mendengarnya.Dia menatap Wano tak percaya dengan mata berkaca-kaca, "Yuna baru saja melukaiku saat kami di kamar mandi. Apa yang kukatakan ini benar, kalau nggak percaya, coba periksa rekaman CCTV-nya."Wano berkata kepada pelayan di sebelahnya, "Pergi dan bawakan rekaman CCTV-nya untukku."Sepuluh menit kemudian, manajer bar datang secar

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0015

    Wano menatap dengan muram, nada bicaranya juga tak ramah sama sekali."Saat diberi kesempatan, kamu menolaknya. Sekarang, kamu menyesalinya dan malah mengincar nenekku?"Yuna tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Dia memalingkan wajahnya ke arah wanita tua di sebelahnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu bertanya, "Maksudnya, dia adalah cucu Nenek?"Wanita tua itu tersenyum seraya mengangguk, "Ya, apakah kalian saling kenal? Kalau begitu, bagus sekali. Dengan begini hubungan kalian akan lebih lancar dan nyaman."Yuna mencibir, "Maaf, Nek. Karena keluargamu sudah datang menjemputmu, selain itu aku juga masih ada urusan, jadi aku akan pergi dulu."Begitu Yuna berdiri, Wano meraih pergelangan tangannya."Kamu sudah menabrak nenekku dan mau pergi begitu saja?"Yuna tersenyum dingin, "Pak Wano, kamu lupa, ya? Di mobilku ada rekaman. Kamu bisa mengecek rekamannya sendiri!"Dia langsung berbalik pergi tanpa menoleh kembali.Setelah berjalan beberapa langkah, Yuna mendengar suara dingin

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0016

    Zakri segera menjawab, "Bu Yuna ada di kantor Anda sekarang. Dia sudah berada di sini selama setengah jam."Wano merasakan seolah-olah ada sesuatu yang berat menimpa dadanya dengan keras.Dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tunda saja jadwal selanjutnya."Setelah mengatakannya, dia berjalan dengan langkah panjang, bergegas menuju ruang kantornya.Ketika pintu kantornya terbuka, yang muncul di hadapannya bayangan yang tengah berdiri di dekat jendela.Gadis itu mengenakan pakaian yang relatif sederhana, kaos hitam dan rok kasual berwarna hijau tua.Rambutnya dia sanggul dengan longgar.Terpampang jelas leher jenjangnya yang seputih salju.Kedua paha ramping itu pun tampak putih berkilau.Wano hanya melihatnya sekilas, tetapi tubuhnya seolah-olah tengah terbakar.Dia berusaha menekan gejolak di dalam hatinya.Dia berjalan ke arah Yuna dengan santai.Suaranya terdengar dalam dan memikat."Apa kamu sudah paham?"Yuna berbalik perlahan dan menatap Wano dengan tenang.Wajah cantik itu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0017

    Yuna tiba di kantor polisi dan mendapati Zanny duduk di ruang interogasi, tangannya terikat dengan borgol.Dia menatap petugas polisi di depannya dengan tenang sambil terus memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri tanpa menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Yuna bergegas mendekat, kemudian dengan sopan bertanya, "Selamat pagi, aku adalah temannya. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tanpa menunggu jawaban dari petugas, Zanny buru-buru berkata, "Setelah kamu menghilang kemarin, Xena pergi menemui ayah Wano untuk membantumu, jadi sekarang hanya aku yang tersisa.""Menurutku, kamu pasti pergi mencari pria bajingan ini. Lalu, karena merasa masih kesal, kamu pasti juga mampir untuk minum ke bar.""Saat itu, kebetulan aku melihat Qirana di sana juga. Dia kelihatan asyik membicarakan Paman Yudha. Kamu nggak melihat wajahnya yang penuh kemenangan, sih!""Aku langsung memakinya tanpa sadar, tapi itu hanya beberapa kata saja. Tiba-tiba saja pagi ini mereka membawaku ke sini dengan alasan ada yang merus

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0018

    Hati Yuna seperti diremas oleh sebuah tangan besar, begitu menyesakkan.Yuna membeku, tubuhnya gemetar tidak terkendali.Merasa ada yang janggal, Zanny menepuk lengan Yuna dan memanggilnya, "Yuna, Yuna!"Setelah namanya di panggil beberapa kali, Yuna akhirnya memberikan respon.Wajah Yuna yang hanya sebesar telapak tangan itu terlihat pucat.Perlahan Yuna menolehkan kepalanya, menatap dengan tatapan marah ke wanita itu.Sudut bibirnya berkedut, dengan suara serak Yuna berkata, "Kamu nggak pantas!"Setelah selesai bicara, Yuna menarik tangan Zanny menuju mobilnya.Yuna duduk di kursi kemudi, kedua kakinya masih gemetar.Zanny menyentuh sambil berkata dengan pelan, "Biar aku aja yang menyetir."Tanpa membantah Yuna keluar dari kursi kemudi, kemudian duduk di kursi penumpang.Yuna menyandarkan kepalanya di kursi penumpang, mencoba menutup matanya, tanpa disadari air matanya turun begitu saja dari sudut matanya.Kenangan buruk tujuh tahun yang lalu berkecamuk di hatinya seperti hewan buas

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0019

    Beberapa menit kemudian, Yuna datang mengetuk pintu ruang presdir.Aura dominan di wajah Yuna, sudah berganti dengan wajah natural dan lembut seperti pekerja wanita pada umumnya."Pak Wano, Anda mencariku?"Wano menatap tangan kosong Yuna, kemudian mengerutkan dahinya, "Mana sarapanku?"Sebelumnya, Yuna selalu menyiapkan bekal sarapan, untuk Wano yang tidak sempat sarapan dan memberikannya pada Wano untuk dibawa ke kantor.Yuna tersenyum kecil, berkata dengan hormat, "Pak Wano, ingin makan menu Tiongkok atau menu barat? Akan kupesankan sekarang.""Kamu nggak masak untukku?"Yuna tersenyum, "Pak Wano, sepertinya hal itu nggak tercantum dalam kontrak yang kutanda-tangani."Wano menatap Yuna tanpa berkedip.Wano berusaha melihat jejak masa lalu di wajah Yuna, mata yang dulu menatap dirinya, dengan penuh binar.Tapi Yuna yang sekarang, meskipun wajahnya tersenyum, tidaklah terlihat jejak perasaan dirinya.Wano merasakan kekosongan di hatinya.Rasanya seperti sesuatu yang selama ini dia gen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0020

    Dokumen ini tidak hanya berbau, bahkan juga kotor.Wano menderita Mysopobhia. Sepertinya kita sudah tahu apa yang akan terjadi kalau dokumen ini diberikan padanya.Yuna memegang dokumen itu dengan begitu erat.Sebagai putri Keluarga Saradan yang manja, Qirana bahkan sampai rela merendahkan diri untuk menjadi seorang asisten agar bisa datang ke Grup Lasegaf.Bagaimana mungkin Yuna tidak tahu apa niatnya.Bahkan Yuna berani menyimpulkan kedepannya hal seperti ini pasti akan sering dijumpainya.Senyum di bibir Yuna yang cantik menunjukkan sedikit sentuhan dingin.Yuna kembali berjalan masuk ke ruang pertemuan setelah 10 menit berlalu.Ada rasa bangga yang tidak dapat disembunyikan oleh Qirana di matanya saat melihat tangan Yuna yang kosong, tetapi dengan cepat menghilang.Qirana dengan baik hati menjadi perantara bagi Yuna berkata, "Kak Wano, meskipun kontrak tidak selesai hari ini dan akan memengaruhi penandatangan kontrak ratusan miliar, tapi aku yakin Yuna melakukan hal ini dengan tida

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0021

    Sepertinya dia terlalu meremehkan Yuna.Satu jam kemudian, kontrak sudah berhasil ditandatangani sesuai dengan waktu yang ditentukan.Ketika pertemuan itu telah berakhir, Vina dengan sengaja berkata di hadapan semua orang, "Wano, Qirana sudah pesan tempat di Restoran Aneka, datanglah malam nanti. Tempat itu yang sering kalian kunjungi dulu saat masih berkencan."Maksudnya sangat jelas.Tidak mungkin Yuna tidak mendengar perkataan Vina.Dengan senyum, Yuna tetap menjaga ekspresinya tetap tenang sambil menundukkan kepalanya untuk membereskan dokumen.Saat bangkit berdiri, dia mengangguk sedikit pada Wano dan berkata, "Pak Wano, selamat menikmati makan malam anda."Setelah selesai, dia membawa buku serta dokumen sambil beranjak pergi.Akan tetapi, Wano meraih pergelangan tangannya.Dengan satu tarikan kuat, Yuna jatuh ke dalam pelukannya.Raut wajah Yuna seketika berubah dingin dan menatap Wano sambil berkata, "Pak Wano, tolong jaga sikap anda, di sini adalah ruang pertemuan."Jemari tang

Latest chapter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status