Share

Bab 0014

Penulis: Aryanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Qirana menangis tersedu-sedu.

Dia mengangkat tangannya yang terluka ke hadapan Wano.

Qirana bergegas ke rumah sakit untuk berobat dan buru-buru kembali hanya untuk menemui Yuna.

Akan tetapi, dia tidak menyangka akan melihat adegan ini.

Apa Wano masih saja berbaik hati padanya meskipun sudah mengetahui tentang keguguran Yuna? Apakah usahanya untuk memisahkan mereka berdua kembali gagal?

Qirana menangis dan ingin bersandar pada Wano.

Namun, sebelum dia bisa mendekat, Wano mendekap Yuna dan menariknya mundur.

Dia menatap Qirana dengan dingin, tanpa emosi apa pun dalam suaranya.

"Dia bersamaku terus. Kapan dia menyakitimu?"

Qirana semakin terkejut ketika mendengarnya.

Dia menatap Wano tak percaya dengan mata berkaca-kaca, "Yuna baru saja melukaiku saat kami di kamar mandi. Apa yang kukatakan ini benar, kalau nggak percaya, coba periksa rekaman CCTV-nya."

Wano berkata kepada pelayan di sebelahnya, "Pergi dan bawakan rekaman CCTV-nya untukku."

Sepuluh menit kemudian, manajer bar datang secara pribadi untuk meminta maaf, "Pak Wano, CCTV di kamar mandi rusak, jadi tak bisa merekam apa pun."

Amarah Qirana meledak.

Dengan nada tajam, dia menuding Yuna, "Pasti Yuna sengaja melakukannya. Dia melukai tanganku, lalu menghapus rekamannya, sama seperti kejadian di kantor dulu."

Yuna kemudian berkata sambil tersenyum tipis, "Nona Qirana, apa kamu pikir aku akan menggunakan cara yang sama dua kali?"

"Dasar kamu ... Kak Wano, tanganku memang dilukai olehnya. Kamu harus percaya padaku." Qirana menegaskan kembali pada Wano.

Wano menatap dengan serius, "Aku hanya percaya pada bukti. Selain itu, dia bersamaku sejak tadi. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa melukaimu? Kalau ingin menuduh orang lain, carilah alasan yang lebih baik lain kali."

Setelah mengatakannya, dia menggendong Yuna dan pergi.

Qirana menghentakkan kakinya dengan marah.

Awalnya, dia ingin melawan, tetapi ternyata dirinya yang memberikan kesempatan pada Yuna.

Tidak hanya tak punya bukti CCTV, tetapi Wano bahkan kini membela Yuna.

Entah bagaimana cara wanita ini bisa begitu memikat Wano.

Qirana bersumpah takkan pernah melepaskan Yuna!

Wano membawa Yuna dan kembali ke ruangan pribadinya.

Setelah mengambil beberapa langkah, Yuna melepaskan dirinya.

"Pak Wano, aku harus merawat ayahku di rumah sakit. Aku pergi dulu."

Wano menariknya masuk ke dalam pelukannya dengan ekspresi cemas, "Aku baru saja membantumu begitu banyak. Apa kamu akan pergi begitu saja? Mari masuk dan duduk sebentar, aku akan mengantarmu kembali ke rumah sakit nanti."

"Aku nggak mau! Kenari sepertiku nggak pantas bergabung dengan kalian!"

Setelah mengatakannya, dia berbalik dan pergi tanpa menoleh kembali.

Wano berdecak melihatnya yang begitu keras kepala.

Bukankah wanita ini seharusnya sedikit berterima kasih atas kebaikannya?

Dia hanya bercanda sekedar, namun Yuna merasa bahwa dia terlalu serius.

Sepertinya, sudah waktunya memberinya pelajaran.

....

Ketika Yuna keluar dari bar, tubuhnya terasa sedingin es.

Dia berjalan tanpa tujuan, akhirnya tanpa disadari sampai ke panti rehabilitasi tersebut.

Dia berdiri di bawah lampu jalan dan memandangi rumah kecil bergaya Parisia dalam halaman.

Semua kenangan dari tujuh tahun lalu menyapu dirinya.

Di sinilah dia melihat sosok Wano yang hancur dan di sinilah dia menemaninya selangkah demi selangkah keluar dari kegelapan.

Dengan naifnya, dia berpikir bahwa Wano adalah sosok yang dikirimkan Tuhan untuknya.

Keduanya adalah penyelamat satu sama lain.

Mereka adalah cahaya terang yang saling menerangi satu sama lain.

Jadi, ketika Wano menyelamatkannya tiga tahun lalu. Dia seketika berjanji dalam hatinya tanpa memedulikan bahaya yang akan dia hadapi.

Kemudian berpikir akan mencintai pria ini seumur hidupnya.

Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa perasaan yang dia anggap paling berharga, hanya dianggap Wano sebagai emosi sesaat yang didasarkan pada nafsu.

Yuna berjalan di bawah pohon mangga dan melihat rantingnya yang rindang.

Semua kenangan indah yang terjadi di sini seperti pisau yang menusuk hatinya.

Dia tak ingin merasakan sakit hati kembali sehingga memutuskan untuk melupakan semuanya.

Yuna melepas kalung yang berisikan dua cincin dari lehernya. Air matanya yang hangat terus menetes di atasnya.

Dia tersenyum pahit.

Dia berlutut, menggali lubang di bawah pohon mangga dan mengubur cincin itu di dalamnya.

Melihat dua cincin yang tenang terletak di atas tanah, dengan simbol detak jantung yang berpasangan, Yuna tidak bisa menahan gemetar pada bahunya.

....

Yuna sibuk di rumah sakit dan mengurus perusahaan selama beberapa hari.

Kondisi ayah akhirnya stabil dan perusahaan perlahan mulai kembali beroperasi.

Dia berencana untuk mengundang Xena dan Zanny malam itu, tetapi saat mobilnya baru saja melaju beberapa meter, dia melihat seorang nenek-nenek yang mendekati mobilnya dengan tertatih.

Yuna sangat ketakutan hingga dia menginjak rem.

Dia seketika berhenti, sedangkan wanita tua itu terjatuh.

Nenek-nenek itu terjatuh tepat di samping kemudi mobilnya.

Reaksi pertama Yuna adalah yakin bahwa ini penipuan.

Saat dia hendak mengangkat teleponnya untuk memanggil polisi, dia melihat wanita tua itu terbaring di tanah sambil mengerang.

Dia tak bisa menahannya.

Setelah turun dari mobil, dia berjongkok di samping wanita tua itu dan bertanya dengan prihatin "Nenek, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu mau aku panggilkan ambulans?"

Wanita tua itu duduk di tanah, menatapnya dengan ketakutan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Seseorang di sebelah Yuna mencoba menghiburnya dengan bijak, "Nak, jangan khawatir. Mungkin ada yang salah dengannya. Mobilmu nggak menyentuhnya, jadi bagaimana bisa dia terjatuh?"

Yuna berkata tidak setuju "Aku punya alat perekam mengemudi di mobilku. Kalaupun tertabrak, pasti ada buktinya. Aku akan membawa Nenek ke rumah sakit dulu. Jangan takut dengan masalah lain di usia senja seperti itu."

Yuna mengabaikan bujukan semua orang dan membawa wanita tua itu ke rumah sakit untuk diperiksa secara menyeluruh.

Kulitnya hanya sedikit tergores dan tekanan darahnya sedikit tinggi. Tidak ada yang serius.

Dia membelikan makanan dan minuman untuk wanita tua itu dan menghiburnya dengan lembut untuk beberapa saat.

"Nenek sudah baik-baik saja sekarang. Bisakah nenek memberitahuku nomor telepon keluargamu?"

Wanita tua itu memandangi wajah Yuna yang cantik dan lembut. Dia mulai tersadar secara perlahan dan akhirnya berbicara.

"Nak, aku sudah merepotkanmu. Bagaimana caranya untuk berterima kasih?"

Yuna menghela napas lega saat melihat wanita tua itu berbicara.

Dia tersenyum seraya berkata, "Selama kamu baik-baik saja, nggak perlu berterima kasih."

"Bagaimana bisa begitu? Aku baru saja mendengar kamu menelepon dan bilang kalau perusahaanmu mengalami kesulitan. Begini saja, aku memang tidak punya apa-apa untuk diberikan padamu, jadi biarkan cucuku yang memberikan beberapa hadiah untuk perusahaanmu."

"Dia adalah seorang bos di perusahaan besar. Sungguh, aku nggak berbohong."

Yuna tersenyum sambil memberikan secangkir air panas kepada wanita tua itu.

"Aku sangat menghargai kebaikanmu. Tapi biar aku akan menangani sendiri urusan perusahaanku. Berikan saja nomor telepon keluargamu dan aku akan meminta mereka datang menjemputmu."

"Nggak bisa begitu. Aku tahu cara balas budi, jadi aku akan menyuruh cucuku untuk membantumu."

Ngomong-ngomong, dia masih bujangan sekarang. Dia cukup tampan dan punya banyak aset, hanya saja temperamennya cukup buruk. Kalau nggak keberatan, kamu boleh mempertimbangkannya sebagai pasangan. Dengan begitu, mulai sekarang, semua hartanya akan menjadi milikmu. "

Wanita tua itu menghubungi nomor telepon cucunya sambil menjelaskan pada Yuna.

Setengah jam kemudian, Yuna dan wanita tua itu menunggu di kedai kopi dekat rumah sakit.

Rupanya, yang mereka tunggu-tunggu adalah sosok pria yang sangat dia kenal.

Bab terkait

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0015

    Wano menatap dengan muram, nada bicaranya juga tak ramah sama sekali."Saat diberi kesempatan, kamu menolaknya. Sekarang, kamu menyesalinya dan malah mengincar nenekku?"Yuna tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.Dia memalingkan wajahnya ke arah wanita tua di sebelahnya dengan ekspresi tidak percaya, lalu bertanya, "Maksudnya, dia adalah cucu Nenek?"Wanita tua itu tersenyum seraya mengangguk, "Ya, apakah kalian saling kenal? Kalau begitu, bagus sekali. Dengan begini hubungan kalian akan lebih lancar dan nyaman."Yuna mencibir, "Maaf, Nek. Karena keluargamu sudah datang menjemputmu, selain itu aku juga masih ada urusan, jadi aku akan pergi dulu."Begitu Yuna berdiri, Wano meraih pergelangan tangannya."Kamu sudah menabrak nenekku dan mau pergi begitu saja?"Yuna tersenyum dingin, "Pak Wano, kamu lupa, ya? Di mobilku ada rekaman. Kamu bisa mengecek rekamannya sendiri!"Dia langsung berbalik pergi tanpa menoleh kembali.Setelah berjalan beberapa langkah, Yuna mendengar suara dingin

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0016

    Zakri segera menjawab, "Bu Yuna ada di kantor Anda sekarang. Dia sudah berada di sini selama setengah jam."Wano merasakan seolah-olah ada sesuatu yang berat menimpa dadanya dengan keras.Dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tunda saja jadwal selanjutnya."Setelah mengatakannya, dia berjalan dengan langkah panjang, bergegas menuju ruang kantornya.Ketika pintu kantornya terbuka, yang muncul di hadapannya bayangan yang tengah berdiri di dekat jendela.Gadis itu mengenakan pakaian yang relatif sederhana, kaos hitam dan rok kasual berwarna hijau tua.Rambutnya dia sanggul dengan longgar.Terpampang jelas leher jenjangnya yang seputih salju.Kedua paha ramping itu pun tampak putih berkilau.Wano hanya melihatnya sekilas, tetapi tubuhnya seolah-olah tengah terbakar.Dia berusaha menekan gejolak di dalam hatinya.Dia berjalan ke arah Yuna dengan santai.Suaranya terdengar dalam dan memikat."Apa kamu sudah paham?"Yuna berbalik perlahan dan menatap Wano dengan tenang.Wajah cantik itu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0017

    Yuna tiba di kantor polisi dan mendapati Zanny duduk di ruang interogasi, tangannya terikat dengan borgol.Dia menatap petugas polisi di depannya dengan tenang sambil terus memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri tanpa menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Yuna bergegas mendekat, kemudian dengan sopan bertanya, "Selamat pagi, aku adalah temannya. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tanpa menunggu jawaban dari petugas, Zanny buru-buru berkata, "Setelah kamu menghilang kemarin, Xena pergi menemui ayah Wano untuk membantumu, jadi sekarang hanya aku yang tersisa.""Menurutku, kamu pasti pergi mencari pria bajingan ini. Lalu, karena merasa masih kesal, kamu pasti juga mampir untuk minum ke bar.""Saat itu, kebetulan aku melihat Qirana di sana juga. Dia kelihatan asyik membicarakan Paman Yudha. Kamu nggak melihat wajahnya yang penuh kemenangan, sih!""Aku langsung memakinya tanpa sadar, tapi itu hanya beberapa kata saja. Tiba-tiba saja pagi ini mereka membawaku ke sini dengan alasan ada yang merus

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0018

    Hati Yuna seperti diremas oleh sebuah tangan besar, begitu menyesakkan.Yuna membeku, tubuhnya gemetar tidak terkendali.Merasa ada yang janggal, Zanny menepuk lengan Yuna dan memanggilnya, "Yuna, Yuna!"Setelah namanya di panggil beberapa kali, Yuna akhirnya memberikan respon.Wajah Yuna yang hanya sebesar telapak tangan itu terlihat pucat.Perlahan Yuna menolehkan kepalanya, menatap dengan tatapan marah ke wanita itu.Sudut bibirnya berkedut, dengan suara serak Yuna berkata, "Kamu nggak pantas!"Setelah selesai bicara, Yuna menarik tangan Zanny menuju mobilnya.Yuna duduk di kursi kemudi, kedua kakinya masih gemetar.Zanny menyentuh sambil berkata dengan pelan, "Biar aku aja yang menyetir."Tanpa membantah Yuna keluar dari kursi kemudi, kemudian duduk di kursi penumpang.Yuna menyandarkan kepalanya di kursi penumpang, mencoba menutup matanya, tanpa disadari air matanya turun begitu saja dari sudut matanya.Kenangan buruk tujuh tahun yang lalu berkecamuk di hatinya seperti hewan buas

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0019

    Beberapa menit kemudian, Yuna datang mengetuk pintu ruang presdir.Aura dominan di wajah Yuna, sudah berganti dengan wajah natural dan lembut seperti pekerja wanita pada umumnya."Pak Wano, Anda mencariku?"Wano menatap tangan kosong Yuna, kemudian mengerutkan dahinya, "Mana sarapanku?"Sebelumnya, Yuna selalu menyiapkan bekal sarapan, untuk Wano yang tidak sempat sarapan dan memberikannya pada Wano untuk dibawa ke kantor.Yuna tersenyum kecil, berkata dengan hormat, "Pak Wano, ingin makan menu Tiongkok atau menu barat? Akan kupesankan sekarang.""Kamu nggak masak untukku?"Yuna tersenyum, "Pak Wano, sepertinya hal itu nggak tercantum dalam kontrak yang kutanda-tangani."Wano menatap Yuna tanpa berkedip.Wano berusaha melihat jejak masa lalu di wajah Yuna, mata yang dulu menatap dirinya, dengan penuh binar.Tapi Yuna yang sekarang, meskipun wajahnya tersenyum, tidaklah terlihat jejak perasaan dirinya.Wano merasakan kekosongan di hatinya.Rasanya seperti sesuatu yang selama ini dia gen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0020

    Dokumen ini tidak hanya berbau, bahkan juga kotor.Wano menderita Mysopobhia. Sepertinya kita sudah tahu apa yang akan terjadi kalau dokumen ini diberikan padanya.Yuna memegang dokumen itu dengan begitu erat.Sebagai putri Keluarga Saradan yang manja, Qirana bahkan sampai rela merendahkan diri untuk menjadi seorang asisten agar bisa datang ke Grup Lasegaf.Bagaimana mungkin Yuna tidak tahu apa niatnya.Bahkan Yuna berani menyimpulkan kedepannya hal seperti ini pasti akan sering dijumpainya.Senyum di bibir Yuna yang cantik menunjukkan sedikit sentuhan dingin.Yuna kembali berjalan masuk ke ruang pertemuan setelah 10 menit berlalu.Ada rasa bangga yang tidak dapat disembunyikan oleh Qirana di matanya saat melihat tangan Yuna yang kosong, tetapi dengan cepat menghilang.Qirana dengan baik hati menjadi perantara bagi Yuna berkata, "Kak Wano, meskipun kontrak tidak selesai hari ini dan akan memengaruhi penandatangan kontrak ratusan miliar, tapi aku yakin Yuna melakukan hal ini dengan tida

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0021

    Sepertinya dia terlalu meremehkan Yuna.Satu jam kemudian, kontrak sudah berhasil ditandatangani sesuai dengan waktu yang ditentukan.Ketika pertemuan itu telah berakhir, Vina dengan sengaja berkata di hadapan semua orang, "Wano, Qirana sudah pesan tempat di Restoran Aneka, datanglah malam nanti. Tempat itu yang sering kalian kunjungi dulu saat masih berkencan."Maksudnya sangat jelas.Tidak mungkin Yuna tidak mendengar perkataan Vina.Dengan senyum, Yuna tetap menjaga ekspresinya tetap tenang sambil menundukkan kepalanya untuk membereskan dokumen.Saat bangkit berdiri, dia mengangguk sedikit pada Wano dan berkata, "Pak Wano, selamat menikmati makan malam anda."Setelah selesai, dia membawa buku serta dokumen sambil beranjak pergi.Akan tetapi, Wano meraih pergelangan tangannya.Dengan satu tarikan kuat, Yuna jatuh ke dalam pelukannya.Raut wajah Yuna seketika berubah dingin dan menatap Wano sambil berkata, "Pak Wano, tolong jaga sikap anda, di sini adalah ruang pertemuan."Jemari tang

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0022

    Qirana tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.Dia meronta sambil mengumpat, "Yuna, berani-beraninya kamu memukulku! Percayalah, aku akan membuat ayahmu mati di penjara!"Mengingat kembali ayahnya, kemarahan Yuna semakin memuncak sehingga kekuatan tangannya semakin meningkat."Karena orang tuamu nggak tahu cara mendidik anak, maka aku dengan senang hati membantu mereka tanpa ragu."Postur tubuh Qirana lebih pendek dari Yuna. Ditambah lagi, dia selalu dimanja sejak kecil sehingga dia sama sekali bukanlah tandingan Yuna.Beberapa saat kemudian, wajahnya ditampar hingga memar.Rasanya sangat menyakitkan sehingga membuatnya marah dan berkata, "Yuna, tunggu pembalasanku!"Selesai mengatakannya, Qirana berlari ke luar sambil memegang wajahnya.Yuna melihat telapak tangannya yang agak memerah, kebencian dalam matanya tak kunjung memudar.Penderitaan yang disebabkan oleh Qirana tak dapat dibayar hanya dengan beberapa tamparan.Setelah kesulitan melepaskan diri dari keterpurukan yang du

Bab terbaru

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status