Share

Bab 0016

Author: Aryanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Zakri segera menjawab, "Bu Yuna ada di kantor Anda sekarang. Dia sudah berada di sini selama setengah jam."

Wano merasakan seolah-olah ada sesuatu yang berat menimpa dadanya dengan keras.

Dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tunda saja jadwal selanjutnya."

Setelah mengatakannya, dia berjalan dengan langkah panjang, bergegas menuju ruang kantornya.

Ketika pintu kantornya terbuka, yang muncul di hadapannya bayangan yang tengah berdiri di dekat jendela.

Gadis itu mengenakan pakaian yang relatif sederhana, kaos hitam dan rok kasual berwarna hijau tua.

Rambutnya dia sanggul dengan longgar.

Terpampang jelas leher jenjangnya yang seputih salju.

Kedua paha ramping itu pun tampak putih berkilau.

Wano hanya melihatnya sekilas, tetapi tubuhnya seolah-olah tengah terbakar.

Dia berusaha menekan gejolak di dalam hatinya.

Dia berjalan ke arah Yuna dengan santai.

Suaranya terdengar dalam dan memikat.

"Apa kamu sudah paham?"

Yuna berbalik perlahan dan menatap Wano dengan tenang.

Wajah cantik itu terlihat memiliki bekas air mata yang belum kering.

Matanya yang memesona masih tampak sembab.

Namun, tubuhnya memancarkan aura yang tegas dan siap menghadapi segala macam rintangan.

Yuna berkata dengan serak, "Wano."

Rintihnya pelan.

Dia menggigit bibirnya yang bergetar dengan erat.

"Bebaskan ayahku."

Yuna hanya mengucapkan beberapa kata, namun itu mewakili banyak hal.

Tentu saja dia tahu, apa konsekuensi dengan mengambil langkah ini.

Dia akan menjadi tipikal orang yang paling dibenci olehnya sendiri. Hanya karena untuk tujuan tertentu, dia rela menjual dirinya sendiri.

Dia juga tahu bahwa dirinya dan Wano takkan bisa kembali ke masa lalu.

Kesenjangan di antara mereka mungkin tidak akan pernah terisi selamanya.

Wano tersenyum dengan sinis. Tangan besarnya yang berurat menyentuh bibir pucat Yuna.

Suaranya dipenuhi nafsu yang tak terbendung.

"Kalau begitu, patuhlah mulai sekarang. Dengan begitu, aku akan menjamin kesejahteraan Keluarga Qalif."

Dia mencium bibir Yuna sambil mengatakannya.

Keduanya sudah lama tidak bersama. Sedikit sentuhan saja bisa membangkitkan hasrat kuat dalam tubuhnya.

Tangannya yang agak kasar dengan lembut mengusap pinggang ramping Yuna.

Tubuh Yuna sedikit bergetar.

Dia tak bisa menahan diri untuk mundur selangkah dan menatap Wano dengan raut kosong.

"Ayahku sedang nggak sehat. Dia nggak boleh berada di penjara terlalu lama. Tolong, keluarkan dia secepat mungkin."

Wano maju mendekat, lalu memeluknya erat. Tangannya meraup wajah Yuna. Dia kemudian menjawab dengan lirih, "Baiklah, kupastikan dia akan pulang dalam beberapa hari."

"Ayahku telah mengorbankan banyak hal untuk proyek itu. Kamu nggak boleh mengeluarkannya dari kontrak!" ucap Yuna tegas.

"Oke."

"Aku nggak akan menjadi orang ketiga. Aku akan mundur saat kamu hendak bertunangan dengan seseorang."

"Apa pun yang akan terjadi, kita akan membahasnya bersama dan menghindari penyesalan."

"Aku akan kembali bekerja di perusahaan, dengan posisi yang tetap," ujarnya mantap.

Wano terkekeh pelan dan menyapukan bibir basahnya ke telinga Yuna dengan lembut.

Tenggorokannya seolah-olah dipenuhi pasir panas, kasar dan serak.

"Aku akan menyetujui apa pun yang kamu katakan. Sekarang giliranku, ya?"

Yuna terdiam, matanya terpejam menunggu badai yang akan segera datang.

Sebuah tangan besar yang panas merayap naik sepanjang pinggangnya, tetapi tiba-tiba berhenti saat mencapai titik terpenting.

Suara dingin Wano terdengar di telinganya.

"Yuna, kamu telah melenyapkan anakku. Apa kamu pikir aku akan dengan mudah membiarkanmu kembali ke sisiku?"

Yuna tiba-tiba membuka matanya dan menatap Wano dengan keterkejutan.

Yang menarik perhatiannya adalah sepasang mata dingin tanpa nafsu sedikit pun.

Ternyata semua emosinya barusan hanyalah kepalsuan.

Tujuan Wano adalah untuk membuatnya menyerah.

Sudut bibir Yuna melengkung dingin.

Dia tidak ingin menjelaskan terlalu banyak tentang masalah anak kepada Wano.

Semakin banyak dia menjelaskan, semakin besar pula kekecewaan yang dia terima.

Yuna menatapnya dengan tenang, suaranya datar tanpa gelombang.

"Kalau begitu, apa maumu?"

Wano mengangkat dagunya dengan lembut , lalu menunduk sehingga hidung mereka saling menyentuh, menciptakan keintiman yang menggoda.

"Anak itu hilang karenamu, jadi kamu harus menggantinya," ucapnya dengan tegas.

Yuna langsung mendorongnya menjauh, menolak dengan tegas, "Nggak bisa!"

"Kalau begitu, aku nggak akan menyetujui satu pun syarat yang kamu ajukan tadi," tegas Wano.

"Wano, jangan berbuat terlalu jauh!"

Mata Yuna terasa sedikit panas.

Dia menatap Wano dengan penuh amarah.

Wano tersenyum tipis dengan sikap gagahnya, kemudian dia menggigit lembut daging di leher Yuna dan berkata dengan malas.

"Tiga bulan lagi, proyek itu akan mulai berjalan lancar. Baru saat itu ayahmu bisa dikatakan aman. Selama tiga bulan ini, nggak bisa menjamin keamanannya," ucapnya dengan tegas.

Kecuali kamu berjanji untuk memberiku seorang anak.

"Kita bisa membuat kontrak, dengan batas waktu tiga bulan. Selama tiga bulan ini, kalau kamu hamil dan melahirkan seorang anak, berikanlah padaku setelah lahir. Setelah itu, aku akan menjamin keamanan keluargamu," ucapnya dengan serius.

"Yuna, ini tawaran yang bagus untukmu, bukan?"

Akhirnya, Yuna menyadari mengapa orang-orang di luar menyebut Wano sebagai iblis.

Ternyata dia benar-benar kejam.

Yuna tak bisa menahan tawa getirnya, "Apa yang akan terjadi kalau aku nggak hamil dalam waktu tiga bulan?"

"Kalau begitu, aku akan membebaskanmu dan kita akan berpisah pada jalan masing-masing. Namun, kemungkinan semacam itu hampir mustahil terjadi," jelas Wano.

Mereka bahkan berhasil memiliki anak setelah satu kali melakukan hubungan tanpa perlindungan.

Dia tidak percaya bahwa dalam waktu tiga bulan, mereka tak bisa mendapatkan satu anak pun.

Dia tidak percaya kalau mereka memiliki anak, Yuna masih akan berpikir untuk pergi.

Yuna tersenyum getir dan langsung menyetujui, "Baiklah, mari kita sepakati saja."

Mengingat kondisi tubuhnya, walaupun diberikan tiga tahun pun, kemungkinannya untuk hamil adalah suatu keajaiban.

Beberapa menit kemudian, sebuah kontrak letakkan di hadapan Yuna, masih terasa hangat karena baru saja dicetak.

Meskipun sudah melakukan berbagai persiapan sebelumnya, tetapi saat Yuna mengambil pena untuk menandatangani, dia masih merasa seperti menandatangani kontrak jual beli diri.

Ujung jarinya bergetar beberapa kali.

Dia menandatangani bagian namanya di atas kertas.

Permainan antar orang dewasa telah resmi dimulai.

Sebelum Yuna sempat meletakkan penanya, Wano memeluknya dari belakang.

Bibirnya yang basah dan panas meluncur ke bagian belakang lehernya.

Entah sejak kapan pakaiannya sudah jatuh di lantai.

Wano memperlakukan Yuna seolah-olah dia memegang permata yang langka. Dia menempatkan Yuna di atas meja kantor yang luas.

Cahaya lampu langit-langit menyilaukan mata Yuna.

Dia menggunakan punggung tangannya untuk melindungi matanya dari cahaya yang terlalu terang dan mengurangi sensasi yang tidak nyaman tersebut.

Namun, Wano menggeser tangan Yuna, menunduk di telinganya dan dengan suara pelan dia berkata, "Bu Yuna, aku ingin kamu melihat kalau meja kantor ini nggak hanya untuk bekerja, tapi juga untuk kita."

Akhirnya, kantor yang dihias dengan begitu rapi dan penuh aroma buku yang kental tersebut menjadi tempat pesta liar mereka sepanjang malam.

Yuna benar-benar merasakan pengalaman yang berbeda saat bersama Wano.

Wano seakan-akan menggila, dia selalu menikmati melakukan hal-hal yang paling menegangkan dan memalukan.

Yuna tidak tahu berapa lama dia akan disiksa, tapi akhirnya dia tidak tahan lagi dan tertidur.

Ketika terbangun, hari telah berganti.

Saat dia menghidupkan teleponnya, dia mendapati Zanny telah meneleponnya berkali-kali.

Yuna merasa sedikit malu.

Akhirnya, dia memutuskan untuk menelepon Zanny.

Begitu panggilan tersambung, suara pria terdengar dari seberang sana.

"Halo, aku dari kantor kepolisian Kota Destari ...."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
pabrik shoei
ruwet...crita nya kek blunder...g ada kuasa apapun untuk mlawan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0017

    Yuna tiba di kantor polisi dan mendapati Zanny duduk di ruang interogasi, tangannya terikat dengan borgol.Dia menatap petugas polisi di depannya dengan tenang sambil terus memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri tanpa menunjukkan tanda-tanda ketakutan.Yuna bergegas mendekat, kemudian dengan sopan bertanya, "Selamat pagi, aku adalah temannya. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tanpa menunggu jawaban dari petugas, Zanny buru-buru berkata, "Setelah kamu menghilang kemarin, Xena pergi menemui ayah Wano untuk membantumu, jadi sekarang hanya aku yang tersisa.""Menurutku, kamu pasti pergi mencari pria bajingan ini. Lalu, karena merasa masih kesal, kamu pasti juga mampir untuk minum ke bar.""Saat itu, kebetulan aku melihat Qirana di sana juga. Dia kelihatan asyik membicarakan Paman Yudha. Kamu nggak melihat wajahnya yang penuh kemenangan, sih!""Aku langsung memakinya tanpa sadar, tapi itu hanya beberapa kata saja. Tiba-tiba saja pagi ini mereka membawaku ke sini dengan alasan ada yang merus

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0018

    Hati Yuna seperti diremas oleh sebuah tangan besar, begitu menyesakkan.Yuna membeku, tubuhnya gemetar tidak terkendali.Merasa ada yang janggal, Zanny menepuk lengan Yuna dan memanggilnya, "Yuna, Yuna!"Setelah namanya di panggil beberapa kali, Yuna akhirnya memberikan respon.Wajah Yuna yang hanya sebesar telapak tangan itu terlihat pucat.Perlahan Yuna menolehkan kepalanya, menatap dengan tatapan marah ke wanita itu.Sudut bibirnya berkedut, dengan suara serak Yuna berkata, "Kamu nggak pantas!"Setelah selesai bicara, Yuna menarik tangan Zanny menuju mobilnya.Yuna duduk di kursi kemudi, kedua kakinya masih gemetar.Zanny menyentuh sambil berkata dengan pelan, "Biar aku aja yang menyetir."Tanpa membantah Yuna keluar dari kursi kemudi, kemudian duduk di kursi penumpang.Yuna menyandarkan kepalanya di kursi penumpang, mencoba menutup matanya, tanpa disadari air matanya turun begitu saja dari sudut matanya.Kenangan buruk tujuh tahun yang lalu berkecamuk di hatinya seperti hewan buas

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0019

    Beberapa menit kemudian, Yuna datang mengetuk pintu ruang presdir.Aura dominan di wajah Yuna, sudah berganti dengan wajah natural dan lembut seperti pekerja wanita pada umumnya."Pak Wano, Anda mencariku?"Wano menatap tangan kosong Yuna, kemudian mengerutkan dahinya, "Mana sarapanku?"Sebelumnya, Yuna selalu menyiapkan bekal sarapan, untuk Wano yang tidak sempat sarapan dan memberikannya pada Wano untuk dibawa ke kantor.Yuna tersenyum kecil, berkata dengan hormat, "Pak Wano, ingin makan menu Tiongkok atau menu barat? Akan kupesankan sekarang.""Kamu nggak masak untukku?"Yuna tersenyum, "Pak Wano, sepertinya hal itu nggak tercantum dalam kontrak yang kutanda-tangani."Wano menatap Yuna tanpa berkedip.Wano berusaha melihat jejak masa lalu di wajah Yuna, mata yang dulu menatap dirinya, dengan penuh binar.Tapi Yuna yang sekarang, meskipun wajahnya tersenyum, tidaklah terlihat jejak perasaan dirinya.Wano merasakan kekosongan di hatinya.Rasanya seperti sesuatu yang selama ini dia gen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0020

    Dokumen ini tidak hanya berbau, bahkan juga kotor.Wano menderita Mysopobhia. Sepertinya kita sudah tahu apa yang akan terjadi kalau dokumen ini diberikan padanya.Yuna memegang dokumen itu dengan begitu erat.Sebagai putri Keluarga Saradan yang manja, Qirana bahkan sampai rela merendahkan diri untuk menjadi seorang asisten agar bisa datang ke Grup Lasegaf.Bagaimana mungkin Yuna tidak tahu apa niatnya.Bahkan Yuna berani menyimpulkan kedepannya hal seperti ini pasti akan sering dijumpainya.Senyum di bibir Yuna yang cantik menunjukkan sedikit sentuhan dingin.Yuna kembali berjalan masuk ke ruang pertemuan setelah 10 menit berlalu.Ada rasa bangga yang tidak dapat disembunyikan oleh Qirana di matanya saat melihat tangan Yuna yang kosong, tetapi dengan cepat menghilang.Qirana dengan baik hati menjadi perantara bagi Yuna berkata, "Kak Wano, meskipun kontrak tidak selesai hari ini dan akan memengaruhi penandatangan kontrak ratusan miliar, tapi aku yakin Yuna melakukan hal ini dengan tida

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0021

    Sepertinya dia terlalu meremehkan Yuna.Satu jam kemudian, kontrak sudah berhasil ditandatangani sesuai dengan waktu yang ditentukan.Ketika pertemuan itu telah berakhir, Vina dengan sengaja berkata di hadapan semua orang, "Wano, Qirana sudah pesan tempat di Restoran Aneka, datanglah malam nanti. Tempat itu yang sering kalian kunjungi dulu saat masih berkencan."Maksudnya sangat jelas.Tidak mungkin Yuna tidak mendengar perkataan Vina.Dengan senyum, Yuna tetap menjaga ekspresinya tetap tenang sambil menundukkan kepalanya untuk membereskan dokumen.Saat bangkit berdiri, dia mengangguk sedikit pada Wano dan berkata, "Pak Wano, selamat menikmati makan malam anda."Setelah selesai, dia membawa buku serta dokumen sambil beranjak pergi.Akan tetapi, Wano meraih pergelangan tangannya.Dengan satu tarikan kuat, Yuna jatuh ke dalam pelukannya.Raut wajah Yuna seketika berubah dingin dan menatap Wano sambil berkata, "Pak Wano, tolong jaga sikap anda, di sini adalah ruang pertemuan."Jemari tang

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0022

    Qirana tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.Dia meronta sambil mengumpat, "Yuna, berani-beraninya kamu memukulku! Percayalah, aku akan membuat ayahmu mati di penjara!"Mengingat kembali ayahnya, kemarahan Yuna semakin memuncak sehingga kekuatan tangannya semakin meningkat."Karena orang tuamu nggak tahu cara mendidik anak, maka aku dengan senang hati membantu mereka tanpa ragu."Postur tubuh Qirana lebih pendek dari Yuna. Ditambah lagi, dia selalu dimanja sejak kecil sehingga dia sama sekali bukanlah tandingan Yuna.Beberapa saat kemudian, wajahnya ditampar hingga memar.Rasanya sangat menyakitkan sehingga membuatnya marah dan berkata, "Yuna, tunggu pembalasanku!"Selesai mengatakannya, Qirana berlari ke luar sambil memegang wajahnya.Yuna melihat telapak tangannya yang agak memerah, kebencian dalam matanya tak kunjung memudar.Penderitaan yang disebabkan oleh Qirana tak dapat dibayar hanya dengan beberapa tamparan.Setelah kesulitan melepaskan diri dari keterpurukan yang du

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0023

    Wano menatap Yuna dengan tajam.Wano langsung berkata tanpa memberikan kesempatan bagi Yuna untuk protes, "Minta maaf padanya!"Yuna menatap Wano dengan dingin.Wano tak bertanya lebih dulu padanya dan malah langsung menyuruhnya minta maaf.Sepercaya itukah dia pada Qirana?' batin Yuna.Yuna sudah sering merasakan ketidakadilan Wano. Dulu, saat melihatnya seperti ini, dia merasa sangat tersakiti.Sekarang, hatinya terasa kebas.Yuna menatap Wano dengan dingin seraya berkata dengan angkuh, "Kenapa aku harus minta maaf atas sesuatu yang nggak pernah kulakukan? Apa Pak Wano ingin aku mengakui kesalahan yang nggak pernah kulakukan?""Yuna, aku beri kamu waktu satu menit untuk minta maaf padanya. Kalau nggak, tanggung sendiri akibatnya!"Yuna tersenyum sinis, "Pak Wano, apa konsekuensi yang kudapat kalau tak mau melakukannya?"Tanpa mempertimbangkan alasan atau konsekuensi, Wano memaksanya untuk mendonorkan darah kepada Qirana hingga hampir membuatnya pingsan di rumah sakit.Wano telah menu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0024

    Untuk mengumpulkan bukti kesalahan Yuna, Vina membawa Wano pergi ke ruang kontrol untuk memeriksa CCTV secara langsung.Qirana mengikuti di belakang dengan memakai masker.Qirana melihat rekaman CCTV dengan penuh kebencian hingga menggertakkan giginya.Kali ini, dia harus benar-benar mengusir Yuna dari sini!Beberapa orang itu duduk di dalam ruang kontrol. Mereka mulai mengawasi pemutaran rekaman CCTV dengan saksama.Pada saat yang krusial, Wano sengaja memerintahkan petugas untuk melambatkan kecepatan pemutaran.Namun, setelah melihat berulang kali, pada saat Qirana pergi ke kamar mandi, tidak ada bayangan Yuna sama sekali.Qirana menatap layar dengan tidak percaya, "Nggak mungkin, pasti Yuna telah merusak rekaman CCTV ini. Dia masuk ke kamar mandi sebelum aku masuk, nggak mungkin dia nggak ada!"Wano menatap orang-orang di ruang kontrol dengan serius, "Apa Sekretaris Yuna meminta kalian mengubah rekaman ini?"Para petugas di ruang kontrol bergantian menggelengkan kepala, "Nyonya Vina

Latest chapter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0655

    Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0654

    Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0653

    Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0652

    Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0651

    Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0650

    Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0649

    Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0648

    Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya

  • Jeratan Hubungan Tanpa Status   Bab 0647

    Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper

DMCA.com Protection Status