"Yuna, berikan padaku.""Wano, apa luka yang kamu beri padaku masih nggak cukup? Apa kamu masih ingin menyingkap lukaku di depan umum?"Semakin Yuna berkata demikian, semakin Wano ingin melihatnya.Dia mengabaikan perlawanan Yuna dan dengan paksa merebut flashdisk dari tangannya.Flashdisk itu pun dimasukkan ke dalam laptop untuk ditonton.Saat gambar Qirana muncul, terdengar teriakan keras dari Vina, "Qirana, kamu kenapa? Wano, Qirana pingsan, cepat bawa dia ke dokter!"Wano berbalik dan melihat Qirana yang terbaring di lantai dengan wajah pucat.Wano sadar bahwa pingsannya seorang pasien depresi menandakan kondisi yang semakin parah.Namun, kalau dia pergi sekarang, mungkin dia tidak akan pernah mengetahui kebenarannya.Saat Wano sedang mempertimbangkan untuk memanggil dokter, Vina kembali berseru, "Wano, cepat! Qirana mengalami kejang dan muntah berbusa, kalau nggak segera membawanya ke dokter, itu akan berbahaya.""Kita akan membicarakannya nanti. Yuna juga nggak mati, 'kan? Kenapa
Read more