Yuna tertegun sejenak dan mendongak menatap Wano."Apa kamu bilang?"Wano memegang pipi Yuna yang memerah, lalu berkata dengan penuh goda, "Tentu saja barang-barangmu harus dikirim ke kantormu, atau mau dibawa pulang ke rumahku saja?"Kata-katanya membuat mata Qirana memerah seketika."Kak Wano, apa aku nggak boleh mencobanya sebentar saja?"Wano mengangkat alisnya sambil melihatnya, dengan santai dia pun berkata, "Gaun ini nggak cocok untukmu. Coba lihat yang lain saja, aku akan menanggung biayanya."Setelah berkata begitu, dia tak menunggu reaksi Qirana, melainkan langsung memeluk Yuna dan membawanya menuruni tangga.Melihat kemesraan mereka, Qirana menangis begitu sedih."Tante, apa Wano ingin menjadikan Bu Yuna sebagai pasangannya? Lalu, bagaimana denganku?"Sembari membantu Qirana menghapus air matanya, Vina memberikan dukungan, "Jangan khawatir, posisi nyonya muda Keluarga Lasegaf hanya bisa menjadi milikmu. Buat dirimu tampil dengan baik dalam acara ini, dengan begitu Wano pasti
Read more