"Mama, gendong." Levin merentangkan kedua tangannya tanpa memperdulikan tatapan Argio yang terus mengarah padanya. Naya segera mengangkat tubuh mungil anaknya dalam gendongan."Kenapa matanya bengkak? Nangis?" tanya Naya mengusap-usap pipi Levin.Bocah 5 tahun itu mengerucutkan bibirnya."Levin cari-cari Mama tapi kata nenek, Mama pergi kerja."Naya tersenyum mendengar jawaban Levin, membuat ia mengecup gemas pipi putranya."Anak laki-laki tidak boleh menangis. Kalau Mama pergi Levin harus pintar-pintar sama nenek. Mama juga tidak lama perginya."Argio terenyuh melihat interaksi ibu dan anak itu, membuat hatinya pun menghangat. Mata hitam pekatnya tak lepas memandangi wajah tampan Levin. Sekilas wajah putranya mirip dengan ayahnya, Arga. Tanpa tes DNA sekalipun Argio yakin ini putranya. "Dia sangat tampan, Naya," ucap Argio memuji rupa Levin. Naya hanya menatap sekilas pada Argio.Tangan Argio yang sudah gatal langsung mencubit pelan pipi bocah laki-laki itu yang langsung memekik ke
Last Updated : 2024-03-06 Read more