Share

Bab 45

Penulis: Norwinda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-12 21:28:05

Naya tampak sumringah melihat kedatangan Hendrik, sudah lama pria paruh baya itu tidak datang berkunjung. Ia menyambut hangat kala Hendrik masuk ke dalam toko bunga miliknya.

"Bagaimana kabarmu, Naya?" tanya Hendrik dengan tatapan hangatnya.

"Baik. Paman sendiri bagaimana kabarnya?" Naya balik bertanya.

"Seperti yang kamu lihat aku baik-baik saja. Ini aku bawakan makanan kesukaan Levin."

Hendrik memberikan cake coklat kesukaan Levin. Bocah laki-laki itu sangat menyukai cake. Naya langsung menerima pemberian pria tersebut.

"Selama Argio datang menemuimu, aku tidak bisa berkunjung ke sini beberapa hari kemarin. Kamu tahu sendiri, bila Argio tahu aku ke sini sudah pasti dia akan tahu juga bila aku yang menyembunyikan keberadaanmu dengan Levin selama beberapa tahun ini," papar Hendrik.

Naya manggut-manggut membenarkan perkataan Hendrik. Selama ini Argio belum tahu bahwa Hendrik lah yang mempersulit pria itu menemukan keberadaannya dengan Levin.

"Silahkan duduk Paman."

Naya meletak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 46

    "Kamu tidak sebaik yang aku kira!" Setelah mengatakan itu Naya berlari masuk ke dalam kamar sebelum Rio sempat kembali mencegahnya.Wanita mana yang tidak sakit hati ketika masa lalu kelamnya diungkit-ungkit hanya karna perkara perasaan yang tidak terbalaskan. Di tambah Rio terlalu memaksakan Naya agar menerima lamaran dan cintanya. "Bodoh, bodoh!" Rio mengacak rambutnya frustasi. Ia terlalu kecewa dengan penolakan Naya sampai tidak bisa mengendalikan mulutnya."Apa yang harus aku lakukan?" gumam Rio kebingungan. Sudah pasti Naya akan sulit memaafkannya apalagi ia menyinggung masa lalu wanita tersebut.Di sisi lain Naya membanting pintu cukup keras. Tubuhnya langsung meluruh ke lantai dengan air mata semakin deras mengucur membasahi wajahnya yang tampak memerah. Sesak dan sakit mencekik kuat rongga dadanya. Apa sehina itukah dirinya? Kenapa Rio harus kembali mengungkit-ungkit masa lalunya yang berusaha ia tutup rapat-rapat.Bahkan ia tidak menyangka Rio tidak benar-benar tulus dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 47

    "Masuklah," titah Hendrik membuat Naya menoleh ke arahnya."Aku menunggu di luar."Naya mengangguk lemah lalu kembali menatap ke arah Argio yang terbaring dibrankar. Ia melangkah masuk ke dalam ruang rawat sedangkan Hendrik memilih menunggu di luar sambil menggendong Levin. Mata Naya menelisik kondisi Argio. Ia semakin mendekat pada brankar tempat pria itu berbaring sekarang. Dengan ragu-ragu Naya menyentuh tangan Argio yang tersemat jarum infus. Wajah Argio terlihat pucat dan bagian kepalanya diperban. Pasti Kecelakaan yang Argio alami cukup parah. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Argio saat mengalami Kecelakaan. Naya memegangi dadanya yang terasa sesak dan perih."Apa sepenting itu bertemu kami berdua sampai tidak memperdulikan kondisi tubuhmu?" ucap Naya dengan suara tercekat di tenggorokan. Ia semakin erat menggenggam tangan Argio. Lelehan air mata diiringi isak tangis mengisi ruangan kedap suara itu. Ia merasa sangat bersalah apalagi sikapnya beberapa minggu kemarin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 48

    "Aku sampai sini mengantarnya," ucap Naya, berhenti di depan pintu toilet. Tidak mungkin ia mengantar Argio sampai ke dalam toilet.Namun, pria itu masih setia melingkarkan tangannya di pinggang Naya seolah tak ingin lepas."Tapi aku tidak sanggup berjalan sendiri, Naya. Kakiku benar-benar sakit," balas Argio setengah merengek.Naya menghela napas panjang. Andai pria itu tidak sakit tidak mungkin ia berbaik hati membantu Argio. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Argio atas musibah yang pria itu alami. Dengan terpaksa Naya kembali memapah Argio masuk ke dalam toilet apalagi pria itu membawa tiang infus membuat pergerakan mereka berdua sedikit kesulitan.Napas Naya sedikit memburu ketika mendudukkan Argio di closed duduk. Apalagi tubuh Argio cukup berat dan besar sedangkan tubuhnya begitu kecil untuk menahan beban berat dan tubuh besar seperti Argio."Bisa buka celananya sendiri' kan? Aku keluar dulu."Tanpa menunggu balasan Argio, Naya segera keluar dari toilet. Argio tersenyum lebar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 49

    "Naya, hey. Lihat aku. Kamu kenapa?" Argio melepaskan pelukan Naya dengan paksa demi meminta penjelasan. Bagaimana tidak, wanita itu datang seperti orang ketakutan disertai tangisan histeris. Levin memeluk tubuh sang mama sambil menangis. Bocah itu tampak terkejut dan shock ketika Naya datang dengan keadaan seperti ini.Naya seolah tak ingin melepaskan pelukannya, namun Argio memaksa membuat ia terpaksa melepaskan pelukan tersebut."Ini kenapa? Siapa yang melakukan ini?" Argio meraih wajah Naya. Tampak jelas memar di wajah wanita tersebut. Naya memalingkan wajahnya tanpa ingin bersuara. Namun, lagi-lagi Argio kembali menangkup wajah Naya. Alis pria itu menukik tajam dengan hati yang memanas. "Katakan siapa yang melakukan ini? Jangan diam saja Naya!" desak Argio memaksa dengan tatapan yang menajam. Mata pria itu terlihat memerah karna amarah yang memuncak, tak terima wanitanya terluka. Sudah jelas seseorang sengaja melakukan kekerasan fisik dengan Naya hingga memar seperti ini."N

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 50

    Naya semakin gugup ketika mobil yang ia tumpangi sudah memasuki area mansion megah yang 5 tahun lalu ia tinggalkan. Tidak ada perubahan sedikit pun dari mansion tersebut, semuanya tetap terlihat sama seperti saat ia tinggalkan. Levin berdecak kagum dengan mata berbinar melihat bangunan megah nan besar itu."Mama, rumahnya mirip istana!" seru Levin tanpa mengalihkan pandangannya dari bangunan itu. Naya hanya tersenyum sambil mengusap puncak kepala putranya. Entahlah, Argio memintanya untuk menginap di mansion ini. Awalnya ia memilih menginap di hotel untuk sementara waktu, ia tidak berani pulang ke Surabaya. Takut Rio akan berbuat hal lebih. Sopir yang mengendarai mobil sedan hitam mewah itu berhenti tepat di depan pelataran mansion."Sudah sampai, Nona," ucap sopir berusia 30 tahunan itu menoleh ke belakang.Naya mengangguk lalu segera keluar dari mobil bersama putranya. Kedatangan mereka berdua sudah di sambut oleh para pelayan yang berjejer rapi di dekat pintu mansion. Seorang kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 51

    Naya mendorong Argio hingga tautan bibir mereka berdua terlepas. Wajah wanita itu semakin memerah serta rasa malu yang semakin mendekap dirinya. Argio menyeringai menatap Naya yang tampak salah tingkah. "Aku ingin tidur," ucap Naya buru-buru masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan Argio.Naya mengusap kasar bibirnya yang menyisakan saliva mereka berdua. Seharusnya ia menghindar dan menolak ciuman Argio tapi seolah akal sehatnya sudah menipis membuat ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Argio menatap kepergian Naya dengan pandangan yang sulit diartikan.Wanita itu ikut berbaring di samping putranya setelah membereskan piring-piring kotor di atas meja. Baru hendak memejamkan matanya suara langkah sepatu membuat Naya menoleh ke belakang."Apa boleh aku ikut bergabung tidur dengan kalian berdua?" tanya Argio melepaskan jas yang melekat ditubuh kekarnya.Sepertinya pria itu akan tidur sangat nyenyak bila tidur satu kasur dengan mereka berdua."Tidak bisa. Sangat salah bila kamu tidur sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 52

    Di tengah kegelapan malam Argio melangkah masuk ke dalam hutan Muson yang disebut oleh pesan dari nomor asing itu. Suara hewan malam membuat suasana semakin mencekam ditambah gemuruh angin cukup kencang dan awan hitam pekat menutupi sinar rembulan. Dengan dibantu pencahayaan dari senter Argio semakin melangkah masuk ke dalam hutan.Wajah pria itu tampak datar, namun auranya sangat mengerikan. Tidak ada sedikitpun ketakutan dalam benak Argio kecuali perasaan menggebu-gebu ingin segera sampai ke tempat tujuan. Beberapa menit berjalan hingga langkah Argio terhenti pada pabrik gula terbengkalai, dari luar saja tampak mengerikan seperti bangunan berhantu. Argio melangkah mendekati bangunan tersebut. Secercah cahaya terlihat dalam pabrik terbengkalai itu, sudah pasti ada orang di sana. Baru hendak melangkah masuk ke dalam pabrik tersebut dua pistol sudah di todong di sisi kanan dan kiri kepala Argio. "Seperti ini cara mainannya," gumam Argio melirik dua pria yang menatap mengintimidasi pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 53

    Rio yang tertawa penuh kemenangan, kini suara tawa itu langsung lenyap ketika suara tembakkan membuat pria itu langsung tumbang. Aldo membidik Rio tepat di jantungnya. Sepuluh anak buah Argio masuk ke dalam bangunan itu setelah melumpuhkan dua anak buah Rio dengan mudah."Tuan Argio!" Aldo langsung menghampiri sang tuan muda yang sudah tak sadarkan diri.Ikatan di tubuh Naya langsung dilepaskan oleh salah satu anak buah. Wanita itu langsung mendekati Argio. Ia menggoncang tubuh pria itu berharap Argio sadar tapi apa mau dikata kondisi Argio tidak baik-baik saja saat ini. Tembakkan yang Rio berikan membuat Argio kehilangan banyak darah hingga kesadarannya menghilang. "Argio bangun. Bangun!" Naya memeluk tubuh besar Argio tanpa memperdulikan pakaiannya yang melekat darah segar milik pria itu. Rasa sedih dan bersalah merambat dalam benak Naya saat ini. Andai tidak menyelamatkan dirinya Argio tidak akan seperti ini. Rasa takut kehilangan mencengkram kuat hati Naya. "Kalian angkat Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21

Bab terbaru

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 81

    Empat tahun kemudian …Suara tawa dan teriakan anak kecil mengisi sebuah kamar yang memiliki tiga kasur di dalamnya. Dua bocah berusia empat tahunan tampak berlari-larian dalam sana, mereka saling mengejar membuat sang kakak yang tengah fokus mengerjakan PR terlihat sangat terganggu."Jeva, Javier! Jangan teriak-teriak, kakak sedang mengerjakan tugas," tegur Levin lembut.Meskipun begitu, dua bocah kembar itu tak menggubris bahkan semakin menjadi-jadi membuat Levin frustasi dibuatnya. Levin yang kini berusia sepuluh tahun, tampak menggelengkan kepalanya. Dua adik kembarnya bukan hanya lucu tapi juga nakal.Levin membawa buku-buku pelajarannya keluar dari kamar. Ia akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan pribadi milik ayahnya. "Kamu mau ke mana, Sayang?" Suara sang mama membuat Levin berbalik badan. Tinggi badan Levin hampir menyamai Naya, dulu terlihat kecil kini dengan cepat tumbuh besar. Levin semakin menyerupai Argio."Levin mau ke perpustakaan, mau ngerjain tugas," balasnya."

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 80

    Saat semua tengah tertidur nyenyak, Naya terlihat gelisah dan tidak karuan berbaring di kasur. Beberapa kali ia berpindah-pindah posisi dari telentang, miring ke kanan dan ke kiri, namun tidak membuat rasa sakit di perutnya mereda.Argio yang berbaring di samping Naya, tampak terusik tidurnya. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati Naya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya."Kamu kenapa, Sayang?" "Perutku sakit, Mas. Perih."Argio segera bangun dari kasur lalu menyentuh perut Naya."Sebelumnya kamu makan apa? Tidak mungkin kamu akan melahirkan, usia kandunganmu belum sembilan bulan."Naya yang merintih kesakitan langsung terdiam. Ia mengingat-ingat sebelumnya makanan yang dikonsumsi dari pagi sampai malam."Sepertinya gara-gara makan mangga mentah. Soalnya sebelum tidur aku minta Merry mengupasnya mangga lagi."Argio geleng-geleng kepala mendengar jawaban Naya."Kan aku sudah bilang, jangan makan mangga kebanyakan, Sayang. Sekarang lihatlah sakit perut' kan.""Mas, marah?" M

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 79

    "Adek jangan nakal diperut Mama, kasihan Mama." Omelan lucu keluar dari bibir mungil Levin. Tangan mungilnya menepuk-nepuk perut Naya lembut. Meskipun kondisi Naya saat ini lemah, namun ia tidak bisa menahan tawanya mendengar omelan putranya. Dan tidak lama Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa teh jahe hangat. "Minum dulu, Sayang. Kata Bunda ini bagus untuk perempuan hamil yang mual-mual."Dengan penuh perhatian Argio membantu Naya meminum teh jahe tersebut. Pria itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya pada Naya. Dengan dibantu oleh Argio, Naya meminum teh jahe yang diberikan. "Terima kasih.""Sama-sama, Sayang.""Itu apa, Yah?" Levin menatap penasaran pada air yang baru saja diminum oleh sang bunda."Ini teh jahe supaya Mama tidak mual-mual lagi, Nak. Levin mau coba?" tawar Argio.Dengan cepat Levin menggeleng. Melihat warna minuman itu saja sudah membuat bocah itu tidak berminat. "Hari ini aku ada urusan mendadak, Sayang. Mungkin sore baru pulang. Tidak apa-apa' kan j

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 78

    Pada akhirnya, Argio mengalah dan memutuskan untuk menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Meskipun ia merasa kebingungan sendiri karena tidak pernah menyentuh peralatan dapur, apalagi memasak nasi goreng sebelumnya.Argio membuka aplikasi YouTube di ponselnya dan mencari konten yang menunjukkan cara memasak nasi goreng. Sementara Naya duduk dengan tenang di kursi dapur, sambil memakan biskuit kesukaannya, menunggu nasi goreng yang akan dibuat oleh Argio.Awalnya Argio tampak bingung, namun dengan pelan-pelan ia membuat nasi goreng itu dan sekitar 30 menitan nasi goreng yang Argio buat sudah jadi. Aroma wangi dari masakan Argio, membuat Naya bangkit dari tempat duduknya."Sudah jadi?" Naya menatap nasi goreng yang tak karuan tampilannya, tetapi sangat menggoda baginya.Argio mengangguk ragu. Ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam piring."Kalau nasi gorengnya tidak enak, tidak usah di makan ya?"Naya mengangguk mengiakan ucapan suaminya. Mata Naya berbinar-binar menatap nasi gore

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 77

    Setelah mengetahui bahwa Naya tengah mengandung. Tanpa berpikir panjang, Argio segera pergi dengan mobilnya entah ke mana. Beberapa jam kemudian, Argio kembali ke mansion dengan membawa begitu banyak belanjaan, termasuk rujak yang ia beli di pinggir jalan.Argio tahu betul bahwa wanita hamil seringkali memiliki selera makan yang berbeda, dan banyak yang menyukai makanan yang asam-asam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanjakan Naya dengan makanan yang ia sukai, seperti rujak. Argio berharap dengan memberikan perhatian seperti ini, bisa membuat kehamilan kedua Naya menjadi lebih istimewa dan berbeda dari yang pertama.Anggap saja hal yang ia lakukan sekarang sebagai penebus atas kesalahan yang ia lakukan saat Naya hamil pertama dulu."Sayang, aku bawakan sesuatu untukmu!" seru Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa piring berisi rujak.Naya duduk bersandar di bahu ranjang dengan wajah yang tampak pucat. Wanita itu merasa tubuhnya masih terasa lemah."Masih pusing?" Argio melet

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 76

    Argio keluar dari mobil dengan terburu-buru, saat mendapatkan kabar Naya pingsan. Ia segera pulang ke mansion tanpa memperdulikan pekerjaannya yang belum selesai. Wajah pria itu terlihat sangat panik bercampur khawatir."Bagaimana bisa dia pingsan?" bentak Argio yang tampak marah pada para pelayan."Saya tidak tahu Tuan, tiba-tiba Nona Naya sudah tergeletak di lantai. Awalnya Nona Naya mengeluh tidak enak badan," jawab Merry, sedangkan pelayan lain tertunduk ketakutan.Argio mendengus dengan perasaan campur aduk antara khawatir dan panik, ia melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa menuju kamar, dan dengan kasar membuka pintu kamar. Langsung ia menghampiri Naya yang belum sadarkan diri di atas kasur.Saat melihat Naya yang lemah dan tidak sadarkan diri, Argio merasa hatinya teriris melihat wajah pucat Naya. Argio duduk di samping Naya dan memegang tangannya dengan lembut."Sayang, bangun," ucap Argio lembut. Ia mencium tangan Naya berkali-kali.Takut, itulah yang Argio rasakan saat

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 75

    "Silahkan di makan, Nona," ucap pelayan yang mengantarkan makanan untuk Naya.Pelayan berusia 30 tahunan itu tampak tersenyum-senyum melihat banyak bercak merah dibagian leher sang nona muda, membuat pelayan itu tidak bisa untuk tidak berpikiran kotor dengan apa yang ia lihat.Naya terlihat malu saat melihat arah tatapan pelayan. Ia menutupi seluruh tubuhnya sampai leher dengan selimut. "Terima kasih."Pelayan itu mengangguk lalu pamit undur diri dari kamar tersebut. Seharian Naya mengurung dirinya dalam kamar, ia benar-benar malu untuk sekadar menunjukkan wajahnya. Berbeda dengan Argio, pria itu seperti bunga mekar yang baru disiram air di pagi hari, dan saat ini Argio tengah pergi ke perusahaan karna ada sedikit masalah di sana.Dengan gerakkan lemas Naya mengambil makanan yang tersaji di meja. Dan saat ini ia tengah duduk bersandar di bahu ranjang. Dengan lahap ia menyantap makanan itu, bukan hanya kelaparan, namun tenaganya juga terkuras. Argio seperti singa yang sudah beberapa h

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 74

    Naya melangkah keluar dari kamar mandi setelah melihat keadaan sekitar kamar yang tampak sepi, sepertinya Argio kembali keluar dari kamar. Ia melangkah sambil memeluk dirinya, kini ia mengenakan lingerie yang mertuanya berikan. Naya melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan mengulum bibirnya. Lingerie yang ia kenakan sangat transparan, sehingga membuat celana dalam dan bra yang ia kenakan terlihat jelas. Rasa malu menyelimuti wajahnya."Lebih baik aku tidak mengenakan ini, aku malu," gumam Naya dengan wajah yang memerah.Ia berencana untuk kembali ke kamar mandi, tetapi suara pintu yang terbuka membuat bola matanya membulat sempurna. Tanpa pikir panjang, Naya langsung melompat ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, sehingga hanya kepala yang terlihat. Naya merasa sangat malu dan berharap Argio tidak melihatnya dalam keadaan seperti ini.Argio masuk ke dalam kamar sambil membawa laptop miliknya. Pria itu tersenyum pada Naya yang bersandar di bahu ranjang, wajah Naya

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 73

    Mobil yang Argio kendarai berhenti disebuah pantai yang tampak sepi, membuat kening Naya mengernyit. Levin langsung menatap keluar jendela mobil melihat hamparan pantai yang begitu indah di tambah pemandangan matahari yang mulai tenggelam. "Kenapa kita ke sini?" tanya Naya menoleh ke arah suaminya."Kita istirahat dulu, kamu pernah ke pantai?" Argio balik bertanya. Naya menganggukkan kepalanya."Dulu pernah, tapi sekarang tidak pernah ke pantai lagi.""Ayah, kita ke pantai mau apa? Menangkap ikan?" Celotehan lucu Levin membuat Argio tertawa. Ia mencubit gemas pipi bulat putranya."Tidak, hanya beristirahat saja. Memangnya Levin mau menangkap ikan?"Dengan cepat Levin mengangguk. Bocah itu langsung membuka tas ransel miliknya lalu mengeluarkan pancingan mainan yang ia bawa. Argio yang melihat itu kembali tertawa, bisa-bisanya Levin membawa itu."Ayo sekarang kita turun." Argio lebih dulu turun lalu membukakan pintu mobil untuk istri dan anaknya.Hembusan angin pantai yang segar menerp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status