Mendengar hal itu mereka bergegas pergi ke kamar Lea. Sementara Lea, di dalam kamar, meraung-raung histeris sambil melempar semua alat kosmetiknya ke lantai. Dia bagai orang kesurupan, menjerit histeris sambil menangis kencang. Sekarang, rambut dan pakaiannya terlihat acak-acakan dan berantakan."Nona hentikan!" Di depan pintu kamar, seorang pelayan wanita berseru nyaring. Berharap Lea berhenti melempar-lempar barang. Terlebih ada pecahan kaca parfum berhamburan di lantai saat ini.Pelayan itu tampak takut-takut, ingin mendekat tapi takut diserang. Jadi, dia berdiri di ambang pintu sambil mencoba berbicara dengan Lea. Meskipun tak ada tanda-tanda Lea akan berhenti. Lea mengacuhkan sang pelayan. Berjalan ke sana kemari, mengambil vas, buku, semua barang-barang yang dapat dijangkaunya. "Tidak mungkin, testpack ini pasti salah!" jeritnya, menangis tersedu-sedan.Sudah beberapa minggu ini Lea merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Lea merasa bahwa dia tengah berbadan dua. Karena tak kunju
Baca selengkapnya