Beranda / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Simpanan Nyonya CEO: Bab 101 - Bab 110

156 Bab

Bab 101. Roy Dan Diana Dijebak

Sekitar lima menit Roy berada di dalam kamar tamu membantu Diana, tiba-tiba pintu kamar tamu itu dikunci Anton dari luar. Mengetahui hal itu baik Roy maupun Diana terkejut, mereka secara serentak menghampiri pintu kamar.“Tuan.. Tuan.. Tolong buka pintunya!” panggil Roy dari dalam sembari mengedor-gedor pintu kamar tamu itu.Meskipun Anton mendengar jelas Roy memanggil dari dalam kamar akan tetapi dirinya seperti berpura-pura tuli, bahkan saat ini ia tengah melangkah menuju teras rumah. Hampir bersamaan dengan Anton tiba di teras rumah mewah itu, Angel pun tiba di halaman mengendarai sendiri mobil BMW nya.Wajah dingin kembali ditunjukan Angel mulai dari turun dari mobilnya hingga menuju teras rumah di mana di sana Anton seperti sengaja menunggunya datang, saat Angel telah berpapasan Anton pun menghadang langkahnya.“Nggak salah kalau aku ketika pulang dulu langsung nggak suka akan kamu menerima Roy bekerja di rumah ini.” ujar Anton membuat Angel hentikan langkahnya dengan tatapan taj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

Bab 102. Roy Sempat Panik

“Apa yang terjadi sebenarnya Diana? Coba jelaskan, aku benar-benar nggak ngerti permasalahannya,” pinta Bi Surti.“Begini Bi, ketika Mas Roy dipanggil dan diminta untuk menolongku membersihkan kamar itu Tuan mengunci pintu dari luar. Kami berdua sempat beberapa kali mengedor-ngedor minta dibukakan pintu kamar itu, namun Tuan Anton tak mengubrisnya hingga Nyonya datang lalu membukakannya.” Jelas Diana.“Keterlaluan sekali dia, berarti Tuan Anton memang sengaja menjebak kalian berdua di dalam kamar itu. Kenapa kalian diam aja saat Nyonya datang? Kalian kan bisa jelasin sama Nyonya hal yang sebenarnya.” Ujar Bi Surti.“Udah dijelasin sama Mas Roy, Bi. Akan tetapi Nyonya diam aja, malahan nggak acuh sama sekali hingga Mas Roy menarik tanganku mengejar Nyonya sampai ke bawah tangga menuju lantai atas. Mas Roy kemudian bilang jika Nyonya nggak percaya dengan yang ia jelaskan tadi, cukup dia aja yang pergi dari rumah ini dan memohon agar aku nggak ikutan diusir.” Tutur Diana masih diiringi i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

Bab 103. Di Kolong Jembatan

Roy lekas-lekas berdiri dan menyandang ranselnya, dengan langkah tak tentu arah ia berjalan menyusuri trotoar jalan raya itu. Setelah lebih 1 jam berjalan dan beberapa kali menyeberangi jalan raya, tiba lah dia di depan sebuah jembatan.Melihat kawasannya, sepertinya Roy tengah memasuki salah satu kawasan kumuh di Ibu Kota itu. Di bawah jembatan itu di sisi kanan dan kiri terdapat jalan kecil dan di tengah-tengahnya sungai penuh sampah, di pinggir jalan kecil itu tepatnya di bawah jembatan yang cukup besar terdapat beberapa hunian asal-asalan. Ada yang bersekat terpal, ada pula yang hanya bersekat karton saja.Saat itu hari sudah mulai gelap, cahaya matahari senja yang tadi menerangi kini berganti dengan lampu-lampu jalan. Roy kembali bingung harus melanjutkan perjalanannya atau berhenti dan menginap di bawah jembatan itu, ia duduk di pinggir jalan kecil itu dengan tatapan hampa ke arah sungai yang permukaannya sebagian besar tertutup sampah.Meskipun kawasan kumuh akan tetapi di samp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

Bab 104. Ditraktir Sarapan

Matahari pagi menyinari seluruh kawasan Kota Jakarta tak terkecuali kawasan kumuh di bawah jembatan tempat Roy masih tertidur pulas,seorang wanita diperkiraan masih berusia 19 tahun nampak mondar-mandir di depan bangunan yang bersekat sebagian terpal dan karton.Di sebelah bangunan bersekat terpal dan karton tampak seorang pria yang tidur beralaskan karton dan berbantalkan ransel berisikan pakaian, wanita yang tadinya ragu untuk dengan mondar-mandir di depan bangunan bersekat terpal dan karton yang ternyata miliknya itu akhirnya memberanikan diri juga menghampiri.“Bang..! Bangun Bang..! Udah siang.” Serunya sembari mengoyang-goyang kaki pria yang tengah tertidur pulas berbantal ransel pakaian itu.Setelah beberapa kali dibangunkan oleh wanita berusia 19 tahunan itu dengan seruan dan tindakan yang sama mengoyang-goyangkan salah satu kaki, akhirnya pria itu pun bangun dan duduk.“Hoammm..! Rupanya udah siang.” Pria itu menguap dan mengucek-ngucek kedua matanya.“Iya Bang udah siang, ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

Bab 105. Rp. 50.000,- Sekali Kencan

“Emangnya berapa yang kamu dapatkan setiap kali melayani pelangganmu itu?” tanya Roy lagi.“Ya, nggak menentu Bang. Paling kecil Rp. 50.000,- paling besar sih selama ini ak dapatin sekitar Rp. 500.000,- itu pun mungkin karena dia orang kaya dan ngajak aku main juga bukan di sini tapi di hotel.” Jawab Vina.“Yang tadi malam hanya ngasih kamu Rp. 50.000,- ya?”“Iya Bang.” Jawab Vina singkat, Roy yang tadinya lahap sekali menyantap sarapannya terlihat sulit mengunyah dan menelan.“Kenapa Bang? Bang Roy jadi nggak selera ya, setelah tahu jika lontong sayur itu aku beli dengan uang hasil menjual tubuhku?” sambung Vina yang ternyata melihat perubahan sikap Roy itu.“Oh, nggak Vin. Serius aku sama sekali nggak merasa begitu, aku hanya nggak sampai hati menerima sarapan yang kamu beli ini makanya aku seperti nggak berselera lagi. Kalau masalah yang kamu lakukan itu, jika ada yang mengatakan kamu termasuk golongan orang-orang kotor berarti kita satu golongan. Karena aku sendiri nggaklah suci,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

Bab 106. Menemui Deni

Sedangkan pagi itu Diana yang memang bertugas membersihkan seluruh ruangan rumah mewah itu termasuk kamar yang kemarin di tempati Roy, nampak terkejut melihat di bawah tempat tidur terselip dompet dan di atas meja terdapat ponsel Roy.“Wah, berarti Mas Roy ke luar dari rumah ini kemarin tanpa membawa dompet dan ponselnya. Waduh, gimana sebaiknya dompet dan ponsel Mas Roy yang tertinggal ini aku beri tahu Nyonya atau Bi Surti dan Bi Ratni dulu?” gumam Diana yang kini memengang dompet Roy di tangan kanannya, sementara ponsel di tangan kirinya.Setelah menimang-nimang, akhirnya Diana memutuskan untuk menemui Bi Surti yang saat itu berada di dapur.“Lagi ngapain Bi?” sapa Diana.“Ini, bersih-bersih sesudah masak sarapan buat Nyonya dan Tuan. Kerjaanmu udah selesai ya, Diana?” tanya dan sapa balik Bi Surti.“Belum Bi, aku ke sini karena tadi sewaktu bersihin kamar yang Mas Roy tempati aku temuin ini.” jawab Diana sembari memperlihatkan dompet dan ponsel milik Roy di kedua tangannya.“Loh,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

Bab 107. Jadi Kuli Angkat

“Satu lagi yang perlu kamu tahu, gaji jadi kuli angkat nggak menentu tergantung banyaknya barang yang kita angkat dari mobil ke toko begitu pula sebaliknya. Waktu kerja biasanya pagi sekitar jam setengah 6, lalu malam nggak menentu antara jam 10 hingga jam 1 dini hari tergantung mobil barang kapan datangnya.” Jelas Deni.“Oke Bang, kapan pun itu aku akan siap.”“Sip deh kalau gitu mulai hari ini kamu gabung dengan kita-kita.” Ujar Deni memastikan.“Makasih Bang.” Ucap Roy gembira.“Nah, sekarang kamu boleh kalau ingin kembali ke tempat tinggalmu nanti sekitar jam 9 malam kamu datang ke sini kita tunggu mobil-mobil barang yang datang. Untuk pagi ini kerjaan udah nggak ada, karena tadi kami kerja mulai jam 6 dan baru aja selesai.” Ujar Deni.“Oke Bang, kalau gitu aku pamit dulu nanti jam setengah 9 malam ke sini gabung dengan Bang Deni dan yang lainnya. Sekali lagi makasih ya Bang, udah menerima aku ikut kerja bareng kalian di sini.” Ucap Roy, Deni menggangguk dan tersenyum ramah.Roy d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya

Bab 108. Angel Resmi Bercerai

Pagi minggu itu Kota Jakarta sangat cerah, sepeninggalnya Anton menuju bandara guna kembali ke Malaysia dengan membawa seluruh pakaiannya dari rumah Angel. Mereka telah resmi bercerai, meskipun sebelumnya baik kedua orang tua Angel maupun Anton sama-sama menentang keinginan mereka untuk mengakhiri rumah tangga.Namun karena Angel dan Anton sangat serius serta menganggap perceraian merupakan jalan terbaik, maka mau tidak mau kedua orang tua mereka pun menyetujui. Bagi Angel setelah resmi bercerai dengan Anton, membuatnya tenang dan merasa lebih nyaman.Sementara bagi Anton perceraiannya dengan Angel itu membuatnya lega tak merasa ada beban serta was-was lagi akan kedua orang tuanya yang tentu tak menginginkan Anton memiliki dua orang istri, meskipun saat ini Anton belum memberi tahu perihal ia telah menikah dengan Siska namun nanti tidak akan menjadi permasalahan bagi kedua orang tuanya saat ia mengatakan telah menikah kembali dengan seorang wanita yang berasal dan tinggal di Malaysia.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 109. Sesalan Mendalam

“Baik Nyonya, tunggu sebentar akan saya ambilkan.” Ucap Bi Surti.“Oh ya Bi, sekalian suruh Diana ke sini siapa tahu dari dia aku akan dapat petunjuk juga tentang Roy!”“Baik Nyonya.” Habis berucap Bi Surti pun buru-buru ke kamarnya lalu menemui Diana.Setelah ponsel Roy berada di tangannya, Angel pun memeriksanya kalau saja ada panggilan atau pesan terbaru dari nomor seseorang yang berada di kawasan Kota Jakarta itu. Namun setelah diamati selain nomor kontak Adik Roy di kampung tidak ada nomor kontak lain yang dihubungi Roy terakhir kali sebelum ia meninggalkan rumah itu, Angel pun makin resah dan kuatir akan keadaan Roy saat ini.“Roy benar-benar nggak bilang sama kamu akan pergi ke mana dari rumah ini, Diana?” tanya Angel.“Nggak ada, Nyonya. Setelah Mas Roy bicara sama Nyonya sewaktu Nyonya akan ke kamar di lantai atas, Mas Roy langsung pergi begtu saja.” jawab Diana.“Apa sebaiknya aku hubungi saja nomor Adiknya ini, mencari tahu tentang Roy?” gumam Angel dalam hati.Surti untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-06
Baca selengkapnya

Bab 110. Uang Vina Dirampas

“Iya, tapi sulit aku ngumpulin sampai segitu karena ada aja yang akan dibeli jika uang masih ada di tangan.” Ujar Roy.“Gimana kalau aku yang bantuin Bang Roy buat ngumpulinnya, setelah itu Abang bisa buka rekening dan simpan di sana setiap minggunya?” tawar Vina.“Ya udah, mulai besok siang setiap ada lebihnya di luar sarapan dan makan malam serta beli rokok aku akan kasih sama kamu buat disimpan. Tapi ingat jika kamu lagi nggak punya uang buat sarapan dan makan malam, kamu pakai aja ya?” tutur Roy.“Iya Bang, tapi selama ini mudah-mudahan aku belum pernah kekurangan uang jika sekedar buat sarapan atau makan malam.” ujar Vina.Selama bekerja menjadi kuli angkat Roy bukan saja terbilang royal pada Vina tapi juga teman-temannya sesama kuli angkat, hingga ia cukup disegani sebagai orang baru dikenal dan tinggal di kawasan itu.Roy tak pernah hitung-hitungan soal tenaga begitu pula dengan bagi hasil pendapatan kerja kelompok para kuli angkat yang di pimpin oleh Deni itu, baginya apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status