Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Simpanan Nyonya CEO: Chapter 1 - Chapter 10

156 Chapters

Bab 1. Gembel Dadakan

Brak!“Roy... Diana..?! Ngapain kalian berdua-duaan di dalam kamar ini?”Tatapan sang Nyonya rumah tampak menuduh keduanya, seolah mereka berbuat mesum.Roy sontak melirik pembantu perempuan di sebelahnya yang menunduk.“Maaf, Nyonya. Tadi kami tengah membersihkan kamar ini, lalu tiba-tiba Tuan Anton mengunci pintu kamar ini dari luar,” ucap pria itu membela diri.Tiba-tiba saja, tawa sinis terdengar dari belakang sang Nyonya.Tuan Anton yang dicurigai Roy dan Diana sebagai orang yang mengurung keduanya tiba-tiba muncul.“Bohong! Aku mengunci kalian dari luar, karena saat aku tiba di rumah ini melihat kalian berdua berbuat mesum di dalam!” bentak suami sang Nyonya yang selama ini memang tampak membenci Roy entah karena apa, "kalian pikir aku tidak mendengar desahan kalian dari tadi?!"“Apa yang dituduhkan Pak Anton, nggak benar. Kami memang lagi membersihkan kamar tamu ini, tapi kami nggak berbuat mesum.” Roy berusaha menyakinkan Nyonya Angel.Setahunya, wanita berhati lembut itu buka
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 2. Rezeki

“Iya Bu, aku salah satunya dari para gembel di bawah jembatan itu,” jawab Roy santai meskipun hati kecilnya merasa tertekan.“Terus, kamu kerja apa buat makan sehari-hari?” tanya Cindy lagi.“Jadi pemulung Bu.”Cindy terkejut mendengarnya karena tak menyangka pria tampan di hadapannya itu seorang gembel dan pemulung. “Kamu pernah sekolah dan punya ijasah?”“Ya, aku tamatan SMA dan ijasahku ada di dalam ransel ini,” jawab Roy sembari menunjuk ranselnya.“Hemmm, karena kamu nolak amplopku tadi, mau nggak kalau kamu aku pekerjakan di kantor perusahaanku sebagai OB?” Wanita cantik itu tersenyum membuat Roy tercengang.“OB....?!” Roy mengulangi kata-kata Cindy.Beberapa saatnya Cindy tersenyum lalu menarik napasnya.Ia maklum jika Roy yang tidak mengerti tentang OB yang dikatakannya tadi karena memang pria muda tampan di depannya itu diketahuinya tinggal di kolong jembatan menjadi gembel.“OB itu kepanjangan dari Office Boy, artinya pembantu di kantor perusahaan. Tugasmu nantinya bermacam
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 3. Gosip

“Iya Bu, saya tahu sekarang udah masuk waktu istirahat siang akan tetapi masih ada beberapa gelas yang musti saya bereskan di meja para karyawan,” ulas Roy berhenti sejenak dari maksudnya akan membawa gelas-gelas itu ke ruangan belakang yang biasa dipakai untuk mencuci piring dan gelas kotor.“Ya udah kamu antar dulu gelas-gelas itu ke belakang, setelah itu kembali ke sini!” ujar Cindy.“Baik Bu, tapi mungkin butuh waktu 10 menit paling lama baru saya bisa kembali ke sini karena musti mencuci gelas-gelas ini dulu.” “Nggak usah kamu cuci sekarang, nanti saja. Aku mau ngajak kamu makan siang di luar, buruan ya aku tunggu di sini!”“Baik Bu.”Dengan cepat, Roy menuju ruangan belakang karena tak ingin Cindy menunggunya cukup lama di sana.Ternyata, sebuah restoran mewah menjadi pilihan Cindy untuk makan siang bareng Roy di jam istirahat kantor itu!Roy sebenarnya merasa tidak enak sejak beberapa orang karyawan serta teman sesama OB melihatnya diajak Cindy ke mobil mewahnya di halaman kan
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 4. Tak Nyaman

Hanya saja, Roy berusaha tenang. Dia tak ingin menambah permasalahan baru lagi jika hari pertama kerjanya itu dilalukannya dengan setengah hati akibat terlalu memikirkan pandangan negatif rekan sesama OB nya dan juga para karyawan di kantor perusahaan itu kepadanya. Sampai jam kerja usai, Roy tetap melakukan pekerjaannya sesuai yang diarahkan seniornya. Namun saat hampir seluruh OB meninggalkan ruangan itu, salah satu karyawan tiba-tiba memanggilnya, “Roy, sini sebentar!” Pemuda tampan itu pun bergegas menghampirinya. “Ada yang perlu saya bantu Pak?” “Nggak ada, aku hanya ingin ngobrol sama kamu aja. Boleh kan?” “Oh tentu saja Pak.” “Silahkan duduk!” Roy pun duduk di kursi di depan meja berhadap-hadapan dengan salah seorang karyawan itu. “Hari ini, hari pertama kamu kerja di sini sebagai OB kan?” “Benar Pak Yudi.” “Kalau boleh tahu, ada hubungan apa kamu dengan Bu Cindy?” Karyawan yang ternyata bernama Yudi itu bertanya kembali. Kali ini, Roy tak langsung menjawab p
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 5. Saran Diko

“Sebenarnya, biasa aja, malahan lebih asyik makan di rumah makan sederhana seperti ini,” jawab Roy tak ada sedikitpun menunjukan rasa gembiranya akan ditraktir Cindy kemarin siang, justru batinnya merasa tak nyaman karenanya.Diko merasa heran akan sikap Roy yang sama sekali tak merasa surprise sedikitpun diajak oleh CEO perusahaan tempat mereka bekerja itu. “Masa sih? Bukannya Bu Cindy kalau makan siang selalu di restoran mewah?” “Emang Bu Cindy siang kemarin itu ngajakku ke restoran mewah, tapi jujur aja di samping kurang nyaman makan di sana aku juga merasa karenanya orang-orang di kantor mempermasalahkannya.” “Mempersalahkan gimana?” tanya Diko penasaran. Sepertinya, dia tak tahu atau memang tak mau tahu akan para rekan sesama OB mengunjingin Roy. “Ada yang bertanya ada hubungan apa antara aku dan Bu Cindy hingga aku sampai diajak makan siang di luar, padahal aku baru aja masuk kerja.” Roy menarik napasnya dalam-dalam mengingat kejadian kemarin. “Loh, emangnya kenapa ka
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bab 6. Penjelasan

“Oke, ayo naik ke mobil nanti kita bicara di suatu tempat.” Tak butuh waktu lama, Roy pun naik mobil mewah milik Cindy.Keduanya lalu menuju salah satu cafe yang bukan hanya menyediakan berbagai macam minuman, tapi juga tersedia berbagai makanan.“Kamu mau pesan apa, Roy?” tanya Cindy saat mereka telah berada di dalam cafe itu.“Terserah Tante aja, tapi cukup minuman aja karena aku masih kenyang tadi siang makan bareng Diko.” “Oke.”Cindy lalu memanggil pelayan cafe itu untuk menyediakan dua jenis minuman segar.“Nah, kamu bisa ngomong di sini perihal sesuatu yang ingin kamu sampaikan tadi,” sambung Cindy ketika pelayan cafe telah berlalu dari meja mereka menyiapkan minuman yang mereka pesan.“Begini Tante, tapi sebelumnya aku harap Tante Cindy nggak marah,” pinta Roy yang tiba-tiba saja ia kembali merasa ragu dan kuatir akan hal yang hendak ia sampaikan pada Cindy.“Nggak, aku janji nggak akan marah. Ayo, bicaralah!”Roy menarik napasnya dalam-dalam sebelum berkata, “Begini Tante,
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

Bab 7. Bahan Gunjingan

“Aku dengar baru hari pertama kamu kerja di sini udah diajak Bu Cindy makan siang bareng di luar dan itu tentunya amat menyenangkan sekali. Selama ini kami yang udah kerja belasan tahun di sini belum pernah ada yang sampai diajak Bu Cindy makan siang bareng di luar selain tamu dan rekan bisnisnya, kalau boleh tahu ada hubungan apa antara kamu dengan Bu Cindy sampai-sampai Bu Cindy di hari pertama kerjamu di sini udah diajak makan siang di luar?” Kembali Riki bertanya. Selain rasa penasaran Riki juga merasa tidak habis pikir akan Roy yang notabenenya hanya seorang OB baru di kantor itu diperlakukan spesial oleh atasannya. “Aku keponakannya Bu Cindy.” “Hah?! Masa sih?” Riki terkejut dan tak percaya, sementara Roy memastikan kembali jawabannya dengan menganggukan kepalanya sembari tersenyum ramah. “Oh, pantas aja kamu diperlakukan spesial secara kamu keponakan Bu Cindy,” sambung Riki, meskipun di hatinya masih tak percaya dan ragu akan jawaban yang diberikan Roy itu. “Ada yang per
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

Bab 8. Marah

“Kalau itu saya juga tidak tahu Bu, katanya salah seorang karyawan di dalam.” Satpam itu tampak tak enak juga. Terlebih kala menyadari, raut wajah Nyonya CEO itu tampak kesal.“Oh gitu, ya udah aku akan tunggu dia di dalam,” balas Cindy cepat. Di sisi lain, tak seorang karyawan di lantai dasar itu yang mengetahui jika Cindy berada di luar ruangan mereka.Wanita itu bahkan sekarang duduk di sebuah kursi tepat di depan ruangan yang dijadikan tempat tinggal Roy.Cindy bahkan tampak geram. “Kurang ajar! Siapa karyawan yang menyuruh Roy untuk membeli pena dan memfoto copy ke luar? Bukankah di kantor peratan tulis udah tersedia begitu juga buat memfoto copy berkas-berkas.” Untungnya, tak berselang lama, Roy pun datang dan bermaksud mengantarkan pena dan hasil foto copy berkas ke dalam ruangan di mana salah seorang karyawan menyuruhnya untuk membeli pena sekaligus memfoto copy beberapa lembar berkas kerjaannya itu.“Roy..!” panggil Cindy cepat.“Eh, Bu Cindy?” “Dari mana kamu?” tanya Ci
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more

Bab 9. Memanggil Tari

“Kamu udah makan siang?” tanya Cindy. “Belum Tante.” jawab Roy, kembali Cindy geleng-geleng kepala. “Ya udah, sekarang naik ke mobil kita makan siang di luar!” Ajak Cindy, Roy menganggukan kepalanya lalu naik ke mobil mewah milik CEO perusahaan itu. Seperti makan siang bareng beberapa hari yang lalu, Cindy kembali mengajak Roy ngobrol sembari menikmati menu yang dipesan. “Kamu tahu nggak jika Dion dan teman-temannya tadi telah memperlakukan kamu tak sepantasnya?” tanya Cindy, Roy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Lain kali jangan pernah kamu ulangi lagi, sampai-sampai kamu mengabaikan jam istirahat dan makan siang. Tadi kamu dengarkan? Aku udah memperingatkan mereka untuk tidak mengulanginya lagi menyuruh kamu di luar ketentuan kerjamu sebagai OB di kantorku,” ujar Cindy. “Ya Tante, aku nggak akan bersedia lagi mereka suruh ke luar karena itu bukan tugas dan tanggung jawabku sebagai OB di kantor Tante.” ulas Roy. “Bagus, dengar ya Roy tugasmu sebagai OB di kantorku sesuai d
last updateLast Updated : 2024-05-04
Read more

Bab 10. Kos-kosan

“Lantas bagaimana solusi yang tepat menurut Bu Cindy untuk Roy?” tanya Tari. “Aku mau menguliahkan dia agar nanti bisa aku tempati di posisi yang strategis di kantor ini, untuk sementara waktu dia aku jadikan pembantu pribadiku aja di sini. Jika dia tetap aku pekerjakan sebagai OB, bukan tidak mungkin tanpa sepengetauanku dia akan diperlakukan seenaknya lagi oleh para karyawan,” tutur Cindy. Tari terlihat mengangguk-anggukan kepalanya “Iya Bu, saya rasa itu solusi yang terbaik.” “Aku juga akan mencari kos-kosan buat dia yang lokasinya dekat dari kantor ini,” tambah Cindy. “Benar Bu, tinggal di kos-kosan atau rumah kontrakan akan lebih nyaman dibandingkan tinggal di salah satu ruangan kantor perusahaan ini yang tentunya terlalu tertutup dan bisa jadi sewaktu-waktu dia akan merasa pengap karena bersekat dengan dinding ruangan lainnya,” ujar Tari selaku sekretaris merangkap kepala personalia perusahaan Cindy. Jam istirahat siang kantor masih akan tiba 15 menit lagi, akan tetapi Cind
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status